Anda di halaman 1dari 20

Tatalaksana

Menangani syok akibat


pendarahan yang banyak

Prinsip
Mereposisi semula uterus
ke tempatnya
Syok

Resusitasi cairan Tranfusi darah


NaCL atau RL atau D5%
PRC
Reposisi manual
● Teknik Johnson

○ Seluruh telapak tangan di masukkan ke dalam vagina untuk mendorong inversio


uteri masuk kembali.

○ Setelah berhasil lakukan pijitan bimanual antara tangan intra uterin dan tangan
lainnya di fundus uteri yang telah direposisi

○ Masukkan bolus uterotonik (oksitosin atau methergin) sehingga timbul kontraksi


yang dapat mempertahankan fundus uteri di tempatnya

○ Jika di pandang perlu dapat di pertahankan dengan memasang tampon


uterovaginal.

○ Tampon dapat di pertahankan 24 jam atau lebih dan selanjutnya ditarik sedikit
sehingga tidak menimbulkan inversio kembali.

○ Sementara menarik tampon, dapat dimasukkan uterotonik secara drip.


teknik Jones
● Digunakan telunjuk untuk melakukan reposisi fundus uteri
sehingga dapat mencapai posisi semula pada intra uterin.
● Dorong fundus ke arah umbilikus dapat memungkinkan
ligamentum uterus menarik uterus kembali ke posisi semula.

● Bila dengan upaya reposisi tersebut plasenta masih melekat,


jangan lakukan pelepasan plasenta, tetapi baru dilakukan setelah
Teknik Haultain
● Di kerjakan secara laparotomi dengan dinding belakang lingkaran
kontraksi di insisi secara longitudinal sehingga memungkinkan
penyelenggaraan reposisi uterus sedikit demi sedikit, kemudian
luka di bawah uterus di jahit dan luka laparotomi di tutup.
Uterotonika diberikan supaya uterus mengalami kontraksi
Teknik Huntington
● Dinding abdomen di buka dan bagian inversio uteri akan terlihat.
Dua allis forcep akan digunakan untuk mengambil bagian fundus
uteri dan forceps di tampon pada fundu. Tujuannya supaya uterus
dapat dikeluarkan dari cincin kontraksi dan dapat direposisikan ke
keadaan normal.
Transvaginal
Teknik Kustner (forniks anterior) dan Teknik Spinelli
(teknik posterior). Merupakan teknik operasi melalui
transvaginal di mana fundus uteri diganti melalui
pemotongan servik anterior dan posterior.
Reposisi operatif cara Spinelli
Tindakan operatif menurut Spinelli dilakukan pervaginam yaitu dengan cara dinding
anterior vagina dibuat tegang berlawanan dengan arah tarikan dari retraktor dan
dilakukan insisi transversal tepat di atas forniks anterior. Kemudian plika kandung
kemih dipisahkan dari serviks dan segmen bawah rahim. Insisi median dibuat melalui
serviks pada jam 12, secara komplit membagi cincin konstriksi. Insisi dilakukan pada
lines medians sampai fundus uteri. Uterus dibalik dengan cara telunjuk mengait ke
dalam insisi pada permukaan endometrium yang terbuka dan membuat tekanan yang
berlawanan dengan ibu jari pada bagian peritoneal.
Histerektomi
● Tidak mungkin di lakukan reposisi
● Jaringan nekrosis akibat iskemik jaringan
● Terdapat infeksi yang cukup membahayakan jiwa
● Subtotal vaginal histerektomi
Perawatan Pasca Tindakan
● Jika inversi sudah diperbaiki, berikan drip oksitosin 20 unit dalam 500 ml NaCl 0.9
% atau ringer laktat sebanyak 20 tetes/menit.
● Jika dicurigai terjadi perdarahan, berikan infus sampai dengan 60 
tetes/ menit.
● Jika kontraksi uterus kurang baik, berikan ergometrin 0,2 mg.
● Berikan antibiotik profilaksis dosis tunggal:
● Ampisilin 2g I.V dan metronidazol 500 mg I.V
● Lakukan perawatan pasca bedah jika dilakukan koreksi kombinasi abdominal
vaginal.
● Jika ada tanda infeksi berikan antibiotik kombinasi sampai pasien bebas demam
selama 48 jam.
Komplikasi
Inkarserasi usus
Gangguan miksi Ini dapat terjadi karena
Apabila seluruh uterus ruang yang kosong antara
tertarik ke bawah akan
cavum dauglas terisi usus
menyebabkan fascia dinding
depan vagina mengendor dan halus atau sigmoid masuk
vesika urinaria akan terdorong ke dalam karena dinding
ke belakang. Selain itu uretra uterus sudah menonjol
juga turut ke bawah bersama keluar
dengan penurunan cavum uteri.
Pencegahan
● Hati-hati dalam memimpin persalinan, jangan terlalu mendorong rahim
atau melakukan perasat Crede berulang-ulang saat tidak ada his dan hati-
hatilah dalam menarik tali pusat serta melakukan pengeluaran plasenta
dengan tajam.
 
03
Kesimpulan
Inversio uteri adalah salah satu penyebab pendarahan post partum. Perdarahan
postpartum adalah suatu kejadian mendadak dan tidak dapat diramalkan yang
merupakan penyebab kematian ibu di seluruh dunia. Inversio uteri merupakan
kasus yang jarang dijumpai, namun harus hati-hati pada keadaan syok postpartum
dengan perdarahan yang tidak sesuai. Penyebab inversio uteri lebih sering spontan
yang berkaitan dengan abnormalitas uterus. Selain itu inversio uteri dapat juga
disebabkan oleh penanganan persalinan yang salah. Pembagian inversio uteri
adalah inversio uteri inkomplit, komplit dan inversio prolaps, dapat timbul akut,
subakut dan kronis.
Tindakan pada kasus inversio uteri adalah meliputi perbaikan keadaan
umum dengan infus, transfusi dan antibiotik, reposisi manual, dan bila
gagal dilanjutkan dengan tindakan operatif. Operasi dapat
perabdominal dengan teknik Houltain dan huntington dan dapat juga
pervaginam dengan teknik Spinelli atau Kustner, atau pada keadaan
tertentu dapat dilakukan histerektomi pervaginam. Prognosis
penderita tergantung dari kecepatan dan ketepatan diagnosis serta
penanganan kasus. Makin dini maka prognosisnya semakin baik.

Anda mungkin juga menyukai