Anda di halaman 1dari 36

Alat2 bantu

• Pada suatu pengukuran, kadang2 diperlukan suatu


alat bantu (misal dalam peneraan atau peng-
kalibrasian suatu pengukur)
• Alat2 bantu tsb bermacam-macam, menurut
keperluannya, pada umumnya merupakan alat2
“patokan” atau standart yg dapat terdiri dari :
1. Standart resistansi atau standart tahanan listrik
2. Standart kapasitansi
3. Standart induktansi
4. Standart GGL (gaya gerak listrik)
1. Standart resistansi
• Standart dari besaran2 listrik dapat merupakan jumlah
tertentu dan dapat pula berubah-ubah atau variable
• Untuk standart resistansi yg tertentu adalah berupa
“tahanan normal” dan yg variable diberikan oleh
“bangku tahanan”
• Dasar2 yg diperlukan untuk standart resistansi dan
sesungguhnya juga untuk beberapa standart yg lain,
haruslah meliputi :
a. kepermanenan, yaitu yg punya variasi kecil (dalam hal ini
mengenai resistansi atau tahanan listrik) dg waktu yg
memungkinkan
b. Ketelitian, yaitu secara nyata resistansi harus dibatasi
oleh satu harga nominal yang memungkinkan pula
• Selain itu, standart resistansi harus mempunyai “koeffisien
temperatur” yg rendah, shg angka koreksi dari perubahan
temperatur menjadi kecil
• Hub. antara resistansi dan temperatur untuk manganin dan
bahan yang lain, diperlihatkan pada tabel, sbb :
Tabel
Bahan Unsur logam Tahanan jenis GGL lawan Koeffisien
Ohm mm² /m µ V / derajat temperatur per
° C x 10¯¹⁰

Manganin Cu, Mn, Ni 0,44 3,0 1,2

Cosntantan … Cu, Ni 0,48 40,0 1

Carma … Cu, Al, Cr, Ni 1,30 2,0 2

Ivenom … Cu, Al, Cr, Ni 1,30 2,0 2

Alloy A U, Mn, Al 0,45 0,2 0,1


• Dari tabel di atas terlihat hanya 3 macam
bahan yg dapat dipergunakan sbg standart
resistansi, yaitu :
1.Manganin
2.Carma
3.Ivenom
Yang mempunyai nilai2 yg memenuhi syarat
sbg standart
Sedang bahan constantan tak diambil, sebab
mempunyai harga GGL-lawan yg cukup besar
a. Tahanan normal
Sbg patokan tahanan atau standart tahanan yg didapat dari
manganin dg komposisi 84 % Cu, 12 % Mn, 4 % Ni dan
punya nilai2 yg diperlukan oleh suatu besaran standart spt
tertera pd tabel di atas
Sebagai tahanan patokan, ia dipakai untuk membandingkan
tahanan yg tak diketahui dg tahanan patokan ini dan itu
dilakukan hanya bila diperlukan ketelitian yg tinggi
Oleh karena tahanan normal menjamin ketelitian dari
beberapa perseribu persen, maka dianjurkan perlunya
memperhatikan suhu, pada waktu mengadakan
pengukuran persisi atau pengukuran peneraan
Pada tahanan normal biasanya telah
dibubuhi keterangan yg menyatakan besar
tahanan pada suatu suhu yg diberikan dan
berapa besar koeffisien temperaturnya

Biasanya sebuah tahanan normal tak boleh


dibebani lebih dari 1 Watt

Untuk keperluan istimewa alat bantu ini


dibuat sampai 5 Watt dalam udara dan 10
Watt dalam minyak tanah
b. Bangku tahanan
Sbg tahanan patokan atau standart resistansi yg dapat
diubah-ubah besarnya (variable) dan dipakai pada
pengukuran yg tak diperlukan ketelitian yg tinggi
Kebanyakan alat yg dipakai berupa kotak yg di dalamnya
dipasangkan sejumlah tahanan, tiap2 tahanan di kedua
sisinya dihubungkan dg suatu balok-kotak yg terdapat pada
plat atas , lihat gambar 13

• Gambar 13
• Di antara balok - kotak balok – kotak ini dapat diadakan
suatu hubungan dg menusukkan sebuah tusuk – kontak
(sumbat – kotak) ke dalam sebuah lobang yg berbentuk
konis, hingga tahanan yg dihubungkan pada ke dua
balok itu dihubungkan singkat
• Dg menempatkan lebih banyak sumbat2 ke dalam
bangku tahanan, maka akan diperoleh tahanan yg
berubah-ubah (dg menjumlah harga2 tahanan yg tak
dihubungkan singkat)
• Untuk menghilangkan induksi sendiri, tahanan2 yg
dipasang pada bangku tahanan selalu dililitkan secara
“bifiler”, yaitu kawat tahanannya diletakkan dg rangkap
dua dan kemudian dililitkan pada kelos (tempat
kumparan)
• Arus2 di kedua belahan kawat itu saling menghilangkan
pengaruh magnet satu sama lain
Untuk pengukuran frekuensi tinggi (pengukuran2
arus dari frekuensi tinggi) tahanannya harus
dilaksanakan bebas dari daya, spt yg disebut sebagai
lilitan “chaperon”, lihat gambar 14
Di sini cara lilitannya berubah dari lapisan ke lapisan

Gambar 14
• Dalam bangku tahanan terdapat tahanan2 dari kecil
meningkat ke yg besar, umpama dari 0,1 – 0,2 – 0,5 – 1
– 2 – 5 – 10 – 20 – 50 – 100 – 200 – 500 Ohm
• Dg memberikan jumlah harga2 tertentu sedemikian
rupa, dapat diperoleh harga dari 0,1 hingga 1000 Ohm
• Kebanyakan besar arus yg diberikan untuk tiap2
kumparan – tahanan adalah 2 Ampere dan hal ini
berarti, untuk tahanan yg lebih kecil dapat dialirkan
arus yg jauh lebih besar daripada untuk tahanan yg
besar
• Kalau kita igin berharap hasil2 yg baik pada
pengukuran dg bangku tahanan, maka tahanan dari
sumbat2 dan juga terutama tahanan peralihan di
antara sumbat dan baloknya harus sangat kecil
• Oleh karena itu, memelihara kebersihan bidang2
kontak merupakan syarat pertama

• Bangku tahanan ini ada juga yg dibuat dalam bentuk


“bangku engkol (yg menggunakan sistem saklar
putar atau switch rotary”)

• Dg bangku engkol kita bekerja lebih mudah daripada


dg bangku tahanan yg memakai tusuk kontak

• Bangku tahanan dg bentuk istimewa adalah bangku


tahanan dg “harga persepuluhan”, yg banyak
diperlukan pada pengukuran yg memakai sistem
jembatan
• Untuk pengukuran yg kurang teliti dibuat juga “tahanan geser” yg
terdiri dari sebuah silinder
• Pada silinder dililitkan suatu kawat tahanan
• Kalau silinder itu diputar, maka dihubungkanlah tahanan lebih
banyak atau lebih besar
• Dalam banyak keadaan, standart resistansi diberikan dg ketelitian yg
cukup oleh rumus :
Rt = R₂₀ [ 1 + α (t – 20) + β (t-20)² ]

di mana :
Rt = resistansi pada suhu kamar (dlm Ohm);
R₂₀ = Resistansi pada suhu 20⁰ C (dalam Ohm)
t = suhu kamar atau ambient temperatur (dalam °C);
α = koeffisien temperatur,
untuk manganin = (1 sampai 2) x 10¯⁵;
β = koeffisien hilang, harga diambil antara – 0,3 x 10¯⁶ dan
– 0,8 x 10¯⁶
2. Standart kapasitansi
Untuk pengukuran arus AC yg dipergunakan secara sekunder
maupun dalam laboratorium, dapat dipakai standart
kapasitansi dari “standart kapasitor tertentu” dan dapat pula
dari “standart kapasitor yg variable”

• Prinsip2 yg diperlukan dari standart kapasitansi (dari suatu


kapasitor atau kondensator) harus memenuhi hal-hal sbb :
a. kepermanenan, harus punya variasi kapasitansi yg kecil dg
saat yg memungkinkan,
b. koeffisien temperatur yg rendah,
c. sudut rugi yg kecil dan insulasi resistansi yg tinggi
d. ketidak ke-tergantungan-nya kapasitansi terhadap frek dan
bentuk gelombang sejauh ketentuan yg memungkinkan
• Pada umumnya orang menyebut untuk
standart kapasitansi ini dg memakai
“kondensator (kapasitor) normal”,yg menurut
sifat dari dielektrikumnya kita dapati sbg
kapasitor mika, kapasitor parafin dan
kapasitor udara
• Kapasitor udara punya kebaikan, rugi
dielektriknya kecil
• Tetapi karena ketetapan dielektrik udara lebih
kecil dari ketetapan dielektrik bahan2 sekat
padat, maka ukuran kapasitor tsb besar juga
• Kondensator (kapasitor) normal dilindungi suatu
selubung baja terhadap pengaruh medan
elektrostatis
• Ketelitiannya sama seperti yg terdapat pada
tahanan normal atau elemen normal
• Kapasitor2 tadi bisa berwujud / dipilih dari tipe
“kapasitor plat” atau dari tipe “kapasitor
konsentris yg berbentuk silinder”
• Pemakaian yg sering adalah standart kapasitor
udara yg variable, yg punya kapasitet maksimum
± 0,01 µ F (kadang2 meskipun jarang, setinggi
0,005 µF) dan kapasitet minimum dari 2 – 10 %
nya kapasitet maksimum (hanya dapat dipakai dg
nilai antara 0,001 sampai 0,1 µ F)
• Kapasitor mika, sbg standart laboratorium yg
memakai mika sbg dielektrik, banyak
dipergunakan
• Dapat dipergunakan sbg standart kapasitor
tetap tersendiri dg nilai 0,001 sampai 1,0 µF
dan juga sbg bangku kapasitansi
• Meskipun punya kemampuan listrik yg lebih
rendah daripada kapasitor udara, standart
kapasitor mika lebih banyak dan lebih disukai
pemakainya
• Karakteristik dari standart kapasitor mika sbb :
• Kepermanenan (untuk bbrp tahun) ….. 0,01 – 0,03 %
• Pengaturan ketelitian :
C = 0,01 – 0,1 µF ……………….. ± 0,05 – 0,2 %
C = 0,001 – 0,01 µF ……………….. ± 0,05 – 0, 1 %
• Koeffisien temp dr kapasitansi … 0,01 – 0,02 %/ ⁰ C
• Tangen delta (tg δ) ..…………….. 0,0001 – 0,0005
• Insulasi resistansi :
C = 0,01 – 0,1 µF ………… 10⁴ - 2x10⁴ MegaOhm
C = 0,001 µF ……….. 10³ - 2x10³ MegaOhm
• Standart kapasitor boleh disusun dalam “bangku
kapasitansi” yg dapat digunakan dg kelas
ketelitian 0,05; 0,1; 0,2; 0,5 dan 1
• Harga maksimum dari teg terpakai untuk
kapasitor mika tak boleh melampaui 500 Volt
(baik DC maupun maks AC sesaat)
• Sebagai bangku tahanan, bangku kapasitansi
dipakai dalam bentuk sumbat atau kontak –
geser, terutama banyak dipakai tipe kontak –
geser
• Umumnya, standart kapasitor untuk pemakaian
teg tinggi hanya digunakan pada batas
perubahan tertentu dg kapasitansi yg sangat
rendah (nilai di antara 50 – 100 pF)
• 3. Standart induktansi
Dalam standart induktansi diperlukan 2 (dua)
macam spesifikasi atau sifat khusus, yaitu :
a. Resistansi dari standart induktansi tsb harus sangat kecil
dibandingkan dg induktansinya sendiri
b. Induktansi tsb harus bebas dari pengaruh frek dan arus
sejauh yg memungkinkan
Konstruksi yg sangat penting dari standart induktansi
yg baik adalah yg memakai bahan dari “bobbin” atau
“core”
Bahan itu termasuk bahan penghantar, nonmagneting
dan tak akan berubah dimensinya karena waktu dan /
atau pun perubahan temperatur maupun kelembaban
• Untuk pengukuran yg baik, diinginkan / disukai
pemakaian “marbel putih”, porselin dan sejenis
tanah campuran
• Yang tertua untuk belitan adalah bobbin, yg
porous atau berpori-pori dan diolesi dg parafin
• Sedang spoel banyak memakai kawat tembaga
• Standart induktansi untuk frek radio memakai
kawat yg dibungkus dg sejumlah benang isolasi,
shg membuat resistansi dan induktansi dari
spoel tsb jadi terbebas dari pengaruh frek
• Bentuk standart induktansi yg banyak
dipergunakan ada 2 (dua) macam :
a. Yang statis biasa dinamakan “indukasi sendiri
normal” dan juga “induksi kedua - sisi normal”
b.Yang variable disebut sbg “variator”
Induksi sendiri normal dan induksi kedua sisi
normal, berturut-turut punya sebuah
kumparan dan dua buah kumparan, dililitkan
pada satu badan (biasanya dari bahan
marmer), yg sangat sedikit rugi dielektriknya
dan tak punya rugi magnet sama sekali
• Efek kulit atau skin-effect dapat dihindarkan dg
memakai kawat litze
• Kawat ini disusun dari sejumlah besar kawat2 kecil
yg dipintal sedemikian rupa, shg di sebelah luar
pintalan kawat itu terletak kawat2 lain
• Kumparan2 itu hanya punya satu lapisan lilit
• Ada juga kumparan2 dg sejumlah lapisan yg
potongannya empat persegi panjang, shg
kebocorannya kecil
• Sedang variator dimaksudkan sbg standart
induktansi sendiri yg berubah-ubah dan induksi
kedua sisi yg berubah-ubah
• Dg perkakas ini nilai2nya dapat diubah di antara dua
batas
• Lanjutan….
• Kalau bidang2 dari lilitan2 itu
berimpit, sedang arah lilitan
bertentangan, maka
kumparan2 saling
menghilangkan pengaruhnya
dan induksi sendiri sama
dengan nol (kalau kumparan2
Gambar 15
itu benar2 ada)
• Gambar 15 memperlihatkan • Kalau tidak demikian halnya,
bagan dari sebuah variator maka induktansi sendiri dalam
untuk induksi sendiri sikap itu adalah paling kecil
• Kalau kumparan itu diputar
• Dalam suatu kumparan 180 ⁰ hingga bidang lilitan
tetap dipasang suatu berimpit lagi, tetapi arah lilitan
juga sama (searah), maka
kumparan yg dapat induksi sendiri adalah yg
digerakkan, kedua terbesar
kumparan itu dihubungkan
seri
4. Standart dari GGL atau Gaya Gerak Listrik
Secara umum, standart GGL yg diterima adalah dari unsur
Weston, yg punya dua tingkat keadaan :
a. jenuh ( normal)
b. tidak jenuh ( tidak normal)

• Unsur Weston kerapkali disebut


sbg “Unsur Normal” atau “Elemen
Normal” yg dipakai untuk
pengukuran teg yg teliti

• Biasanya GGL-nya dinyatakan


dalam empat desimal, sedang
ketelitiannya sebesar beberapa
perseribu persen, spt ketelitian
pada tahanan normal, lihat
gambar 16
Gambar 16
• Saat mengukur dg elemen normal, harus diperhatikan
agar elemen tak hasilkan arus
(adanya arus akan membuat teg turun)
Kalau unsur itu saat dipergunakan dalam pengukuran
hasilkan arus sedikit, harus ditunggu beberapa
lamanya agar unsur dapat normal lagi
Selanjutnya, baru dapat dilakukan suatu pengukuran -
pemeriksaan
Unsur Weston dalam keadaan normal, elektrode
positipnya adalah mercury atau air raksa
Sedang elektrode negatifnya pada cadmium amalgam
(yg terdiri dari 10 – 12,5 % cadmium, 90 – 87,5 %
mercury)
Depolarisatornya adalah suatu campuran dari cadmium
sulfat (CdSO₄) dan mercurium sulfat (Hg₂ SO₄)
• Elektrolitnya adalah suatu larutan pekat dari
cadmium sulfat atau CdSO4 pekat
• Untuk jamin agar elektrolit selalu dlm keadaan
pekat, ditambahkan kristal CdSO4
• Penghubung ke luarnya ( ke rangkaian luar)
dilaksanakan kawat platina, yg disegel thd gelas
penyangga yg berbentuk huruf H
• Bila dibuat dg seksama suatu standart yg dapat
dipercaya, unsur normal akan jadi pilihan utama
(drpd yg lain), di mana ia punya GGL yg besarnya
di antara 1,0185 dan 1,0187 Volt / dalam
pengukuran pada + 20⁰C
• Tahanan dlm dari unsur tsb adalah 500 – 1000 Ω
dan beban maksimum ada pada 1 µA (mikro
Ampere)
• Sifat yg sangat penting dari unsur Weston adalah
GGLnya relatif rendah dan sama sekali terbatas oleh
koeffisien temperatur
• Untuk menghitung GGL yg merupakan fungsi dari
temperatur dipergunakan rumus sbb :

Et = E₂₀ - 0,0000406 (t-20) – 0,00000095 (t-20)² +


0,00000001 (t-20)³
Di mana :
Eᴌ = besar GGL pada suhu baru atau pada suhu t⁰C (Volt)
E₂₀ = besar GGL pada suhu 20⁰ C (Volt)
t = besar suhu baru (⁰ C)
• Rumus di atas berlaku jika kedua cabang unsur berada dlm
temperatur yg sama
• Karena cabang2 itu punya koeffisien temperatur yg cukup
besar, yg akan saling meniadakan / menghapuskan satu sama
lain, sedang mereka berada dlm kondisi atau keadaan yg
berlawanan
• Dlm unsur Weston yg tak normal, elektrolitnya berupa cairan
cadmium sulfat yg akan jenuh pd suhu 4⁰ C dan tak jenuh
pada suhu kamar
• Reproduksibilitas dan kepermanenan unsur yg tak normal
adalah lebih rendah drpd unsur yg normal
• GGL dari unsur tak normal “yg baru” 1,0185 – 1,0195 Volt
• Selain dr unsur Weston di atas, dipakai pula (walaupun
jarang) elemen normal lain , disebut “unsur clark”, yg punya
elektroda dari seng dan campuran platina dlm air raksa yg
ditempatkan dlm larutan sulfat seng
• GGL pd suhu 15⁰ C adalah 1,4324 Volt
5. Kepekaan atau Sensitivitas pengukuran
• Sesuatu alat ukur dikatakan punya kualitas yg
tinggi atau rendah dpt dilihat dari “kepekaan”
atau “sensitivitas”-nya
• Pada umumnya alat ukur itu merupakan alat
peka arus, maka kepekaannya pun didasar pd
besar kecilnya arus tsb, di mana scr sederhana
dapat dikatakan bahwa :
• Kepekaan (sensitivitas) suatu alat ukur adlh :
dinyatakan oleh kebalikan dari besarnya arus yg
menyebabkan penunjukan alat ukur tsb pd skala
penuh atau kebalikan dari besarnya arus yg
mengakibatkan menyimpangnya jarum penunjuk
pd skala penuh
• Penentuan kepekaan dikenakan pd alat ukur
yg asli (belum dpt tambahan komponen lain)
dan pd prakteknya dpt diketahui dari besar
“Ohm per Volt” yg dicantumkan pd bidang
skalanya
• Scr perumusan lain dpt dikatakan bahwa dg
kepekaan dimaksudkan - harga x dari
kebesaran yg akan diukur, dibagi simpangan d
dlm derajat atau dpt ditulis dg rumus :
G = x/d
• Pada pengukur galvano (galvanometer) masih
ada perbedaan di antara pengertian “kepekaan
arus” dan “kepekaan tegangan”
• Kepekaan arus : banyaknya milliampere atau
microampere yg diperlukan untuk membuat
simpangan, pada sistem pengukuran itu
sebanyak satu derajat, menit, detik atau radial
• Kepekaan arus yg baik adalah penting dlm hub di
mana harus ditunjuk arus yg sangat lemah,
sedang tahanan pengukurnya sangat sedikit
pengaruhnya pd hasil2 pengukuran itu
• Hal ini terutama terjadi kalau mengukur tahanan
sekat (tahanan isolasi) dan juga pd pengukur arus
untuk teg tinggi
• Kepekaan tegangan : jumlah millivolt atau
mikrovolt yg hrs diberikan kepada jepitan, yg
diperlukan untuk membuat simpangan, pd sistem
pengukuran itu sebanyak satu derajat, menit,
detik atau radial

• Kepekaan teg biasanya dinyatakan dlm “Volt per


derajat skala”, artinya bila galvanometer dipakai
untuk menyatakan beda potensial yg kecil (misal
pd jembatan Wheatstone, Thomson atau hub
kompensasi), maka semakin baik kepekaan teg
itu akan semakin teliti pengukurannya
• Umumnya, alat ukur dg tahanan yg kecil
punya kepekaan teg yg baik, sdg kepekaan
arus yg baik akibat konstruksi, di mana di
antaranya, lilitan pd kumparan ukur
jumlahnya hrs banyak
• Besar kopel yg bekerja bertentangan punya
pengaruh besar pd kepekaan
• Kalau kopel ini kecil, maka daya yg kecil telah
cukup untuk menyebabkan simpangan yg
besar
• Contoh :
Sebuah Galvanometer kumparan putar punya kumparan
kecil sejumlah 200 lilitan dan menyimpang 10 derajat pada
arus 5.10¯¹⁰ A. Galvanometer yg kedua yg bentuknya sama
pd kumparannya hanya terdapat 10 lilitan, hingga untuk
simpangan yg sama harus dialirkan arus 10¯¹⁰ A. Sehingga,
kepekaan arus Galvanometer pertama besarnya 0,5 µA
tiap2 derajat (atau = 0,5 µA/dr) dan kepekaan arus
Galvanometer kedua besarnya 10 µA/dr
Kalau dimisalkan, Galvanometer pertama punya tahanan
100 Ohm dan Galvanometer kedua punya tahanan 2,5
Ohm, maka pengukur pertama akan punya kepekaan teg 50
µV/dr dan pengukur kedua sebesar 25 µV/dr
Jadi Galvanometer kedua punya kepekaan teg yg paling
baik
• Kesimpulan :
Galvanometer pertama punya kepekaan arus yg
paling baik
Galvanometer kedua punya kepekaan tegangan
yg paling baik
• Maka :
Kepekaan teg pada suatu pengukur yg tertentu
dapat diperbaiki dg menambah suatu tahanan
muka
Untuk mendapat kuat arus yg harus mengadakan
simpangan tertentu, diperlukan tegangan jepit yg
tinggi
• Kepekaan arus dapat diperbesar dg
menghubungkan suatu tahanan sejajar dg
sistem pengukuran (sbg tahanan shunt)
• Namun pemasangan tahanan semacam itu
dapat berpengaruh pada kepekaan ukur itu
sendiri, karena tahanan dalamnya berubah
• Pada alat ukur kumparan putar,
bertambahnya besar jumlah tahanan
seluruhnya dalam rangkaian sistem
pengukuran, dapat mengakibatkan
berkurangnya peredaman atau damping

Anda mungkin juga menyukai