UTERI
Nita Nilam Sari 10 777 024
Pembimbing : dr.Abdul Faris,Sp.OG
PENDAHULUAN
• Prolaps uteri dapat disamakan dengan suatu hernia, yaitu
uterus turun kedalam vagina, bahkan mungkin keluar liang
vagina yang disebabkan oleh melemahnya otot-otot dasar
panggul, ligamentum, dan fascia yang menyokong uterus.
• Presentase prolaps uteri mencapai 35-50% wanita dan
kejadiannya semakin meningkat seiring meningkatnya paritas
dan usia.
• Kejadian prolaps uteri di Indonesia belum banyak ditemukan
datanya. Menurut laporan tahunan bagian Obstetri dan
Ginekologi RS Hasan Sadikin tahun 2007, kejadian prolaps
uteri terdapat 30 kasus
KASUS
IDENTITAS
• Nama : Ny. J
• Umur : 75 tahun
• Alamat : Jl.S.Parman
• Pekerjaan : IRT
• Agama : Kristen
• Pendidikan : SMA
• Tanggal pemeriksaan : 12 Agustus 2016
• Jam : 06.00
• Ruangan : IGD Kebidanan RS Wirabuana
KASUS
• Keluhan Utama :
Penonjolan pada vagina
• Rw. Penyakit Sekarang :
Pasien wanita umur 75 tahun masuk RS Wirabuana dengan
keluhan ada penonjolan di bagian dalam vaginanya yang dialami
sejak lama, gejala diperberat saat berdiri atau berjalan dalam
waktu lama dan pulih saat berbaring, pasien juga mengeluh sulit
BAK yang dialami 1 SMRS, BAK sedikit-sedikit (+), nyeri perut
bagian bawah (+), nyeri punggung bawah (+) dan nyeri pinggang
(+). Pusing (-), sakit kepala (-), mual (+), muntah (-). Pasien
sering mengalami susah BAB.
KASUS
• Riwayat Penyakit Dahulu :
Vesikolithiasis (+), Hipertensi (+)
• Riwayat obstetrik
Pasien memiliki 4 anak yang sudah dewasa
4 anak dilahirkan pervaginam
Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan umum : baik
GCS : 4-5-6
Tanda vital
• Tensi : 140/90 mmHg
• Nadi : 92 x/menit
• Suhu : 36,7 ºC
• Pernapasan : 20x/menit
• Kepala leher
Normochepal, Konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, edema
palpebra -/-, secret -/-
• Thorax :
Inspeksi : Bentuk dada simetris,pergerakan simetris
Palpasi : Pergerakan simetris,nyeri (-)
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Paru : rhonki(-),wheezing(-)
Jantung : S1/S2 murni reguler
• Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Abdomen tampak mengalami
pembesaran, tidak ada tanda-tanda peradangan,
bekas operasi (-).
Perkusi : Redup abdomen kuadran bawah,lainnya
timpani
Palpasi : Teraba tinggi fundus uteri setinggi
umbilikus, balotement (-), tidak teraba bagian
janin, nyeri tekan (+)
Auskultasi: Peristaltik (+) kesan normal, Aorta
abdominalis (+)
Pemeriksaan Ekstremitas
• Superior : deformitas (-), akral dingin (-/-)
• Inferior : deformitas (-), akral dingin (-/-)
Pemeriksaan Genitalia
• Inspekulo :Tidak dilakukan
• VT : Dinding vagina normal, massa (-), porsio licin,
Ø (-), teraba jaringan (-), nyeri goyang porsio (-), lunak
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RESUME
Pasien wanita umur 75 tahun masuk RS Wirabuana dengan keluhan ada
penonjolan di bagian dalam vaginanya yang dialami sejak lama, gejala
diperberat saat berdiri atau berjalan dalam waktu lama dan pulih saat berbaring,
pasien juga mengeluh sulit BAK yang dialami 1 SMRS, oligouri (+), nyeri
perut bagian bawah (+), nyeri punggung bawah (+) dan nyeri pinggang (+),
nausea (+), vomitus (-). Pasien sering konstipasi. Pasien memiliki 4 anak yang
sudah dewasa. Pasien memiliki riwayat nefrolithiasis dan hipertensi yang lama.
Dalam keluarga tidak ada yang mengeluh keluhan yang sama.
Teori Kasus
Pada sistokel operasi yang lazim dilakukan ialah Pada kasus ini, penatalaksanaan yang
kolporafia anterior. Setelah diadakan sayatan dan dilakukan untuk sistokel adalah dengan
dinding vagina depan dilepaskan dari kandung operasi kloporafi anterior.
kemih dan urethta, kandung kemih didorong ke
atas, dan fasia puboservikalis sebelah kiri dan
sebelah kanan dijahit digaris tengah. Sesudah
dinding vagina yang berlebihan dibuang, dinding
vagina yang terbuka ditutup kembali.
TERIMA KASIH