RUU PEMILU
Ambang Batas
Keserentakan
(Electoral
Pemilu
Threshold)
Sistem
Hak Pilih Penyelenggara
Pemilu
Kontroversi (1) –
Keserantakan Pemilu
Waktu, Segmentasi dan Proses Penyelenggaraan
Pemungutan suara serentak nasional dalam Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
serta Walikota dan Wakil Walikota di seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dilaksanakan pada
bulan November 2024. (UU Pilkada No 10 Tahun 2010
Pasal 201 ayat 8 )
Versi RUU Pemilu
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara serentak untuk
memilih Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota
dan Wakil Walikota hasil Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
tahun 2017 dilaksanakan pada tahun 2022. (Pasal 731 ayat 2 RUU Pemilu )
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara serentak untuk
memilih Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota
dan Wakil Walikota hasil Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
tahun 2018 dilaksanakan pada tahun 2023 (Pasal 731 ayat 2 RUU Pemilu )
Pemilu Daerah pertama diselenggarakan pada tahun 2027, dan untuk
selanjutnya diselenggarakan setiap lima tahun sekali (Pasal 734 ayat 1 RUU
Pemilu)
Putusan MK 55/PUU-XVII/2019
6 Model Pemilu serentak yang Konstitusional
1. Pemilihan umum serentak untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden/Wakil Presiden, dan anggota DPRD;
2. Pemilihan umum serentak untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden/Wakil Presiden, Gubernur, dan
Bupati/Walikota;
3. Pemilihan umum serentak untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden/Wakil Presiden, anggota DPRD, Gubernur,
dan Bupati/Walikota;
4. Pemilihan umum serentak nasional untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden/Wakil Presiden; dan beberapa waktu
setelahnya dilaksanakan Pemilihan umum serentak lokal untuk memilih anggota DPRD Provinsi, anggota DPRD
Kabupaten/Kota, pemilihan Gubernur, dan Bupati/Walikota;
5. Pemilihan umum serentak nasional untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden/Wakil Presiden; dan beberapa waktu
setelahnya dilaksanakan Pemilihan umum serentak provinsi untuk memilih anggota DPRD Provinsi dan memilih
gubernur; dan kemudian beberapa waktu setelahnya dilaksanakan pemilihan umum serentak kabupaten/kota untuk
memilih anggota DPRD Kabupaten/Kota dan memilih Bupati dan Walikota;
6. Pilihan-pilihan lainnya sepanjang tetap menjaga sifat keserentakan pemilihan umum untuk memilih anggota DPR, DPD,
dan Presiden/Wakil Presiden;”
Naskah Akademik (Komisi II DPR)
Pada Pemilu 2009 besaran ambang batas parlemen adalah 2,5 persen, kemudian
3,5 persen di Pemilu 2014, dan 4 persen pada Pemilu 2019. RUU Pemilu,
menaikkan parliamentary threshold atau ambang batas DPR menjadi 5 persen.
Ambang batas bagi partai peserta pemilu legislatif di level provinsi hingga
kabupaten/kota yang sebelumnya tidak ada.
Semakin tinggi PT, semakin besar kemungkinan suara terbuang (waste vote),
persoalan proporsionalitas dan representasi kelompok minoritas.
Case ; Pemilu 2019 menunjukkan angka pencalonan caleg perempuan pada
angka 39.98%, sementara angka perolehan suara caleg perempuan sebesar
24.01 %, kemudian yang berhasil terkonversi menjadi kursi setara dengan
20.52%
Jumlah
Total Caleg
No. Partai Politik % Caleg Perempuan
Caleg Perempuan
Independensi KPU
“ Komposisi keanggotaan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota
memperhatikan keterwakilan Partai Politik secara proporsional berdasarkan hasil
pemilu sebelumnya “ (Pasal 16 ayat 7 RUU Pemilu)
Konklusi