SEMESTER 2
KELAS X
بسم هللا الرحمن الرحيم
اللهم صلي علي سيدنا محمد
2. Periode kedua : Perkembangan hadis pada masa al- Khulafa ar-Rasyidin (11 H – 40 H)
Periode ini disebut ‘Asr at-Tasabbut wa al-Iqlal min al-Riwayah (masa membatasi dan menyedikitkan riwayat).
Nabi SAW wafat pada tahun 11 H. Kepada umatnya, beliau meninggalkan dua pegangan sebagai dasar bagi pedoman
hidup, yaitu Al-Qur’an dan hadis (as-Sunnah yang harus dipegangi dalam seluruh aspek kehidupan umat).
Pada masa Khalifah Abu Bakar dan Umar, periwayatan hadis tersebar secara terbatas. Penulisan hadis pun masih
terbatas dan belum dilakukan secara resmi. Bahkan, pada masa itu, Umar melarang para sahabat untuk
memperbanyak meriwayatkan hadis, dan sebaliknya, Umar menekankan agar para sahabat mengerahkan
perhatiannya untuk menyebarluaskan al-Qur’an.
Dalam praktiknya, para sahabat meriwayatkan hadis melalui dua cara, yakni:
a. Dengan lafaz asli, yakni menurut lafaz yang mereka terima dari Nabi saw. yang mereka hafal benar lafaz dari
Nabi.
b. b. Dengan maknanya saja yakni para sahabat meriwayatan maknanya karena tidak hafal lafaz asli dari Nabi saw.
AL-QUR’AN HADIST KELAS X
Pada periode ketiga ini mulai muncul usaha pemalsuan oleh orang-orang yang tidak bertanggung
jawab. Hal ini terjadi setelah wafatnya Sahabat Ali r.a. Pada masa ini, umat Islam mulai terpecah-pecah
menjadi beberapa golongan: Pertama, golongan Ali Ibn Abi Talib, yang kemudian dinamakan golongan
Syiah. Kedua, golongan Khawarij, yang menentang Ali, dan golongan Muawiyah, dan ketiga; golongan
Jumhur (golongan pemerintah pada masa itu).
Terpecahnya umat Islam tersebut, memacu orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk
mendatangkan keterangan-keterangan yang berasal dari Rasulullah saw. untuk mendukung golongan
mereka. Oleh sebab itulah, mereka membuat hadis palsu dan menyebarkannya kepada masyarakat.