Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TERSTRUKTUR ASKEB KOMPRENHENSIF

KONSEP DASAR ASUHAN BERSPEKTIF GENDER DAN


HAM
DOSEN PENGAMPU :ELVIERA LIESMAYANI, S.SI.T, M.KEB

OLEH : KELOMPOK 5

•LICDA JENITA SITUMORANG


•YULIANA
•SONYA HARIKA LUBIS
•NINTA NATALIA
•SUTIAH
•RIRI MUTIARI
•HERAWATI DAMANIK
BAB I : PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Kesetaraan gender merupakan persamaan terhadap


laki-laki dan perempuan untuk memperoleh
kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar
mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan
politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan
dan pertahanan dan keamanan nasional, serta
persamaandalam menikmati hasil pembangunan
tersebut. Kesetaraan gender juga meliputi
penghapusan diskriminasi dan ketidakadilan struktural,
baik terhadap laki-laki maupun perempuan
BAB II :PEMBAHASAN
• GENDER Gender adalah konstruksi
sosial yang menjelaskan
Pengertian gender tentang peran manusia
berkaitan dengan berdasarkan jenis kelamin.
peran dan tanggung Istilah gender pertama kali
jawab antara diperkenalkan oleh Robert
Stoller (1968) untuk
perempuan dan laki- memisahkan pencirian
laki. Hal ini manusia secara sosial
ditentukan oleh nilai- budaya dan fisik biologis
mengatakan gender berarti
nilai sosial budaya perbedaan yang bukan
yang berkembang. biologis dan bukan kodrat
Tuhan.
PERSPEKTIF GENDER

Perspektif gender mengarah pada suatu pandangan


atau pemahaman tentang peran perempuan
dibedakan secara kodrati, dan peran gender yang
ditetapkan secara sosial budaya. Perbedaan gender
akan menjadi masalah jika perbedaan itu
mengakibatkan ketimpangan perlakuan dalam
masyarakat serta ketidakadilan dalam hak dan
kesempatan baik bagi laki-laki maupun perempuan.
HAK ASASI MANUSIA

• Hak Asasi Manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak
manusia itu dilahirkan.  Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak
yang melekat dengan kodrat kita sebagai manusia yang bila tidak
ada hak tersebut maka mustahil kita dapat hidup sebagai
manusia.
• Dalam pasal 1 UU No39 tahun 1999 tentang HAM disebutkan
bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat
pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa dan meruapak anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungu oleh negara, hokum,
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia”.
MANFAAT ASUHAN BERSPEKTIF GENDER DAN HAM

a. Megurangi AKI dan AKB


b. Mengurangi Angka Kesakitan bagi perempuan
c. Meningkatkan derajat kesehatan perempuan
d. Memberikan hak bagi perempuan untuk
menentukan sendiri tentang kesehatan
reproduksinya
e. Memberikan kesempatan bagi perempuan untuk
mengajukan pendapat
f.  Memudahkan perempuan untuk medapatkan askes
kesehatan, informasi dan pendidikan
PRAKTIK ASUHAN PERSPEKTIF GENDER DAN HAM

• Selain kurangnya pengetahuan juga disebabkan faktor dominasi suami


dalam rumah tangga, sehingga akses untuk mendapatkan pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi yang komprehensif jadi terhambat.
• Contoh: dalam keluarga sudah memiliki 3 anak perempuan namun suami
tetap menginginkan istrinya hamil lagi untuk mendapatkan anak laki-laki,
di sisi lain tidak menghiraukan resiko yang mungkin timbul dan tanpa
memandang hak istri dalam kesehatan reproduksi.
• Sehingga pada saat proses persalinan ibu mengalami penyulit yang
disebabkan oleh kurangnya control pada masa kehamilan serta persiapan
persalinan yang tidak matang. Hal ini mneyebabkan ibu harus segera
dirujuk. Pada saat proses merujuk, keputusan tertinggi berada di tangan
suami, sehingga memperlama proses perujukan dan terlambat mendapat
pertolongan akibatnya menyebabkan angka kematian ibu dan bayi.
Faktor lain yang juga berpengaruh adalah budaya
atau adat yang berlaku di wilayah tersebut.

• Masih adanya kepercayaan melahirkan ke dukun, juga masih


adanya kebiasaan adat yang merugikan seperti:
• tidak boleh periksa hamil sebelum 3 bulan,
• tidak boleh keluar rumah sebelum nifas 40 hari,
• larangan mengkonsumsi daging, ikan dll.
Apabila perempuan melanggar aturan yang berlaku di
masyarakat umumnya menjadi bahan gunjingan dan bahkan
bisa di acuhkan masyarakat lain. Hal-hal tersebut merupakan
perspektif gender yang merugikan kaum wanita, serta
menyumbang masih tingginya Angka Kematian Ibu di
Indonesia.
 

Anda mungkin juga menyukai