Anda di halaman 1dari 30

HEMOROID

Oleh :
Pembimbing :
Rinto Pradhana Putra (2015730113)
dr. Winoto Hardjolukito, Sp.B Fariz Indra Bagus (2015730043)
Anggi Nauli (2015730009)
Muhammad Rizki Pahlevi (2012730060)
Gusti Khalida Rizma (2015730051)

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
2021
ANATOMI RECTUM
DEFINISI

Dilatasi vena didalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan


keadaan patologik. Hanya apabila hemoroid ini menyebabkan keluhan atau
penyulit, diperlukan tindakan.
ETIOLOGI

• Konstipasi kronis (menahun)

• Mengedan saat defekasi

• Kehamilan

• Obesitas

• Pekerjaan
EPIDEMIOLOGI
Menurut data WHO, jumlah hemoroid di dunia pada tahun 2014
mencapai lebih dari 230 jiwa dan diperkirakan meningkat menjadi 350 juta
jiwa pada tahun 2030.

Prevalensi hemorrhoid di Indonesia berdasarkan data dari


Kementerian Kesehatan yang diperoleh dari rumah sakit di 34
provinsi terdapat 355 rata-rata kasus hemoroid, baik hemorrhoid
ekternal maupun internal (Kemenkes, 2014).

Di RSCM Jakarta pada tahun 2015 hemorrhoid mendominasi sebanyak


20% dari pasien kolonoskopi.
• Kejadian hemorrhoid cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya usia
seseorang,dimana usia puncaknya adalah 45-65 tahun.Sekitar setengah dari
orang-orang yang berumur50 tahun pernah mengalami hemoroid.

• Hal tersebut terjadi karena orang lanjut usia sering mengalami


konstipasi,sehingga terjadi penekanan berlebihan pada pleksus hemoroidalis
karena proses mengejan
KLASIFIKASI
EKSTERNA Pelebaran pembuluh vena (plexus hemoroidalis
inferior) yang berada dibawah kulit (subkutan) atau
dibawah atau diluar dari linea dentata
HEMORHOID
Pelebaran pembuluh vena (plexus hemoroidalis
INTERNA superior) yang berada dibawah mukosa (submukosa)
atau diatas atau didalam dari linea dentata
KLASIFIKASI HEMORHOID INTERNA
PATOFISIOLOGI
Peningkatan tekanan
intraabdomen/intrapelvis

Hambatan venous return

Kongesti Vena Hemoroidalis

Varices/bendungan

Hemoroid
MANIFESTASI KLINIS
• Perdarahan merupakan tanda pertama hemoroid interna karena
trauma feses yang keras
• Darah berwarna segar karena darah berasal dari pleksus masih
merupakan darah arteri, dapat berupa garis saja atau menetes
• Dapat terjadi anemia
• Dapat muncul tonjolan keluar,bila keluar makin besar dan tidak
dapat masuk kembali
• Iritasi mukosa dapat timbul rasa gatal
• Nyeri dapat timbul bila terjadi trombosis, udem dan radang
KRITERIA DIAGNOSIS

Anamnesis :

• Nyeri hebat (pd hem. eksterna)

• Benjolan yg prolaps / keluar dari dlm anus (hem. Interna grd


II dan III maupun IV)

• Keluarnya darah segar pd saat defekasi

• Gatal pada anus


PEMERIKSAAN FISIK

Inspeksi

Hemoroid eksterna mudah terlihat apalagi sudah mengandung trombus.

Hemoroid interna yang prolaps dapat terlihat sbg benjolan yg tertutup mukosa. Untuk

membuat prolaps dapat dgn cara meminta pasien untuk mengedan.

RT (Rectal Toucher)

Untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum

Stadium awal tidak dapat diraba

Hemoroid interna biasanya dapat atau tidak teraba dan juga kadang tidak nyeri.

Dapat diraba bila sudah ada trombus atau fibrosis.


PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan feses rutin

 Melihat adanya darah samar.

 Anoskopi

 Untuk melihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar

 Banyaknya benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus
seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus diperhatikan

 Sigmoidoskopi

 Utk memastikan keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau proses
keganasan
Penatalaksanaan
Pada hemoroid interna derajat 1 dan 2 yang tidak
menimbulkan gejala tidak mebutuhkan pengobatan.

Edukasi
• makan makanan berserat tinggi  mempermudah
defekasi dan mengurangi keharusan untuk
mengedan.

• Toileting behavior

• Sitz bath. Rendam dengan air hangat dapat


mengurangi rasa sakit karena merelaksasi spingter
anus, rendam air es  mengurangi rasa sakit pada
trombosis akut.
Medikamentosa
Analgesik: topikal lidokain 5% dapat
digunakan untuk mengurangi rasa sakit atau
parasetamol oral

Cairan Hamamelis dapat membantu mengurangi


rasa gatal pada hemoroid

Pelunak feses: docusate sodium (dulcolax)


membantu mengurangi penyerapan air pada
feses sehingga feses dapat lebih lunak
Terapi Bedah
Indikasi pembedahan menurut HIST
(Hemorrhoid Institute of South Texas):

a. Hemoroid interna grade II berulang.


b. Hemoroid grade III dan IV dengan gejala.
c. Mukosa rektum menonjol keluar anus.
d. Hemoroid grade I dan II dengan penyakit
penyerta seperti fisura.
e. Kegagalan penatalaksanaan konservatif.
f. Permintaan pasien.
Jenis Terapi Bedah

Schlerotheraphy
• Untuk grade I dan II yang tidak sembuh dengan perubahan diet dan
pencegahan mengedan
• Inj. Phenolin oil 5% 3-5 ml (scleroting agent) submukosa pada pangkalnya,
interval 4-6 minggu peradangan steril  reaksi fibrosis  obliterasi
hemoroid  atropi hemoroid
Rubber Band Ligation /
ligasi karet gelang
Pada hemoroid yang besar atau yang mengalami
prolaps
• Dengan Barron’s band mukosa di atas
hemoroid yang menonjol dijepit dan ditarik
atau dihisap ke dalam tabung ligator khusus
 Gelang karet didorong dari ligator 
ditempatkan secara rapat di sekeliling mukosa
pleksus hemoroidalis  obliterasi pembuluh
darah hemoroid (nekrosis iskemik).
Cryotherapy / Bedah Beku

Menggunakan temperatur yang sangat rendah 


merusak jaringan  akibat kristal yang terbentuk di
dalam sel, menghancurkan membran sel dan jaringan

Tidak digunakan secara luas karena mukosa yang


nekrotik sukar ditentukan luasnya
Hemorroidal Arteri Ligation (HAL)
 Arteri hemoroidalis diikat sehingga jaringan hemoroid
tidak mendapat aliran darah  mengakibatkan jaringan
hemoroid mengempis dan akhirnya nekrosis

Infra Red Coagulation ( IRC ) / Koagulasi Infra Merah


 Dengan sinar infra merah photocoagulation
 tonjolan hemoroid dikauter sehingga terjadi nekrosis pada
jaringan dan akhirnya fibrosis.
 Cara ini baik digunakan pada hemoroid yang sedang
mengalami perdarahan
Bipolar Coagulation / Diatermi bipolar

• Radiasi elektromagnetik frekuensi tinggi


• Selaput mukosa sekitar hemoroid dipanasi dengan
radiasi elektromagnetik berfrekuensi tinggi sampai
akhirnya timbul kerusakan jaringan.
• Menimbulkan nekrosis jaringan dan akhirnya
fibrosis
• Cara ini efektif untuk hemoroid interna yang
mengalami perdarahan
Hemoroidektomi
Prinsip :
- Eksisi sehemat mungkin pada anoderm dan kulit yang normal dengan tidak
mengganggu sfingter anus
- Eksisi hemoroid dan mukosa di dasarnya dan sedikit kulit  defek kulit dan
mukosa  penutupan luka sekunder

Ada tiga tindakan bedah yang tersedia saat ini yaitu :


• Bedah Konvensional (menggunakan pisau dan gunting),
• Bedah Laser (sinar laser sebagai alat pemotong)
• Bedah Stapler (menggunakan alat dengan prinsip kerja stapler.

• Untuk pasien hemoroid derajat III atau IV


• Pasien dengan keluhan perdarahan berulang atau anemia yang tidak
sembuh dengan terapi konservatif.
Bedah Konvensional

 Teknik Milligan – Morgan (open)


Semua primary piles diangkat dan luka dibiarkan terbuka
kemudian dilakukan rendam duduk dengan Kalium
Permanganat/Salep

 Teknik Whitehead

 Teknik Langenbeck
Eksisi atau jahitan primer radier  semua sayatan
ditempat keluar benjolan harus sejajar dengan sumbu
memanjang dari rectum
Teknik Whitehead

Mengupas seluruh hemorhoidalis


interna  bebaskan mukosa dari
submucosa  eseksi sirkuler
terhadap mukosa di daerah tersebut
 mengusahakan kontinuitas mukosa
kembali
Bedah Laser

• Pemotongnya menggunakan laser. Saat laser memotong,


pembuluh jaringan terpatri  tidak banyak mengeluarkan darah,
tidak banyak luka dan dengan nyeri yang minimal.

• Nyeri berkurang karena syaraf rasa nyeri ikut terpatri.


Bedah Stapler
• Bentuk alat seperti senter, terdiri dari lingkaran di
depan dan pendorong di belakang

• Keuntungan :
- Mengembalikan ke posisi anatomis
- Tidak mengganggu fungsi anus
- Anal discharge (-)
- Nyeri minimal karena tindakan dilakukan di luar
bagian sensitif
- Tindakan berlangsung cepat (20-45 menit)
- Pasien pulih lebih cepat sehingga rawat inap di
rumah sakit semakin singkat
Tindakan pada hemoroid eksterna yang
mengalami trombosis
• Benjolan di bawah kulit kanalis analis
• Nyeri sekali
• Tegang dan berwarna kebiru-biruan
• Berukuran dari beberapa milimeter sampai satu atau dua sentimeter garis tengahnya
• Benjolan itu dapat unilobular, dan dapat pula multilokuler atau Beberapa benjolan
• Ruptur dapat terjadi pada dinding vena

Rendam duduk menggunakan air hangat + antiseptic (mis: larutan PK)


Rendam selama seperempat jam (10 hingga 15 menit) pada waktu pagi dan sore, sebaiknya
dilakukan sehabis mandi
Salep yang mengandung analgesik untuk mengurangi nyeri atau gesekan pada waktu berjalan, dan
sedasi
Istirahat di tempat tidur dapat membantu mempercepat berkurangnya pembengkakan
Komplikasi Hemorrhoidectomy
Retensi urin:
Hal ini dapat dihindari dengan mengurangi pemberian cairan intravena intraoperatif

Perdarahan:
Perdarahan akibat ligasi vascular yang tidak adekuat atau perdarahan 7-10 hari post operasi akibat nekrosis
mukosa.

Infeksi:
Diatasi dengan cara drainase abses atau debridement jaringan yang mengalami nekrosis

Komplikasi jangka panjang:


inkontinensia, stenosis anal, ectropion (whitehead deformity)
Prognosis

• Pada umumnya, kasus hemoroid dapat sembuh dengan spontan


ataupun dengan pengobatan konservatif.

• Namun, tingkat rekurensi pengobatan konservatif lebih tinggi dari


pada tindakan pembedahan yaitu 10-50% dalam 5 tahun,
sedangkan pada tindakan pembedahan siperkirakan 26%.

Anda mungkin juga menyukai