Anda di halaman 1dari 25

Workshop Peningkatan Kompetensi Guru SD - SMP

Masa Pembelajaran Jarak Jauh


Regency Hotel - Pringsewu Lampung
2 – 5 November 2020
LATAR BELAKANG
Perbedaan antara negara miskin dengan negara maju
tidak tergantung dari banyaknya umur negara itu.

INDIA

CONTOH
MESIR

Kedua negara ini telah berumur lebih dari 2.000 tahun


tetapi tetap menjadi negara miskin.
Sementara: Singapura, Canada, Australia dan New
Zealand, yang baru berumur kurang dari 150 tahun
dalam membangun, kini menjadi negara maju di dunia.

Perbedaan antara negara msiskin dan negara maju


juga tidak ditentukan oleh ketersediaan sumber daya
alam negara itu.

Jepang dengan area yang sangat terbatas. 80%


daratannya berupa pegunungan dan tidak cukup
untuk bertani & beternak.

Tetapi Jepang menjadi raksasa ekonomi nomor 2


dunia.
Jepang seperti negara “INDUSTRI TERAPUNG”,
mengimpor bahan baku dan mengekspor barang
jadinya dari dan ke seluruh dunia.

CONTOH ke 2 Switzerlan

Negara Swiss sangat kecil (Lebih kecil dari Lampung


+ Baturaja). Hanya 11% dari daratannya yang bisa
ditanami, itupun hanya selama 4 bulan dalam setahun.
Swiss tidak memiliki kebun coklat tetapi sebagai
negara pembuat coklat terbaik di dunia.

Nestle yang berpusat di Swiss merupakan salah satu


perusahaan makanan terbesar di dunia.

Swiss juga merupakan negara pengolah susu dengan


kualitas terbaik.

Swiss juga menjadi negara dengan system perbankan


paling aman di dunia.
Perbedaan antara negara maju dan negara miskin, juga
tidak tergantung dari kecerdasan intlektual masyarakatnya.

Ras atau warna kulit juga bukan faktor penting. Para


imigran yang dinyatakan pemalas di negara asalnya
ternyata sangat produktif di Eropa atau negara maju
lainnya.

Kemajuan suatu negara tidak sepenuhnya tergantung


dari pemimpinnya.

Indonesia adalah satu-satunya negara yang pernah


dipimpin oleh dua orang presiden paling cerdas di
dunia, tetapi hingga kini, menjadi negara maju masih
sekedar impian belaka.
Nah, lalu……. dimana Perbedaannya?

Perbedaannya terletak pada KARAKTER atau sikap


dan perilaku masyarakatnya, yang telah dibentuk
sepanjang tahun melalui pendidikan dan kebudayaan.

Hasil analisis tentang perilaku masyarakat di negara


maju, menunjukkan bahwa mayoritas penduduknya
menerapkan karakter dalam kehidupan sehari-hari.
T
1. Moral E
R
I
N
1. KARAKTER T
Tanggungjawab
E
G
Disiplin
R
Kerja keras A
2. Kinerja
Ulet S
Tangguh I
Tuntas, dll
Terrintegrasi

Mengapa…?

Kita tidak ingin guru kerja keras tapi culas.

Kita tidak ingin guru Jujur tapi malas

Kita juga tidak ingin guru aktif,


aktif tapi raja gosip
Nah.. di negara miskin, (termasuk Indonesia), hanya
sebagian kecil masyarakatnya yang menerapkan
character dalam kehidupan sehari-hari,

Kita bukan miskin karena kurang sumber daya alam,


atau karena alam yang kejam pada kita

Kita miskin karena character sebagian besar


masyarakat kita yang kurang baik.

Kita kurang kemauan untuk belajar, dan me-ngajarkan


kehidupan berkarakter yang memungkinkan kita,
untuk pantas membangun diri sendiri, masyarakat,
bangsa, dan negara.
Lalu, siapa pihak yang paling relevan untuk
mengajarkan Kehidupan berkarakter kepada peserta
didik dan masyarakat?

GURU MENGAPA?
Karena karakter itu dididik dan diajarkan oleh guru
kepada siswa dan masyarakat sekitar melalui
keteladannya secara terus menerus.

Jadi, begitu pentingnya peran “Guru” bagi kemajuan


bangsa dan negara.
Masalahnya: Bagaimana meningkatkan kualitas
karakter guru agar mampu menjalankan peran itu
secara optimal…..?.

Tidak ada cara lain:


“Gurupun harus belajar”

Untuk apa?

agar mau dan mampu mengajarkan Kehidupan


berkarakter kepada peserta didik dan masyarakat
sekitar.
Caranya?
Belajar Mencari ilmu Untuk apa?

Philosofinya:

tujuan
“ibadah” “Amal shaleh”
hidup

“Bahagia di Dunia dan Akherat”

 Jika mau bahagia di dunia, harus dengan ilmu

 Jika mau bahagia di akherat, harus dengan ilmu

 Jika mau bahagia di dunia & akherat harus dengan ilmu

 Allah meningkatkan derajat orang-orang yang berilmu.


1. Di batas mana Ilmu dimulai, dan
di batas mana ilmu berhenti?

ILMU…?

2. Kemana aku harus berpaling


di batas ketidaktahuan ini?

Harus Belajar MENGAPA?


MORAL
dan Aku ingin
ETIKA yakin, apakah
semua itu
Karena AGAMA merupakan
Aku ibadah dan
ingin TEKNOLOGI amal shaleh
tahu yang dapat
kaitan SENI membawa
ilmu “Kebahagiaan”
dengan UANG sebagai tujuan
hidupku atau
LAINNYA tidak?
BAGIMANA IMPLEMENTASINYA DALAM
PROSES DAN PELAKSANAAN TUGAS PROFESI
GURU

BELAJAR
Bagaikan air mengalir di sebuah sungai
Mengalir
Dinamis
Penuh risiko
Menggairahkan
t itu
pa
i t em
is
ng
me

Kesalahan kreativitas Potensi Ketakjuban


Bagaikan “tukang bersih sungai” agar air dapat
mengalir bebas hambatan.

 Mengangkat ranting, membuang sampah,

 Mengeruk lumpur, pasir, dan kerikil.

 Memindahkan kayu, batu, dan karang.

Pekerjaan ini memerlukan Ketulusan,


kesetiaan, kemesraan, kesabaran, cinta kasih,
improvisasi, dan pengendalian diri.
Bagai sebuah sungai yang indah diarungi, berliku-liku,
banyak jeram, batu, dan karang yang terjal.

Segala yang tersembunyi dan terbuka ada di situ dalam


ketidakteraturan.

Bagaimana mendesain dan menerapkannya dalam


proses dan pelaksanaan pembelajaran ?

Diperlukan Guru yang memiliki karakter ideal.


1. Jangan memposisikan diri sebagai
penyebar gosip
karena, itu bukan karakter guru tapi “hantu”.

2. Berbicaralah secara elegan dengan siswa, karena


berkata kasar kepada mereka, tidak akan membuat
diri kita menjadi lebih baik.

3. Pilihlah hanya “kualitas terbaik” ketika kita


melakukan suatu apapun.

4. Jadilah guru yang menyenangkan


5. Jangan ingkari kebenaran

6. Jangan hianati kata hati

7. Jaga martabat dan harga diri

8. Jangan harap orang lain akan menghargai kita, jika


kita enggan menghargai mereka.

9. Laksanakan tugas dan tanggungjawab secara


optimal, sebelum lelah menghapus air mata
penyesalah diujung usia.

10. Jika Guru tidak bahagia berarti ada yang salah


pada pola pikirnya.
AKHIRNYA
1. Tanamkan niat, yakinkan diri, bahwa kita harus “berubah”
menuju tenaga pendidik yang benar-benar profesional.

2. Jika ada niat, keinginan, dan belajar terus menerus, maka kita
“pasti berubah”.

3. Berpikir positip dan berjiwa besar, akan mendongkrak harga diri


dan layak menjadi teladan bagi peserta didik, keluarga, dan
masyarakat

4. Tingkatkan kompetensi, kesabaran, toleransi dan komit-men pada


keberhasilan melalui tanggung jawab pribadi. Katakan: “Kalau
saya gagal dalam melaksanakn tugas profesi, itu berarti ada yang
tidak beres dengan kinerja saya”. Inilah ungkapan guru yang
bijak dan bertang-gungjawab.
5. Tujuan hidup “bahagia di dunia dan akhirat”. Untuk
mencapainya, kita harus punya ilmu. Belajar berarti
mencari ilmu, dan mengajar itu memberikan ilmu, maka
yakinkan diri bahwa keduanya adalah bagian dari ibadah
dan amal shaleh.

Ilmu dan Teknologi terus berkembang tanpa mengenal jarak


dan waktu.

IPTEK itu bebas nilai, ia bisa digunakan untuk kebaikan atau


keburukan.

sebab itu, menjadi orang pintar tapi jahat, jauh lebih


berbahaya dari semua kejahatan di dunia

Semoga kita semua menjadi orang yang baik dan cerdas.

Anda mungkin juga menyukai