2 Kebijakankesehatan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 29

ASALAU’ALAIKUM WR.

WB

HEALTH POLICY

SAMINO, SH.M.KES
saminomartono13@gmail.com
TOPIK

• KEBIJAKAN PUBLIK
• KEBIJAKAN KESEHATAN
• KESEHATAN
• PELAYANAN KESEHATAN
PUBLIC POLICY

• WHAT EVER GOVERNMENT CHOSE TO


DO OR NOT TO DO

(Thomas R. Dye, 1075)


PUBLIC POLICY
• MERUPAKAN SEBUAH KONSEP,
BUKAN FENOMENA,

• MERUPAKAN SEBUAH PETUNJUK


UNTUK BERTIDAK / SERANGKAIAN
KEPUTUSAN / KEPUTUSAN YANG
SALING BERHUBUNGAN SATU SAMA
LAIN (Ayuningtyas, 2015)
PUBLIC POLICY
• Tindakan yang dibuat dan diimplementasikan oleh
badan pemerintah dan perwakilan lembaga
pemerintah yang memiliki kewenangan hukum,
politik, dan financial untuk melakukannya,
• Sebuah reaksi dan kebutuhan dan masalah dunia
nyata,
• Seperangkat tindakan yang berorientasi pada
tujuan,
• Sebuah keputusan untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu.
(Ayuningtyas, 2015)
HEALTH POLICY
Apapun pilihan pemerintah untuk
melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu di bidang
kesehatan.
Apabila pemerintah memilih untuk melakukan
sesuatu, maka tentunya ada tujuan, begitupun
apabila pemerintah memilih tidak melakukan
sesuatu ini pun merupakan kebijakan yang tentu
ada tujuannya.
Example
• Mewabahnya penyakit DBD di beberapa
daerah di Indonesia, maka pemerintah
mengeluarkan kebijakan sebagai
antisipasi meluasnya penyakit tsb dengan
melakukan abatisasi masal, penyemprotan
/ pengasapan / nyamuk di berbagai
wilayah endemis.
Example
• Merebaknya Plu Babi di Amerika,
pemerintah mengeluarkan berbagai
keijakan untuk menanggulangi jika benar-
benar plu tersebut masuk ke Indonesia.

• Langkah strategis dalam menanggulagi


pandemi Covid-19 (Lockdown, PSBB, dll)
Public Policy
Menurut Anderson (1970) sebagai berikut:
a. Substantive and Procedural Policies
Substantive Policy : suatu kebijakan dilihat dari
substansi masalah yang dihadapi oleh pemerintah.
Kebijakan menangani masalah Plu Babi, kebijakan
moneter (kenaikan BBM Mei 2013).

Procedural Policy: Suatu kebijakan dilihat dari


pihak-pihak yang terlibat dalam perumusannya
(Policy Stakeholder).
 
Example :

UU Kesehatan, Praktik Kedokteran, yang


berwenang menyusun draf  pemerintah
(Departemen Kesehatan) tetapi dalam
pelaksanaannya banyak organisasi/
instansi lain yang terlibat, baik dari
pemerintahan maupun dari organisasi non
pemerintah.
b. Distributive, Redistribute, and
Regulatory Policies

• Distributive Policy : Kebijakan yang


mengatur tentang pemberian pelayanan
memberi keuntungan kepada individu,
kelompok atau perusahaan.

Contoh : Kebijakan tentang 'Tax on


Health" (pajak kesehatan).
• Redistributive Policy : Kebijakan yang mengatur
tentang pemindahan alokasi kekayaan, kepemilikan
atau hak-2.
Contoh : Kebijakan tentang pembebasan tanah unluk
kepentingan umum.

• Regulatory Policy : Kebijakan yang mengatur tentang


pembalasan/pelarangan terhadap
perbuatan/tindakan.
Contoh : Kebijakan ttg larangan memiliki Narkoba dll.
c. Material Policy
• Kebijakan yang mengatur tentang pengalokasian
penyediaan sumber-sumber material yang nyata
bagi penerimanya.
Ex : Obat-obat generik untuk keluarga miskin.

d. Public Goods Policy : Kebijakan yang mengatur


penyediaan barang-barang/pelayanan oleh pihak
swasta, untuk kepentingan individu (perorangan)
di pasar bebas, dengan imbalan biaya tertentu.
Contoh : Kebijakan pengadaan barang-barang /
pelayanan unluk kepentingan perorangan seperti
RS swasta, apotik dll.
TINGKAT-TINGKAT
KEBIJAKAN

a. Lingkup Nasional

b. Lingkup Wilayah / Daerah


a. Lingkup Nasional
1. Kebijakan Nasional :
Adalah kebijakan negara yang bersifat
fundamental dan strategis dalam
pencapaian tujuan nasional/negara.

Bentuk : UUD, UU, Peraturan Pemerintah


Pengganti UU (PERPU).
2. Kebijakan Umum

Adalah kebijakan Presiden sebagai


pelaksanaan UUD, UU, Perpu, untuk
mencapai tujuan nasional.

Bentuk : Peraturan Pemerinlah (PP)


Perpres, Kepres.
3. Kebijakan Pelaksanaan
Merupakan penjabaran dari kebijakan
umum sebagai strategi pelaksanaan tugas
di bidang tertentu.

• Pejabat setingkat menteri dan pimpinan


LPND. Kebijakan pelaksanaan yang tertulis
dapat berbentuk Peraturan, Keputusan,
Instruksi pejabat tersebut di atas.
Example:

Peraturan Menteri, Keputusan Menteri,


Instruksi Menteri, dll, sebagai penjabaran
untuk melaksanakan Peraturan
Pemerinlah (PP), Perpres, Kepres.
b. Lingkup Daerah / Wilayah

1. Kebijakan Umum

Adalah kebijakan pemerintah daerah


sebagai pelaksanaan azas desentralisasi
dalam rangka mengatur Urusan Rumah
Tangga Daerah.
b. Lingkup Daerah / Wilayah

Kewenangan: Gubernur dan DPRD I


pada daerah Kabupaten/Kota ditetapkan
oleh Bupati/ Walikota dan DPRD
Kabupaten/Kota.

Bentuk PERDA Provinsi / PERDA


Kabupaten/Kota.
2. Kebijakan Pelaksanaan
– Kebijakan pelaksanaan dalam rangka
desentralisasi merupakan realisasi
pelaksanaan PERDA.
– Kebijakan pelaksanaan dalam rangka
dekonsentrasi merupakan pelaksanaan
kebijakan nasional di Daerah.
– Kebijakan pelaksanaan dalam rangka lugas
pembantuan (medebewind) merupakan
pelaksanaan tugas Pemerintah Pusat di
Daerah yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Daerah.
KESEHATAN
Kesehatan adalah
keadaan sehat, baik
secara fisik, mental
spritual maupun sosial
yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial
dan ekonomis (Ps. 1(1)
UU 36/2009)
H.L. Blum (1974)
Faktor
Perilaku Sos-bud

Faktor
Lingkungan Derajat Faktor
Fisik, Kimia, Pelayanan
Biologi
Kesehatan Kesehatan

Faktor
Genetika
(Keturunan) 23
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
INDONESIA

24
Sistem Pelayanan Kesehatan

Provider
User

Regulator

Payer

25
PELAYANAN
AKTIVITAS/MANFAAT YANG
DITAWARKAN OLEH ORGANISASI ATAU
PERORANGAN KEPADA KONSUMEN
(YANG DILAYANI), YANG BERSIFAT
TIDAK BERWUJUD DAN TIDAK DAPAT
DIMILIKI.
PELAYANAN KESEHATAN :

Kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan


yang dilakukan secara terpadu,
terintregasi dan berkesinambungan
untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dalam
bentuk pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, pengobatan
penyakit, dan pemulihan kesehatan
oleh pemerintah dan/atau masyarakat.
PERILAKU PELAYAN
S  Smile for everyone
E  Execellece in everything we do
R  Reaching out every guest with hospitality
V  Viewing every guest as special
I  In viting guest to return
C  Creating a warm atmosphere
E  Eye contact that shows we care
SUDAHKAH ANDA MELAKUKAN ?
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai