Anda di halaman 1dari 36

AKUNTANSI PIUTANG

MATERI AKUNTANSI
PIUTANG
Aturan yang mendasari
Definisi
Jenis
Pengakuan
Pengukuran
Pengungkapan
Jurnal Standar
DASAR HUKUM
• PP No. 71 Tahun 2010 ttg Standar Akuntansi Pemerintah
(Lampiran I).

• PMK No. 238/PMK.05/2011 Tahun 2011 ttg Pedoman


Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan (PUSAP).
• Permendagri No. 64 Tahun 2013 ttg Penerapan SAP
Berbasis Akrual Pada Pemda.
• Buletin Teknis (Bultek) SAP No. 16 ttg Akuntansi Piutang
Berbasis Akrual (2014).
• Permendagri No. 73 Tahun 2015 ttg Pedoman Penyisihan
Piutang dan Dana Bergulir pada Pemda.
DASAR HUKUM
Bultek SAP No. 16 ttg Akuntansi Piutang Berbasis Akrual
(2014) MENGATUR mengenai :
a. Piutang Berdasarkan Pungutan
b. Piutang Berdasarkan Perikatan
c. Piutang krn TP/TGR
d. Penghentian Pengakuan Piutang

Bultek SAP No. 16 ttg Akuntansi Piutang Berbasis


Akrual (2014) TIDAK MENGATUR mengenai :
a. Piutang Dana Bergulir
b. Piutang Bantuan Sosial
c. Piutang Transfer antar Pemerintahan
DEFINISI PIUTANG
Jumlah uang yg wajib dibayar kpd pemda
dan/atau hak pemda yg dapat dinilai
dengan uang sebagai akibat :

1. perjanjian atau • transaksi pemberian pinjaman oleh


pemerintah • jual beli atau pertukaran
2. akibat lainnya • kemitraan, • pemberian jasa-jasa yang
berdasarkan telah dilakukan pemerintah
peraturan
perUU-an atau • Pajak

3. akibat lainnya • kerugian negara, dan • putusan


yang sah. pengadilan.
JENIS PIUTANG
1. Piutang Pendapatan
Contoh
1) Piutang berdasarkan peraturan
perUU-an/ pungutan pajak dan retribusi
pendapatan daerah.
Piutang Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yg
2) Piutang berdasarkan Dipisahkan, Piutang Bantuan
Keuangan, Piutang Hibah,
perikatan perjanjian
Piutang Lain-lain PAD yg Sah

Piutang Bagi Hasil Pajak,


3) Piutang berdasarkan transfer Piutang Bagi Hasil Sumber
antar pemerintahan Daya Alam, Piutang Dana
Alokasi Umum (DAU), Piutang
Dana Alokasi Khusus (DAK)
JENIS PIUTANG
2. Piutang Lainnya
Contoh

1) Piutang • Bagian Lancar Tagihan Jangka Panjang


• Bagian Lancar Tagihan Pinjaman Jangka
berdasarkan Panjang kepada Entitas Lainnya
peristiwa lainnya • Bagian Lancar Tagihan Penjualan
Angsuran
• Uang Muka Belanja
• Beban dibayar Dimuka dan
• Uang Muka yang Harus
Dipertanggungjawabkan.
PENGAKUAN PIUTANG
Piutang Pendapatan

Piutang berdasarkan peraturan


perUU-an dapat diakui :

• telah diterbitkan surat penagihan dan telah


dilaksanakan penagihan.

• telah diterbitkan surat penagihan dan telah


dilaksanakan penagihan.
PENGAKUAN PIUTANG
(Menurut Bultek)

Piutang Pendapatan

Piutang berdasarkan a. harus didukung dengan naskah


perikatan perjanjian : perjanjian yang menyatakan hak
dan kewajiban secara jelas.
b.jumlah piutang dapat diukur.
Contoh :
PENGAKUAN PIUTANG
 Pemberian saat terjadi realisasi pengeluaran dari kas
Pinjaman daerah.
 Penjualan kredit saat barang telah diserahkan ke pihak lain dan
pengakuan didukung dengan bukti yang sah mengenai
pemindahtanganan barang milik daerah
 Kerjasama
Kemitraan dengan berdasarkan hak tagih yang dinyatakan dalam
pihak lain perjanjian.
PENGAKUAN PIUTANG
Piutang Pendapatan

Piutang Transfer antar Pemerintahan:

PENGAKUAN PIUTANG

Menurut Permendagri 64 Tahun 2013 dapat


diakui Piutang Transfer jika terbit peraturan
(Permenkeu) tentang kurang salur atas
alokasi dana transfer karena telah bersifat
definitif.
PENGAKUAN PIUTANG
Piutang Pendapatan

Peristiwa tuntutan ganti rugi :


PENGAKUAN PIUTANG

Diluar Pengadilan 1. Telah ditandatanganinya Surat


KeteranganTanggung Jawab Mutlak
(cara damai)
(SKTM); atau

2. Telah diterbitkan Surat Keputusan


Lewat Pengadilan Pembebanan Penggantian Kerugian
Sementara (SKP2KS) kepada pihak yang
dikenakan tuntutan Ganti Kerugian Daerah.
PENGAKUAN PIUTANG
Piutang lainnya
Piutang yang didasarkan pada
peristiwa lainnya:
PENGAKUAN PIUTANG

Uang Muka saat terjadinya


Belanja/Uang Muka pengeluaran kas dari
bendahara pengeluaran
yang Harus Diper-
untuk pembayaran Uang
tanggungjawabkan.
Muka Belanja/Uang Muka.
Bagian Lancar saat pelaporan per
Tagihan. tanggal neraca.
PENGUKURAN PIUTANG
Piutang secara umum Dicatat sebesar nilai bersih yang dapat
dicatat sebesar nilai direalisasikan (net realizable value)-
nominal, yaitu sebesar kebijakan akuntansi ttg penyisihan piutang
nilai rupiah piutang. tidak tertagih

Piutang berdasarkan Peraturan perUU-an


PENGUKURAN PIUTANG
a.official assessment, dicatat
Dicatat sebesar nilai sebesar nilai yang belum dilunasi
sampai dengan tanggal pelaporan
nominal yg tercantum
dlm tagihan (keputusan b.self assessment, dicatat sebesar
atas penagihan yang pendapatan yang akan diterima pada
bersangkutan) akhir pelaporan .
(sepanjang nilainya dapat diukur secara pasti
termasuk didalamnya piutang yang muncul
karena adanya penundaan atau pembayaran
berkala)
PENGUKURAN PIUTANG

Piutang perjanjian

PENGUKURAN PIUTANG

Piutang dinilai dengan jumlah yang


pemberian dikeluarkan dari kas daerah
pinjaman

Piutang dari dicatat sebesar nilai sesuai


naskah perjanjian penjualan
penjualan
yang terutang (belum dibayar)
pada akhir periode pelaporan
PENGUKURAN PIUTANG

Transfer antar pemerintah

PENGUKURAN PIUTANG

Piutang Dana Bagi dicatat sebesar nilai yang


Hasil Pajak dan
belum diterima sampai
Sumber Daya
Alam dengan tanggal pelaporan

dicatat sebesar jumlah yang


Piutang DAU
belum diterima
dicatat sebesar klaim yang telah
Piutang DAK diverifikasi dan disetujui oleh
Pemerintah Pusat
PENGUKURAN PIUTANG

Piutang tuntutan ganti rugi

PENGUKURAN PIUTANG

sebesar nilai yang jatuh tempo dalam


dicatat sebagai aset tahun berjalan dan yang akan ditagih
lancar dalam 12 (dua belas) bulan ke depan
berdasarkan surat ketentuan
penyelesaian yang telah ditetapkan

terhadap nilai yang akan dilunasi di


dicatat sebagai
atas 12 (dua belas) bulan
aset lainnya
berikutnya.
PENYAJIAN PIUTANG
Hal-hal yang perlu diungkapkan sehubungan dengan
piutang, antara lain:

1) kebijakan akuntansi yang digunakan dalam


penilaian, pengakuan, dan pengukuran piutang;

2) rincian jenis piutang dan saldo menurut umur;

3) penjelasan atas penyelesaian piutang; dan

4) dalam hal terdapat barang/uang yang disita


oleh daerah sebagai jaminan.
PIHAK TERKAIT
Sisdur SKPD Sisdur PPKD

• PPK-SKPD • Fungsi Akuntansi PPKD


• Bendahara Penerimaan • Bendahara Penerimaan PPKD
• WP/WR
• WP/WR
• Pemerintah Pusat
• Pemerintah Daerah Lainnya

PPK-SKPD / Pengelola Akunansi PPKD bertugas:


1. Mencatat transaksi piutang berdasarkan bukti transaksi dari Bendahara
ke Buku Jurnal.
2. Melakukan posting jurnal transaksi piutang ke dalam Buku Besar masing-
masing rekening.
DOKUMEN YANG TERKAIT

Dokumen yang terkait dalam prosedur akuntansi


Piutang SKPD:

a. Surat Ketetapan Pajak Daerah


b. Surat Ketetapan Retribusi Daerah
c. Bukti Memorial
d. Dokumen lain yang dipersamakan
Jurnal Standar

Jurnal Standar atas Piutang meliputi :


1. Pengakuan Piutang
2. Pelunasan Piutang
3. Reklasifikasi Piutang Jk Panjang ke Bagian Lancar
4. Penyisihan Piutang
5. Penghapusan Piutang
Jurnal Standar
PENGAKUAN PIUTANG
• Contoh Timbulnya Piutang
Berdasarkan bukti transaksi pendapatan berupa Surat Ketetapan
Retribusi Daerah (SKRD), Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKRD) atau
Dokumen lain yang dipersamakan , PPK-SKPD mencatat bukti
transaksi tersebut ke dalam Buku Jurnal Umum dengan jurnal
sebagai berikut:

Tgl Kode Rek. Uraian Debet Kredit


xxxxx xx.xx.xx.xx.xx Piutang-Pendapatan XXX
xx.xx.xx.xx.xx Pendapatan-LO XXX
Jurnal Standar
PELUNASAN PIUTANG
• Berdasarkan bukti transaksi berupa Surat Tanda Bukti
Pembayaran (STBP)/Dokumen lain yang dipersamakan, PPK-SKPD
melakukan telaah atas penerimaan pendapatan yang telah
dilakukan oleh Bendahara Penerimaan/Bendahara Penerimaan
Pembantu. Selanjutnya, PPK-SKPD mencatat bukti transaksi
tersebut :

Tgl Kode Rek. Uraian Debet Kredit


xxxxx xx.xx.xx.xx.xx Kas dibendahara Penerimaan XXX
xx.xx.xx.xx.xx Piutang Pendapatan XXX

xxxxx xx.xx.xx.xx.xx Perubahan SAL XXX


xx.xx.xx.xx.xx Pendapatan-LRA XXX
Jurnal Standar
PENGAKUAN BEBAN DIBAYAR DIMUKA
• Salah satu bentuk transaksi/kejadian yang dapat
menimbulkan piutang selain yang telah dijelaskan
diatas yaitu Beban dibayar dimuka.
• Pengakuan piutang berupa Beban dibayar dimuka
diakui pada saat pembayaran.
Tgl Kode Rek. Uraian Debet Kredit
xxxxx xx.xx.xx.xx.xx Beban Dibayar Dimuka XXX
xx.xx.xx.xx.xx Kas di Bendahara Pengeluaran XXX

xxxxx xx.xx.xx.xx.xx Belanja ..................... XXX


xx.xx.xx.xx.xx Perubahan SAL XXX
Jurnal Standar
PEMBEBANAN BEBAN DI BAYAR DIMUKA

Pada saat penyusunan laporan keuangan/akhir tahun, dibuat


jurnal penyesuaian atas beban yang telah jatuh tempo:

Tgl Kode Rek. Uraian Debet Kredit


xxxxx xx.xx.xx.xx.xx Beban ........ XXX
xx.xx.xx.xx.xx Beban dibayar di muka XXX

Misalnya : pembayaran sewa yang masa sewanya masih ada


pada saat laporan keuangan disusun/akhir tahun. Masa sewa
yang masih ada merupakan Beban Dibayar Dimuka (piutang).
Jurnal Standar
REKLASIFIKASI PIUTANG
Pada saat penyusunan laporan keuangan/ akhir
tahun, PPK-SKPD berdasarkan bukti memorial
melakukan reklasifikasi Piutang Jangka Panjang ke
Bagian Lancar Piutang Jangka Panjang, yaitu
piutang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun
ke depan, dgn jurnal:

Tgl Kode Rek. Uraian Debet Kredit


xxxxx xx.xx.xx.xx.xx Bagian Lancar Tagihan Jk XXX
Panjang
xx.xx.xx.xx.xx Tagihan Jk Panjang XXX
Penyisihan Piutang Tak Tertagih
• Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang
dibentuk sebesar persentase tertentu dari akun piutang
berdasarkan penggolongan kualitas piutang.

• Penyisihan piutang dalam 4 (empat) golongan (Permendagri


73/2015), yaitu:
1. kualitas lancar : 0,5 % dari piutang kualitas lancar;
2. kualitas kurang lancar : 10% dari piutang kualitas kurang
lancar;
3. kualitas diragukan : 50% dari piutang kualitas diragukan; dan
4. kualitas macet : 100% dari piutang kualitas macet.
Jurnal Standar
PENYISIHAN PIUTANG TAK TERTAGIH
• Aset berupa piutang di neraca SKPD agar terjaga nilainya, dinilai
dengan nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable
value) dan perlu melakukan penyisihan piutang tidak tertagih.
• Dokumen sumber pencatatan penyisihan piutang tertagih adalah
bukti memorial Penyisihan Piutang Tidak Tertagih. Jurnal
penyesuaian pencatatan atas penyisihan piutang tidak tertagih
dicatat oleh PPK-SKPD dalam Buku Jurnal Umum dengan jurnal
sebagai berikut:
Tgl Kode Rek. Uraian Debet Kredit
xxxx x.x.x.xx.xx Beban Penyisihan Piutang xxx
Tidak Tertagih (LO)
x.x.x.xx.xx Penyisihan Piutang xxx
Tidak Tertagih
PERHITUNGAN BEBAN PENYISIHAN
PIUTANG TAK TERTAGIH TAHUN BERJALAN
• Saldo Penyisihan Piutang Tak Tertagih Tahun 20X0 adalah
Rp.5.000.000,-
• Perhitungan Penyisihan Piutang Tak Tertagih Tahun
berjalan 20X1 adalah Rp.5.500.000,-
• Maka Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih Tahun
berjalan 20X1 adalah Rp.5.500.000,- dikurangi
Rp.5.000.000,-, yaitu Rp.500.000,-
Tgl Kode Rek. Uraian Debet Kredit
xxxx x.x.x.xx.xx Beban Penyisihan Piutang 500.000
Tidak Tertagih (LO)
x.x.x.xx.xx Penyisihan Piutang 500.000
Tidak Tertagih
Penghapusan Piutang
Penghapusan piutang terdiri atas 2 (dua) jenis yaitu:
1. penghapusbukuan piutang
2. penghapustagihan piutang

1. Penghapusbukuan Piutang
• Penghapusbukuan piutang dikenal sebagai
penghapusan secara bersyarat.
Penghapusan Piutang
• kriteria penghapusbukuan adalah sebagai
berikut:
a) Penghapusbukuan memberi manfaat, yang lebih
besar dari pada kerugian penghapusbukuan.
b) Penghapusbukuan berdasarkan keputusan formal
otoritas tertinggi yang berwenang menyatakan
hapus tagih perdata dan atau hapus buku (write
off).
Penghapusan Piutang
• Pencatatan Penghapusbukuan
SKPD mencatat kejadian penghapusbukuan piutang berdasarkan
dokumen bukti memorial SK penghapusbukuan piutang. Jurnal
pencatatan atas penghapusbukuan piutang dicatat oleh PPK-SKPD
dalam Buku Jurnal Umum dengan jurnal sebagai berikut:

Kode
Tgl Uraian Debet Kredit
Rekening
xxxx x.x.x.xx.xx Penyisihan Piutang xxx
Tidak Tertagih (Neraca)
x.x.x.xx.xx Piutang xxx
Penghapusan Piutang
2. Penghapustagihan piutang
• Penghapustagihan piutang dikenal sebagai
penghapusan secara mutlak, yaitu
menghapuskan piutang daerah dengan
menghapuskan hak tagih daerah.
• Penghapustagihan piutang tidak perlu dicatat
dalam proses akuntansi karena pengurangan
piutang telah dicatat ketika dilakukan
pengahapusbukuan piutang.
Penerimaan Kembali (Tunai) atas Piutang yang Telah Dihapusbukukan

• Terhadap kejadian adanya piutang yang telah


dihapusbukukan ternyata di kemudian hari diterima
pembayaran/pelunasannya maka penerimaan tersebut
dicatat oleh PPK-SKPD dengan jurnal sebagai berikut :
1. Saat Diterima oleh Bendahara Penerimaan:
Tgl Kode Rek. Uraian Debet Kredit
xxxx x.x.x.xx.xx Kas di Bendahara Penerimaan xxx

x.x.x.xx.xx Pendapatan Lainnya-LO xxx

xxxx x.x.x.xx.xx Perubahan SAL xxx


x.x.x.xx.xx Pendapatan Lainnya-LRA xxx
Penerimaan Kembali (Tunai) atas Piutang
yang Telah Dihapusbukukan
2. Saat Disetor oleh Bendahara Penerimaan ke Kas Daerah:
Tgl Kode Rek. Uraian Debet Kredit
xxxx x.x.x.xx.xx RK PPKD xxx
x.x.x.xx.xx Kas di Bendahara xxx
Penerimaan

• Alternatif jika penerimaan kembali piutang langsung disetor ke


Kas Daerah oleh Pihak Ketiga atau tidak melalui Bendahara
Penerimaan SKPD
Tgl Kode Rek. Uraian Debet Kredit
xxxx x.x.x.xx.xx RK PPKD xxx
x.x.x.xx.xx Pendapatan Lainnya-LO xxx

xxxx x.x.x.xx.xx Perubahan SAL xxx


x.x.x.xx.xx Pendapatan Lainnya-LRA xxx
• Setiap periode, jurnal-jurnal tersebut oleh PPK-
SKPD diposting ke masing-masing Buku Besar
SKPD sesuai dengan kode rekening piutang
(rincian obyek).
(disesuaikan dengan peraturan kepala daerah
tentang sisdur akuntansinya).
• Di akhir periode tertentu, PPK-SKPD
memindahkan saldo-saldo yang ada di tiap
Buku Besar ke dalam Neraca Saldo.
Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta

Anda mungkin juga menyukai