PENCEGAHAN PENDANAAN
TERORISME (APU & PPT)
- Layering, yaitu upaya memisahkan hasil tindak pidana dari sumbernya, yaitu
tindak pidananya, melalui beberapa tahap transaksi keuangan untuk
menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul dana
U Turn yaitu upaya untuk mengaburkan asal usul hasil kejahatan dengan
memutarbalikkan transaksi untuk kemudian dikembalikan ke rekening asalnya.
Cuckoo Smurfing yaitu upaya mengaburkan asal usul sumber dana dengan
mengirimkan dana-dana dari hasilkejahatan melalui rekening pihak ketiga yang
menunggu kiriman dana dari luar negeri dan tidak menyadari bahwa dana yang
diterima merupakan hasil tindak pidana.
Pembelian aset atau barang mewah yaitu menyembunyikan status
kepemilikan dari aset atau barang mewah termasuk pengalihan
aset tanpa terdeteksi oleh sistem keuangan.
Setiap orang yang menyembunyikan atau menyamarkan asal usul, sumber, lokasi, peruntukan,
pengalihan hak – hak, atau kepemilikan yang sebenarnya atas harta kekayaan yang diketahui
atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1)
dipidanakan karena tindak pidana pencucian uang dengan pidana penjara paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
Pendanaan Terorisme (lanjutan)
pengalihan hak – hak, atau kepemilikan yang sebenarnya atas harta kekayaan yang diketahui
atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1)
dipidanakan karena tindak pidana pencucian uang dengan pidana penjara paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
Pendanaan Terorisme (lanjutan)
Undang-Undang Republik Indonesia No.8 tahun 2010 tentang Pencegahan Dan Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian Uang
Undang-Undang Republik Indonesia No.15 tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang No. 1 tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme
menjadi Undang-Undang
Peraturan Bank Indonesia No. 11/28/PBI/2009 - Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan
Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum
Peraturan Bank Indonesia No. 12/20/PBI/2010 - Penerapan Program Anti Pencucian Uang (APU) dan
Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT) bagi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah
Surat Edaran Bank Indonesia No.11/31/DPNP - Pedoman Standar Penerapan Program Anti Pencucian
Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum
Surat Edaran Bank Indonesia No.13/14/DKBU/2011 Tanggal 12 Mei 2011 Tentang Penerapan
Program Antipencucian Uang Dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Perkreditan Rakyat
Dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Surat Edaran No. 6/37/DPNP tanggal 10 September 2004 perihal Penilaian dan Pengenaan Sanksi atas
Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan Kewajiban Lain Terkait dengan Undang-Undang tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang dan lampiran
Perkembangan produk, aktivitas dan teknologi
informasi bank yang semakin kompleks
dikhawatirkan dapat meningkatkan peluang bagi
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk
menggunakan produk/jasa bank dalam membantu
tindak kejahatannya
APU PPT
Prudential banking
Melindungi bank dari berbagai risiko yang mungkin
timbul antara lain risiko hukum, risiko reputasi dan
risiko operasional
Contoh kasus :
Penyedia jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf a
wajib menyampaikan laporan kepada PPATK yang meliputi:
a. Transaksi Keuangan Mencurigakan;
b. Transaksi Keuangan Tunai dalam jumlah paling sedikit Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) atau dengan mata uang asing yang nilainya setara, yang
dilakukan baik dalam satu kali Transaksi maupun beberapa kali Transaksi dalam 1
(satu) hari kerja; dan/atau
c. Transaksi Keuangan transfer dana dari dan ke luar negeri.
Anti Tipping Off
Ketentuan Anti Tipping Off adalah ketentuan untuk merahasiakan Nasabah yang
akan dilaporkan kepada PPATK sebagai berikut :
Direksi pejabat atau pegawai BPRS dilarang memberitahukan kepada Nasabah,
atau orang lain secara langsung ataupun tidak langsung dengan cara apapun
mengenai Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan yang sedang disusun atau
telah disampaikan kepada PPATK
Petugas BPRS yang meminta keterangan awal dari nasabah dalam rangka
dalam penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut harus dipastikan bahwa pihak-pihak
yang dilaporkan tidak menaruh kecurigaan akibat dari penyelidikan dan penyidikan
tersebut.
Cara Pelaporan
1. Cara Pelaporan
- Cara Pelaporan secara Manual:
Laporan Transaksi Keuangan Tunai dikirim dalam amplop tertutup;
DENDA KETERLAMBATAN ;
- SEBESAR RP. 50.000,00 (LIMA PULUH RIBU RUPIAH) PER HARI KETERLAMBATAN
PER LAPORAN DAN PALING BANYAK SEBESAR RP. 5.000.000,00 (LIMA JUTA
RUPIAH)
TERIMA KASIH