Seminar Kel 4.
Seminar Kel 4.
ASMA BRONKHIAL
KELOMPOK 4 :
ZULKIFLIYANTO .H
KARYANISA
SUPRIYANTO HASAN
TETI RAHMAWATI .S
AGUNG S
Definisi Asma Bronkhial
Asma adalah kondisi jangka panjang yang
mempengaruhi saluran napas-saluran kecil yang
mengalirkan udara masuk ke dan keluar dari paru-
paru.
Klasifikasi Asma
Berkaitan dengan gangguan saluran pernapasan
yang berupa peradangan dan bronkokonstriksi,
beberapa ahli membagi asma dalam 2 golongan
besar, seperti yang dianut banyak dokter ahli
pulmonologi (penyakit paru-paru) dari Inggris,
yakni:
Asma Ekstrinsik
Asma Intrinsik
Klasifikasi tingkat penyakit asma dapat dibagi berdasarkan frekuensi
kemunculan gejala (Hadibroto & Alam, 2006)
Intermitten, yaitu sering tanpa gejala atau munculnya kurang dari
1 kali dalam seminggu dan gejala asma malam kurang dari 2 kali
dalam sebulan.
Persisten ringan, yaitu gejala asma lebih dari 1 kali dalam
seminggu dan serangannya sampai mengganggu aktivitas,
termasuk tidur. Gejala asma malam lebih dari 2 kali dalam
sebulan.
Persisten sedang, yaitu asma terjadi setiap hari dan serangan
sudah mengganggu aktivitas, serta terjadinya 1-2 kali seminggu.
Persisten berat, gejala asma terjadi terus-menerus dan serangan
sering terjadi.
Etiologi
Menurut The Lung Association of Canada, ada dua faktor yang
menjadi pencetus asma (Hadibroto & Alam, 2006):
Pemicu (trigger) yang mengakibatkan mengencang atau
menyempitnya saluran pernapasan (bronkokonstriksi).
Penyebab (inducer) yang mengakibatkan peradangan
(inflammation) pada saluran pernapasan.
Beberapa faktor orang memiliki kecenderungan yang lebih besar
untuk menyandang asma dibandingkan orang lain (Bull & Price,
2007), di antaranya memiliki riwayat asma atau alergi lainnya
dalam keluarga (keturunan) karena asma dapat diwariskan-
diturunkan dari satu anggota keluarga ke anggota keluarga
berikutnya.
Patofisiologi
Asma Ekstrinsik
Pada asma ekstrinsik alergen menimbulkan reaksi yang hebat
pada mukosa bronkus yang mengakibatkan konstriksi otot
polos, hiperemia serta sekresi lendir putih yang
tebal.Mekanisme terjadinya reaksi ini telah diketahui dengan
baik, tetapi sangat rumit.
Asma Intrinsik
Manifestasi Klinis
Gejala Asma Umum
sesak napas/sulit bernapas, sesak dada, mengi/napas
berbunyi (wheezing) dan batuk (lebih sering terjadi
pada anak daripada orang dewasa).
NEXT…
Gejala Asma Berat
serangan batuk yang hebat, napas berat “ngik-ngik”,
tersengal-sengal, sesak dada, susah bicara dan
berkonsentrasi, jalan sedikit menyebabkan napas
tersengal-sengal, napas menjadi dangkal dan cepat atau
lambat dibanding biasanya, pundak membungkuk,
lubang hidung mengembang dengan setiap tarikan
napas, daerah leher dan di antara atau di bawah tulang
rusuk melesak ke dalam, bersama tarikan napas,
bayangan abu-abu atau membiru pada kulit, bermula
dari daerah sekitar mulut (sianosis), serta angka
performa penggunaan Preak Flow Meter dalam wilayah
berbahaya
Komplikasi Asma
Penyakit asma yang tidak ditangani dengan baik
lambat-laun akan berakibat pada terjadinya
komplikasi (Mansjoer, 2008) dimana dapat
menyebabkan beberapa penyakit sebagai berikut
yaitu, terjadinya pneumotorak,
pneumomediastinum, emfisema subkutis,
aspergilosis, atelektasis, gagal napas, bronkitis,
fraktur iga, dan bronkopulmonar alergik.
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Penunjang
pada pasien, contoh: meninggikan yang tergantung pada tahap proses akut
kepala tempat tidur, duduk pada yang menimbulkan perawatan di rumah
sandara tempat tidur sakit.
Peninggian kepala tempat tidur
Pertahankan polusi lingkungan
minimum, contoh: debu, asap dll. memudahkan fungsi pernafasan dengan
menggunakan gravitasi.
Berikan obat sesuai indikasi Pencetus tipe alergi pernafasan dapat
bronkodilator.
mentriger episode akut.
Merelaksasikan otot halus dan
Genogram 3 generasi
C. Pemeriksaan Fisik
BB sebelum sakit :75 kg BB saat ini : 75 kg, TB : 155 cm
Kesadaran : Tingkat kesadaran klien compos mentis
Tanda-tanda vital : TD : 140/90 RR : 30x/m
N : 100x/m SB : 36,7 SPo2 : 95%
1) Pemeriksaan head to toe ( langsung focus ke organ yang mengalami kelainan /
gangguan )
Thorax
•Paru- paru
Inspeksi : Bentuk dada klien simetris kiri dan kanan,warna kulit merata, tidak
ada luka, tidak ada kelainan tulang belakang dengan frekuensi nafas
30x/m, terdapat penggunaan otot bantu pernafasan. ( terdapat tarikan
dinding dada ).
Palpasi : Tidak teraba masa dan ada nyeri tekan, vocal fremitus normal,
gerakan
kedua sisi sama..
Perkusi : Resonan di kedua lapang paru
Auskultasi : Terdapat bunyi nafas tambahan yaitu wheezing (+)
.
D. Pemeriksaan Penunjang : Lab. Dan radiologi.
Hasil Laboratorium
Nama pasien : TN. JW
Umur : 39 Tahun
No Rm : 064712
Tanggan Pemeriksaan : 30-11-2020
X-RAY/THORAX
Kesan :
•Pneumonia, asma brochial
E. Terapi / tindak
IVFD RL: 20 tpm
Inj. ceptriaxone: /24 jam
Inj. dexamethasone: /24 jam
Nebulizer ventolin 1 Flak 2,5m/8jam
Salbutamol otal 3x1
O2 dengan nasal kanul 3 liter.
SPO2 95%
- Klien nampak sesak
nafas
- Klien terpasang 02 nasal
kanul 3 liter
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NO.
HARI/TANGGAL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
DX.
1 Senin, 30-11-2020 10.00 Memonitor respirasi dan status O2 klien Jam 13.00
dengan hasil respirasi klien 28x/menit, S:
pada saat dikaji klien sudah tidak - Klien mengatakan masih batuk
menggunakan O2 berlendir
Memposisikan klien dengan posisi semi - Klien mengatakan lendir belum
10.10
flower dengan klien sedang berkurang
melakukannya - Klien mengatakan lendir terasa di
dada dan tenggorokan
10.15 Membuka jalan nafas dengan teknik
O:
head thilt chint lift bila perlu dengan
- KU Lemah
hasil tidak dilakukan karena klien sudah
- Klien nampak batuk berlendir
bisa membuka mulit sendiri
- Lendir kien dengan konstitensi
10.17 Menjelaskan teknik btuk efektif dengan kental warna putih
hasil klien paham dengan penjelasan dan - Bunyi nafas weezing
dapat memperagakan teknik batuk efektif - Respirasi 30x/menit
A:
10.20 Melakukan fisioterapi dada dengan hasil Masalah keperawatan ketidakefektivan
klien paham dengan penjelasannya bersihan jalan nafas belum teratasi
P:
13.00 Berkolaborasi dengan dokter pemberian Lanjutkan intervensi
terapi dengan hasil klien setiap hari di 1. Monitor respirasi dan O2
terapi inhalasi nebulizer ventolin 2. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan batuk efektif
3. Ajarkan batuk efektif dan
fisioterapi dada
4. Kolaborasi pemberian obat
NO. HARI/TANGGA
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
DX. L
2 Senin 30-11-2020 13.05 Mengobservasi tanda – tanda vital Jam 13.00
dengan hasil : S :
TD : 140/90 mmHg - Klien mengeluh masih sesak
N : 100x/menit namun sudah mulai berkurang
R : 30x/menit O :
SB : 36,70C - Tanda – tanda vital
13.10 Memposisikan pasien untuk TD : 140/90 mmHg
memaksimalkan ventilasi dengan hasil N : 100x/menit
klien sering posisinya semi flower
dengan 450 R : 28x/menit
13.15 Peralatan Mengauskultasi suara nafas SB : 36,70C
dengan hasil suara nafas wheezing (+) - Klien tampak sesak
- Saat dikaji klien masih mengkaji
13.20 Berkolaborasi dalam pemberian alat klien masih menggunakan 02 5
bantu nafas dengan hasil klien liter
menggunakan O2 5 liter digunakan - Klien tampak bernapas
oleh klien menggunakan otot bantu
13.25 Memonitor aliran oxygen dan pernafasan.
perakatan oxygenasi dengan hasil A
terapo O2 5 liter digunakan oleh klien Masalah keperawatan Pola Nafas tidak
efektif belum teratasi
13.30 Memonitor aliran oxygen peralatan O2 P :
dengan hasil terapi O2 3 liter Lanjutkan intervensi
1. Monitor tanda vital
2. Posisikan klien semi flower
3. Monitor suara nafas dan irama
4. Kolaborasi pemberian O2
CATATAN PERKEMBANGAN
NO.
DX.
HARI/TANGGAL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI