Anda di halaman 1dari 43

TUMBUH KEMBANG BAYI DAN

BALITA

Dionesia Octaviani Laput, SST.,M.Kes


Tahap TumBang Bayi dan Faktor yang
Mempengaruhi
 Menurut Doyle (2009) pertumbuhan atau physical growth adalah
peningkatan dalam ukuran tubuh yaitu tinggi badan, berat badan dan
juga bertambah besarnya ukuran organ dan perkembangan adalah
peningkatan fungsi dan kapabilitas seorang anak.
 Tanuwidjaya (2002), mendefinisikan pertumbuhan sebagai
bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, yang
bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan mempergunakan
satuan panjang atau satuan berat. Sedangkan perkembangan anak ialah
bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks, dan bersifat kualitatif.
 Pertumbuhan dan perkembangan secara garis besar terbagi dua

: Masa prenatal, adalah masa janin didalam kandungan, dan terdiri atas
1.
tahap,yaitu masa prenatal, dan masa post natal

dua periode yaitu masa embrio dan masa fetus.


2. Sesudah lahir, tahap pertumbuhan dan perkembangan akan masuk ke
masa post natal. Masa postnatal terdiri dari beberapa periode, yaitu
masa neonatal (0-28 hari), masa bayi(bayi dini dan bayi lanjut), masa
prasekolah, masa sekolah atau pra-pubertas dan masa remaja
(adolescent) (Tanuwidjaya.S, 2002).
 Tahap awal neonatus adalah beradaptasi terhadap lingkungan. Fase
berikutnya adalah fase bayi, yang terbagi dua fase yaitu bayi dini dan bayi
akhir. Fase bayi dini yang berawal dari usia 1 bulan hingga 12 bulan. Pada
fase ini pertumbuhan akan terjadi dengan pesat dan proses pematangan
organ akan berlangsung secara berkelanjutan terutama meningkatnya
fungsi sistem saraf.
 Setelah bayi mencapai usia 1 tahun, ia akan masuk ke masa bayi
akhir, yang berlangsung hingga ia mencapai usia 2 tahun, ditahap ini
kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan ada kemajuan pada
perkembangan motorik dan fungsi ekskresi.
Ciri-ciri Tumbuh Kembang
1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai
maturitas/dewasa, yangdipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
2. Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa
perlambatan, serta laju tumbuhkembang yang berlainan diantara organ-
organ.
3. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi
kecepatannya berbeda
4. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.
5. Aktifitas seluruh tubuh diganti respons individu yang khas
6. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal
Kenaikan BB anak pada tahun pertama kehidupan, kalau anak mendapat
gizi yang baik, adalah berkisar antara :
 700-1000 gram/bulan pada triwulan I
 500-600 gram/bulan pada triwulan II
 350-450 gram/bulan pada triwulan III
 250-350 gram/bulan pada triwulan IV

 Panjang Badan / Tinggi Badan :


 BBL normal : 48-50 cm
 Kenaikan tinggi badan pada tahun pertama :
 Triwulan I : 10 cm
 Triwulan II : 6 cm
 Triwulan III : 5 cm
 Triwulan IV : 4 cm
Lingkar Kepala
BBL normal : 33-35 cm (lebih dari lingkar dada)
Perkiraan lingkar kepala :
 6 bulan : 44 cm
 1 tahun : 47 cm
 2 tahun : 49 cm
 10 tahun : 53 cm
 Dewasa : 55-57 cm
Dari 0-3 bulan 3-6 bulan
 Belajar mengangkat kepala  Mengangkat kepala 90 derajat
dan mengangkat dada dengan
 Belajar mengikuti objek
bertopang tangan
dengan matanya
 Mulai belajar meraih benda-
 Melihat ke muka orang
benda yang ada dalam
dengan tersenyum jangkauannya atau diluar
 Bereaksi terhadap suara dan jangkauannya
bunyi  Menaruh benda-benda
 Mengenal ibunya dengan dimulutnya
penglihatan, penciuman,  Berusaha memperluas
pendengaran dan kontak lapangan pandangan
 Menahan barang yang  Tertawa dan menjerit karena
dipegangnya gembira bila diajak bermain
 Mengoceh spontan dan  Mulai berusaha mencari
bereaksi dengan mengoceh benda-benda yang hilang
6-9 bulan 9-12 bulan
 Dapat duduk tanpa dibantu  Dapat berdiri sendiri tanpa
dibantu
 Dapat tengkurap dan berbalik
sendiri  Dapat berjalan dengan dituntun
 Dapat tengkurap dan meraih  Menirukan suara
benda atau mendeteksi seseorang  Mengulang bunyi yang
 Memindahkan benda dari satu didengarnya
tangan ke tangan lainnya  Belajar menyatakan satu atau
 Memegang benda kecil dengan ibu dua kata
jari dan jari telunjuk  Mengerti perintah sederhana
 Bergembira dengan melempar atau larangan
benda-benda  Memperlihatkan minat yang
 Mengeluarkan kata-kata tanpa arti besar dalam mengeksplorasi
sekitarnya, ingin menyentuh apa
 Mengenal muka anggota keluarga
saja dan memasukkan benda-
dan takut pada orang asing
benda ke dalam mulutnya
 Mulai berpartisipasi dalam
 Berpartisipasi dalam permainan
permainan tepuk tangan
12-18 bulan 18-24 bulan
 Naik turun tangga
 Berjalan dan
mengeksplorasi rumah serta  Menyusun 6 kotak
sekeliling rumah  Belajar makan sendiri
 Menyusun 2 atau 3 kotak  Menggambar garis di kertas
atau pasir
 Dapat mengatakan 5-10
kata  Mulai belajar mengontrol BAK
dan BAB
 Memperlihatkan rasa
 Menaruh minat pada apa yang
cemburu dan rasa bersaing
dikerjakan oleh orang yang
lebih besar
 Memperlihatkan minat kepada
anak lain dan bermain dengan
mereka
Faktor Yang Mempengaruhi TumBang
 Internal
1. Genetika : perbedaan ras/etnis/bangsa, jenis kelamin, keluarga, umur
2. Pengaruh hormon

 Eksternal
1. Pranatal : nutrisi ibu, mekanis, toksin, infeksi/penyakit menular
2. Kelahiran : riwayat kelahiran
3. Pascanatal : gizi, penyakit kronis/kelainan kongenital, lingkungan fisik
dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan,
stimulasi, dan obat-obatan.
Kebutuhan Dasar pada Bayi
(asah, asih, asuh)
 Kebutuhan dasar manusia merupakan suatu hal yang dibutuhkan
manusia untuk mempertahankan keseimbangan fisologis dan psikologis
(Potter dan Perry dalam Hidayat, 2006). Kebutuhan dasar anak yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak diantaranya
kebutuhan asuh, asah, dan asih.
 Kebutuhan asuh merupakan kebutuhan dasar yang menunjang
pertumbuhan otak dan pertumbuhan jaringan dalam tubuh, seperti
kebutuhan sandang, pangan, papan, kebersihan diri, imunisasi, dan
rekreasi,
 Kebutuhan asah adalah kebutuhan yang menunjang stimulasi
kecerdasan anak, seperti pemberian alat permainan edukasi sehingga anak
lebih cerdas dengan bermain.
 Kebutuhan asih merupakan kebutuhan anak untuk mengembangkan
kasih sayang, spiritual anak, kemandirian, kebutuhan rasa aman dan
nyaman, rasa memiliki dan kemandirian
Asuh
 Asuh menunjukkan kebutuhan bayi dalam mendukung pertumbuhan
otak dan jaringan tubuh, sehingga bayi membutuhkan nutrisi yang penuh
dengan makanan bergizi. Kebutuhan asuh merupakan kebutuhan fisik dan
biologis yang meliputi kebutuhan nutrisi, imunisasi, kebersihan badan dan
lingkungan tempat tinggal, pengobatan, bergerak dan bermain.
 Soetjiningsih (1995) mengemukakan bahwa asuh merupakan
kebutuhan yang berupa kebutuhan fisik dan menggolongkan kebutuhan ini
menjadi beberapa indikator yaitu:
 1) Zat Gizi Seimbang
 Masa tumbuh kembang anak membutuhkan zat gizi lengkap seperti
protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.
 2) Perawatan Kesehatan Dasar
 Perawatan kesehatan dasar yaitu perawatan yang harus dilakukan
pada anak dan harus dipenuhi diantaranya imunisasi lengkap,pemberian
ASI, penimbangan secara teratur, dan memberikan pengobatan ketika
anak sakit.

 3) Perumahan (Tempat Tinggal)
 Tempat tinggal yang layak akan membantu anak untuk betumbuh dan
berkembang secara optimal. atur rumah menjadi sehat, cukup ventilasi,
serta terjaga kebersihan dan kerapiannya.
 4) Pakaian
 Pakaian merupakan sebuah bentuk perlindungan dan kehangatan yang
diberikan untuk mencegah dan melindungi anak dari berbagai benda yang
dapat membahayakan anak.
 5) Kebersihan Diri dan Lingkungan
 Kebutuhan sanitasi lingkungan yang sehat akan mencegah anak
terinfeksi dari kuman yang masuk melalui lingkungan yang tidak baik.
Lingkungan yang bersih akan membantu mewujudkan hidup sehat,
sehingga anak tidak akan mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan
perkembangan.
 6) Kesegaran Jasmani dan Rekreasi
 Olahraga secara teratur dapat meningkatkan sirkulasi darah dalam
tubuh, menambah aktifitas fisiologis dan stimulasi terhadap
perkembangan otot anak. kebersamaan dalam keluarga sangat dibutuhkan
oleh anak dengan cara berkumpul bersama atau dengan melakukan
rekreasi.
Zat Gizi Seimbang
Mengacu pada WHO (2001), di usia 6-12 bulan bayi memerlukan zat
besi 11 mg perhari. Untuk memenuhi kebutuhan zat besi sebanyak 11
mg, seorang bayi berusia 6 bulan mendapatkan sekitar 0,2 mg/hari
dari ASI dan diharapkan sisanya 10,8 mg dipenuhi dari MPASI.
Kebutuhan energi dari ASI dan MPASI per hari sekitar 770 kkal, dengan
perbandingan sekitar 200 kkal dipenuhi oleh MPASI dan sisanya oleh
ASI.

Kebutuhan energi harian dari ASI dan MPASI menurut usia


WHO pada tahun 2003 mengeluarkan rekomendasi tentang praktik pemberian makan bayi
yang benar yaitu:
1. Berikan ASI sesegera mungkin setelah melahirkan (< 1 jam) dan secara eksklusif selama 6
bulan.
2. Berikan MPASI pada usia genap 6 bulan sambil melanjutkan ASI sampai 24 bulan. MPASI yang
baik adalah yang memenuhi persyaratan tepat waktu, bergizi lengkap, cukup dan seimbang,
aman dan diberikan dengan cara yang benar.
Pemberian Makanan Anak Umur 0-24 Bulan yang Baik dan Benar Sesuai dengan
bertambahnya umur bayi, perkembangan dan kemampuan bayi menerima makanan, maka
makanan bayi atau anak umur 0-24 bulan dibagi menjadi 4 tahap yaitu:
1. Makanan bayi umur 0-6 bulan
a. Hanya ASI saja (ASI Eksklusif)
Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama pada 30 menit
pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi
bayi, ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu,
dengan menyusui akan terbina hubungan kasih sayang antara ibu dan anak
b. Berikan kolostrum
Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan berwarna kekuning-
kuningan. Kolostrum mengandung zat-zat gizi dan zat kekebalan yang tinggi.
c. Berikan ASI dari kedua payudara
Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong, kemudian pindah ke payudara lainnya, ASI
diberikan 8-10 kali setiap hari.
2. Makanan bayi umur 6-9 bulan
a. Pemberian ASI diteruskan
b. Pada umur 6 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara bertahap, karena
merupakan makanan peralihan ke makanan keluarga
c. Berikan makanan selingan 1 kali sehari, seperti bubur kacang hijau, buah dan lain-lain.
d. Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan, seperti lauk pauk dan sayuran
secara berganti-gantian.
3. Makanan bayi umur 12-24 bulan
e. Pemberian ASI diteruskan. Pada periode umur ini jumlah ASI sudah berkurang, tetapi merupakan
sumber zat gizi yang berkualitas tinggi.
f. Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kkali sehari dengan porsi separuh
makanan orang dewasa setiap kali makan. Disamping itu tetap berikan makanan selingan 2 kali
sehari.
g. Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan padanan bahan makanan. Misalnya nasi diganti
dengan mie, bihun, roti, kentang dan lain-lain. Hati ayam diganti dengan telur, tahu, tempe dan
ikan. Bayam diganti degan daun kangkung, wortel dan tomat. Bubur susu diganti dengan bubur
kacang ijo, bubur sum-sum, biskuit dan lain-lain.
h. Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-tiba. Kurangi frekuensi pemberian ASI
sedikit demi sedikit.
Pada prinsipnya makanan tambahan untuk bayi atau yang biasa dikenal sebagai makanan pendamping
ASI (MP-ASI) adalah makanan yang kaya zat gizi, mudah dicerna, mudah disajikan, mudah
menyimpannya, higienis dan harganya terjangkau. Makanan tambahan pada bayi dapat berupa
campuran dari beberapa bahan makanan dalam perbandingan tertentu agar diperoleh suatu produk
dengan nilai gizi yang tinggi.
asah
 kebutuhan asah merupakan kebutuhan rangsangan atau stimulasi yang
dapat meningkatkan perkembangan kecerdasan anak secara optimal.
Kebutuhan asah berhubungan dengan perkembangan psikomotor anak.
Kebutuhan asah (kebutuhan stimulasi mental secara dini) merupakan awal
dari proses pembelajaran, mendidik, dan merangsang perkembangan anak
yang dilatih sedini mungkin.
 Stimulasi menjadi suatu kebutuhan penting bagi anak, namun
pemberian stimulasi juga harus memperhatikan waktu yang tepat yaitu
saat anak siap menerima stimulasi dari luar. Saat anak siap menerima
stimulasi dari luar maka fase ini disebut periode kritis. Saat anak dalam
periode kritis, maka stimulasi akan berdampak positif, namun apabila
periode kritis terlewatkan maka stimulasi tidak berpengaruh bagi anak.
 Tindakan stimulasi tidak hanya bersumber dari permainan melainkan
berbagai aktivitas, seperti latihan gerak, berbicara, berpikir,
kemandirian, dan sosialisasi.
 Beberapa stimulasi yang dapat diberikan pada anak sesuai dengan usianya
yaitu:
1. Usia 0-3 bulan : Stimulasi yang dapat diberikan dengan mengajak bayi
berbicara dengan lembut, dipeluk, dinyanyikan lagu akan menstimulasi
kemandirian bayi. Stimulasi kecerdasan anak dilakukan dengan
mengajak anak berbicara dan mendengarkan berbagai suara seperti
suara burung, suara musik, ataupun radio. Motorik kasar anak dapat
distimulasi dengan melatih bayi mengangkat kepala pada posisi
telungkup dan mengajak anak memperhatikan benda bergerak.

2. Usia 3-6 bulan : Stimulasi yang diberikan pada anak usia 3-6 bulan untuk
melatih kemandirian dengan melatih bayi mencari sumber suara. Stimulasi
bicara dan bahasa dilakukan dengan melatih bayi menirukan bunyi dan kata.
Stimulasi pada motorik kasar dilakukan dengan melatih bayi menyangga leher
dengan kuat. Motorik halus anak dapat dilatih dengan melatih anak mengambil
benda-benda kecil.
3. Usia 6-9 bulan : Anak usia 6-9 bulan dapat distimulasi dengan melatih anak
menirukan kata-kata yang disebutkan untuk meningkatkan kemampuan bicara,
bahasa, dan kecerdasan. Motorik kasar anak dilatih dengan berjalan dan
berpegangan. Anak diajarkan untuk memasukkan dan mengeluarkan benda dari
sebuah wadah untuk melatih motorik halus anak. Anak juga mulai diajarkan untuk
bermain dengan orang lain untuk melatih kemandirian anak.
4. Usia 9-12 bulan : Anak pada usia 9-12 bulan sudah mampu berjalan dan belajar
berbicara, sehingga stimulasi yang dapat diberikan untuk melatih motorik kasar
anak dengan melatih anak berjalan sendiri, sedangkan untuk melatih motorik
halus anak dilakukan dengan mengajak anak belajar menggelindingkan bola.
5. Usia 1 tahun- 5 tahun : Mulai anak memasuki masa todler hingga prasekolah anak
telah mulai memasuki masa bermain, sehingga anak membutuhkan kesenangan
sendiri dari alat bermain yang dimilkinya. Banyak orang menganggap masa
bermain anak tidak perlu mendapat perhatian khusus, sehingga banyak orang tua
yang tidak mempertimbangkan pemberian permainan yang mengandung unsur
pendidikan untuk anak. Permainan yang tepat untuk mengoptimalkan
perkembangan anak adalah dengan permainan dramatik atau pura-pura, misalnya
anak-anak mulai memerankan kebiasaan hidup sehari-hari, membayangkan
bekerja pada salah satu profesi seperti yang anak lihat di lingkungannya.
asih
 Kebutuhan yang dipenuhi dari rasa kasih sayang dan luapan emosi.
Kebutuhan asih merupakan kebutuhan bayi guna mendukung perkembangan
emosi, kasih sayang, dan spiritual anak. Kebutuhan asih juga dapat
memberikan rasa aman jika dapat terpenuhi dengan cara kontak fisik dan
psikis sedini mungkin dengan ibu. Kebutuhan asih digolongkan menjadi
beberapa yaitu:
1. Kasih Sayang Orang Tua : Terpenuhinya kebutuhan kasih sayang akan
membuat perasaan anak bahagia, tenteram, dan aman
2. Rasa Aman dan Nyaman : Rasa aman dan nyaman dapat terwujud dengan
kehangatan dan rasa cinta dari orang tua, serta kestabilan keluarga dalam
mengendalikan stres
3. harga Diri : anak juga butuh dihargai. Anak selalu ingin mendapat tempat
dihati keluarganya dan selalu ingin diperhatikan oleh orang-orang
disekelilingnya
4. Dukungan atau Dorongan : diperlukan oleh anak dalam pengambangan dirinya
5. Rasa Memiliki : Anak merasa segala sesuatu yang telah dimilikinya harus
dijaga agar tidak diambil oleh orang lain
6. Kebutuhan untuk mendapatkan pengalaman dan kesempatan
Kebutuhan Imunisasi pada Bayi
 Imunisasi merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya suatu penyakit dengan cara memberikan mikroorganisme bibit
penyakit berbahaya yang telah dilemahkan (vaksin) kedalam tubuh sehingga
merangsang sistem kekebalan tubuh terhadap jenis antigen itu dimasa yang
akan datang.
 Manfaat imunisasi dasar lainnya
1) Untuk menjaga daya tahan tubuh anak.
2) Untuk mencegah penyakit-penyakit menular yang berbahaya
3) Untuk menjaga anak tetap sehat
4) Untuk mencegah kecacatan dan kematian.
5) Untuk menjaga dan Membantu perkembangan anak secara optimal.
5 imunisasi dasar pada bayi, adalah:

 1) Imunisasi BCG
 Imunisasi BCG adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan
kekebalan aktif terhadap penyakit TBC.vaksin ini berisi suspensi
Mycobacteria bovis hidup yang sudah dilemahkan. Vaksin BCG diberikan
secara intracutan di 1/3 bagian lengan kanan atas (intero muscula
deltoideus) 1 kali suntikan dengan dosis 0,05 cc.

 KIPI
 Penyuntikan BCG secara intradermal yang benar akan menimbulkan ulkus
lokal superfisial di 3 minggu setelah penyuntikan. Ulkus ini akan
meninggalkan parut bulat dengan diameter 4-8mm. Jika dosis terlalu tinggi
ulkus yang timbul dapat terlalu besar dan jika penyuntikan terlalu dalam,
maka parut akan tertarik kedalamc(retracted). Limfadenitis supuratif di
aksila atau leher kadang juga akan ditemui, namun akan sembuh dengan
sendirinya.
 2) Imunisasi Polio
 Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan
kekebalan terhadap penyakit poliomielitis, yaitu penyakit radang yang
menyerang saraf dan dapat mengakibatkan kelumpuhan.
 Vaksin polio oral: Vaksin ini berisi virus polio tipe 1,2 dan 3 serta
merupakan virus yang masih hidup namun sudah dilemahkan. Dosis
pemberian adalah 2 tetes (0,1ml).
 Vaksin polio tidak aktif : Vaksin polio inactivated yang berisi tipe 1,2 dan
3 diberikan dengan dosis 0,5ml disuntikkan dengan cara subkutan dalam 3
kali berturut-turut dengan jarak 2 bulan antara masing-masing dosis.

 KIPI
 Setelah vaksinisasi, sebagian kecil resipien mengalami gejala-gejala
pusing, diare ringan dan sakit pada otot.
 3) Imunisasi DPT
 Imunisasi DPT adalah imunisasi yang diberikan untuk mencegah
terjadinya penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Imunisasi rutin pada
anak dianjurkan pemberian 5 dosis pada usia 2, 4, 6, 15-18 bulan dan
saat masuk sekolah. Pemberian dosis keempat diberikan sekurang-
kurangnya 6 bulan dari pemberian dosis ke 3. Vaksin DPT diberikan secara
intramuscular dengan bentuk sudut 45°c-60°c, dibagian paha sebelah
luar (otot vastus lateralis) dengan dosis 0,5cc.

 Kejadian ikutan pasca pemberian vaksin difteri adalah:


• Panas
• Rasa sakit didaerah suntikan.
• Peradangan
• Kejang-kejang
 4) Imunisasi Campak
 Imunisasi Campak adalah imunisasi yang diberikan untuk mencegah
penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular.
frekuensi pemberian imunisasi campak adalah 1 kali dan diberikan pada
usia bayi 9 bulan. Vaksin ini diberikan dengan cara disuntikkan subcutan
dalam,membentuk sudut 30°c, disepertiga lengan atas (inertio musculus
deltoideus) dengan dosis 0,5cc.

 KIPI
 Demam dengan suhu >39,5°C yang terjadi pada 5-15% kasus.
Demam akan timbul pada hari ke 5-6 pasca imunisasi dan akan hilang
dalam dua hari.
 Ruam dapat dijumpai pada 5% anak. Ruam timbul pada hari ke-7 dan
ke-10 setelah imunisasi dan berlangsung selama 2-4 hari.
 5) Imunisasi Hepatitis B
 adalah imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit hepatitis
B yaitu penyakit infeksi yang dapat merusak hati. Pemberian vaksin awal
diberikan sebanyak 3 kali. Vaksin pertama diberikan dalam 12 jam.Jarak
antara vaksin pertama dan kedua adalah 1-2 bulan. Sedangkan untuk
suntikan ketiga diberikan dengan jarak 6 bulan dari vaksin pertama.
Diberikan dengan cara disuntikkan secara intramuscular dengan
membentuk sudut 45°c-60°c,dibagian paha sebelah luar (otot vastus
lateralis) dengan dosis 0,5cc.

 KIPI
 Efek samping setelah pemberian imunisasi hepatitis B umumnya
ringan, hanya berupa nyeri, panas , bengkak, mual, nyeri sendi maupun
otot.
Pemantauan TumBang pada Bayi

1. KMS (kartu menuju sehat)


 Manfaat KMS :
a. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan bayi
secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan
imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi
kesehatan anak pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.
b. Sebagai media edukasi bagi orang tua bayi tentang kesehatan anak.
c. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk
menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
 Perhatikan hal-hal berikut ini :
a. Penimbangan dan deteksi tumbuh kembang bayi dilakukan setiap bulan
b. Semua kolom isian diiisi dengan benar
c. Semua keadaan kesehatan dan gizi anak dicatat
d. Orang tua selalu memperhatikan catatan dalam KMS-Bayi
e. Kader dan petugas kesehatan selalu memperhatikan hasil penimbangan
f. Setiap ada gangguan pertumbuhan anak, dicari penyebabnya dan
dilakukan tindakan yang sesuai.
g. Penyuluhan gizi dalam bentuk konseling dilakukan setiap kali anak
selesai ditimbang dan hasil penimbangannya dicatat dalam KMS
h. KMS - Bayi disimpan oleh ibu bayi dan selalu dibawa setiap
mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk
bidan/dokter.
Petunjuk Pengisian KMS
 Langkah pertama : Mengisi nama anak dan nomor pendaftaran. Pada halaman muka KMS,
isilah nama anak dan nomor pendaftaran sesuai dengan nomor registrasi yang ada di
posyandu.
 Langkah kedua : Mengisi kolom identitas yang tersedia pada halaman dalam KMS Balita
 1. Kolom "posyandu" diisi nama posyandu tempat dimana anak didaftar
 2. Kolom "Tanggal pendaftaran" diisi tanggal, bulan dan tahun anak didaftar pertama kali.
 3. Kolom "Nama anak" diisi nama jelas anak, sama seperti halaman depan KMS
 4. Kolom "Laki-laki" diisi tanda centang apabila anak tersebut laki-laki dan demikian pula
bila perempuan.
 5. Kolom "anak yang ke" diisi nomor urut kelahiran anak dalam keluarga (termasuk anak
yang meninggal).
 6. Kolom “Tanggal lahir” diisi bulan dan tahun lahir anak. *)
 7. Kolom "Berat Badan Lahir" diisi angka hasil penimbangan berat badan anak saat
dilahirkan, dalam satuan gram. "Berat Badan Lahir" ini kemudian dicantumkan dalam
grafik KMS pada bulan "0".
 8. Kolom "Nama ayah" dan "Nama Ibu" beserta pekerjaannya diisi nama dan pekerjaan
ayah dan ibu anak tersebut.
 9. Kolom "alamat" diisi alamat anak menetap.
 Langkah ketiga : Mengisi kolom bulan lahir pada kolom “0”
 Langkah keempat : Meletakkan titik berat badan pada grafik KMS-Balita.
Setelah anak ditimbang, letakkan titik berat badannya pada titik temu
garis tegak (sesuai dengan bulan penimbangan) dan garis datar (berat
badan).
 Langkah kelima : Mencatat keadaan kesehatan, makanan dan keadaan
lainnya. Catat juga semua kejadian yang dialami anak yang dapat mem-
pengaruhi kesehatannya, pada garis tegak (lihat contoh), sesuai bulan
bersangkutan.
 Langkah keenam : Mengisi kolom pemberian imunisasi. Kolom ini diisi
langsung oleh petugas imunisasi setiap kali setelah imunisasi diberikan
 Langkah ketujuh : Mengisi kolom pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi
 Langkah kedelapan : Mengisi kolom Periode Pemberian ASI Ekslusif
2. DDST (Denver Development Screening Test )

 DDST (Denver Development Screening Test) dipublikasikan pertama


kali pada tahu 1967 untuk membantu tenaga kesehatan mendeteksi
masalah perkembangan potensial pada anak-anak dibawah usia 6 tahun.
DDST selanjutnya direvisi menjadi DDST II oleh William K.Frankenburg dan
Josiah B.Dodds. DDST II/Denver II bukanlah tes Intelegensia Quotient (IQ).
 DDST II terdiri dari 125 item yang disusun dalam formulir menjadi 4
sektor :
 Sektor Personal Sosial : kemampuan penyesuaian diri di masyarakat dan
kebutuhan pribadi.
 Sektor Motorik Halus : koordinasi mata-tangan, memainkan dan
menggunakan benda-benda kecil dan pemecahan masalah.
 Sektor Motorik Kasar : duduk, berjalan, dan gerakan-gerakan umum otot
besar.
 Sektor Bahasa : kemampuan mendengar, mengerti, dan menggunakan
bahasa.
 Keuntungan DDST II :
 Menilai perkembangan anak sesuai dengan usia
 Memantau perkembangan anak usia 0-6 tahun
 Monitor anak dengan risiko perkembangan
 Menjaring anak terhadap adanya kelainan
 Memastikan apakah anak dengan persangkaan ada kelainan perkembangan
 Peralatan DDST II :
 Benang sulaman merah
 Kismis, Kerincingan dengan pegangan
 Kubus kayu berwarna ukuran dimensi 1 inchi sebanyak 10 buah
 Lonceng kecil, Bola tenis
 Pensil merah, Boneka plastik kecil dengan dot
 Cangkir plastik dengan pegangan
 Kertas kosong
 Botol kaca bening yang dapat dibuka
 Alat lainnya :
 Meja dan kursi untuk pemeriksa, ibu dan anak, Ruangan yang cukup luas untuk
menguji item motorik kasar (gross motor), Tempat tidur lengkap dengan perlak dan
laken
  
 Prinsip DDST II :
1) Bertahap dan berkelanjutan
2) Dimulai dari tahap perkembangan yang telah dicapai anak
3) Menggunakan alat bantu stimulasi yang sederhana
4) Suasana nyaman dan bervariasi
5) Perhatikan gerakan spontan anak
6) Dilakukan dengan wajar dan tanpa paksaan serta tidak menghukum
7) Memberikan pujian bila berhasil melakukan tes
8) Sebelum uji coba, semua alat diletakkan diatas meja
9) Pada saat tes hanya satu alat saja yang digunakan
  
 Skoring pada DDST II :
 Lewat (pass) : Apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik
 Ibu memberi laporan tepat atau dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukan dengan baik
 Gagal (fail) : Apabila anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik
 Ibu memberi laporan bahwa anak tidak dapat melakukan tugas dengan baik
 Tidak ada kesempatan (No opportunity) : Apabila anak tidak mempunyai kesempatan untuk
melakukan uji coba karena ada hambatan, seperti retardasi mental dan down syndrome.
 Menolak (refusal) : Anak menolak untuk melakukan uji coba biasanya disebabkan karena faktor
sesaat, seperti lelah, menangis,sakit,mengantuk,dll.
Gangguan Gizi yang Mempengaruhi
TumBang Bayi
 Gizi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap proses
tumbuh kembang anak. Sebelum lahir, anak tergantung pada zat gizi
yang terdapat dalam darah ibu. Setelah lahir, anak tergantung pada
tersedianya bahan makanan dan kemampuan saluran cerna.
 Bayi dapat mengalami kekurangan asupan nutrisi. Ini bisa terjadi
karena asupan makan terlalu sedikit ataupun menu makanan yang tidak
seimbang.
 Selain itu, kekurangan gizi dalam tubuh juga berakibat terjadinya
malabsorpsi makanan atau kegagalan metabolik (Oxford medical
dictionary, 2007).
Klasifikasi Gangguan Gizi
1) Marasmus
 Marasmus adalah salah satu bentuk gizi yang buruk yang paling
sering di temui pada anak usia 0-2 tahun karena kekurangan kalori.
Pada penderita marasmus, pertumbuhannya akan terganggu.
 Tanda dan gejala marasmus adalah sebagai berikut (pusdatin
kemenkes RI, 2015) :
a. Ukuran kepala tidak sebanding dengan ukuran tubuh
b. kulit menjadi kering dan bersisik
c. Tampak sangat kurus, hingga seperti tulang terbungkus kulit
d. Wajah seperti orang tua (old man face)
e. Cengeng, rewel
f. Kulit keriput, jaringan lemak subkutan sangat sedikit
g. Bentuk perut cekung
h. Sering disertai diare kronik (terus-menerus)
i. rambut tipis dan mudah rontok
j. Mudah terkena infeksi
 2) Kwashiorkor
 Kwashiorkor adalah bentuk MEP (Malnutrisi Energi Protein) yang
terjadi pada anak dengan diet rendah protein, tetapi jumlah energi
dari sumber energi karbohidrat memadai (Chris Brooker, 2009).
Kwashiorkor merupakan penyakit akibat kekurangan gizi pada bayi
dan balita yang disebabkan kekurangan protein akut.
 Tanda dan gejala kwashiorkor (pusdatin kemenkes RI, 2015), adalah
sebagai berikut :
a. mengalami pembengkakan (edema) yang dapat terjadi diseluruh
tubuh, biasanya pada punggung kaki (dorsum pedis)
b. wajah anak membulat dan sembab (moon face)
c. otot mengecil menyebabkan lengan atas kurus, ukuran LiLA <14cm
d. muncul ruam merah muda pada kulit dan berubah menjadi coklat
kehitaman lalu mengelupas
e. rambut menipis berwarna merah seperti rambut jagung, mudah
dicabut tanpa rasa sakit
f. sering disertai infeksi, serta anemia dan diare
g. perubahan status mental: anak rewel dan apatis
h. pembesaran pada perut akibat timbunan cairan pada rongga perut
dan adanya pembesaran hati

 3) Kurang vitamin A
 Vitamin A, selain untuk kesehatan mata, vitamin A juga mempercepat
proses penyembuhan luka, mempertahankan kesehatan dan struktur kulit,
rambut, dan gigi serta sebagai antioksidan, yang membantu merangsang dan
memperkuat daya tahan tubuh.
 Kurang vitamin A dapat berdampak pada terganggunya perkembangan
organ penglihatan anak. penyakit mata yang sering muncul disebut dengan
Xeroptalmia. Penyakit ini merupakan penyebab kebutaan yang paling sering
terjadi ketika anak berusia 2-3 tahun.
 Untuk mencegah pastikan anak mendapat asupan makanan yang kaya
kandungan vitamin A dan dengan pemberian kapsul vitamin A
 4) Rakhitis
 Rakhitis adalah penyakit yang disertai dengan lemahnya mineralisasi
dari pertumbungan tulang. Tidak hanya terjadi dari kekurangan vitamin D
tetapi juga karena kekurangan kalsium dan fosfor (Mahan 2000).
Ketiadaan vitamin D dan penyerapan kalsium dari makanan yang tidak
baik, menyebabkan hypocalcemia yaitu suatu keadaan dimana kalsium
dalam darah jumlahnya sedikit, keadaan ini mendorong terjadinya
kelainan bentuk pada kerangka dan otot saraf gigi.
 Tanda dan gejala :
a. kaki membengkok dan tulang mudah retak
b. Kelainan bentuk kepala karena penutupan fontanel terlambat
c. gigi terlambat keluar
d. Perubahan rangka tulang, pada anak kecil yang baru bisa berjalan
biasanya akan membungkung
Tanda Bahaya pada Bayi dan PenKes
Terhadap Orang Tua Bayi
 Bayi yang pucat. Bayi yang pucat ditambah dengan bercak-bercak adalah
indikasi kondisi bayi yang buruk. Pada saat lahir, hal ini dapat berhubungan
dengan volume sirkulasi darah yang rendah atau adaptasi terhadap
perubahan sirkulasi.
 Sianosis sentral. Adalah indikasi kemungkinan bayi akan mengalami kejang.
Rendahnya saturasi O2 dalam darah dilihat dengan adanya lidah dan
membran mukosa yang tampak biru, hal ini biasanya disebabkan oleh
masalah jantung atau pernafasan.
 Ikterus. Ikterus yang awitannya dini (terjadi di kulit dan sklera dalam 12
jam pertama kehidupan) adalah keadaan yang tidak normal dan
memerlukan investigasi. Jika bayi yang mengalami ikterus sangat letargi,
tidak mau menyusui, muntah atau memiliki suhu tubuh yang tidak stabil,
hal ini mungkin mengindikasikan adanya infeksi dan tindakan harus segera
diambil
 Apnea yang berlangsung lebih dari 20 detik. Setiap bayi yang mengalami
apnea harus dirawat di unit neonatus agar sistem pernafasannya dapat
dipantau. Apnea dapat disebabkan oleh stimulasi pada faring bagian
belakang.
 Frekuensi jantung kurang dari 110 kali per menit atau lebih dari 180 kali
permenit ( diukur saat tidak beraktivitas).
 Frekuensi pernapasan kurang dari 30 kali per menit atau lebih dari 60 kali
per menit
 Suhu tubuh (axila) kurang dari 36,2 OC atau lebih dari 37,2 OC
 Kurang gerakan tubuh secara spontan dan responsivitas
 Kurang minat terhadap lingkungan.
 Penkes terhadap orangtua :
 Berikan pendidikan kesehatan kepada orangtua tentang tanda-tanda
bahaya yang umum terjadi pada bayi. Orangtua harus cepat tanggap dan
segera membawa bayi ke puskesmas atau kerumah sakit untuk diambil
tindakan.
Daftar pustaka

 Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2015. ISSN 2442-
7659
 World Health Organization. 2005. Pocket Book of Hospital Care for
Children, Guidelines for the Management of Common Illnesses with
Limited Resources
 Maria Abdulsalam, Albert Daniel. Diagnosis, Pengobatan dan Pencegahan
Anemia Defisiensi Besi Sari Pediatri. Vol. 4, No. 2, September 2002: 74 -
77
 Kementerian Kesehatan RI. 2015. Buku Kesehatan Ibu dan Anak
 Kementerian Kesehatan RI.2010. Pedoman Kader Seri kesehatan Anak
 Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.Jakarta: Salemba
Medika
 Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak
 http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KEL
UARGA/198007012005012-CICA_YULIA/HUBUNGAN_KALSIUM_DENGAN_
RICKETSIA.pdf
 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21934/4/Chapter%2
0II.pdf
 http://e-journal.uajy.ac.id/828/3/2TA12160.pdf
Terima kasih

D14GNOSTIC

Anda mungkin juga menyukai