BALITA
: Masa prenatal, adalah masa janin didalam kandungan, dan terdiri atas
1.
tahap,yaitu masa prenatal, dan masa post natal
Eksternal
1. Pranatal : nutrisi ibu, mekanis, toksin, infeksi/penyakit menular
2. Kelahiran : riwayat kelahiran
3. Pascanatal : gizi, penyakit kronis/kelainan kongenital, lingkungan fisik
dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan,
stimulasi, dan obat-obatan.
Kebutuhan Dasar pada Bayi
(asah, asih, asuh)
Kebutuhan dasar manusia merupakan suatu hal yang dibutuhkan
manusia untuk mempertahankan keseimbangan fisologis dan psikologis
(Potter dan Perry dalam Hidayat, 2006). Kebutuhan dasar anak yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak diantaranya
kebutuhan asuh, asah, dan asih.
Kebutuhan asuh merupakan kebutuhan dasar yang menunjang
pertumbuhan otak dan pertumbuhan jaringan dalam tubuh, seperti
kebutuhan sandang, pangan, papan, kebersihan diri, imunisasi, dan
rekreasi,
Kebutuhan asah adalah kebutuhan yang menunjang stimulasi
kecerdasan anak, seperti pemberian alat permainan edukasi sehingga anak
lebih cerdas dengan bermain.
Kebutuhan asih merupakan kebutuhan anak untuk mengembangkan
kasih sayang, spiritual anak, kemandirian, kebutuhan rasa aman dan
nyaman, rasa memiliki dan kemandirian
Asuh
Asuh menunjukkan kebutuhan bayi dalam mendukung pertumbuhan
otak dan jaringan tubuh, sehingga bayi membutuhkan nutrisi yang penuh
dengan makanan bergizi. Kebutuhan asuh merupakan kebutuhan fisik dan
biologis yang meliputi kebutuhan nutrisi, imunisasi, kebersihan badan dan
lingkungan tempat tinggal, pengobatan, bergerak dan bermain.
Soetjiningsih (1995) mengemukakan bahwa asuh merupakan
kebutuhan yang berupa kebutuhan fisik dan menggolongkan kebutuhan ini
menjadi beberapa indikator yaitu:
1) Zat Gizi Seimbang
Masa tumbuh kembang anak membutuhkan zat gizi lengkap seperti
protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.
2) Perawatan Kesehatan Dasar
Perawatan kesehatan dasar yaitu perawatan yang harus dilakukan
pada anak dan harus dipenuhi diantaranya imunisasi lengkap,pemberian
ASI, penimbangan secara teratur, dan memberikan pengobatan ketika
anak sakit.
3) Perumahan (Tempat Tinggal)
Tempat tinggal yang layak akan membantu anak untuk betumbuh dan
berkembang secara optimal. atur rumah menjadi sehat, cukup ventilasi,
serta terjaga kebersihan dan kerapiannya.
4) Pakaian
Pakaian merupakan sebuah bentuk perlindungan dan kehangatan yang
diberikan untuk mencegah dan melindungi anak dari berbagai benda yang
dapat membahayakan anak.
5) Kebersihan Diri dan Lingkungan
Kebutuhan sanitasi lingkungan yang sehat akan mencegah anak
terinfeksi dari kuman yang masuk melalui lingkungan yang tidak baik.
Lingkungan yang bersih akan membantu mewujudkan hidup sehat,
sehingga anak tidak akan mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan
perkembangan.
6) Kesegaran Jasmani dan Rekreasi
Olahraga secara teratur dapat meningkatkan sirkulasi darah dalam
tubuh, menambah aktifitas fisiologis dan stimulasi terhadap
perkembangan otot anak. kebersamaan dalam keluarga sangat dibutuhkan
oleh anak dengan cara berkumpul bersama atau dengan melakukan
rekreasi.
Zat Gizi Seimbang
Mengacu pada WHO (2001), di usia 6-12 bulan bayi memerlukan zat
besi 11 mg perhari. Untuk memenuhi kebutuhan zat besi sebanyak 11
mg, seorang bayi berusia 6 bulan mendapatkan sekitar 0,2 mg/hari
dari ASI dan diharapkan sisanya 10,8 mg dipenuhi dari MPASI.
Kebutuhan energi dari ASI dan MPASI per hari sekitar 770 kkal, dengan
perbandingan sekitar 200 kkal dipenuhi oleh MPASI dan sisanya oleh
ASI.
2. Usia 3-6 bulan : Stimulasi yang diberikan pada anak usia 3-6 bulan untuk
melatih kemandirian dengan melatih bayi mencari sumber suara. Stimulasi
bicara dan bahasa dilakukan dengan melatih bayi menirukan bunyi dan kata.
Stimulasi pada motorik kasar dilakukan dengan melatih bayi menyangga leher
dengan kuat. Motorik halus anak dapat dilatih dengan melatih anak mengambil
benda-benda kecil.
3. Usia 6-9 bulan : Anak usia 6-9 bulan dapat distimulasi dengan melatih anak
menirukan kata-kata yang disebutkan untuk meningkatkan kemampuan bicara,
bahasa, dan kecerdasan. Motorik kasar anak dilatih dengan berjalan dan
berpegangan. Anak diajarkan untuk memasukkan dan mengeluarkan benda dari
sebuah wadah untuk melatih motorik halus anak. Anak juga mulai diajarkan untuk
bermain dengan orang lain untuk melatih kemandirian anak.
4. Usia 9-12 bulan : Anak pada usia 9-12 bulan sudah mampu berjalan dan belajar
berbicara, sehingga stimulasi yang dapat diberikan untuk melatih motorik kasar
anak dengan melatih anak berjalan sendiri, sedangkan untuk melatih motorik
halus anak dilakukan dengan mengajak anak belajar menggelindingkan bola.
5. Usia 1 tahun- 5 tahun : Mulai anak memasuki masa todler hingga prasekolah anak
telah mulai memasuki masa bermain, sehingga anak membutuhkan kesenangan
sendiri dari alat bermain yang dimilkinya. Banyak orang menganggap masa
bermain anak tidak perlu mendapat perhatian khusus, sehingga banyak orang tua
yang tidak mempertimbangkan pemberian permainan yang mengandung unsur
pendidikan untuk anak. Permainan yang tepat untuk mengoptimalkan
perkembangan anak adalah dengan permainan dramatik atau pura-pura, misalnya
anak-anak mulai memerankan kebiasaan hidup sehari-hari, membayangkan
bekerja pada salah satu profesi seperti yang anak lihat di lingkungannya.
asih
Kebutuhan yang dipenuhi dari rasa kasih sayang dan luapan emosi.
Kebutuhan asih merupakan kebutuhan bayi guna mendukung perkembangan
emosi, kasih sayang, dan spiritual anak. Kebutuhan asih juga dapat
memberikan rasa aman jika dapat terpenuhi dengan cara kontak fisik dan
psikis sedini mungkin dengan ibu. Kebutuhan asih digolongkan menjadi
beberapa yaitu:
1. Kasih Sayang Orang Tua : Terpenuhinya kebutuhan kasih sayang akan
membuat perasaan anak bahagia, tenteram, dan aman
2. Rasa Aman dan Nyaman : Rasa aman dan nyaman dapat terwujud dengan
kehangatan dan rasa cinta dari orang tua, serta kestabilan keluarga dalam
mengendalikan stres
3. harga Diri : anak juga butuh dihargai. Anak selalu ingin mendapat tempat
dihati keluarganya dan selalu ingin diperhatikan oleh orang-orang
disekelilingnya
4. Dukungan atau Dorongan : diperlukan oleh anak dalam pengambangan dirinya
5. Rasa Memiliki : Anak merasa segala sesuatu yang telah dimilikinya harus
dijaga agar tidak diambil oleh orang lain
6. Kebutuhan untuk mendapatkan pengalaman dan kesempatan
Kebutuhan Imunisasi pada Bayi
Imunisasi merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya suatu penyakit dengan cara memberikan mikroorganisme bibit
penyakit berbahaya yang telah dilemahkan (vaksin) kedalam tubuh sehingga
merangsang sistem kekebalan tubuh terhadap jenis antigen itu dimasa yang
akan datang.
Manfaat imunisasi dasar lainnya
1) Untuk menjaga daya tahan tubuh anak.
2) Untuk mencegah penyakit-penyakit menular yang berbahaya
3) Untuk menjaga anak tetap sehat
4) Untuk mencegah kecacatan dan kematian.
5) Untuk menjaga dan Membantu perkembangan anak secara optimal.
5 imunisasi dasar pada bayi, adalah:
1) Imunisasi BCG
Imunisasi BCG adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan
kekebalan aktif terhadap penyakit TBC.vaksin ini berisi suspensi
Mycobacteria bovis hidup yang sudah dilemahkan. Vaksin BCG diberikan
secara intracutan di 1/3 bagian lengan kanan atas (intero muscula
deltoideus) 1 kali suntikan dengan dosis 0,05 cc.
KIPI
Penyuntikan BCG secara intradermal yang benar akan menimbulkan ulkus
lokal superfisial di 3 minggu setelah penyuntikan. Ulkus ini akan
meninggalkan parut bulat dengan diameter 4-8mm. Jika dosis terlalu tinggi
ulkus yang timbul dapat terlalu besar dan jika penyuntikan terlalu dalam,
maka parut akan tertarik kedalamc(retracted). Limfadenitis supuratif di
aksila atau leher kadang juga akan ditemui, namun akan sembuh dengan
sendirinya.
2) Imunisasi Polio
Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan
kekebalan terhadap penyakit poliomielitis, yaitu penyakit radang yang
menyerang saraf dan dapat mengakibatkan kelumpuhan.
Vaksin polio oral: Vaksin ini berisi virus polio tipe 1,2 dan 3 serta
merupakan virus yang masih hidup namun sudah dilemahkan. Dosis
pemberian adalah 2 tetes (0,1ml).
Vaksin polio tidak aktif : Vaksin polio inactivated yang berisi tipe 1,2 dan
3 diberikan dengan dosis 0,5ml disuntikkan dengan cara subkutan dalam 3
kali berturut-turut dengan jarak 2 bulan antara masing-masing dosis.
KIPI
Setelah vaksinisasi, sebagian kecil resipien mengalami gejala-gejala
pusing, diare ringan dan sakit pada otot.
3) Imunisasi DPT
Imunisasi DPT adalah imunisasi yang diberikan untuk mencegah
terjadinya penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Imunisasi rutin pada
anak dianjurkan pemberian 5 dosis pada usia 2, 4, 6, 15-18 bulan dan
saat masuk sekolah. Pemberian dosis keempat diberikan sekurang-
kurangnya 6 bulan dari pemberian dosis ke 3. Vaksin DPT diberikan secara
intramuscular dengan bentuk sudut 45°c-60°c, dibagian paha sebelah
luar (otot vastus lateralis) dengan dosis 0,5cc.
KIPI
Demam dengan suhu >39,5°C yang terjadi pada 5-15% kasus.
Demam akan timbul pada hari ke 5-6 pasca imunisasi dan akan hilang
dalam dua hari.
Ruam dapat dijumpai pada 5% anak. Ruam timbul pada hari ke-7 dan
ke-10 setelah imunisasi dan berlangsung selama 2-4 hari.
5) Imunisasi Hepatitis B
adalah imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit hepatitis
B yaitu penyakit infeksi yang dapat merusak hati. Pemberian vaksin awal
diberikan sebanyak 3 kali. Vaksin pertama diberikan dalam 12 jam.Jarak
antara vaksin pertama dan kedua adalah 1-2 bulan. Sedangkan untuk
suntikan ketiga diberikan dengan jarak 6 bulan dari vaksin pertama.
Diberikan dengan cara disuntikkan secara intramuscular dengan
membentuk sudut 45°c-60°c,dibagian paha sebelah luar (otot vastus
lateralis) dengan dosis 0,5cc.
KIPI
Efek samping setelah pemberian imunisasi hepatitis B umumnya
ringan, hanya berupa nyeri, panas , bengkak, mual, nyeri sendi maupun
otot.
Pemantauan TumBang pada Bayi
3) Kurang vitamin A
Vitamin A, selain untuk kesehatan mata, vitamin A juga mempercepat
proses penyembuhan luka, mempertahankan kesehatan dan struktur kulit,
rambut, dan gigi serta sebagai antioksidan, yang membantu merangsang dan
memperkuat daya tahan tubuh.
Kurang vitamin A dapat berdampak pada terganggunya perkembangan
organ penglihatan anak. penyakit mata yang sering muncul disebut dengan
Xeroptalmia. Penyakit ini merupakan penyebab kebutaan yang paling sering
terjadi ketika anak berusia 2-3 tahun.
Untuk mencegah pastikan anak mendapat asupan makanan yang kaya
kandungan vitamin A dan dengan pemberian kapsul vitamin A
4) Rakhitis
Rakhitis adalah penyakit yang disertai dengan lemahnya mineralisasi
dari pertumbungan tulang. Tidak hanya terjadi dari kekurangan vitamin D
tetapi juga karena kekurangan kalsium dan fosfor (Mahan 2000).
Ketiadaan vitamin D dan penyerapan kalsium dari makanan yang tidak
baik, menyebabkan hypocalcemia yaitu suatu keadaan dimana kalsium
dalam darah jumlahnya sedikit, keadaan ini mendorong terjadinya
kelainan bentuk pada kerangka dan otot saraf gigi.
Tanda dan gejala :
a. kaki membengkok dan tulang mudah retak
b. Kelainan bentuk kepala karena penutupan fontanel terlambat
c. gigi terlambat keluar
d. Perubahan rangka tulang, pada anak kecil yang baru bisa berjalan
biasanya akan membungkung
Tanda Bahaya pada Bayi dan PenKes
Terhadap Orang Tua Bayi
Bayi yang pucat. Bayi yang pucat ditambah dengan bercak-bercak adalah
indikasi kondisi bayi yang buruk. Pada saat lahir, hal ini dapat berhubungan
dengan volume sirkulasi darah yang rendah atau adaptasi terhadap
perubahan sirkulasi.
Sianosis sentral. Adalah indikasi kemungkinan bayi akan mengalami kejang.
Rendahnya saturasi O2 dalam darah dilihat dengan adanya lidah dan
membran mukosa yang tampak biru, hal ini biasanya disebabkan oleh
masalah jantung atau pernafasan.
Ikterus. Ikterus yang awitannya dini (terjadi di kulit dan sklera dalam 12
jam pertama kehidupan) adalah keadaan yang tidak normal dan
memerlukan investigasi. Jika bayi yang mengalami ikterus sangat letargi,
tidak mau menyusui, muntah atau memiliki suhu tubuh yang tidak stabil,
hal ini mungkin mengindikasikan adanya infeksi dan tindakan harus segera
diambil
Apnea yang berlangsung lebih dari 20 detik. Setiap bayi yang mengalami
apnea harus dirawat di unit neonatus agar sistem pernafasannya dapat
dipantau. Apnea dapat disebabkan oleh stimulasi pada faring bagian
belakang.
Frekuensi jantung kurang dari 110 kali per menit atau lebih dari 180 kali
permenit ( diukur saat tidak beraktivitas).
Frekuensi pernapasan kurang dari 30 kali per menit atau lebih dari 60 kali
per menit
Suhu tubuh (axila) kurang dari 36,2 OC atau lebih dari 37,2 OC
Kurang gerakan tubuh secara spontan dan responsivitas
Kurang minat terhadap lingkungan.
Penkes terhadap orangtua :
Berikan pendidikan kesehatan kepada orangtua tentang tanda-tanda
bahaya yang umum terjadi pada bayi. Orangtua harus cepat tanggap dan
segera membawa bayi ke puskesmas atau kerumah sakit untuk diambil
tindakan.
Daftar pustaka
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2015. ISSN 2442-
7659
World Health Organization. 2005. Pocket Book of Hospital Care for
Children, Guidelines for the Management of Common Illnesses with
Limited Resources
Maria Abdulsalam, Albert Daniel. Diagnosis, Pengobatan dan Pencegahan
Anemia Defisiensi Besi Sari Pediatri. Vol. 4, No. 2, September 2002: 74 -
77
Kementerian Kesehatan RI. 2015. Buku Kesehatan Ibu dan Anak
Kementerian Kesehatan RI.2010. Pedoman Kader Seri kesehatan Anak
Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.Jakarta: Salemba
Medika
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KEL
UARGA/198007012005012-CICA_YULIA/HUBUNGAN_KALSIUM_DENGAN_
RICKETSIA.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21934/4/Chapter%2
0II.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/828/3/2TA12160.pdf
Terima kasih
D14GNOSTIC