KELOMPOK 8
BERNADETHA INA DONA
DEVA SANDY ALFARIZI
KONSEP DASAR MEDIS
a) Anatomi Dan Fisiologi
+ Alat reproduksi wanita berada dibagian tubuh seseorang wanita yang disebut panggul. Secara anatomi
reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian, yaitu : bagian yang terlihat dari luar (genetalia eksterna) dan
bagian yang berada didalam panggul (genetalia interna). Genitalia eksterna meliputi bagian yang disebut
kemaluan (vulva) dan liang senggama (vagina). Genetalia interna terdari dari rahim (uterus), saluran telur
(tuba), dan indung telur (ovarium).
+ Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormone - hormone gonadotropin / steriod
dari poros hormonal thalamushipothalamus-hipofisis-adrenal-ovarium. Selain itu terdapat organ atau sistem
ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen
dan sebagiannya.
GENETALIA EKSTERNA
a) Vulva
Vulva adalah organ reproduksi wanita bagian luar, mulai dari mons pubis sampai tepi perineum, terdiri dari mons pubis, labia
mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelnjar pada dinding vagina.
b) Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari arah pinggir bawah simphisis sampai kepromontorium, dan bagian
depannya berukuran 6,5 cm sedangkan bagian belakang 9,5 cm. Dinding bagian belakang vagina lebih panjang dan
membentuk fornix posterior, dan fornix lateral kanan-kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis.
Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid. Fungsi vagina untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada
haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi(persetubuhan). Bagian atas vagina terbentuk dari duktus mulleri, bawah dari sinus
urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis disekitar cervix uteri. Titik grayenbergh
(G-spot), merupakan titik daerah sensorik disekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulus orgasmus
vaginal.
GENETALIA INTERNA
a) Uterus
+ Uterus merupakan jaringan otot yang kuat, terletak dipelvis minor diantara kandung kemih
dan rektum. Dinding uterus bagian belakang dan depan serta atas tertutup peritoneum,
sedangkan bagian bawah berhubungan dengan kandung kemih. Bentuk uterus seperti bola
lampau dan gepeng, ukuran uterus bergantung pada usia wanita dan paritas; anak-anak 2-3
cm, mulipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm. Lebar uterus 5 cm, dengan tebal 2,5 cm dan berat
uterus 50 gram.
+ Struktur rahim dibagi atas fundus uteri (puncak rahim), korpus uteri (badan rahim), dan
isthmus uteri (titik temu serviks dengan korpus uteri).
b) Tuba Fallopi
+ Tuba fallopi disebut juga oviduct (saluran telur) dan kadang disebut juga tuba uterina. Tuba fallopi terdapat
ditepi atas ligamentum latum, berjalan kearah lateral, mulai dari osteum tubae internum pada dinding rahim.
Pada ujung tuba fallopi terdapat fimbriae yang akan menagkap ovum pada saat terjadi ovulasi. Tuba fallopi
merupakan tubulo-muskular dengan panjang sekitar 12 cm dan diameternya antara 3-8 mm. Tuba fallopi dibagi
aats pars interstisialis, pars infundibulum/umbai/fimbriae yang berfungsi membawa ovumdari ovarium ke
uterus.
c) Ovarium (indung telur)
+ Ovarium merupakan kelenjar kelamin (gonad) atau kelenjar seks wanita. Ovarium ada dua buah, yaitu ovarium
di bagian kiri dan kanan yang berada didalam kavum abdomen dibelakang ligamentum latum dekat ujung
fimbriae tuba fallopi. kedua ovarium melekat pada uterus lewat ligamentum ovari yang berjalan dari
permukaan posterior uterus didekat kornu uteri.
DEFINISI
+ Menurut winggo (1995) dalam buku asuhan keperawatan penyakit dalam padila (2013). Kanker ovarium
adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur ) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50-70
tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan
melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru. Kanker ovarium sangat sulit di diagnosa dan
kemungkinan kanker ovarium ini merupakan awal dari banyak kanker primer.
+ Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau
ganas. Dalam kehamilan tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering adalah kista dermonal, kista coklat
atau kista lutein, tumor ovarium yang cukup besar dapat di sebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau
dapat menghalangi-halangi masuknya kepala kedalam punggul.
ETIOLOGI
Kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epithelium ovarium. Dan dibagi menjadi 2, yaitu :
1) Kista non noeoplasma
+ Disebabkan karena ketidak seimbangan hormon estrogen dan progrestron diantaranya adalah :
a) Kista non fungsional kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang didalam korteks
b) Kista fungsional
(1) Kista folikel, disebabakan karena folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel yang tidak matang direabsorbsi
cairan folikule dianatara siklus menstruasi. banyak terjadi pada wanita yang menarche kurang dari 2012 tahun
(2) Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahannya sekresi progestron setelah ovulasi.
(3) Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola hidatidosa.
(4) Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan hiperstimuli ovarium.
2) Kista neoplasma
a) Kistoma ovari simpleks adalah suatu jenis kista deroma serosum yang kehilangan epitel kelenharnya karena
tekanan cairan dalam kista.
b) Kista denoma ovari musinosum asal kista ini belum pasti, mungkin berasal dari suatu terutama yang
pertumbuhannya lelemen mengalahkan elemen yang lain.
c) Kista denoma ovari serosum : berasal dariepitel permukaan ovarium (germinal ovarium).
d) Kista endrometrium : belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya dengan endometroid.
e) Kista derrmoid : tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis.
PATOFISIOLOGI
+ Ovulasi terjadi akibat interaksi antara hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endrometrium. Perkembangan dan permatangan
folikel ovarium terjadi akibat rangsangan dari hipofisi. Rangsangan yang terus menerus datang dan ditangkap panca indra dapat
diteruskan ke hipofisis anterior melalui aliran portal hipothalamohipofisial. Setelah sampai di hipofisis anterior, GnRH akan
mengikat sel genadotropin dan merangsang pengeluran FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Lutheinizing Hormone),
dimana FSH dan LH menghasilkan hormon estrogen dan progestron.
+ Ovarium dapat berfungsi menghasilkan estrogen dan progestron yang normal. Hal tersebut tergantung pada sejumlah
hormon yang kegagalan pembentukan salah satu hormon dapat mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi
dengan secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon hipofisis dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovaarium yang
abnormal dapat menyebabkan penimbunan folikel yang berbentuk secara tidak sempurna didalam ovarium. Folikel tersebut gagal
mengalami pematagan dan gagal melepaskan sel telur. Dimana, kegagalan tersebut secara tidak sempurna dalam ovarium dan hal
tersebut dapat mengakibatkan terbentuknya kista di dalam ovarium, serta menyebabkan infertilitas pada seorang wanita.
MANIFESTASI
+ Klinis kadang – kadang ovarium ditemukan pada pemeriksaan fisik, tanpa ada gejala ( asimtomatik ).
+ Mayoritas penderita tumor ovarium tidak menunjukkan adanya gejala sampai periode waktu tertentu. Hal ini
disebabkan perjalanan penyakit ini berlangsung secara tersembunyi sehingga diagnosa sering ditemukan pada
saat pasien dalam keadaan stadium lanjut sampai pada waktu klien mengeluh adanya ketidak teraturan
menstruasi, nyeri pada perut bawah, rasa sebah pada perut dan timbul benjol pada perut.
+ Pada umumnya kista adenoma ovari serosim tak mempunyai ukuran yang amat besar di bandingkan dengan
kista denoma musinosu. Permukaan tumor biasanya licin, akan tetap dapat pula berbagai karena ovarium pun
dapat berbentuk multivokuler, meskipun lazimnya berongga satu, warna kista putih keabu- abuan. Ciri khas
kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler kedalam rongga kista sebesar 0% dan keluar pada permukaan
kista sebesar 5% isi kista cair kuning dan kadang-kadang coklat karena campuran darah. Tidak jarang
kistanya sendiripun kecil tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papiloma)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pap smear : untuk mengetahuai displosia seluler menunjunkan kemungkinan adanya kanker / kista
2) Ultrasound / scan CT : membantu mengidentifikasi ukuran / lokasi massa.
3) Laparoskopi : dilakukan untuk melihat tumor, pendarahan, perubahan endometrial
4) Hitung darah lengkap
5) Foto rontseng
PENATALAKSANAAN
+ Pengobatan kista ovarium biasanya adalah pengangkatan melalui tindakan bedah bila ukurannya kurang dari
5 cm dan tampak terisi oleh cairan / fisiologis pada pasien muda yang sehat. Kontrasepsi oral dapat
digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista. Sekitar 80% lesi yang terjadi pada
wanita berusia 29 tahun dan yang lebih muda adalah jinak, setelah 50 tahun hanya 50% yang jinak.
Perawatan paska operatif setelah pe mbedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa denagn
perawatan setelah abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada
distensi abdomen yang berat. Komplikasi ini dapat dicegah sampai suatu tingkat dengan memberikan gurita
yang ketat.
ASUHAN KEPERAWATAN
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
1. Klien mengatakan nyeri pada bekas 1. Klien tampak meringis
operasi 2. Klien tampak gelisah
2. Klien menagatakan gelisah akibat nyeri 3. Klien tampak memengang area yang sakit
pada bekas operasi 4. Nampak ada luka bekas post op panjang
3. Klien mengatakan belum pernah mandi 15cm
selama3hari saat berada dirumah sakit 5. Wajah klien tampak kusam
4. Klien mengatakan belum pernah 6. Gusi klien tampak kotor
menggosok gisi selama 3 hari saat berada 7. Klien dirawat dirumah sakit selama 1 minggu
dirumah sakit 8. TTV TD : 140/80 mmHg N : 80 x/i S : 36,7 P :
5. Klien mengatakan kulit kepalanya gatal 20 x/i 9. Skala Nyeri P : Nyeri Q : Tertusuk-
karena tidak pernah keramas selama 3 hari tusuk R : Pada luka bekas operasi S : Skala 3 T
saat berada dirumah sakit : Hilang timbul
ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN
DATA FOKUS
DS : Degenerasi ovarium, Cistomi ovari, Coverektomi, NYERI
1. Klien mengatakan nyeri pada bekas operasi Luka operasi, Diskontinuitas NYERI
2. Klien mengatakan gelisah akibat nyeri pada
bekas operasi
DO :
6. Skala nyeri
P : Nyeri
Q : Tertusuk-tusuk
R : Pada luka bekas operasi
S : Skala 3
T : Hilang timbul
1. Nyeri akut b.d agen cidera fisik Kriteria hasil : Pain management
DS : A. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, 1. lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
1. Klien mengatakan nyeri pada bekas mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi termaksuk lokasi, kualitas dan faktor presipitas
operasi untuk mengurangi nyeri mencari bantuan) 2. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
2. Klien mengatakan gelisah akibat nyeri B. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan mengentahui pengalaman nyeri pasien
pada bekas operasi menggunakan manajeman nyeri f. Mampu 3. Ajarkan tekhnik relaksasi tarik nafas dalam (non
sakit
7. Skala nyeri
P : nyeri
Q : tertusuk-tusuk
R : pada bekas operasi
S : skala 3
T : hilang timbul
2. Defisiti perawatan diri b.d kelemahan fisik Kriteria Hasil 1. Kaji kemampuan klien untuk melakukan
A. Klien terbebas dari bau badan perawatan diri
B. Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan 2. Bantu klien membersihkan badan klien dengan