Anda di halaman 1dari 21

Ureterolithiasis

Oleh :
Diza Hanni Pertiwi (712019062)

Pembimbing Klinik :
dr. Fahriza Utama, Sp.B., FINACS., FICS
01
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Urolithiasis
Kondisi dimana terdapat masa keras berbentuk batu
12% Kanada kristal di sepanjang saluran kemih sehingga
1% –5%Asia menimbulkan rasa nyeri, pendarahan dan infeksi.
5% –9%Eropa
13-15% AS

Ureterolithiasis
Batu yang terdapat di saluran ureter.
 Salah satu penyakit urologi yang sering terjadi didunia
menyerang jutaan orang.
 Insiden dan prevalensi terus meningkat.
 20% batu saluran kemih ditemukan di ureter.  Batu ureter berkembang di ginjal dan jatuh ke ureter
menyebabkan obstruksi → gejala.
 Pada keseluruhan batu saluran kemih di Indonesia tepatnya di RSUD
Arifin Pekanbaru, batu ureter adalah yang terbanyak (51,8%).
02
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi

Ginjal

Sistem perkemihan terdiri ginjal yang menyaring darah dan


menghasilkan urin, ureter yang membawa urin dari ginjal ke
vesika urinaria, vesika urinaria sebagai tempat urin dikumpulkan
sebelum dikeluarkan melalui uretra.

Ginjal terletak di kiri dan kanan pada dinding posterior di


belakang peritoneum sisi vertebra torakalis ke-12 sampai vertebra
lumbalis ke-3
Anatomi
Ureter

Terdapat tempat dimana terjadi penyempitan yaitu :

(1) Pada perbatasan antara pelvis renalis dan ureter atau uretero-
pelvic junction (UPJ)

(2) Tempat ureter menyilang arteri iliaka di rongga pelvis

(3) Pada saat ureter masuk ke buli-buli atau uretero-vesico


junction (UVJ).
Anatomi
Vesica Urinaia Uretra
Definisi

Ureterolithiasis → merupakan batu yang terdapat pada saluran ureter.

Ureterolithiasis terdiri atas :


• Batu ureter proksimal (ureterolithiasis proksimal)
• Batu ureter medial (ureterolithiasis tengah)
• Batu ureter distal (ureterolithiasis distal).
Epidemiologi

● Sebagian besar batu ureter berada pada ureter proksimal 22,6% batu ureter di
persilangan vasa iliaka 7,5% dan batu ureter distal 29,2%.

● Tertinggi pada kelompok umur 55-64 tahun (1,3%), menurun sedikit pada kelompok
umur 65-74 tahun (1,2%) dan umur ≥75 tahun (1,1%).
● Prevalensinya lebih tinggi pada laki-laki (0,8%) dibanding perempuan (0,4%).
Etiologi dan Faktor Risiko

01 Multifaktor
Ras, jenis kelamin, indeks massa tubuh,
diet, volume asupan cairan, lokalisasi
02 Penyakit
Asam urat, infeksi, kondisi medis
sistemik
geografis, dan perubahan iklim
berkontribusi pada pembentukan batu di
ginjal.

03 Riwayat batu
Usia muda, Keluarga (genetik)
04 Kehidupan
Pola makan, minum (komposisi
urin), aktivitas,

Diduga dua proses yang terlibat dalam batu ginjal yakni supersaturasi dan nukleasi.
Supersaturasi terjadi jika substansi yang menyusun batu terdapat dalam jumlah besar dalam urin
Patogenesis

Nukleasi Agregrasi
Nukleasi adalah pembentukan fase Agregasi adalah proses di mana inti
kristal padat dalam suatu larutan kristal saling mengikat untuk membentuk
partikel yang lebih besar

Kristalisasi Retensi
Setelah proses nukleasi, kristal mikro Retensi krista[ dapat disebabkan oleh
dapat matang dengan pertumbuhan kristal asosiasi kristal dengan lapisan sel epitel.
yang dimediasi secara epitaksi.
Faktor Risiko

Pembentukan batu

 Komposisi urin memprediksi komposisi batu.


Obstruksi saluran ureter
 Batu ginjal dapat terbentuk ketika komposisi urin
memiliki konsentrasi kalsium, dan / atau oksalat, dan /
Kontraksi otot polos ureter
atau asam urat yang lebih tinggi.

 Hiperkalsinuria menyebabkan batu kalsium,


Stimulasi refleks
hiperurikosuria menyebabkan batu asam urat,
Peregangan dari ganglion celiac
hiperoksaluria menyebabkan batu oksalat.
ujung saraf
Gesekan
oleh batu
Nyeri Mual & muntah
Hematuria
Diagnosis

Nyeri kolik ureter dan nyeri pinggang Mual


Nyeri hilang timbul
Muntah
Nyeri Konstan
Hematuria
Nyeri alih ke selangkangan, testis
/ vulva

Pasien gelisah, kesusahan, terus-menerus menggeser tubuhnya karena sulit


Gejala Klinis untuk menemukan posisi yang nyaman.
Pemeriksaan Urinalisis
• Mikroskopik – endapan
• Biakan
• Sensitivitas kuman

Faal ginjal
• Ureum
• Kreatinin
• Elektrolit

Radiologi
• Foto polos abdomen
• Foto pielogram intravena
• Ultrasonografi TUG
• Foto kontras special
Diagnosis Banding

BSK Ruptur aneurisma Karsinoma


Nefrolithiasis aorta abdmonial sel ginjal

Pielonefritis Trombosis Kolelitiasis,


vena ginjal kolesistitis
Tatalaksana Tujuan Utama : Mengatasi nyeri., menghilangkan batu yang sudah ada., mencegah
terjadinya pembentukan batu berulang

TERAPI KONSERVATIF
TERAPI EKSPULSIF MEDIKAMENTOSA (TEM)

• Pada kasus dengan batu yang ukuranya < 5mm, pasien yang belum memiliki indikasi pengeluaran batu secara
aktif.

• Terapi konservatif terdiri dari peningkatan asupan minum dan pemberian diuretik; diuretik tiazid pemberian
nifedipin atau agen alfablocker, seperti tamsulosin.

• Manajemen rasa nyeri pasien, pemberian simpatolitik, atau antiprostaglandin, analgesik

• Pemantauan berkala setiap 1 - 14 hari sekali selama 6 minggu untuk menilai posisi batu dan derajat
hidronefrosis.
Tatalaksana Tujuan Utama : Mengatasi nyeri., menghilangkan batu yang sudah ada., mencegah
terjadinya pembentukan batu berulang

PENGANGKATAN BATU SECARA AKTIF


BEDAH TERBUKA

• Indikasi untuk pengeluaran batu ureter secara aktif antara lain: kemungkinan kecil batu keluar spontan, nyeri
menetap walaupun sudah diberikan analgesik adekuat, obstruksi persisten, insufisiensi ginjal (gagal ginjal,
obstruksi bilateral.

• Ureterorenoskopi (URS) dan Extracorporeal Shockwave Lithotripsy (ESWL) memiliki efikasi yang sama.
Namun, pada batu berukuran besar, efikasi lebih baik dicapai dengan menggunakan URS. Risiko komplikasi
lebih besar dibandingkan ESWL. URS aman pada pasien obesitas, memiliki tingkat pengulangan terapi yang
lebih rendah, lebih efisien karena memakan waktu lebih sedikit dan lebih berhasil

• Untuk batu distal, URS terbukti lebih baik.

• Ureterolithotomy
Prognosis

Prognosis untuk ureterolithiasis umumnya baik. Pada pasien dengan batu rekuren, sebaiknya
Namun, ada bukti bahwa hal itu terkait dengan dilakukan evaluasi penuh untuk mencoba
kondisi sistemik lain yang diderita pasien seperti mengidentifikasi etiologinya dengan demikian,
diabetes, penyakit kardiovaskular, dan obesitas. perubahan gaya hidup dan manajemen
Tingkat kekambuhan sangat tinggi diperkirakan pengobatan dapat dilakukan untuk mengurangi
39%. kekambuhan
03
PENUTUP
Kesimpulan
1. Ureterolithiasis merupakan batu yang terdapat pada saluran ureter.
2. Gambaran klinik ureterolithiasis diantaranya adalah nyeri kolik ureter dan hematuria, nyeri kolik
yang hilang timbul , bersifat konstan dapat disertai perasaan mual dengan atau muntah dan nyeri
alih khas.
3. Pemeriksaan penunjang ureterolithiasis yang dibutuhkan antara lain: adalah pemeriksaan
urinalisis, faal ginjal , dan radiologis.
4. Penatalaksanaan batu ureter dapat berupa tindakan konservatif karena batu ureter ukuran
diameter sampai 5 mm dapat melewati ketiga tempat penyempitan ureter. Bila tindakan
konservatif tersebut gagal atau tidak diindikasikan, perlu intervensi seperti ureterorenoskopi
(URS) dan Extracorporeal Shockwave Lithotripsy atau bedah terbuka dengan ureterolithotomy.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai