Anda di halaman 1dari 34

Larva migrans

Oleh Nurhalina
Pengertian
• Larva migrans adalah larva cacing nematoda hewan yang
melakukan migrasi dalam tubuh manusia tapi tidak
berkembang lebih lanjut menjadi bentuk dewasa
• Dua jenis larva migrans yang terjadi pada manusia adalah
cutaneus larva migrans dan visceral larva migrans atau
creeping eruptions, terjadi karena cacing masuk ke dalam
tubuh melalui kulit atau mulut lalu larva hanya melakukan
migrasi ke dalam kulit.
• Pada visceral larva migrans telur cacing masuk melalui mulut
penderita dan larva cacing yang menetas melakukan migrasi
di dalam organ-organ atau jaringan visceral penderita.
Penyebab Larva migrans
• Cacing nematoda hewan yang larvanya dapat
menyebabkan cutaneus larva migrans adalah
Ancylostoma braziliensis, Ancylostoma
caninum dan Gnasthoma spinigerum yang
hidup pada kucing, anjing dan sejenisnya.
• Visceral larva migrans disebabkan oleh larva
Toxocara caniis ( cacing askaris yang hidup
pada anjing) dan Toxocara catii (Cacing askaris
yang hidup pada kucing).
Gnathosma spinigerum
• Cacing dewasa panjangnya ± 31 mm
• Mempunyai bibir besar dan berlobus tiga dengan permukaan
medialnya bergigi.
• Bulbus kepala cacing mempunyai empat rongga submedian
yang dilengkapi dengan 6-11 baris kait-kait yang melintang.
• Du pertiga tubuh bagian yang anterior cacing mempunyai
spina-spina kutikula yang besar dan pipih dan tepi posterior
yang bergerigi.
• Di bagian kaudal cacing jantan terdapat spina-spina kecil dan 4
pasang papil besar yang bertangkai.
• Cacing jantan mempunyai spikulum yang tidak sama panjang.
• Vulva cacing betina membuka 4-8 mm dari ujung posterior
badan cacing.
Telur
• Telur lonjong seperti telur Ascaris dan
mempunyai sumbat di dalah satu kutubnya
Gnathosma spinigerum
Telur
Toxocara
Toxocara canis Toxocara cati
Panjang 18 cm 10 cm
Sayap leher Sempit memanjang Pendek melebar
Ekor cacing jantan Mempunyai tonjolan Mempunyai tonjolan
terminal dan sayap terminal dan sayap
kaudal kaudal

Panjang Spikulum Cacing 1 mm 2 cm


Jantan
Telur Mirip telur ascaris Mirip telur ascaris
dengan gerigi pada kulit dengan gerigi pada kulit
telur yang lebih kecil telur yang lebih kecil
Toxocara cati
Toxocara cani
Ancylostoma braziliensis dan A.caninum

• Larva ke dua spesies cacing tambang ini


tersebar luas di daerah tropis dan sub tropis
menimbulkan kelainnan kulit yang disebut
creeping eruption.
• Tempat hidup di dalam usus kucing
• Cacing tambang dapat dibedakan spesiensnya
dengan membedakan mulut dan gigi
Perbedaan A.braziliensis dan A.caninum
A. braziliensis A.Caninum
Jantan 4.5-8.5 mm 10 mm
Betina 6.1-10.5 14 mm
Rongga mulut 2 pasang gigi 3 pasang gigi
yang tidak sama
ukurannya
Bursa kopulatriks Berukuran kecil Berukuran besar
cacing jantan dengan rais yang dengan rays yang
pendek panjang dan
langsing
Morfologi telur dan
larva Ancylostoma
Kelainan organ
• Sesudah menembus kulit manusia, larva
filariform cacing mengadakan migrasi intrakutan
serta membentuk terowongan di dalam kulit yang
khas bentuknya. Larva filariform A. branzeliasis
dan A. caninum tidak dapat berkembang menjadi
cacing dewasa dalam tubuh manusia.
• Creeping eruption yang digali oleh larva
berbentuk garis berkelok-kelok mirip ular yang
kas bentuknya.
Kelainan jaringan organ
Cuteneous larva migrans
Larva migrans kutan yang disebabkan oleh larva cacing
Ancylostoma brazielensis atau Ancylostoma caninum
masuk ke dalam tubuh penderita melalui kulit dan
menimbulkan gatal-gatal pada kulit tempatnya masuk.
2 hari kemudia larva sudah membentuk lorong berliku-
liku. Rasa gatal menyebabkan infeksi sekunder. Migrasi
larva dapat terjadi berbulan-bulan dan menimbulkan
gambaran khas yang disebut creeping eruption
• Cuteneous larva migrans yang disebabkan
oleh Gnathostoma spinigerum terjadi sesudah
penderita makan ikan mentah yang
mengadung larva statdium II cacing ini.
Visceral larva migrans
• Larva migran viseral terjadi sesudah tertelan telur
infeksi cacing Toxocara melalui makanan dan
minuman.
• Telur menetas di dalam usus halus, kemudian larva
menembus dinding usus lalu masuk ke dalam aliran
darah dan mencapai organ-organ tubuh
• Larva berada dalam organ terutama hati akan
menyebabkan terbentuknya granuloma.
• Gejala klinis berupa hepatomegali, demam disertai
gejala alergi misalnya asma bronkie.
Diagnosis Larva migrans
• Adanya gejala klinis berupa hepatomegali asma dan demam
yang diperkuat dengan pemeriksaan darah tepi yang
menunjukan adanya hipereosinofilia persisten berkisar
antara 15 % dan 80 % serta leukositosis antara 15.000 dan
80.000 mengarah ke diagnosis visceral larva migrans.
• Terjadinya creeping eruption yang khas disertai leukositosis
dan euosinofilia yang menunjukan adanya cutaneous larva
migrans.
• Uji intradermal menggunakan antigen berasal dari larva atau
cacing Gnathostoma spinegerum (untuk menegakkan
diagnosis cutaneus larva migrans oleh cacing ini. Diagnosa
pasti jika ditemukan cacing penyebabnya.
Creeping eruption pada
Gnathostoma spinigerum
Gbr. Creeting eruption/
cutaneous larva migrans
• Secara klinis diagnosis creeping eruption oleh
cacing tambang dpt ditetapkan melalui biopsi
kulit dengan ditemukannya larva cacing
tambang yang menjadi penyebabnya.
Pengobatan
• Creeping eruptions pada cuteneous larva
migrans yang menunjukan adanya larva cacing
di ujung terowongan kulit diterapi dengan
menyemprotkan larutan kloretil di tempat
tersebut untuk membunuh cacingnya.
• Tiabendazol per oral dengan dosis 25 mg/ kg
BB/ hari selama 3 hari atau lebih (untuk
memberatas larva yg ada di bawah kulit)
• Pada cuteneous larva migrans oleh
Gnathostoma spinigerum belum ada obat
yang efektif untuk mengatasinya sehingga
harus dilakukan tindakan operasi untuk
mengeluarkan cacing ini
• Begitupula visceral larva migrans oleh cacing
ini belum bisa diobati dengan obat-obatan anti
larva cacing
Pencegahan
• Larva migrans dapat dicegah penularannya dengan cara
mengobati anjing dan kucing yang terinfeksi Toxocara yang mjd
sumber penularan.
• Kontak dengan Ancylostoma braziliensis dan Ancylostoma
caninum harus dihindari untuk mencegah cuteneus larva migrans
dengan mencegah kontak antara kulit dengan tanah yang
tercemar tinja anjing dan kucing.
• Pada anjing dan kucing yang menderita ankilostomiasis harus
segera diobati untuk mencegah penularan.
• Makanan dan minuman harus dimasak dengan baik untuk
mencegah terjadinya visceral larva migrans dan cuteneous larva
migrans yang debabkan oleh Gnasthostoma spinigerum.

Anda mungkin juga menyukai