in adults in primary care DISUSUN OLEH: Asyifa Nurani 1102015073 Bagus Dian Pranata 1102013052 Rezkia Nurazizah 1102015198 Siti Hartina R.H 1102015224
PEMBIMBING: dr. Febian Aji Wicaksono, Sp. B
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU BEDAH
RSUD KABUPATEN BEKASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 2020 ABSTRAK • Cedera kepala merupakan hal yang sering terjadi namun dapat dicegah • Penanganan cedera kepala adalah mencakup penanganan jalan nafas, perlindungan cervical, pernafasan, sirkulasi kontrol perdarahan dan Glasgow Coma Scale. • Hipotensi, hipoksia, hipokarbia, dan hiperkarbia harus dicegah dengan mengontrol tandal vital per jam secara berkala untuk menghindari adanya cedera sekunder pada otak. Jurnal ini bertujuan untuk membantu klinisi dalam memilah penanganan cedera kepala secara tepat pada pasien. PENGANTAR • Secara global, kecelakaan lalu lintas (KLL) merupakan penyebab terbanyak selain kecelakaan di lingkungan kerja, rumah, atau saat beraktivitas • WHO dalam Global Status Report on Road Safety (2013) melaporkan, KLL memiliki angka kematian yang terus meningkat di Malaysia (25 versus 18 per 100.000 populasi) • Penanganan yang tepat, menstabilkan tanda vital, termasuk merujuk pasien trauma adalah penting untuk mencegah terjadinya cedera sekunder pada otak DEFINISI Dalam pengertian cedera kepala, harus terdapat minimal kriteria 1 dan 2 dengan atau tanpa kriteria 3. Berikut kriterianya adalah :
• Kriteria 1 = Mekanisme (adanya tekanan dari luar)
• Kriteria 2 = Fisiologis (adanya perubahan fisiologis pada otak) • Kriteria 3 = Anatomis (kepala dan atau wajah dan atau tulang tengkorak dan atau cedera otak internal atau eksternal Klasifikasi Cedera Kepala Cedera kepala berdasarkan GCS dibagi menjadi 3
1. Cedera Kepala Ringan (CKR) GCS 13-15
2. Cedera Kepala Sedang (CKS) GCS 9-12 3. Cedera Kepala Berat (CKB) GCS 3-8 Cedera Kepala Ringan PENILAIAN Penilaian dalam cedera kepala harus mencakup jalan nafas, perlindungan tulang servikal, pernafasan, sirkulasi, konrol predarahan yang diikuti oleh GCS TATALAKSANA UMUM • Pemberian oksigen untuk mencegah hipoksemia (SpO2 <90%). • Bantuan jalan nafas, seperti pada keadaan CKB (GCS<8), tidak mampu atau menjaga airway yang adekuat, hipoksemia tidak teratasi dengan pemberian oksigen • Imobilisasi manual in-line dilakukan selama intubasi. • Semua pasien cedera kepala yang dicurigai mengenai servikal, sampai hasil terbukti keluar harus menggunakan pelindung servikal dengan cervical collar. • Pemberian cairan isotonic kristaloid lebih dipilih. KRITERIA RUJUKAN Dalam merujuk pasien cedera kepala segera ke rumah sakit terdekat, beberapa hal yang harus diperhatikan :
• GCS 15 namun simptomatis mengalami amnesia, sakit
kepala, muntah atau gelisah • Usia ≥65 tahun • Dalam pengobatan antiplatelet atau antikoagulan • GCS <15 • Intoksikasi alcohol dan zat berbahaya • Pukulan temporal • Masalah social seperti komunikasi, tidak ada pengawasan • Indikasi untuk CT Scan kepala RUJUK Hipotensi, hipoksia, hipokarbia, dan hiperkarbia, dan injury pada servikal harus dihindari sebelum maupun selama pasien sedang dirujuk. Pemantauan tanda vital secara berkala dan berlanjut harus dilakukan selama pasien dirujuk. Komunikasi efektiv harus terjalin antara pengirim dan rumah sakit rujukan yang menerima. TRIASE Triaging harus mengikuti empat dasar algoritma berdasarkan abnormal secara fisiologis, anatomis, mekanisme, komorbid, dan usia. TATALAKSANA KHUSUS • Pemeriksaan primer • Pemeriksaan Sekunder (pemeriksaan kepala sampai kaki) • Grafik termasuk GCS, tekanan darah, tekanan nadi, diameter pupil • Memantau tanda peningkatan tekanan intracranial PENCITRAAN Pencitraan dengan CT secara tepat dan cepat dalam menilai untuk dilakukannya terapi maupun pembedahan lebih lanjut. Hasil X-ray yang normal pada tulang tengkorak belum dapat menyingkirkan adanya perdarahan intracranial. SARAN MEMULANGKAN PASIEN Semua pasien maupun keluarga pasien harus diedukasi dengan Bahasa yang mereka mengerti dan harus meminta mereka untuk mengulangi intruksi yang baru saja diberikan, menandakan bahwa mereka mengerti hal yang harus dilakukan saat membawa pasien pulang. Apabila hal berikut terjadi pada pasien, keluarga ahrus segera membawa pasien ke rumah sakit terdekat, diantaranya • Hilang kesadaran • Gelisah, bingung, kesulitan mengenal temoat atau orang • Perilaku berubah • Sakit kepala terus-menerus dan memburuk • Muntah • Tidak mampu mengingat kejadian baru • Kejang, bicara melantur • Berdarah atau cairan keluar dari telinga • Tidak mampu beberapa bagian tubuhnya KESIMPULAN Dalam cedera kepala, penanganan tepat pada airway, breathing, circulation penting dilakukan untuk mencegah adanya cedera sekunder pada otak. Pengetahuan dan kemampuan penanganan awal pada cedera kepala dan implementasinya penting untuk meningkatkan kualitasoenanganan. Semua klinisi mempunyai peran penting dalam menangani dan memastikan hasil terbaik pada pasien. PEMBUKTIAN Rincian bukti yang mendukung pernyataan di atas dapat ditemukan di Pedoman Praktik Klinis tentang Penanganan Dini Cedera Kepala pada Orang Dewasa 2015, tersedia di situs web berikut: Kementerian Kesehatan Malaysia: http://www.moh.gov.my dan Academy of Medicine: http://www.acadmed. org.my. Corresponding organisation: CPG Secretariat, Health Technology Assessment Section, Medical Development Division, Ministry of Health Malaysia and contactable at htamalaysia@moh.gov.my.