Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 5:

Nila Safitri
Susi Marleni Syam
Tissa Englidya
Vemila Apri Yoza
Ernisah
Sri Melati
Mimi Agusti Sastika

Dosen Pengampu:
Ns. Mira Susanti, M. Kep.
Makalah:
KEPERAWATAN SEBAGAI SUATU
PROFESI
F. KEP. UNAND
Padang, 2019
(Disusun dalam rangka Memenuhi Tugas Mata
Kuliah ‘Keperawatan Dasar I’)
Definisi

Keperawatan adalah merupakan suatu bentuk pelayanan


profesional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan.

Profesi adalah pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan


masyarakat dan bukan untuk kepentingan golongan atau
kelompok tertentu
(Hamid A. Y.,1996).
CIRI-CIRI PROFESI

■ Didukung oleh bidang ilmu sesuai dengan


bidangnya, jelas wilayah kerja keilmuannya
dan aplikasinya.
■ Diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan
yang terencana, terus menerus, dan bertahap.
■ Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi
serta diakui secara legal melalui peraturan
perundang-undangan.
■ Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup
dan kehidupan profesi (standar pendidikan
dan pelatihan, standar pelayanan dan kode
etik), serta pengawasan terhadap
pelaksanaan peraturan tersebut dilakukan
sendiri oleh warga profesi (Winsley, 1964).
KRITERIA
PROFESI
Memberi pelayanan untuk kesejahteraan manusia.

Mempunyai pengetahuan dan keterampilan khusus dan dikembangkan


secara terus menerus.

Memiliki ketelitian kemampuan intelektual dan rasa tanggung jawab.

Lulus dari pendidikan tinggi dan mandiri dalam penampilan aktivitas dan
fungsi.

Memiliki kode etik sebagai penuntun praktik dan ikatan/organisasi untuk


menjamin mutu pelayanan.
Wilayah kerja profesi:
1. Pembinaan organisasi profesi;
2. Pembinaan pendidikan dan
pelatihan profesi;
3. Pembinaan pelayanan profesi; dan
4. Pembinaan iptek profesi
 Telah lulus dari pendidikan pada jenjang
perguruan tinggi dan diharapkan mampu
untuk bersikap profesional, mempunyai
pengetahuan dan keterampilan profesional,
Keperawatan memberikan pelayanan asuhan keperawatan
sebagai suatu profesional, dan mengggunakan etika
profesi keperawatan dalam memberikan pelayanan.
 Memiliki badan ilmu dan undang-undang
oleh pemerintah indonesia melalui UU No.
23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
Karakteristik Profesi Keperawatan
Menurut Lindberg, Hunter dan Kruszewski (1993), Leddy dan Pepper (1993)
serta Berger dan Williams (1992), keperawatan sebagai suatu profesi memiliki
karakteristik sebagai berikut:
• Kelompok pengetahuan yang melandasi keterampilan untuk menyelesaikan
masalah dalam tatanan praktik keperawatan.
• Kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada masyarakat.
• Pendidikan yang memenuhi standar dan diselenggarakan di perguruan tinggi
atau universitas.
• Pengendalian terhadap standar praktik.
• Bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukan.
• Karir seumur hidup.
• Fungsi mandiri (kewenangan penuh melakukan asuhan keperawatan).
Hakekat Keperawatan

Suatu bentuk pelayanan profesional yang


merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, yang di dasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-
sosio-spiritual yang komprehensif serta ditujukan
kepada individu, keluarga, dan masyarakat.
Hak Perawat
 Memperoleh perlindungan hukum yang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar profesi (pedoman yang harus digunakan sebagai
petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik).
 Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang
berkaitan dengan tugasnya.
 Mendapatkan perlakuan adil & jujur oleh Pimpinan sarana kesehatan,
klien/pasien/ keluarganya.
 Menerima imbalan jasa pelayanan keperawatan yang telah diberikan.
 Mendapat hak cuti & hak kepegawaian lainnya sesuai peraturan yang
berlaku.
 Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan diri melalui
pendidikan formal sampai jenjang spesialisasi & pendidikan non
formal.
Hak Perawat (lanjutan …)
 Menjaga hak privasi personal sebagai seorang perawat
 Mendapat pelayanan pemeriksaan kesehatan secara rutin
 Menuntut jika nama baiknya dicemarkan oleh klien/pasien atau tenaga
kesehatan lainnya.
 Menolak pihak lain yang memberi anjuran atau permintaan tertulis untuk
melakukan tindakan yang bertentangan dengan perundang-undangan,
standar profesi & kode etik profesi
 Mendapat informasi yang jujur dan lengkap dari klien atas pelayanan
keperawatan yang diberikan
 Dilibatkan secara aktif dalam penyusunan/penetapan kebijakan sesuai
pengembangan kesehatan di sarana kesehatan
 Memperoleh kesempatan mengembangkan karier sesuai bidang
profesinya di sarana kesehatan.
Kewajiban Perawat

 Perawat wajib memiliki:


a. Surat Ijin Perawat (SIP); sebagai bukti tertulis pemberian kewenangan
untuk menjalankan pekerjaan keperawatan diseluruh wilayah Indonesia.
b. Surat Ijin Kerja (SIK); sebagai bukti tertulis yang diberikan kepada
perawat untuk melakukan praktek keperawatan di sarana kesehatan.
c. Surat Ijin Praktek Perawat (SIPP); sebagai bukti tertulis yang diberikan
kepada perawat untuk menjalankan praktek perawat perorangan/
kelompok.
 Perawat wajib menghormati hak-hak pasien.
 Perawat wajib merujuk kasus yang tidak dapat ditangani.
 Perawat menyimpan rahasia pasien sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
 Perawat wajib memberikan informasi kepadapasien / keluarga yang sesuai
batas kewenangan perawat.
 Pemberi asuhan keperawatan
 Pembuat keputusan klinis
 Pelindung dan advokat klien
Peran  Manager kasus
Perawat  Rehabilitator
Profesional  Pemberi kenyamanan
 Komunikator
 Penyuluh
 Kolaborator
 Edukator
Pelayanan Keperawatan dalam Sistem
Pelayanan Kesehatan

Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari


pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan dasar
dan pelayanan rujukan. Pelayanan keperawatan oleh
tenaga perawat dalam pelayanannya memiliki tugas
diantaranya memberikan keperawatan keluarga,
komunitas dalam elayanan kesehatan dasar dan akan
memberikan asuhan keperawatan secara umum pada
pelayanan rujukan.
Tingkatan  Pelayanan
Kesehatan
 Health promotion  tingkat pertama dalam memberikan pelayanan
melalui peningkatan kesehatan.
 Specific protection (perlindungan khusus)  dilakukan dalam
melindungi masyarakat dari bahaya yang akan menyebabkan
penurunan status kesehatan, seperti imunisasi.
 Early diagnosis and promt treatment (diagnosis dini dan pengobatan
segera)  dimulai pada saat timbulnya gejala dari suatu penyakit.
 Disability limitation (pembatasan cacat)  dilakukan untuk mencegah
agar pasien/masyarakat tidak mengalami dampak kecacatan akibat
penyakit.
 Rehabilitation (rehabilitasi)  dilaksanakan setelah pasien didiagnosis
sembuh.
Standar Praktik Profesional

 Standar I (pengkajian): perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan


klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan.
 Standar II (diagnosa keperawatan): perawat menganalisis data pengkajian
untuk merumuskan diagnosis keperawatan.
 Standar III (perencanaan): perawat membuat rencana tindakan keperawatan
untuk mengatasi masalah kesehatan dan meningkatkan kesehatan klien.
 Standar IV (pelaksanaan tindakan): perawat mengimplementasikan tindakan
yang telah diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan.
 Standar V (evaluasi): perawat mengevaluasi perkembangan kesehatan klien
terhadap tindakan dalam pencapaian tujuan, sesuai rencana yang telah
ditetapkan dan merevisi data dasar dan perencanaan.
Standar Kinerja Profesional

1. Jaminan Mutu: perawat secara sitematis melakukan


evaluasi mutu dan efektifitas praktek keperawatan.
2. Pendidikan: perawat bertanggung jawab untuk
memperoleh ilmu pengetahuan mutakhir dalam praktek
keperawatan.
3. Penilaian kinerja: perawat mengevaluasi prakteknya
berdasarkan standar praktek profesional dan ketentuan
lain yang terkait.
4. Kesejawatan (collegial): kolaborasi antara sejawat melalui
komunikasi efektif meningkatkan kualitas pemberian
pelayanan asuhan pelayanan kesehatan pada klien.
Standar Kinerja Profesional (lanjutan …..)

5. Etik: keputusan dan tindakan perawat atas nama klien


ditentukan dengan cara yang etis (sesuai dengan norma,
nilai budaya, modul dan idelialisme profesi).
6. Kolaborasi: perawat berkolaborasi dengan klien, keluarga
dan semua pihak terkait serta tim multi disiplin kesehatan
dalam memberikan keperawatan klien.
7. Riset: perawat menggunakan hasil riset dalam praktek
keperawatan.
8. Pemanfaatan sumber-sumber: perawat mempertimbangkan
faktor-faktor yang terkait dengan keamanan, efektifitas dan
biaya dalam perencanaan dan pemberian asuhan klien.
Interprofessional Education dan Interprofessional
Collaboration

Suatu pelaksanaan pembelajaran yang diikuti oleh dua


atau lebih profesi yang berbeda untuk meningkatkan
kolaborasi dan kualitas pelayanan dan pelakasanaanya
dapat dilakukan dalam semua pembelajaran, baik itu
tahap sarjana maupun tahap pendidikan klinik untuk
menciptakan tenaga kesehatan yang profesional (Lee et
al., 2009).

Anda mungkin juga menyukai