FASE PERAWATAN
PERIODONTAL
Kordik Bidang Ilmu:
drg. Christiana Cahyani P., M.Phil
Oleh:
Salsabila Nuha Zafira G1G014001
Ichsani Alfina G1G014004
Diagnosis Kelainan Periodontal
(AAP 1999)
Hello!
Penyakit periodontal yaitu peradangan dan juga
perubahan resesif pada gingiva dan periodontium
AAP (American Academy of Periodontology) International for Classification of
Periodontal Workshop Disease 1999
Penyakit Gingiva
Gingivitis yang Diinduksi Plak 1. Gingivitis yang berhubungan hanya dengan plak
Respon inflamasi gingiva akibat adanya gigi → interaksi plak dan host, dipengaruhi faktor lokal,
akumulasi plak yang terletak pada margin 2. Gingivitis dipengaruhi oleh faktor sistemik →
gingiva dan di bawah margin gingiva. Kondisi ini diabetes, pubertas, kehamilan, siklus menstruasi, leukemia
dapat terjadi pada jaringan periodontal yang tidak 3. Gingivitis yang dipengaruhi oleh obat → fenitoin,
mengalami attachment loss ataupun jaringan siklosporin, nifedipine, natrium valproat
periodontal yang mengalami attachment loss 4. Gingivitis yang dipengaruhi oleh malnutisi →
kekurangan vitamin C
Leukemia
Pubertas Siklosporin
Lesi Gingiva yang Diinduksi Non-Plak
1. Penyakit gingiva karena bakteri spesifik. → gonore
Menunjukkan lesi patologis yang tidak diinduksi (Neisseria gonorrhoeae), dan sifilis (Treponema pallidum)
plak seperti manifestasi dari kondisi sistemik atau
gangguan medis. Dalam perkembangannya dapat 2. Penyakit gingiva karena virus → coxsackie virus, HSV-
1, HSV-2, dan virus varicellazoster
dipengaruhi oleh akumulasi plak.
3. Penyakit gingiva karena jamur → infeksi Candida
albicans pada pengguna alat prostetik, steroid topikal,
penurunan aliran saliva, peningkatan glukosa saliva, atau
penurunan pH saliva
4. Penyakit gingiva karena genetik → Hereditary Gingival
Fibromatosis (HGF)
5. Manifestasi gingiva dari kondisi sistemik → Reaksi
Alergi nikel alergi : lesi deskuamatif, ulserasi gingiva, atau keduanya
6. Lesi traumatik → sikat gigi, iatrogenik
7. Reaksi benda asing → bahan asing ke dalam jaringan ikat
gingiva melalui celah di epitel
Herpes
Periodontitis Kronis
Periodontitis kronis paling sering diamati pada Gambaran Klinis
dewasa, namun dapat terjadi juga pada anak-anak 1. Tidak merasakan sakit
dan remaja sebagai respon terhadap akumulasi plak
dan kalkulus kronis. 2. Inflamasi periodontal (pembengkakan gingiva,
bleeding on probing, food impaction, resesi gingiva)
Etiologi 3. Kehilangan perlekatan dan tulang alveolar (kerusakan
sebanding dengan faktor lokal)
1. Pembentukan plak mikroba (Porphyromonas
gingivalis) 4. Biasanya ditemukan kalkulus subgingiva
2. Periodontitis kronis dapat berhubungan dengan: 5. Proses perkembangan penyakit yang lambat-sedang
‐ Penyakit sistemik seperti diabetes
mellitus dan HIV
‐ Faktor lokal yang mempengaruhi
terjadinya periodontitis
‐ Faktor lingkungan seperti merokok dan
stress emosional
Klasifikasi
1. Lokalisata: <30% gigi yang terlibat kehilangan
perlekatan dan kehilangan tulang
2. Generalisata: >30% gigi yang terlibat dalam
kehilangan perlekatan dan kehilangan tulang
3. Ringan: terjadi kehilangan perlekatan sebesar 1-
2 mm
4. Sedang: terjadi kehilangan perlekatan sebesar 3-
4 mm
5. Berat: terjadi kehilangan perlekatan sebesar ≥5
mm
Localized chronic periodontitis pada perempuan berusia 42 tahun
Periodontitis Agresif
Periodontitis agresif adalah suatu penyakit
periodontal yang terjadi pada anak-anak, khususnya
pada masa remaja (pubertas) yang ditandai dengan
hilangnya perlekatan dan tulang alveolar yang cepat, Localized agressive periodontitis
pada satu atau lebih gigi permanen yang terlibat
Lesi Periodontal-Endodontik
Etiologi
‐ Faktor etiologi: bakteri, jamur, dan virus. Lesi Gabungan
‐ Faktor resiko: trauma, resorpsi akar,
perforasi, dan anomali gigi
Lesi Endodontik-
Periodontal Lesi Gabungan
Terjadi ketika nekrosis pulpa dan lesi periapikal
Lesi periapikal yang berasal dari infeksi pulpa
terjadi pada gigi yang jaringan periodontalnya
dan nekrosis dapat mengalir ke rongga mulut
juga terlibat.
melalui ligament periodontal yang dapat
menimbulkan kerusakan ligamen periodontal dan
tulang alveolar yang berdekatan.
Lesi Periodontal-
Endodontik
Infeksi bakteri dari poket periodontal pada lesi ini
berhubungan dengan attachment loss dan akar
yang terbuka dan dapat menyebar melalui saluran
aksesori ke dalam pulpa yang menyebabkan
nekrosis pulpa
Development or Acquired Deformities and
Conditions
1. Faktor keadaan lokal gigi (faktor anatomi gigi,
restorasi gigi, fraktur akar, resorbsi akar bagian
servikal dan cemental tears)
‐ Klasifikasi ini merupakan pembagian 2. Faktor keadaan disekeliling gigi (resesi gingiva,
periodontitis yang disebabkan karena kelainan kurangnya keratinisasi gingiva, berkurangnya
fase perkembangan maupun dapatan. kedalaman vestibular, letak frenulum atau otot
yang salah, gingival excess, warna yang
‐ Menjadi inisiasi penyakit periodontal yang abnormal)
menyebabkan peningkatan akumulasi plak atau
sulitnya pembersihan plak 3. Faktor keadaan ridge edentulous (rendahnya
ridge, kurangnya gingiva, pembesaran gingiva,
berkurangnya kedalaman vestibular
4. Trauma oklusal (Primary trauma occlusal,
Secondary trauma occlusal)
Fase Perawatan Periodontal
Fase Perawatan Periodontal
‐ Perawatan periodontal merupakan bagian dari perawatan gigi dan jaringan sekitarnya. Perawatan penyakit
periodontal bertujuan untuk mempertahankan fungsi gigi geligi, mencegah atau mengurangi penjalaran atau
keparahan penyakit.
‐ Prinsip penanganan penyakit periodontal adalah total treatment. Total treatment adalah gabungan
dari segala prosedur perawatan yang bertujuan untuk menciptakan kondisi yang baik didalam lingkungan
rongga mulut.
‐ Tujuan utama dari rencana perawatan penyakit periodontal adalah mengeliminasi keadaan yang dapat
menyebabkan dan/ memperparahnya kondisi jaringan periodontal. (Carranza, 2002)
PRELIMINARY PHASE
NON-SURGICAL FASE 1
MAINTENANCE FASE 4
SURGICAL RESTORATIVE
Fase 2 Fase 3
Preliminary Phase
• Preliminary Phase merupakan fase perawatan periodontal yang dilakukan sebelum initial fase dan biasanya
dalam kondisi darurat/emergency untuk menghilangkan kondisi tidak nyaman yang dirasakan pasien.
• Keadaan darurat (emergency) periodontal adalah suatu keadaan atau gabungan berbagai kondisi yang
berpengaruh buruk terhadap jaringan periodontal dan memerlukan tindakan segera.
Fase II yaitu kelanjutan dari evaluasi respon terapi fase 1 dan disertai dengan tindakan bedah, termasuk koreksi
terhadap deformitas anatomical seperti poket periodontal, kehilangan gigi dan disharmoni oklusi yang berkembang
sebagai suatu hasil dari penyakit sebelumnya dan menjadi faktor predisposisi atau rekurensi dari penyakit
periodontal. Prosedur yang dilakukan pada fase II meliputi:
29