Anda di halaman 1dari 38

Konsep dasar dan Adaptasi neonates, bayi, balita

dan anak prasekolah

Oleh :
Dionesia Octaviani Laput,SST.,M.Kes
PERUBAHAN-PERUBAHAN FISIOLOGIS
PADA BAYI BARU LAHIR
1. Perubahan pada Sistem Pernapasan
Rangsangan u/ grk pernafasan :
 Tekanan mekanik dr thoraks
 Pe Pa O2 & ke Pa CO2
 Rangsangan dingin pd daerah muka
 Refleks deflasi Hering Breur
Upaya bernafas pertama seorang bayi berfungsi u/
:
1. Mengeluarkan cairan dlm paru – paru
2. Mengembangkan jar. Alveolus paru – paru u/
pertama kali
Proses Awal Bernapas
 Pernafasan pertama pada bayi baru lahir terjadi denga
normal dalam waktu 30 detik setelah kelahiran.
 Tekanan pada rongga dada bayi saat bayi melalui jalan
lahir per vaginam megakibatkan cairan paru yang
jumlahnya 80-100 ml, berkurang sepertiganya sehingga
volume yang hilang ini diganti dengan udara
 Paru mengembang sehingga rongga dada kembali ke
bentuk semula ( diafragmatik & abdominal)
 Frekuensi dan kedalaman pernafasan belum teratur.
Lanjutan....

 Kompresi dan dekompresi kepala bayi selama proses


kelahiran diyakini merangsang pusat pernapasan didalam
otak yang menimbulkan upaya bernapas
 Rasa sakit yang disebabkan oleh ekstensi tungkai yang
masih fleksi, sendi dan tulang punggung dapat dianggap
menjadi penyebab timbulnya respon awal bayin terhadap
kehidupan di luar uterus.
Surfaktan dan Upaya Bernapas
 Upaya pernapasan pertama berfungsi untuk
mengeluarkan cairan dalam paru dan
mengembangkan jaringan alveolus paru untuk
pertama kali
 Harus terdapat surfaktan dalam jumlah yang
cukup dan aliran darah ke paru agar alveolus
diapat berfungsi.
 Surfaktan ini mengurangi tekanan permukaan
paru dan membantu menstabilkan dinding
alveolus sehingga tidak kolaps.
Pertukaran Gas
 Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat
penting dalam mempertahankan pertukaran gas yang
adekuat.
 Jika terdapat hipoksia , pembuluh darah paru akan
mengalami vasokonstriksi.
 Peningkatan aliran darah paru akan memperlancar
pertukaran gas dalam alveolus dan menghilangkan cairan
paru.
 Peningkatan aliran darah ke paru akan mendorong
peningkatan sirkulasi limfe dan membantu menghilangkan
cairan paru serta merangsang perubahan sirkulasi janin
menjadi sirkulasi luar rahim
Perubahan pada Sistem
Kardiovaskuler
 Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk
mengambil oksigen dan bersirkulasi ke seluruh tubuh guna
menghantarkan oksigen ke jaringan.
 Agar terbentuk sirkulasi yang baik guna mendukung
kehidupan luar rahim, Tjd perubahan besar, yaitu :
 Penutupan foramen ovale pd atrium jantung
 Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru2 &
aorta
Dua Peristiwa yg mengubah tekanan
dalam pembuluh darah

 Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh


darah sistemik meningkat dan atrium kanan menurun.
Aliran darah menuju atrium kanan berkurang sehingga
menyebabkan penurunan volume dan tekanan pada
atrium tersebut.
 Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh
darah paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan.
Oksigen pada pernapasan pertama ini menimbulkan
relaksasi sistem pembuluh darah paru.
Tali Pusat Diklem

Lepasnya dari plasenta (turunnya sirkulasi darah)

Tertutupnya ductus Pertama kali Meningkatnya system resistensi


venosus bernafas

Tekanan dari atrium Perubahan dr kanan


kanan berkurang ke kiri meninggalkan dr
Darah ke hati dan dibandingkan dg kiri ke kanan dr aliran
system portal atrium kiri darah

Paru-paru Paru-paru mengeluarkan cairan Meningkatnya tingkat


berkembang sirkulasi oksigen dalam
sirkulasi pulmonary

Menurunnya resistensi vaskuler pulmonary

Tertutupnya ductus
arteriosus
Meningkatnya tekanan di atrium kiri

Tertutupnya foramen ovale

Lingkungan yg dingin
Perubahan pd Sistem Ginjal
• Muatan ginjal terbilang kecil hingga setelah kelahiran
• Urine bayi encer, berwarna kekuning-kuningan dan
tidak berbau.
• Warna cokelat dapat disebabkan oleh lendir bebas
membran mukosa dan udara asam.
• Tingkat filtrasi glomerulus rendah dan kemampuan
reabsorsi tubular terbatas.
• Urine pertama dibuang saat lahir dan dalam 24 jam
dan akan semakin sering dengan banyaknya cairan
yang masuk.
Perubahan pd Sistem
Gastrointestinal
 Kapasitas lambung BBL sgt bervariasii & tgt pd
ukuran by, sktr 30 – 90 ml.
 Pengosongan dimulai dlm bbrp mnt pd saat
pemberian makanan & selesai antara 2 – 4 jam stlh
pemberian makanan & pengosongan ini dipengaruhi
o/ bbrp faktor a/l wkt & volume makanan, jns & suhu
makanan serta stres fisik.
 Bising usus terdengar dalam 1 jam kelahiran
 Mekoneum yang ada dalam usus besar sejak 16
minggu kehamilan dikeluarkan dalam waktu 24 jam
pertama kehidupan dan benar-benar dibuang dalam
waktu 48-72 jam
Perubahan pd Sistem Hepar

Liver bayi mempunyai peranan yg ptg dlm hal :


• penyimpanan zat besi
• metabolisme KH
• konjugasi bilirubin
• koagulasi
Liver BBL blm matur u/ membentuk glukosa shg
BBL mdh terkena hipoglikemi
Neonatus telah memiliki kapasitas fungsional u/
mengubah bilirubin, namun sebagian bsr
BBL ada yg mengalami hiperbilirubinemia
fisiologis
Perubahan pd Sistem Immunitas
• Sistem immunitas BBL blm matang, shg
menyebabkan BBL rentan thd berbagai infeksi &
alergi
• Sedangkan sistem immunitas yg telah matang
akan memberikan kekebalan alami & kekebalan
didpt pd tbh
• Kekebalan alami t/d struktur pertahanan tbh yg
mencegah a/ meminimalkan infeksi
Perubahan pd Sistem
Integumen
Pd BBL semua struktur kulit tlh ada ttp
blm matur.
Epidermis & dermis tdk terikat dgn erat &
sgt tipis.
Verniks caseosa bersatu dgn epidermis
By aterm memiliki kulit erithemathous
Tgn & kaki sdkt sianosis
Perubahan pd Sistem Skeletal

 Tubuh BBL kelihatan sdkt tdk


proposional
 Tgn sdkt lbh panjang dr kaki
 Punggung BBL kelihatan lurus & dpt
ditekuk dgn mdh
 BBL dpt mengangkat & memutar
kepala ketika menelungkup
Perubahan pd Sistem Neuromuscular
Pertumb. otak sgt cpt & membutuhkan
glukosa & O2 yg adekuat
Bbrp aktivitas refleks yg tdpt pd BBL a/l :
1. Refleks Moro / Peluk
2. Rooting Reflex
3. Refleks menghisap & menelan
4. Refleks batuk & bersin
5. Refleks genggam
6. Refleks melangkah & berjalan
7. Refleks otot leher
8. Babinsky Reflex
TERMOREGULASI

(Perlindungan Termal)
PENDAHULUAN
 Mekanisme pengaturan temperatur tubuh
pd BBL blm berfungsi sempurna,
permukaan tubuh bayi relatif luas, tubuh
bayi terlalu kecil utk memproduksi &
menghslkan panas sebabkan BBL mudah
sekali terkena Hipotermi.
 Disebut hipotermi bila suhu tubuh turun di
bwh 36,5 °C
( N : 36,5 °C – 37,5 °C )
MEKANISME KEHILANGAN PANAS
PD BBL

 EVAPORASI
 Proses kehilangan panas pd bayi krn
penguapan cairan ketuban pd
permukaan tubuh oleh panas tubuh
bayi sendiri krn tdk sgr dikeringkan.
 KONDUKSI
 Kehilangan panas tubuh mll kontak
langs ant tubuh bayi dgn permukaan
yg dingin.

 KONVEKSI
 kehilangan panas pd bayi yg tjd
saat bayi terpapar udara sekiar yg
lebih dingin.
 RADIASI
 Kehilangan panas yg tjd krn bayi
ditempatkan di dekat benda- benda
yg mempunyai suhu tubuh lebih rendah
dr suhu tubuh bayi.
PENILAIAN HIPOTERMI BBL
 Gejala Hipotermi BBL
1. Bayi tdk mau menyusu/minum
2. Bayi tampak lesu
3. Tubuh bayi teraba dingin
4. Dlm keadaan berat, denyut jantung
bayi menurun & kulit bayi mengeras
Tanda-tanda Hipotermi sedang
1. Akifitas berkurang, letargis
2. Tangisan lemah
3. Kulit berwarna tdk rata
4. Kemampuan menghisap lemah
5. Kaki teraba dingin
Tanda-tanda Hipotermi Berat
1. Bibir & kuku kebiruan
2. Pernafasan lambat
3. Pernafasan tdk teratur
4. Bunyi jantung lambat
5. Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia
Tanda-tanda Stadium Lanjut
Hipotermi
1. Muka, ujung kaki & tangan berwarna
merah terang.
2. Bagian tubuh lainnya pucat
3. Kulit mengeras merah & timbul edema
terutama pd punggung, kaki & tangan
PENCEGAHAN HIPOTERMI
1. Segera mengeringkan bayi setelah lahir
2. Menyelimuti bayi dengan selimut atau kain
bersih, kering dan hangat
3. Menutupi kepala bayi dengan topi
4. Bonding attachment dan memberikan ASI
5. Tidak memandikan bayi minimal 6 jam setelah
lahir (sampai suhu tubuh stabil)
6. Rawat gabung
EVALUASI NILAI APGAR
 KU bayi dimulai 1 menit stlh lahir dgn
menggunakan nilai APGAR.
 Penilaian ini bertujuan u/ mengetahui apakah
bayi menderita asfiksia/tdk.
 Penilaian bayi dilakukan berdasakan :
1. Usaha bernafas
2. Frekuensi denyut jantung
3. Warna kulit
4. Tonus otot
5. Reaksi Penghisapan
USAHA BERNAFAS
 Jika bayi mengalami kesulitan bernafas, jgn
lakukan pemeriksaan sblm jln nafas dibersihkan
& pemberian O2 hingga respirasi kembali normal.
 CARA MEMBERSIHKAN JLN NAFAS
1. kepala bayi dimiringkan agar cairan
berkumpul di mulut & tdk di faring bag
belakang
2. mulut dibersihkan terlebih dahulu agar
cairan tdk terakspirasi & isapan pd hidung akan
menimbulkan pernafasan megap- megap.
3. Apabila mekonium kental & bayi mengalami
depresi, hrs dilakukan penghisapan dr trakea
dgn menggunakan pipa endotrakea.
 MENILAI USAHA BERNAFAS
1. Bila bayi bernafas spontan & memadai,
 menilai frekuensi denyut jantung
2. Bila bayi mengalami apnea/sukar
bernafas
 lakukan rangsangan taktil dg menepuk-
nepuk atau menyetil telapak kaki
bayi/menggosok-gosok
punggung bayi sambil beri O2
100% kecepatan 5ltr/mnt.
3. Apabila stlh bbrp detik tdk tjd reaksi atas
rangsangan taktil mulai beri VTP.
FREKUENSI DENYUT JANTUNG

 MENILAI FREKUENSI DENYUT JANTUNG


BAYI
 Denyut Jantung pd saat lahir berkisar ant 100-
180x/mnt & sgr stabil mjd 100-120/140x/mnt.
 Penilaian frekuensi denyut jantung bayi
dilakukan apabila pernafasan spontan normal
teratur.
 Cara menghitung frekuensi denyut jantung yaitu
dg menghitung jml denyut jantung dlm
6 det x 10 = frekuensi jantung permnt
 Apabila frekuensi denyut jantung <
100/mnt, wlaupun bayi bernafas spontan
 indikator lakukan VTP.
 Apabila detak jantung tdk dpt dideteksi 
efinefrin hrs sgr diberikan & pd saat yg
sama VTP & kompresi dada dimulai.
WARNA KULIT

 Menilai warna kulit br dilakukan apabila


bayi bernafas spontan & frekuensi denyut
jantung > 100x/mnt.
 Apabila terdpt sianosis sentral, O2 tetap
diberikan.
 Apabila tdp sianosis perifer,O2 tdk perlu
diberikan.
TONUS OTOT
 Pd saat lahir biasanya tonus otot lemas, ttp stlh
1 atau 2x tangisan tonus otot bayi akan
bertambah sempurna.
 Sgr stlh lahir bayi cenderung u/ memfleksikan
tbhnya  u/ m’capai posisi senyamam
mungkin.
 Tonus otot yg buruk pd by yg berusia bbrp mnt
hrs dianggap sbg pertanda buruk  anoksia,
narkosis, kolaps vaskuler, sindrom jantung kiri
konginental, hipoglikemia, sindrom down,
hematoma subdural dr sumsum tulang
belakang dll.
REAKSI PENGHISAPAN

 Reaksi penghisapan dpt dilihat dr reflek


pd saat jln nafas dibersihkan.
 Apabila bayi dlm keadaan menyeringai,
batuk/bersin  reaksi penghisapan baik.
APGAR ringkasan dari :
A : Appearance : Rupa (warna kulit)
P : Pulse Rate : Nadi/frekuensi jantung
G : Grimace : Menyeringai (akibat
reflek kateter dlm hidung)
A : Activity : Keaktifan/tonus otot
R : Respiration : Pernafasan
Setiap Penilaian diberi angka : 0, 1, 2
TABEL NILAI APGAR
SKORE 0 1 2 Nilai

A Pucat Bdn merah Seluruh tbh


ekstremitas biru kemeraha-merahan

P Tdk ada Di bawah 100 Diatas 100

G Tdk ada Sedikit gerakan Menangis,batuk


mimik bersin

A Lumpuh Ekstremitas dlm Gerakan aktif


fleksi sedikit

R Tdk
Lemah, tdk teratur Menangis kuat

JUMLAH
 Dari hasil penilaian tsb dpt diketahui
keadaan bayi dgn kriteria sbb :
Nilai APGAR 7 – 10 : Bayi normal
Nilai APGAR 4 – 6 : Asfiksia ringan –
sedang
Nilai APGAR 0 – 3 : Asfiksia berat
Bila nilai APGAR dlm 2 mnt tdk mencapai nilai
7, maka hrs dilakukan tindakan resusitasi
lebih lanjut..

Anda mungkin juga menyukai