Anda di halaman 1dari 52

HIV-AIDS

 Tahun 1980 infeksi HIV diidentifikasi sebagai


pandemi & problem kesehatan utama.
 Hampir tidak ada negara yang bebas dari infeksi
HIV/AIDS.
 Infeksi HIV/AIDS  Ancaman Kesakitan dan
Kematian utama di banyak negara.
 Di Afrika sub Sahara, Thailand, India, Amerika
latin dan banyak negara berkembang.
 Memperparah kesakitan dan kematian karena
infeksi yang masih menjadi problem besar.
 Usia produktif  pilar utama kehidupan bangsa dan
negara
 Angka kejadian HIV di dunia sampai saat ini
diperkirakan lebih dari 56 juta dengan kematian 33
juta.
 Di Indonesia, Depkes /KPA : 13.424 (2008). 2009
(23.632 : 6.668 HIV, 16.964 AIDS) plus: 3642
meninggal).
 WHO mengestimasikan sekitar 290 ribu (2008).
 Jateng : 2.022 HIV/AIDS 
TRANSMISI VIRUS
 Kontak seksual
 Transfusi Darah
 Penggunaan Jarum Suntik
 Ibu Hamil kepada bayinya
CARA PENULARAN
Kontak Seksual
Heteroseksual
Homoseksual
Biseksual

Kontak darah
Transfusi
Penggunaan jarum suntik
Lain-lain: akupunktur, tindik, tatto

Ibu ke anak
Proses persalinan
Pemberian ASI
Prinsip Penularan HIV

 E = Exit
 (virus harus keluar dari tubuh orang yang
terinfeksi)
 S = Survive
 (virus harus bertahan hidup diluar tubuh)
 S = Sufficient
 (jumlah virus harus cukup untuk dapat
menginfeksi)
 E = Enter
 (Virus masuk ketubuh orang lain melalui aliran
darah)

6
 Penularan HIV/AIDS: Hubungan sexual tak sehat
(52%, injeksi napza (42%), transfusi, ibu ke anak.

 Penyebaran  bukan risiko tinggi langsung :


(Keluarga, penerima transfusi)

 KPA : 8500 anak dibawah 18 tahun diestimasikan


sudah terinfeksi.
 Faktor yang mendasari penularan masih belum
diatasi baik:
 Ekonomi  equity dan equality.
 Hukum drug user
 Sosial, budaya  sex perception & habit

 Saat ini dan masa depan infeksi HIV akan terus


menjadi problem penting
Human Immunodeficiency Virus
(HIV)
• Retrovirus
• 2 ss-RNA
• Reverse
transcriptase
• Struktur :
Envelope
Capsid
Core
10
SIFAT – SIFAT VIRUS HIV

 HIV adalah suatu retro virus;


 HIV bersifat khas, infeksi bersifat permanen;
 HIV menyerang sel-sel sistem immun tubuh;
 HIV berkembang biak di limfosit T (CD4)
 HIV terbagi 2 tipe : HIV tipe 1 dan HIV tipe 2

11
Patofisiologi
 HIV masuk kedalam tubuh manusia;
 RNA virus berubah menjadi DNA
intermediet/DNA pro virus dengan bantuan enzim
transkripaminase, dan kemudian bergabung
dengan DNA sel yang diserang;
 HIV berkembang biak dilimfosit T (CD4) maka
sistem immun tubuh sedikit demi sedikit
dihancurkan;
 Setelah terinfeksi pada sebagian orang timbul
infeksi primer;

12
 Masa tanpa gejala pada HIV lamanya 3-10 tahun;
 Masa tanpa gejala akan memendek bila viral load
pada titik keseimbangan (set point) tinggi
 Setelah masa tanpa gejala akan timbul gejala
pendahuluan yang kemudian diikuti oleh infeksi
oportunistik (IO);
 IO adalah infeksi yang mengikuti perjalanan
penyakit HIV;
 Dengan adanya IO maka perjalanan penyakit HIV
telah memasuki stadium AIDS.

13
Window periode

 Masa dimana seseorang mulai tertular HIV


sampai dengan timbul antibodi HIV.
Bila seseorang tertular HIV, selama 12
minggu atau lebih pasca paparan HIV, orang
tersebut bila diperiksa anti HIV  hasil
negatif, karena pada masa tersebut antibodi
HIV belum terbentuk, tetapi sebenarnya
orang tersebut sudah terinfeksi HIV dan pada
masa inilah HIV sangat efektif ditularkan
kepada orang lain.
14
HIV/AID
S
 VIRUS HIV :
 RETROVIRUS,
 RNA 9 GEN,
 p24,
 p17
 Gp 120
 Gp 41
INFEKSI YANG MENYERTAI ATAU
MENCURIGAKAN KE ARAH INFEKSI
HIV/AIDS:
 Tuberculosis.
 Jamur di mulut dan
tenggorokan
 Jamur di paru-paru
 Herpes Zoster
 Herpes Genitalis
 Kanker di kulit
Stadium Klinis infeksi HIV

Stadium Klinis 1 :
 Tidak ada gejala
 Pembesaran Kelenjar Limfe Menetap
(Persistent Generalized
Lymphadenopathy)

29
Persistent generalized lymphadenopathy

Enlarged mastoid lymph gland

Enlarged
occipital
lymph gland Enlarged
submandibular
lymph gland

Enlarged
anterior
Enlarged deep
cervical
posterior
lymph glands
cervical lymph
glands 30
Stadium Klinis 2
 Berat badan menurun <10% dari BB semula
 Infeksi saluran nafas berulang (sinusitis, tonsilitis,
otitis media, faringitis)
 Herpes zoster
 Cheilitis angularis
 Ulkus oral yang berulang
 Papular pruritic eruption
 Dermatitis seboroika
 Infeksi jamur kuku

31
Dermatitis seboroika

• Gatal
• Bersisik
• Kemerahan
• ~ P. ovale 32
Herpes zoster (shingle)

33
Infeksi jamur kuku (onikomikosis)

1. Subungual distal
2. White superfisial
3. Subungual proksimal
4. Kandida
5. Distrofik total

Disebabkan oleh T. rubrum

34
Stadium Klinis 3

 Berat badan menurun >10% dari BB semula


 Diare kronis yg tdk diketahui penyebabnya berlangsung > 1 bulan
 Demam persisten tanpa sebab yang jelas yang (intermiten atau
konstan > 37,5oC) > 1 bulan
 Kandidiasis Oral persisten (thrush)
 Oral Hairy Leukoplakia
 TB paru
 Infeksi bakteri berat (pnemonia, empiema, pyomiositis, infeksi
tulang atau sendi, meningitis atau bakteremia)
 Stomatitis ulseratif nekrotizing akut, gingivitis atau periodontitis
 Anemi (< 8g/dL), netropeni (< 0,5x109/L) dan/atau trombositopeni
kronis yg tdk dpt diterangkan sebabnya

35
Oral Hairy Leukoplakia
 Tampak sebagai
lesi/plaque atau seperti
proyeksi rambut
bergelombang pada
bagian lateral lidah yang
tidak nyeri & tidak dapat
hilang dgn
menggosoknya
 Merupakan tanda supresi
imun & prognosis jelek
 Pemeriksaan
histopatologi
menunjukkan Eipstein-
Barr (EBV) intrasel
36
37
Stadium Klinis 4
 HIV wasting syndrome (BB turun 10% + diare kronik
> 1 bln atau demam >1 bln yg tdk disebabkan peny lain)
 Pneumonia Pneumocystis (PCP)
 Pneumonia bakteri berat yg berulang
 Infeksi herpes simpleks kronis (orolabial, genital atau
anorektal > 1 bulan atau viseral)
 Kandidiasis esofagus (atau trakea, bronkus, paru)
 TB ekstra paru
 Sarkoma Kaposi
 Infeksi Cytomegalovirus (CMV) (retinitis atau organ lain)
 Toksoplasmosis SSP
 Ensefalopati HIV
 Kriptokokus ektra pulmoner termasuk meningitis

38
Stadium Klinis 4 (lanjutan)
 Infeksi mikobakteri non-TB diseminata
 Progressive multifocal leukoencephalopathy
 Cryptosprodiosis kronis
 Isosporiasis kronis
 Mikosis diseminata (histoplasmosis atau
coccidioidomycosis ekstra paru)
 Septikemi berulang (a.l. Salmonella non-typhoid)
 Limfoma (serebral atau non Hodgkin sel B)
 Karsinoma serviks invasif
 Leishmaniasis diseminata atipik
 Nefropati atau kardiomiopati terkait HIV yg simtomatis
39
Diagnosis
 Diagnosis HIV menurut WHO :
Tes sirologi 3 x positif dengan reagen yang berbeda dan
2 gejala mayor dan 1 gejala minor.

Gejala Mayor :
1. Berat badan turun > 10%
2. Diare kronik dalam 1 bulan
3. Demam terus menerus
4. Dimentia / HIV ensefalopati
5. Penurunan kesadaran dan gangguan neurologi
 Gejala Minor
1. Batuk menetap > 1 bulan
2. Dermatitis generalisata
3. Kandidiasis orofaringeal
4. Herpes simplek kronik progresif
5. Limfadenopati generalisata
6. Herpes Zoster
7. Infeksi jamur berulang
42
Wasting
KONDISI HIV/AIDS
KABUPATEN DEMAK
 TH.2003 – februari 2014 : 160 ODHA
 MENINGGAL : 40 ORANG

JML REMAJA MENINGGAL KET.


TAHUN
2003 1 0 1
2004 0 0 0
2005 6 4 1
2006 5 3 2
2007 8 2 2
2008 7 0 2
2009 28 3 12
2010 17 0 3
2011 21 1 5
2012 18 2 4
2013 41 1 8
Maret-2014 8 1 0
FAKTOR RISIKO HIV / AIDS
di Jawa Tengah
80 Heteroseksual dan IDU’s
71,07
70 Merupakan Faktor Risiko
60 Utama di Jawa Tengah dan
Nasional
50
40
30
19,24
20
10 4,92 7,12
3,93
0
Homosex Heterosex IDU Transfusi Perinatal

Faktor Risiko
160 kasus HIV/AIDS

160 X 100 =
16.000
Populasi KUNCI yang Paling rawan tertular HIV
(HETEROSEKS, IDU, LSL , PELANGGAN WPS )

PENCEGAHAN

HIV

AIDS
Mas Rahmat nubruk
gapuro cekap semanten
atur kulo,
Katok kolor lebokke
ember… disalini clono,
Dadi koselor kudu
Ora pareng ngember ,
kudu tansah legowo..

Anda mungkin juga menyukai