Anda di halaman 1dari 32

PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM
BUDI PEKERTI
OLEH: ERMAN,S.Ag

SEMESTER GENAP KELAS XII


SMK
ERMAN, S.Ag.
BAB 7
PERNIKAHAN

PERNIKAHAN?
PENGERTIAN PERNIKAHAN
Kata nikah berasal dari bahasa Arab yang berarti (al-
jam’u) atau ”bertemu, berkumpul”.
Pernikahan yaitu akad yang menghalalkan pergaulan antara laki-
laki dan perempuan yang bukan mahramnya yang menimbulkan
hak dan kewajiban masing masing
Menurut istilah, nikah ialah suatu ikatan lahir
batin antara seorang laki-laki dan perempuan untuk hidup
bersama dalam suatu rumah tangga melalui akad yang dilakukan
menurut hukum syariat Islam.
Dalam kompilasi hukum Islam (KHI)
dijelaskan bahwa perkawinan adalah
pernikahan, yaitu akad yang kuat atau
mitsaqan ghalizhan untuk
mentaati perintah Allah Swt.
Undang-undang No.1 Tahun 1974,
tentang Perkawinan Pasal 1
perkawinan ialah ikatan lahir batin antara
seorang pria dengan seorang wanita sebagai
suami isteri dengan tujuan membentuk
keluarga yang kekal dan bahagia
berdasarkan ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
Keinginan untuk menikah adalah fitrah
HUKUM NIKAH
HUKUM NIKAH
ORANG YANG TELAH ORANG YANG AKAN MELAKUKAN PERNIKAHAN
MAMPU DAN SANGGUP TETAPI IA BELUM MEMPUNYAI BEKAL
UNTUK MEMBERIKAN NAFKAH TANGGUNGANNYA.
MENIKAH

JAIZ/MUBAH WAJIB SUNAT MAKRUH HARAM

1 2 3 4 5

DIBOLEHKAN DAN ORANG YANG SUDAH ORANG YANG AKAN


INILAH YANG MAMPU MENIKAH MELAKUKAN
MENJADI DASAR PERNIKAHAN, TETAPI IA
NAMUN MASIH SANGGUP
MEMPUNYAI NIAT YANG
HUKUM NIKAH MENGENDALIKAN HAWA BURUK,
NAFSU
TUJUAN MENIKAH

KETENANGAN HIDUP MEMBINA RASA CINTA KEBUTUHAN BIOLOGIS


Nikah merupakan salah Nikah merupakan Untuk memenuhi
satu cara supaya hidup salah satu cara untuk kebutuhan seksual yang
menjadi membina kasih sayang sah dan diridhai Allah
bahagia dan tentram. antara suami, istri, Swt.
dan anak.

PERINTAH ALLAH SWT SUNNAH RASUL MEMPEROLEH KETURUNAN


menikah merupakan Rasulullah Saw. mencela Untuk Memperoleh
pelaksanan perintah Allah orang yang hidup Keturunan yang Sah.
Swt. Oleh karena itu membujang
menikah akan dan beliau menganjurkan
dicatat sebagai ibadah. umatnya untuk menikah.
RUKUN NIKAH
RUKUN NIKAH
1. BERAGAMA ISLAM 4. TIDAK BERSUAMI 1. ISLAM 5. HADIR DALAM AKAD NIKAH
2. TIDAK TERPAKSA 5. TIDAK MASA IDDAH 2. DEWASA
3. AKAL SEHAT
3. BUKAN MUHRIM 6. TIDAK SEDANG IHROM
4. TIDAK FASIK

CALON SUAMI CALON ISTRI ADANYA WALI 2 ORANG SAKSI IJAB & QABUL

1 2 3 4 5

1. BERAGAMA ISLAM 1. MUKALLAF (ISLAM, DENGAN KATA-KATA “


2. KEHENDAK SENDIRI DEWASA, AKAL SEHAT) NIKAH “ ATAU YANG
3. BUKAN MUHRIM 2. LAKI-LAKI MERDEKA SEMAKNA DENGAN ITU.
4. TIDAK SEDANG 3. ADIL BERURUTAN ANTARA
IHROM/HAJI 4. TIDAK SEDANG IHROM IJAB DAN QABUL
Ibu Kandung dan Anak perempuan kandung dan
seterusnya ke atas seterusnya ke bawah (cucu
(nenek dari ibu dan dan seterusnya)
nenek dari ayah)
Anak Saudara
perempuan perempuan
dari saudara sekandung
laki-laki dan Saudara
seterusnya ke perempuan
bawah dari bapak
KETURUNAN Anak perempuan dan saudara
dari saudara perempuan
perempuan dan dari ibu
sterusna ke
bawah
Ibu yang
menyusui
MAHRAM HUBUNGAN
SESUSUAN Saudara
perempuan Ibu tiri
sesusuan

Menantu
PERKAWINA Ibu dari istri
N
Wanita haram
yang dinikahi
karena
mempunyai
Anak tiri pertalian
muhrim istri
WALI NIKAH
WALI

WALI HAKIM
WALI NASAB
Wali Nasab benar-benar tidak ada
Ayah Kandung Wali yang lebih dekat (aqrab) tidak memenuhi syarat dan wali lebih jauh tidak
Kakek (Ayah dari Ayah mempelai Perempuan ada
Saudara laki-laki sekandung Wali Aqrab berpergian jauh dan tidak memberikan kuasa kepada wali nasab
Saudara laki-laki se ayah berikutnya.
Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung Wali Nasab sedang berihrom haji atau umrah
Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah Wali nasab menolak bertindak sebagai wali nikah
Saudara laki-laki ayah yang seayah dengan ayah Wali yang lebih dekat masuk penjara sehingga tidak dapat bertindak sebagai
wali nikah
Anak laki-laki dari saudara laki-laki ayah yang sekandung dengan ayah
Wali yang lebih dekat hilang dan tidak diketahui tempat tinggalnya
Anak laki-laki dari saudara laki-laki ayah yang seayah dengan ayah Wali hakim berhak bertindak sebagai wali nikah.
Kewajiban Suami dan Istri

Kewajiban Suami Kewajiban Istri


Memberi Nafkah lahir dan bathin Patuh dan taat pada suami dalam batas yang sesuai dengan
Menggauli istri secara makruf yaitu secara patut seperti ajaran Islam
dengan kasih sayang , memperhatikan dan sebagainya Memelihara dan menjaga kehormatan diri dan keluarga serta
Memimpin keluarga , dengan cara membimbing, memelihara harta benda suami
semua anggota keluarga dengan penuh tanggung jawab. Mengatur rumah tangga dengan baik
Membantu istri dalam tugas sehari-hari, terutama dalam Memelihara dan mendidik anak terutama mengenai ilmu agama
mengasuh dan mendidik anak-anaknya agar menjadi anak Bersikap hemat, cermat, ridha, dan syukur serta bijaksana pada
yang shaleh suami.
Hak Suami dan Istri

Hak Istri
Hak Suami
Mendapat mahar dari suaminya
Ditaati dalam seluruh perkaran kecuali maksiat
Mendapat perlakuan yang patut dari suaminya
dimintai izin oleh istri yang hendak keluar rumah. Istri
Mendapatkan nafkah, pakaian, dan tempat tinggal dari
tidak boleh keluar rumah kecuali seizin suami.
suaminya.
Istri tidak boleh puasa sunnah kecuali izin dari suaminya.
Mendapatkan perlkuan adil jika suami memiliki lebih dari
Mendapatkan pelayanan dari istrinya
1 (satu) istri
disyukuri kebaikan yang diberikannya. Istri harus
Mendapatkan bimbingan dari suaminya agar selalu taat
mensyukuri atas setiap pemberian dari suaminya
kepada Allah SWT.
HIKMAH PERNIKAHAN

PERNIKAHAN PERNIKAHAN PERNIKAHAN AKAN


PERNIKAHAN MERUPAKAN JALAN PERNIKAHAN MEMPERERAT TALI
MENBUMBUHKAN
MERUPAKAN JALAN TERBAIK UNTUK MENUMBUHKAN KEKELUARGAAN YANG
SIFAT RAJIN DAN
KELUAR YANG MEMULIAKAN ANAK, NALURI KEBAPAKAN DILANDASI RASA
SUNGGUH-
PALING BAIK UNTUK MEMPERBANYAK DAN KEIBUAN SERTA SALING MENYAYANGI
KETURUNAN,
SUNGGUH KARENA SEBAGAI MODAL
MEMENUHI MENUMBUHKAN
MELESTARIKAN HIDUP ADANYA RASA KEHIDUPAN
KEBUTUHAN PULA RASA KASIH
MANUSIA, SERTA TANGGUNG JAWAB MASYARAKAT YANG
SEKSUAL DAN SAYANG
MEMELIHARA NASAB. KEPADA KELUARGA AMAN DAN SEJAHTERA
TALAK

HAL YANG HARUS DIPENUHI DALAM TALAK


1) Yang menjatuhkan talak adalah suami. Syaratnya
PENGERTIAN TALAK baligh, berakal,
Menurut bahasa talak berartimelepaskan ikatan. dan kehendak sendiri.
Menurut istilah talak ialah lepasnya ikatan 2) Yang dijatuhi talak adalah istrinya.
pernikahan dengan lafal talak. 3) Ada dua macam cara menjatuhkan talak, yaitu
dengan cara sharih (tegas) maupun dengan cara
kinayah (sindiran).
MACAM MACAM TALAK

TALAK BAIN
TALAK BAIN SUGHRA,
TALAK RAJ’I talak yang dijatuhkan kepada istri yang belum dicampuri dan talak khuluk
(karena permintaan istri). Suami istri boleh rujuk dengan cara akad nikah
talak ketika suami boleh rujuk tanpa harus dengan lagi, baik masih dalam masa Iddah maupun sudah habis masa Iddahnya.
akad nikah lagi. Talak raj’i ini dijatuhkan suami kepada TALAK BAIN QUBRA
istrinya untuk pertama kalinya atau kedua kalinya dan yaitu talak yang dijatuhkan suami sebanyak tiga kali (talak tiga) dalam
waktu yang berbeda. Dalam talak ini suami tidak boleh rujuk atau
suami boleh rujuk kepada istri yang telah ditalaknya menikah dengan bekasistri kecuali dengan syarat : Bekas istri telah
selama masih dalam masa Iddah menikah lagi dengan laki-laki lain; Bekas istri telah dicampuri oleh suami
yang baru; Bekas istri telah dicerai oleh suami yang baru Bekas istri telah
selesai masa Iddahnya setelah dicerai suami yang baru
ALASAN TALAK

Khulu’ (talak
Dzihar, yaitu
Ila’ yaitu Lian, yaitu tebus) yaitu
ucapan suami Fasakh, ialah Hadhanah
sumpah seorang sumpah seorang talak yang
kepada istrinya rusaknya ikatan berarti
suami bahwa ia suami yang diucapkan oleh
yang berisi perkawinan mengasuh dan
tidak akan menuduh suami dengan
penyerupaan karena sebab- mendidik anak
mencampuri istrinya berbuat cara istri
istrinya dengan sebab tertentu yang masih kecil
istrinya. zina membayar
ibunya
kepada suami
IDDAH
IDDAH

PENGERTIAN IDDAH
Secara bahasa Iddah berarti ketentuan bilangan.
Menurut istilah, Iddah ialah masa menunggu bagi seorang wanita yang sudah dicerai suaminya sebelum ia menikah
dengan laki-laki lain.
LAMA DAN HAK PADA MASA IDDAH

LAMANYA MASA IDDAH HAK PEREMPUAN DALAM MASA IDDAH


Wanita yang sedang hamil masa iddahnya sampai melahirkan anaknya Perempuan yang taat dalam Iddah raj’iyyah (dapat rujuk) berhak
Wanita yang tidak hamil, sedang ia ditinggal mati suaminya maka mendapat pemberian dari suami yang mentalaknyaberupa tempat
masa iddahnya 4 bulan 10 hari
tinggal, pakaian, uang belanja. Sementara itu wanita yang durhaka
Wanita yang dicerai suaminya sedang ia dalam keadaan haid maka
tidak berhak menerima apa-apa
masa iddahnya 3 kali quru’ (tiga kali suci)
Wanita yang tidak haid atau belum haid masa iddahnya selama tiga
Wanita dalam Iddah bain (Iddah talak 3 atau khuluk) hanya
bulan berhak atas tempat tinggal saja
Wanita yang dicerai sebelum dicampuri suaminya maka baginya Wanita dalam Iddah wafat tidak mempunyai hak apapun, tetapi ia
tidak ada masa Iddah. dan anaknya berhak mendapat harta waris suaminya
RUJUK
RUJUK

PENGERTIAN RUJUK
Rujuk artinya kembali. Yang dimaksud dengan rujuk adalah kembalinya suami istri pada ikatan perkawinan setelah
terjadi talak raj’i dan masih dalam masa Iddah.
HUKUM DAN RUKUN RUJUK

HUKUM RUJUK
ASAL HUKUM RUJUK ADALAH MUBAH RUKUN RUJUK
Haram apabila si istri dirugikan serta lebih menderita Istri, dengan syarat pernah digauli, talaknya talak raj’i
dibandingkan dengan sebelum rujuk. dan masih dalam masa Iddah
Makruh bila diketahui meneruskan perceraian lebih bermanfaat.
Sunat bila diketahui rujuk lebih bermanfaat dibandingkan
Suami, dengan syarat Islam, berakal sehat, dan tidak
meneruskan perceraian. terpaksa.
Wajib khusus bagi laki-laki, jika ditakutkan tidak dapat menahan Sighat (lafal rujuk)
hawa nafsunya, sedangkan dia masih memiliki hak rujuk dalam Saksi, yaitu 2 orang laki-laki yang adil.
masa Iddah istri
Perkawinan menurut
UU No 1 Tahun 1974
a. Pencatatan Perkawinan
Dalam pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa : Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan tentang pelaksanaan
pencatatan perkawinan ini tercantun dalam PP. No. 9 Tahun 1975 Bab II pasal 2
sampai 9.
b. Sahnya Perkawinan
Dalam pasal 2 ayat (1) ditegaskan bahwa : perkawinan adalah sah apabila dilakukan
menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaanya itu.
c. Tujuan Pekawinan
Dalam Bab 1 Pasal 1 dijelaskan bahwa tujuan perkawinan adalah untuk
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa
d. Talak.
Dalam Bab VIII Pasal 29 ayat (1) dijelaskan bahwa : perceraian hanya dapat
dilakukan di depan sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan
berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.
e. Batas usia minimal perkawinan perempuan disamakan dengan usia minimal laki-laki
yaitu 19 tahun.
f. Batasan dalam berpoligami.
1.) Dalam Pasal 3 ayat (1) dijelaskan bahwa :”Pada dasarnya dalam
suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai
seorang istri. Seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami”.
2.) Dalam Pasal 4 dan 5 ditegaskan bahwa dalam hal seorang
suami akan beristri lebih dari seorang ia wajib mengajukan
permohonan kepada pengadilan di daerah tempat tinggalnya.
3.) Pengadilan hanya memberi izin berpoligami apabila;
a. Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri;
b. Istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak bisa disembuhkan;
c. Istri tidak dapat melahirkan keturunan;
d. Adanya persetujuan dari istri;
e. Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan hidup istri- istri
dan anak-anak mereka;
f. Adanya jaminan bahwa suami akan belaku adil terhadap
istri-istri dan anak-anak mereka
Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai