Anda di halaman 1dari 28

Neurological manifestations and

COVID-19:
Experiences from a tertiary care
center at the Frontline

Pembimbing
Disusun Oleh :
dr. Anita Surya, M.Ked(Neu), Sp.S

Khairidho Rezeki Sembiring (2008320001)


SMF
RSUD DELI SERDANG LUBUK PAKAM Wirdani Fadhila Siregar (2008320027)

FAKULTAS KEDOKTERAN Taufiq Asri Munandar (2008320033)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA Asmaul Habibi (2008320028)
MEDAN
2020
1
BAB I
Pendahuluan

2
METODE PENCARIAN
LITERATUR
– Pencarian literatur dalam telaah jurnal ini dilakukan melalui portal Science Direct yaitu
pada address (http://sciencedirect.com).
– Kata kunci yang digunakan “neurological manifestation AND COVID-19”, dengan
rentang waktu 2015-2020.
– Setelah dimasukkan kata kunci pada search engine keluar 32.011 hasil penelusuran.
Jurnal ilmiah ini merupakan nomor 1 dari 32.011 hasil penelusuran.

3
ABTRACK

– Tujuan: Untuk melaporkan manifestasi neurologis yang terlihat pada pasien yang dirawat
di rumah sakit dengan penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) dari pusat medis
akademik besar di Chicago, Illinois.
– Metode: Peneliti meninjau secara retrospektif catatan data 50 pasien dengan COVID-19
yang dievaluasi oleh layanan neurologi dari 1 Maret 2020 - 30 April 2020. Pasien
dikategorikan menjadi 2 kelompok berdasarkan waktu pengembangan manifestasi
neurologis: "Neuro first” yaitu kelompok memiliki manifestasi neurologis pada penilaian
awal, dan kelompok "COVID first" mengembangkan gejala neurologis lebih dari 24 jam
setelah rawat inap. Demografi, komorbiditas, keparahan penyakit dan gejala neurologis
dan diagnosis dari kedua kelompok dianalisis. Analisis statistik dilakukan untuk
membandingkan kedua kelompok
4
ABSTRACK

– Hasil: Sebanyak 50 pasien (48% Afrika-Amerika dan 24% Latino) dimasukkan dalam
analisis. Manifestasi neurologis yang paling sering diamati adalah ensefalopati (n = 30),
penyakit serebrovaskular (n = 20), gangguan kognitif (n = 13), kejang (n = 13), cedera
otak hipoksia (n = 7), dysgeusia (n = 5). ), dan kelainan gerakan ekstraokuler (n = 5).
Kelompok "COVID-19 first" memiliki lebih banyak bukti gangguan fisiologis pada saat
kedatangan dengan perjalanan penyakit yang lebih parah / kritis (83,3% vs 53,8%, p
0,025).

5
ABSTRACK

- Kesimpulan: Manifestasi neurologis COVID-19 sangat bervariasi dan dapat terjadi


sebelum diagnosis atau sebagai komplikasi infeksi virus. Meskipun komorbiditas dan
demografi dasar serupa, pasien COVID-19 yang mengembangkan gejala neurologis
kemudian di rawat inap memiliki perjalanan penyakit yang lebih parah. Berbeda dari
penelitian sebelumnya, peneliti mencatat persentase yang tinggi dari individu Afrika-
Amerika dan Latin pada kedua kelompok.

6
BAB II
DESKRIPSI JURNAL
DESKRIPSI UMUM

-Judul : “Neurological manifestations and COVID-19: Experiences from a tertiary care center at the Frontline”

Penulis : Pranusha Pinna, Parneet Grewal1, Julianne P. Hall, Tachira Tavarez, Rima M. Dafer, Rajeev Garg, Nicholas
D. Osteraas, Danielle R. Pellack, Anjali Asthana, Kelsey Fegan, Vikram Patel, James J. Conners, Sayona John, dan Ivan
Da Silva.

Publikasi : Journal of the Neurological Sciences 415 (2020) 116969

8
DESKRIPSI UMUM

– Penelaah :

– Khairidho Rezeki Sembiring/2008320001

– Wirdani Fadhila Srg/2008320027

– Asmaul Habibi/2008320028

– Taufiq Asri Munandar/2008320033

– Tanggal telaah : 15 Desember 2020

9
DESKRIPSI KONTEN

– Penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh sindrom pernafasan akut parah coronavirus 2
(SARS-CoV-2) pertama kali muncul di kota Wuhan, China dan sejak itu menyebar ke 215 negara. Sampai
dengan tanggal pengiriman manuskrip ini, lebih dari 4,8 juta kasus telah dikonfirmasi di seluruh dunia dengan
jumlah yang terus meningkat. Gejala COVID-19 yang paling sering dilaporkan termasuk demam, batuk, dispnea,
mialgia, kelelahan, produksi dahak, sakit tenggorokan, diare, dan sakit kepala, dengan mayoritas populasi
mengalami perjalanan ringan atau tidak rumit.

10
DESKRIPSI KONTEN

– Kurang dari 5% pasien yang terinfeksi mengalami komplikasi serius termasuk gagal
napas, syok septik, dan/atau keterlibatan multi-organ. Kasus keterlibatan neurologis pada
pasien dengan COVID-19 telah dilaporkan dari kohort di Wuhan, Cina dan Strasbourg,
Prancis. Namun, belum ada rangkaian kasus pasien COVID-19 yang cukup besar dengan
manifestasi neurologis yang dilaporkan dari populasi pasien yang beragam di Amerika
Serikat.

11
DESKRIPSI KONTEN

– Mengingat jumlah kasus yang terus meningkat, membiasakan dokter dengan berbagai
fitur neurologis yang dapat diamati pada pasien ini sangatlah penting. Beberapa laporan
menunjukkan bahwa orang Amerika Afrika dan Latin cenderung memiliki perjalanan
penyakit yang lebih parah, serta individu dengan status sosial ekonomi yang lebih rendah.
Dalam manuskrip ini, peneliti menyajikan temuan dari pusat penanganan tersier peneliti
yang merupakan penghubung utama ke kota metropolitan Chicago, Illinois dan
pinggirannya, dan yang secara teratur merawat populasi pasien yang kurang terlayani dan
beragam dengan status sosial ekonomi yang lebih rendah.

12
BAB III
TELAAH JURNAL

13
TELAAH JURNAL

o Fokus penelitian
– Fokus utama dalam jurnal jelas yaitu melaporkan manifestasi neurologis yang terlihat
pada pasien yang dirawat di rumah sakit dengan penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19)
dari pusat medis akademik besar di Chicago, Illinois.
o Gaya dan sistematika penulisan
– Sistematika penulisan disusun dengan rapi. Komponen jurnal ini sudah terdiri dari
pendahuluan, bahan dan metode, hasil, diskusi (pembahasan) dan kesimpulan. Tata
bahasa dalam literatur cukup mudah dipahami dan sesuai dengan kaidah bahasa.

14
TELAAH JURNAL

o Penulis

–Pranusha Pinna, Parneet Grewal1, Julianne P. Hall, Tachira Tavarez, Rima M. Dafer,
Rajeev Garg, Nicholas D. Osteraas, Danielle R. Pellack, Anjali Asthana, Kelsey Fegan,
Vikram Patel, James J. Conners, Sayona John, dan Ivan Da Silva.

o Judul

–“Neurological manifestations and COVID-19: Experiences from a tertiary care


center at the Frontline”. Judul tersebut sudah cukup jelas dan tidak ambigu.

15
TELAAH JURNAL

o Abstrak

– Abstrak adalah ringkasan singkat tentang isi dari artikel ilmiah, tanpa penambahan tafsiran atau tanggapan
penulis. Abstrak dalam jurnal ini sudah mencakup tujuan, bahan dan metode, hasil, dan kesimpulan. Abstrak
dalam penelitian ini sudah cukup representatif dan mewakili konten dari jurnal yang dapat memudahkan
pembaca untuk menarik benang merah dari jurnal yang diberikan.

o Masalah dan tujuan

– Pada jurnal ini dicantumkan poin khusus untuk rumusan masalah. Permasalahan atau arah dari penulisan
tampak implisit hadir pada penjelasan berfokus melaporkan manifestasi neurologis yang terlihat pada pasien yang
dirawat di rumah sakit dengan penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) dari pusat medis akademik besar di
Chicago, Illinois. 16
TELAAH JURNAL

o Literatur/ tinjauan pustaka

– Penulisan jurnal ini menggunakan literatur yang ada pada temuan-temuan penelitian
sebelumnya. Semua artikel yang digunakan dalam penulisan jurnal ini dapat diakui keabsahannya.

o Hipotesa

– Desain penelitian pada jurnal ini adalah penelitian deskriptif retrospektif, sehingga hipotesa
tidak disertakan dalam penelitian ini, yang intinya melaporkan manifestasi neurologis yang
terlihat pada pasien yang dirawat di rumah sakit dengan penyakit Coronavirus 2019 (COVID-
19) dari pusat medis akademik besar di Chicago, Illinois.

17
TELAAH JURNAL

o Metode
– Penelitian ini merupakan penelitian yang meninjau secara retrospektif catatan data 50 pasien
dengan COVID-19 yang dievaluasi oleh layanan neurologi dari 1 Maret 2020 - 30 April 2020.
Pasien dikategorikan menjadi 2 kelompok berdasarkan waktu pengembangan manifestasi
neurologis: kelompok "Neuro first" memiliki manifestasi neurologis setelah penilaian awal, dan
kelompok "COVID first"
1. Populasi dan Sampel
– Pasien dengan total 50 pasien dengan COVID-19 yang dikonfirmasi dimasukkan dalam analisis ini
dari total 650 pasien yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 pada saat pengumpulan data,
dengan perkiraan prevalensi manifestasi neurologis 7,7%.
18
TELAAH JURNAL

o Data dan Analisis Data


– Data penelitian dikelola menggunakan REDCap, uji-t Student untuk variabel kontinyu
parametrik, uji U Mann-Whitney untuk variabel kontinu non-parametrik, uji eksak Fisher
untuk variabel dikotomis. Semua analisis dilakukan dengan menggunakan perangkat
lunak statistik SPSS (v. 21, Chicago IL, USA) yang tersedia secara komersial.

19
PEMBAHASAN

– Peneliti menemukan bahwa pusat kesehatan tersier peneliti merawat pasien dari Chicago, Illinois. Area ini
secara tradisional dikenal kurang terlayani dalam hal penanganan kesehatan dengan status sosial ekonomi
pasien yang lebih rendah. Beberapa manifestasi neurologis diamati pada pasien COVID-19 yang
mempengaruhi SSP dan PNS. Mayoritas pasien dalam kohort peneliti adalah orang Amerika keturunan
Afrika dan Latino lanjut usia, yang menyoroti perbedaan ras/etnis yang terlihat dengan infeksi virus ini.
– kelompok "Neuro first" dan COVID first". Meskipun tidak ada perbedaan dalam demografi dasar dan
komorbiditas, kelompok “COVID first” lebih sakit, memiliki tanda-tanda vital abnormal saat masuk,
memiliki penanda inflamasi dan koagulopati yang tinggi dan lebih mungkin memerlukan intubasi dan
penanganan ICU.

20
PEMBAHASAN

– Kelompok "COVID first" memiliki lebih banyak kasus perubahan status mental, cedera iskemik hipoksia, dan
kejang dibandingkan dengan kelompok "Neuro first". Ini bisa mencerminkan keparahan penyakit sistemik yang
terlihat pada pasien ini. Dalam analisis retrospektif pada populasi Asia oleh Mao, dkk., Prevalensi manifestasi
neurologis pada COVID-19 adalah 36,4%, yang secara signifikan lebih tinggi daripada kohort peneliti. Terlepas
dari perbedaan ras, populasi pasien peneliti serupa dengan populasi yang terkena dampak parah dalam hal usia
(58,2 ± 15,0 vs 59,6 ± 14,3) dan jenis kelamin (50,0% vs 58% laki-laki). Pasien peneliti memiliki persentase
lebih tinggi dari penyakit penyerta yang sudah ada termasuk hipertensi (60% vs 36,4%) dan DM 2 (60% vs
17,0%), keduanya telah dilaporkan terkait dengan hasil yang lebih buruk.
– Tidak seperti populasi yang dijelaskan oleh Mao, dkk., Kelompok peneliti memiliki persentase perubahan status
mental yang lebih tinggi (60% vs 14,8%), diikuti oleh sakit kepala (24% vs 13%). Komplikasi serebrovaskular
lebih sering terjadi pada populasi pasien peneliti (20% vs 2,8%).
PEMBAHASAN

– Sebuah penelitian dari Strasbourg, Prancis melaporkan beberapa gejala dan tanda neurologis pada pasien
COVID-19, termasuk agitasi (69%), tanda saluran kortikospinalis (67%) dan sindrom diseksekutif (36%).
Temuan ini tidak spesifik untuk mekanisme penyakit yang mendasari berbeda dengan temuan peneliti.
Beberapa kondisi yang dilaporkan yang tidak peneliti amati dalam kelompok peneliti adalah ensefalitis
nekrotikans hemoragik, sindrom Guillain Barre, sindrom Miller Fisher dan polineuritis cranialis. Mekanisme
manifestasi neurologis pada COVID-19 cenderung beragam. Angiotensin converting enzyme (ACE2) yang
merupakan situs target SARS-CoV-2 diekspresikan oleh sel glial dan neuron yang membuat otak menjadi
target potensial virus. Ada spekulasi bahwa manifestasi sistem saraf dapat terjadi karena penyebaran virus
melalui saraf perifer, jalur hematogen, kerusakan endotel langsung, atau sebagai akibat dari keadaan
hiperkoagulasi.
BAB IV
ANALISI PICO
Analisis PICO

– P (Patient)

Total 50 pasien yang didiagnosis dengan COVID-19 (48% Afrika Amerika dan 24% Latino) di pusat
akademik penanganan tersier besar yang terletak di sisi barat Chicago, Illinois.

– I (Intervention)
Identifikasi usia, jenis kelamin, ras dan etnis, dan komorbiditas yang sudah ada sebelumnya dan tes
laboratorium termasuk jumlah sel darah lengkap (CBC) dengan penilaian diferensial, fungsi hati dan
ginjal, protein C-reaktif (CRP), kadar feritin, kreatinin kinase ( CK), D-Dimer, dan lactate
dehydrogenase (LDH) pasien

24
Analisis PICO

– C (Comparison)
Identifikasi keparahan COVID-19 didefinisikan sebagai ringan, teratur, atau parah / kritis berdasarkan "Novel
Coronavirus Pneumonia Diagnosis and Treatment Plan" edisi ke-7 dan ditinjau untuk gejala atau tanda
neurologis yang memengaruhi sistem saraf pusat atau perifer.
– O (Outcome)
Manifestasi neurologis COVID-19 sangat bervariasi dan dapat terjadi sebelum diagnosis atau sebagai komplikasi
infeksi virus.

25
Kesimpulan

– mekanisme manifestasi neurologis pada COVID-19 cenderung beragam. Angiotensin


converting enzyme (ACE2) yang merupakan situs target SARS-CoV-2 diekspresikan oleh
sel glial dan neuron yang membuat otak menjadi target potensial virus.
– Ada spekulasi bahwa manifestasi sistem saraf dapat terjadi karena penyebaran virus
melalui saraf perifer, rute hematogen, kerusakan endotel langsung, atau sebagai akibat
dari manifestasi neurologis keadaan hiperkoagulasi yang umum terjadi pada pasien
COVID-19 dan dapat muncul secara bervariasi. dalam perjalanan penyakit. Beban
COVID-19 dan manifestasi neurologisnya pada sistem penanganan kesehatan
diperkirakan akan meningkat pesat.

26
KESIMPULAN

– . Oleh karena itu, pengenalan segera terhadap kondisi neurologis ini sangat penting dalam
menangani pasien ini dengan cepat.

Anda mungkin juga menyukai