Anda di halaman 1dari 36

REFERAT PIODERMA

BRIAN YEREMIA L

1102019020

PEMBIMBING:

dr. Yari castiliani H , Sp. KK, KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU


KULIT DAN KELAMIN

RSUD TARAKAN JAKARTA

2019
PENDAHULUAN

 Pioderma adalah terminologi umum untuk penyakit-penyakit infeksi


kulit yang disebabkan oleh kuman (bakteri), terutama Streptococcus
beta hemolyticus atau Staphylococcus aureus.

 kerap dijumpai, terutama pada anak-anak.


TINJAUAN PUSTAKA

 Definisi

Pioderma ialah penyakit kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus,


Streptococcus, atau oleh kedua-duanya.

 Etiologi

Penyebab yang utama dari pioderma adalah Staphylococcus B


hemolyticus, Streptococcus aureus. Etiologinya kebanyakan oleh 
Staphylococcus aureus
 Faktor Predisposisi

 Higiene yang kurang

 Menurunnya daya tahan tubuh

 Telah ada penyakit lain di kulit


KLASIFIKASI

 Pioderma Primer

Infeksi terjadi pada kulit yang normal.

Gambaran klinisnya tertentu,

penyebabnya biasanya satu macam mikroorganisme.

 Pioderma Sekunder

Pada kulit telah ada penyakit kulit yang lain. Gambaran klinisnya tak
khas dan mengikuti penyakit yang telah ada.
PENGOBATAN

 Penisilin G prokain dan semi-sintetiknya

 Linkomisin dan Klindamisin

 Eritromisin

 Sefalosporin

 Topikal
IMPETIGO
 Pioderma terbatas di epidermis (pioderma
superfisialis)
 Klasifikasi
 Impetigo krustosa (impetigo kontagiosa, impetigo
vulgaris)
 Impetigo bulosa (cacar monyet)
 Impetigo neonatorum
IMPETIGO KRUSTOSA

Sinonim : Impetigo kontagiosa, impetigo vulgaris, impetigo Tillbury


FoX.

Etiologi : Biasanya Streptococcus B hemolyticus

 Gejala klinis:

 Tempat predileksi di muka, yakni disekitar lubang hidung dan mulut


karena dianggap sumber infeksi dari daerah tersebut. Kelainan kulit
berupa eritema dan vesikel yang cepat memecah sehingga jika
penderita datang berobat yang terlihat ialah krusta tebal
 Diagnosa banding : Ektima

 Pengobatan:

Jika krusta sedikit, dilepaskan dan diberi salep antibiotic, kalau banyak
diberi pula antibiotic sistemik.
Impetigo bulosa
 Sinonim : Impetigo vesiko-bulosa, cacar monyet.

 Etiologi : Biasanya karena Staphylococcus aureus.

 Gejala klinis :

Keadaan umum tidak dipengaruhi. Tempat predileksi di ketiak, dada, punggung.


Sering bersama-sama miliara. Terdapat pada anak dan orang dewasa. Kelainan
kulit berupa eritema, bula dan bula hipopin. Kadang-kadang waktu penderita
datang berobat, vesikel/bula telah memecah sehingga yang tampak hanya koleret
dan dasarnya masih eritematosa.

 Diagnosa banding :

Jika vesikel/bula telah pecah dan hanya terdapat koleret dan eritema, maka mirip
dermafitosis. Pada anamnesa hendaknya ditanyakan, apakah sebelumnya terdapat
lepuh. Jika ada, diagnosanya adalah impetigo bulosa
Pengobatan :
Jika terdapat hanya beberapa vesikel/bula,
dipecahkan lalu diberi salap antibiotic atau
cairan antiseptic. Kalau banyak diberi pula
antibiotic sitemik. Faktor predisposisi dicari,
jika karena banyak keringat, ventilasi
diperbaiki.
Impetigo neonatorum

 Varian impetigo vesikobulosa pada neonatus


 Lesi seperti impetigo vesikobulosa tetapi generalisata
 Demam
 DD/ Sifilis kongenital
 Pengobatan :

 Antibiotic harus diberika secara sistemik. Topical dapat diberikan


bedak salisil 2%.
Folikulitis
 Radang folikel rambut
 Biasanya disebabkan Staphylococcus aureus
 Folikulitis superfisialis (impetigo Bockhart): tungkai bawah;
papul/pustul eritematosa dgn rambut di tengah; multipel
 Folikulitis profunda: ada infiltrat subkutis, mis. sikosis barbe
 DD/ Tinea lokasinya di mandibula/ submandibula, unilateral.
Pada tenia barbe sediaan dengan KOH positif
 Pengobatan: Antibiotic sistemik/ topical.
Folikulitis superfisialis Folikulitis profunda
Furunkel/Karbunkel

 Radang folikel rambut dan jaringan di sekitarnya

 Multipel = furunkulosis

 Karbunkel = furunkel yang menjadi satu

 Biasanya disebabkan oleh S. aureus

 Nodus eritematosa yg nyeri dengan pustul di tengah  abses  pecah 


fistula

 Aksila, bokong
Karbunkel Furunkel
Ektima

 Ulkus superfisial dg krusta di atasnya

 Streptococcus ß haemolyticus

 Krusta tebal kuning dg ulkus dangkal di bawahnya

 Tungkai bawah

 DD Impetigo krustosa sering terjadi pada anak anak, dasar erosi.

 Krusta diangkat. Dan diberi salep antibiotik. Jika banyak gunakan antibiotik
sistemilk
Ektima
PIONIKA

 Radang sekitar kuku oleh piokokus. Penyebabnya biasanya


Staphylococcus dan/atau Streptococcus B hemolyticus.

 Gejala klinis dari penyakit ini adalah didahului trauma, mulai infeksi
pada lipatan kuku, terlihat tanda-tanda radang dan menjalar ke
matriks dan lempeng kuku, dapat terbentuk abses subungual.

 Pengobatan kompres dengan larutan antiseptic dan berikan antibiotic


sistemik. Jika terjadi abses subungual, kuku diekstraksi.
Erisipelas

 Infeksi akut streptokokus di epidermis & dermis

 Gejala konstitusi

 Tungkai bawah (trauma)

 Eritema merah cerah, batas tegas, tepi meninggi, tanda-tanda radang akut

 Dapat timbul edema, vesikel, bula

 Leukositosis
Erisipelas
Selulitis

 Serupa dgn erisipelas tetapi juga mengenai subkutis

 Infiltrat difus di subkutis dg tanda radang akut

 Rekomendasi untuk pengobatan selulitis adalah flucloxacillin

 Bila mengalami supurasi menjadi flegmon


Selulitis dan flegmon
Ulkus Piogenik

 Berbentuk ulkus

 gambaran klinisnya tidak khas dengan disertai pus diatasnya.

 Dibedakan dengan ulkus lain yang disebabkan oleh kuman gram


negative sehingga perlu dilakukan kultur.
Abses multipel kelenjar keringat

 Infeksi kelenjar keringat oleh S. aureus

 Anak

 Nodus eritematosa, multipel, bentuk kubah, indolen

 Predisposisi: keringat , imunitas 

 DD/ furunkulosis
Hidradenitis supurativa

 Infeksi kelenjar apokrin

 Biasanya oleh S. aureus

 Pubertas, dewasa muda

 Ketiak, perineum

 Predisposisi: trauma/mikrotrauma, hiperhidrosis, deodoran

 Gejala konstitusi, leukositosis

 Nodus meradang  abses  fistula  sinus multipel

 DD/ skrofuloderma
Hidradenitis
S4 (STAPHYLOCOCCAL SCALDED SKIN
SYNDROME)

 Patogenesis. Sebagai sumber infeksi ialah infeksi pada mata,


hidung, tenggorok, dan telinga. Eksotoksin yang dikeluarkan bersifat
epidermolitik (epidermolin, eksofoliatin) yang beredar di seluruh
tubuh sampai pada epidermis dan menyebabkan kerusakan.
 Gejala Klinis. Pada umumnya terdapat demam yang tinggi disertai
infeksi disaluran nafas bagian atas. Kelainan kulit yang pertama
timbul adalah eritema, yang timbul mendadak pada muka, leher,
ketiak dan lipat paha, kemudian menyeluruh dalam waktu 24 jam.
Dalam waktu 1-2 hari akan muncul bula-bula berdinding kendur,
tanda nikolsky positif.

 Akibat epidermolisis tersebut gambarannya mirip dengan kambustio.


Daerah-daerah tersebut akan mongering dalam beberapa hari dan
terjadi deskuamasi. Penyembuhan penyakit akan terjadi setelah 10-
14 hari tanpa disertai sikatriks.
 Komplikasi. Meskipun dapat sembuh spontan, dapat pula terjadi
komplikasi seperti selulitis, pneumonia dan septicemia.

 Pemeriksaan bakteriologi. Jika terdapat infeksi ditempat lain maka


dapat dilakukan pemeriksaan bakteriologi. Juga dilihat tipe kuman
karena tidak semua Satphylococcus aureus dapat menyebabkan
penyakit ini.

 Histopatologi. Terdapat gambaran yang khas yaitu terlihat lepuh


intraepidermal, celah terdapat di stratum granulosum, meskipun
ruang lepuh sering mengandung sel-sel akantolitik, epidermis
sisanya tampaknya utuh tanpa disertai nekrosis sel.
 Diagnosis banding. Penyakit ini mirip N.E.T (Nekrolisis Epidermal
Toksik, bahkan pada awalnya disebut N.E.T sebelum dilaporkan oleh
Ritter). Perbedaannya S4 umumnya menyerang anak-anak dibawah
usia 5 tahun, mulainya kelainan kulit didaerah muka, leher, dan lipat
paha, mukosa umumnya tidak diserang dan angka kematian lebih
rendah (meskipun begitu penyakit ini adalah pioderma penyebab
kematian paling mungkin).

 Perbedaan terletak pada celah, S4 di stratum granulosum, N.E.T di


sub epidermal. Perbedaan lain pada N.E.T terdapat nekrosis disekitar
celah dan terdapat sel radang.

 Pengobatan. Pengobatan antibiotic, kortikosteroid tidak perlu.


Penisilin cukup efektif, misalnya kloksasillin dengan dosis 3x250 mg
untuk orang dewasa/hari/os. Pada neonatus, dosisnya 3x50 mg/hari/os.
Perhatikan cairan
S4 (STAPHYLOCOCCAL SCALDED SKIN
SYNDROME
TERIMAKASIH….

Anda mungkin juga menyukai