Anda di halaman 1dari 21

CARPAL TUNNEL

SYNDROME

Preseptor :
dr. Aswedi Putra, Sp. OT,. FICS
Disusun oleh :
Rewina Liyola S.Ked
(20360103)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RUMAH SAKIT PERTAMINA


BINTANG AMIN
DEFINISI

• Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan suatu sindrom klinis yang timbul akibat
tertekannya nervus medianus di dalam carpal tunnel (terowongan karpal) di pergelangan
tangan. Nervus medianus merupakan nervus yang rentan terhadap kompresi dan cedera di
telapak dan pergelangan tangan, dimana nervus tersebut dibatasi oleh tulang pergelangan
tangan (karpal) dan ligamentum karpal transversal.
• Carpal Tunnel Syndrome merupakan kombinasi dari kelainan jari,tangan dan lengan ditandai
gejala sensoris atau motoris. Kelainan ini paling sering terjadi usia 30 tahun keatas, khususnya
perempuan
ANATOMI

1. Terowongan karpal terdapat di bagian sentral dari


pergelangan tangan di mana tulang dan
ligamentum membentuk suatu terowongan sempit
yang dilalui oleh beberapa tendon dan nervus
medianus.
2. Tulang-tulang karpalia membentuk dasar dan sisi-
sisi terowongan yang keras dan kaku sedangkan
atapnya dibentuk oleh fleksor retinakulum
(transverse carpal ligament dan palmar carpal
ligament) yang kuat dan melengkung di atas
tulang -tulang karpalia tersebut
FISIOLOGI

• Di dalam terowongan tersebut terdapat saraf medianus yang berfungsi menyalurkan


sensori ke ibu jari, telunjuk dan jari manis serta mempersarafi fungsi otot-otot dasar sisi
dari ibu jari/otot tenar.

• Selain saraf medianus, di dalam terowongan tersebut terdapat pula tendon-tendon yang
berfungsi untuk menggerakkan jari-jari.
Faktor-faktor Penyebab CTS yaitu: • kegemukan (obesitas)
• Usia
• Diabetes Mellitus
• Gout
• Jenis kelamin, wanita mempunyai risiko mendapat CTS
lebih tinggi secara bermakna dibandingkan laki-laki
• Neuropati herediter

• Infeksi dan peradangan


• Pecandu alcohol
• Kelebihan dan kekurangan vitamin B6
• Kehamilan
• faktor trauma : dislokasi, fraktur atau hematom pada lengan bawah, pergelangan tangan
• CTS yang terjadi oleh karena penggunaan tangan karena hobi atau pekerjaan adalah sebagai
akibat inflamasi/pembengkakan tenosinovial di dalam terowongan karpal. Penggunaan tangan
yang berhubungan dengan hobi, contohnya adalah pekerjaan rumah tangga (menjahit,
merajut, menusuk, memasak), kesenian dan olah raga dan sering mengetik.
Proses inflamasi yang disebabkan stres berulang, cedera fisik atau keadaan
P lain pada pergelangan tangan

A jaringan di sekeliling dan Lapisan pelindung tendon di dalam terowongan karpal membengkak
T
O ligamen pada bagian atas terowongan karpal menebal dan membesar
F
I Tekanan pada saraf medianus sehingga memperlambat penyaluran rangsang saraf yang melalui
terowongan karpal
S
I Parastesia di tangan dan jari tangan
O
Tekanan berlanjut
L
O Iskemia, kematian aksonal, distrofi otot, nyeri
G
I Carpal Tunnel Syndrome
M
A
N Perubahan motorik
I • Penurunan cengkeraman kekuatan
F • Kelemahan pada ibu jari
E
S Perubahan Sensorik
T
• parestesia, mati rasa (numbness) atau rasa seperti terkena aliran listrik
A
S (tingling) pada jari
I
• disestesia pada malam hari, dan dapat terbangun dari tidur. Fenomena
ini dikenal dengan brachialgia paresthetica nocturna.
K • Saat tidur fleksi atau ekstensi pergelangan tangan yang persisten
L menyebabkan peningkatan tekanan pada terowongan karpal, iskemia
I saraf, dan akibatnya parestesi.
N • Nyeri di telapak, pergelangan tangan, atau lengan bawah, khususnya
I selama penggunaan
K
Anamnesis

D Pasien biasanya datang dengan


I • Gejala awal biasanya berupa nyeri, parestesia, mati rasa (numbness) atau rasa seperti
terkena aliran listrik (tingling) pada jari dan setengah sisi radial jari sesuai dengan distribusi
A sensorik nervus medianus, walaupun kadang-kadang dirasakan mengenai seluruh jari-jari.

G • Nyeri di telapak, pergelangan tangan, atau lengan bawah, khususnya selama penggunaan
• Gejala CTS terutama muncul setelah bekerja atau pada malam hari.
N • Gejala nokturnal menonjol pada sebagian besar pasien.

O • Derajat yg lebih berat terjadi penurunan kemampuan seperti Penurunan cengkeraman


kekuatan
S • Sulit memegang sebuah benda

I • Kelemahan dalam ibu jari

S
Dilakukan pemeriksaan pada fungsi motorik, sensorik dan otonom tangan. Beberapa pemeriksaan
P dan tes provokasi yang dapat membantu menegakkan diagnosa CTS adalah sebagai berikut:
E
PEMERIKSAAN FISIK Wrist extension test : Penderita melakukan ekstensi
M Flick's sign : Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan
tangan secara maksimal, sebaiknya dilakukan
E atau menggerak- gerakkan jari-jarinya. Bila keluhan
serentak pada kedua tangan sehingga dapat
berkurang atau menghilang akan menyokong diagnosa
R CTS. Harus diingat bahwa tanda ini juga dapat dijumpai
dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul gejala-
gejala seperti CTS, maka tes ini menyokong
I pada penyakit Raynaud.
diagnosa CTS.
K
S Phalen's test : Penderita melakukan fleksi tangan secara
A maksimal. Bila selama satu menit parestesia bertambah Hand Elevation test : pasien mengangkat tangannya
hebat, maka tes ini menyokong diagnosa. Beberapa penulis keatas selama 2 menit untuk melihat gejala dari
A
berpendapat bahwa tes ini sangat sensitif untuk menegakkan CTS
N diagnosa CTS.

F Torniquet test : Dilakukan pemasangan torniquet


I Tinel's sign Tes : ini mendukung diagnosa bila timbul
dengan menggunakan tensimeter di atas siku dengan
parestesia atau nyeri pada daerah distribusi nervus
S medianus kalau dilakukan perkusi pada terowongan karpal
tekanan sedikit di atas tekanan sistolik. Bila dalam 1
menit timbul gejala seperti CTS, tes ini menyokong
I dengan posisi tangan sedikit dorsofleksi.
diagnosa
K
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan neurofisiologi (elektromiografi): teknik yang digunakan utk
mengevaluasi saraf dan otot dengan cara merekam aktivitas listrik yg dihasilkan
otot skeletal. Ini merupakan tes penting yg digunakan utk mendiagnosis kelainan
otot dan saraf.
2. Pemeriksaan laboratorium umumnya diperlukan untuk menyingkirkan penyakit
yang mendasari. Pasien diskrining pada pemeriksaan awal untuk tanda-tanda
atau gejala diabetes, hipotiroidisme, kehamilan, artritis, dan penyakit inflamasi
terkait. Pemeriksaan ini jarang diindikasikan kecuali pasien dengan gejala/tanda
menjamin laboratorium khusus.
3. Pemeriksaan Radiologi : X-ray, CT, MRI, USG Umumnya pemeriksaan ini tidak
diindikasikan kecuali pada trauma akut, deformitas tulang. Pemeriksaan sinar X
terhadap pergelangan tangan dapat membantu melihat apakah ada penyebab lain
seperti fraktur atau artritis. Foto polos leher berguna untuk menyingkirkan
adanya penyakit lain pada vertebra. USG, CT scan dan MRI dilakukan pada
kasus yang selektif terutama yang akan dioperasi.
EMG (ELEKTROMIOGRAFI)

Pemeriksaan EMG dapat


menunjukkan adanya fibrilasi,
polifasik, gelombang positif
dan berkurangnya jumlah
motor unit pada otot-otot
thenar
CT-SCAN

• Anatomi Terowongan Karpal. CT


pergelangan tangan, tampilan aksial
dengan pergelangan tangan pronasi.
Lantai terowongan karpal dibentuk
oleh tulang karpal, sedangkan atap
terowongan karpal dibentuk oleh
retinakulum fleksor.
MRI

• Pemeriksaan MRI lebih akurat lagi


dibanding CT-SCAN atau radiologi.
• MRI dapat memungkinkan kita
mengetahui seberapa banyak ekspansi dari
jaringan dan keterlibatan kecil dari lesi
yang menekan sejauh mana lesinya.
DIAGNOSIS BANDING
• Thoracic outlet syndrome. Dijumpai atrofi otot-otot tangan lainnya selain otot-otot
thenar. Gangguan sensorik dijumpai pada sisi uinaris dari tangan dan lengan bawah.
• Pronator teres syndrome. Keluhannya lebih menonjol pada rasa nyeri di telapak tangan
daripada CTS karena cabang nervus medianus ke kulit telapak tangan tidak melalui
terowongan karpal.
• de Quervain's syndrome. "Tenosinovitis dari tendon muskulus abduktor pollicis longus
dan ekstensor pollicis brevis, biasanya akibat gerakan tangan yang repetitif. Gejalanya
adalah rasa nyeri dan nyeri tekan pada pergelangan tangan di dekat ibu jari.
Finkelstein's test : palpasi otot abduktor ibu jari pada saat abduksi pasif ibu jari, positif
bila nyeri bertambah.
PENATALAKSANAAN
Terapi konservatif

1. Istirahatkan pergelangan tangan


2. Obat anti inflamasi non steroid
3. Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan tangan. Bidai dapat dipasang terus-menerus atau hanya pada
malam hari selama 2-3 minggu
4. lnjeksi steroid. Deksametason 1-4 mg, atau hidrokortison 10-25 mg, atau metilprednisolon 20 mg atau 40 mg
diinjeksikan ke dalam terowongan karpal dengan menggunakan jarum no.23 atau 25 pada lokasi 1 cm ke arah
proksimal lipat pergelangan tangan di sebelah medial tendon musculus palmaris longus. Bila belum berhasil,
suntikan dapat diulangi setelah 2 minggu atau lebih. Tindakan operasi dapat dipertimbangkan bila hasil terapi
belum memuaskan setelah diberi 3 kali suntikan
5. Kontrol cairan, misalnya dengan pemberian diuretika,
6. Vitamin B6 (piridoksin). Beberapa penulis berpendapat bahwa salah satu penyebab CTS adalah defisiensi
piridoksin sehingga mereka menganjurkan pemberian piridoksin 100-300 mg/hari selama 3 bulan, Tetapi
beberapa penulis lainnya berpendapat bahwa pemberian piridoksin tidak bermanfaat bahkan dapat menimbulkan
neuropati bila diberikan dalam dosis besar,
7. Fisioterapi. Ditujukan pada perbaikan vaskularisasi pergelangan tangan.
TERAPI OPERATIF
• Tindakan operasi pada CTS disebut neurolisis nervus
medianus pada pergelangan tangan. Operasi hanya dilakukan
pada kasus yang tidak mengalami perbaikan dengan terapi
konservatif atau bila terjadi gangguan sensorik yang berat
atau adanya atrofi otot-otot thenar.
• Memotong Ligamen (Flexor Retinakulum)Pembedahan
adalah salah satu pilihan pengobatan untuk terowongan
karpal sindroma. membuat sayatan (pemotongan) lebih
sedikit , lebih dari 5 cm di telapak tangan, dan mungkin ke
dalam pergelangan tangan juga, untuk mengekspos karpal
transversal ligamen. kemudian memotong ligamen untuk
mengurangi tekanan pada median yang mendasari saraf.
Sayatan ditelapak tangan dijahit (dijahit)Tutup
KOMPLIKASI

• Perdarahan, infeksi
• Injuri nervus
• Atrofi otot-otot thenar
• palmar arch vessel atau tendon gagal untuk melepaskan ligament dan rekuren
PROGNOSIS

• Pada kasus CTS ringan, dengan terapi konservatif pada umumnya prognosis baik. Secara
umum prognosis operasi juga baik, tetapi karena operasi hanya dilakukan pada penderita yang
sudah lama menderita CTS jadi penyembuhan post operatifnya bertahap.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai