Anda di halaman 1dari 81

PEMBEKALAN PESERTA PIDI TAHUN 2020

Kebijakan dan Implementasi

PROGRAM INTERNSIP
DOKTER INDONESIA
TAHUN 2020

Komite Internsip Dokter Indonesia (KIDI) Pusat


2017 - 2020
Pokok Bahasan
Latar Belakang
 Pentingnya Program Internsip Dokter di Indonesia
 Perkembangan Program Internsip Dokter di Indonesia
 Praktik Kedokteran dan Pendidikan kedokteran

Pengertian, Tujuan, dan Komponen Internsip

Pelaksanaan Program Internsip Dokter Indonesia


 Peserta, Wahana, Pendamping
 Tata Tertib Pelaksanaan Program
 Kegiatan Peserta
 Hak, Kewajiban, dan Larangan-larangan Peserta
 Indikator Kinerja dan Penilaian
LATAR BELAKANG
Pentingnya Program Internsip Dokter Indonesia

Dokter
sebagai Ujung Tombak Utama dan Terdepan dalam Pelayanan Kesehatan

Meningkatkan Kemahiran&kemandirian Dokter

Membentuk Dokter yang Profesional


Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan
Peningkatan peran Dokter dalam pelayanan
kesehatan promotive dan preventif
Penempatan Program Internsip Dokter Indonesia
Pertama kali
Aceh
di Sumbar
North Kalimantan
pada 2010

Riau West Kalimantan East North Sulawesi


Kalimantan Gorontalo

Riau Island
Nort Sumatera West Papua
Central Sulawesi
Noth Maluku Papua
Bangka-Belitung
West
West Sumatera Sulawesi

Central Kalimantan South


Bengkulu Maluku
South Kalimantan East
Jakarta Sulawesi
Central Java South
East Java Sulawesi
Banten
West Nusa Tenggara
West Java
Yogyakarta
Bali East Nusa Tenggara

34 PROVINSI > 66 .604 Peserta


Data s/d Tahun 2018
Perkembangan Program Internsip Dokter Indonesia

JUMLAH FK PIDI 2010 s/d 2019 JUMLAH PESERTA PIDI 2010 s/d 2019
Data Peserta PIDI Tahun 2010 s.d 2019
Data FK PIDI Tahun 2010 s.d 2019
14000
72 72 72 72
12000
12,202
61
10000 10,742 11,127
50
9,395
43 8000
8,296
6000
24
4000 4,869 4,894
11 3,537
2000
2
0
1,141
401
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah Fakultas Kedokteran mengikuti Program Internsip Jumlah peserta yang mengikuti Program Internsip Dokter
Dokter Indonesia dari tahun 2011 s/d 2016 mengalami Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan, kecuali
peningkatan. pada 2013 – 2014 yang mengalami sedikit penurunan
PERKEMBANGAN PROGRAN INTERNSIP DOKTER INDONESIA

3,000

2,500
2,466
2,312
2,164
2,000
1,963

1,500

1,019
1,000

500
197 248
129 93 109
-
1

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah pendamping Program Internsip Dokter Indonesia meningkat dari 2010 –


2012. Mengalami penurunan di tahun 2013 dan kembali meningkat hingga
tahun 2019
PERKEMBANGAN PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

JUMLAH WAHANA PIDI 2010-2019


1800
1,692
1,593
1600 1,536

1400

1200

1000

800

626
600 555

400 332 312


244
200
76
27
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah Wahana Program Internsip Dokter Indonesia dari tahun 2010 s/d 2013
mengalami peningkatan. 2014 sedikit menurun dan kembali meningkat s/d
tahun 2019
Survey Peserta Program Internsip Dokter

Pertanyaan:
Apakah Anda Mampu Menjadi Dokter Layanan Primer
Tanpa melalui Proses Internsip?

4%
Pentingnya
27%
69% Program
Internsip

MAMPU TIDAK MAMPU


SANGAT TIDAK MAMPU
Terjadi perubahan-perubahan di..

PENDIDIKAN KEDOKTERAN

HULU

PRAKTIK KEDOKTERAN

HILIR
di hilir..
UU No.36/2009 UUD 1945

Hak atas yankes yg aman, Setiap warga negara berHak


bermutu, terjangkau memperoleh Pelayanan
Kesehatan
Negara menjamin
ketersediaan upaya Negara bertanggung jawab
kesehatan yg bermutu, atas penyediaan fasyankes
aman, efisien, dan yang layak
terjangkau
Jaminan asuransi
Profesionalitas dan
Kesehatan bagi
YANKES Kualitas NaKes YANKES seluruh rakyat
BERMUTU (DOKTER) EFISIEN Indonesia

Memenuhi
ketentuan Kode UU 25/2009
etik, standar Pelayanan
profesi, pelayanan, Publik : NaKes 
YANKES YANKES
dan prosedur hendaknya
AMAN TERJANGKAU
operasional. bekerja dlm
Kualitas optimum
UU No.29/2004 Tentang Praktik Kedokteran

Pasal 2 : Praktik Kedokteran dilaksanakan ber-azaskan Pancasila dan


didasarkan pada nilai ilmiah, manfaat, keadilan, kemanusiaan,
keseimbangan serta perlindungan dan keselamatan pasien.

Pasal 35 : Dokter atau dr Gigi yg telah memiliki STR mempunyai wewenang


melakukan praktik kedokteran yaitu : mulai dari mewawancarai pasien,
memeriksa fisik dan mental, dstnya sampai pengobatan dan meracik dan
menyerahkan obat kepada pasien.

Pasal 36 : Setiap dokter dan dokter gigi yg melakukan praktik kedokteran


di Indonesia wajib memiliki SIP.
Perubahan Sistem Pendidikan Dokter

Selama masa kepaniteraan klinik


(dokter muda/Ko Ass/mahasiswa) tidak
dibenarkan (lagi) menangani pasien
secara mandiri tanpa supervisi yang
ketat.

Yang bertanggung jawab terhadap pasien DPJP


Implikasi UUPK pada Pendidikan Profesi Dokter di RS
...di Hulu
Perubahan Sistem Pendidikan Dokter
• UU SisDikNas no.20 / th 2003 : Kurikulum Berbasis Kompetensi pada
semua Program Studi Pendidikan Tinggi
• UU PraDok no.29/ th 2004 : Ada SKDI dan SPPDI oleh KKI, dan
pengaturan praktek Kedokteran
• UU Pendidikan Kedokteran Nomor 20 tahun 2013
• Standar Pendidikan Kedokteran seluruh Dunia (WFME) :  Trilogi
Pendidikan Kedokteran yaitu :
• BME(Basic Medical Education)
• PGME(Post Graduate Medical Education)
• CPD(Continuing Professional Development)
Perubahan Sistem Pendidikan Dokter
Undang Undang Pendidikan Kedokteran no 20/2013
Pasal 7 (ayat 7) : Program profesi dokter dan profesi dokter gigi
sebagaimana dimaksud pada ayat 6 dilanjutkan dengan program
Internsip.

Pasal 7 (ayat 8) : Program Internsip diselenggarakan secara nasional


bersama oleh Kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dibidang Pendidikan, Kesehatan, Asosiasi Institusi
Pendidikan Kedokteran, Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan, Organisasi
Profesi dan Konsil Kedokteran Indonesia.
Perubahan Sistem Pendidikan Dokter

Undang Undang Pendidikan Kedokteran no 20/2013

Pasal 38 ayat (1) : Mahasiswa yang telah lulus dan telah mengangkat
sumpah sebagai dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud dalam
pasal 37 ayat 1, harus mengikuti program Internsip yang merupakan
bagian dari penempatan wajib sementara.

Pasal 38 ayat (2) : Penempatan wajib sementara pada Program Internsip


diperhitungkan sebagai masa kerja.
PENGERTIAN, TUJUAN, DAN KOMPONEN
INTERNSIP DOKTER
Internsip adalah pemahiran dan
pemandirian dokter yang merupakan
bagian dari program penempatan wajib
sementara paling lama 1 (satu) tahun

(UU Pendidikan Dokter no 20/2013, penjelasan pasal 7 ayat 7)


Program Internsip Dokter Indonesia

DIATUR

PERATURAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 39 TAHUN 2017
DASAR HUKUM:
UU 20 / 2003 tentang SISDIKNAS
UU 29 / 2004 tentang PRAKTIK KEDOKTERAN
UU 36 / 2009 tentang KESEHATAN
UU 20/2013 tentang PENDIDIKAN DOKTER
PP 52/2017 tentang PERATURAN PELAKSANAAN UU 20/2013
tentang PENDIDIKAN KEDOKTERAN
PERKONSIL NO 1 /2010 tentang REGISTRASI INTERNSIP
LANDASAN BERPIKIR
TUJUAN
Filosofi:
 Perubahan kurikulum pendidikan menjadi kurikulum
berbasis kompetensi (KBK) Memberi kesempatan dokter baru
 Pemantapan mutu dan profesionalisme lulusan
pendidikan kedokteran
lulus, untuk melakukan praktik
 Pemahiran penerapan kompetensi Kedokteran
dengan pendampingan,
Sosiologi:
 Pemerataan pelayanan kesehatan sesuai SKDI
 Penyelarasan hasil pendidikan dengan praktik di
lapangan
 Pendayagunaan dokter dalam pelayanan kesehatan

Yuridis:
o Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang
Pendidikan Kedokteran
o Permenkes Nomor 39 Tahun 2017 tentang
Dokter yang
Penyelenggaraan Program Internsip Dokter dan Dokter Profesional
Gigi Indonesia
OPTIMALISASI PIDI 2020

Memperkuat dan
Pemandirian meningkatkan
peran dokter
dalam pelayanan
kesehatan
promotif dan
preventif

Pendayagunaan Pengakuan
dalam Pemahiran sebagai
implementasi dokter
ilmu kedokteran
IMPLEMENTASI PIDI 2020
Pemahiran, Pemandirian, Pendayagunaan

1
PKM 1, PKM 2, PKM 3 4
DOKTER PKM 4 6 BULAN
BARU
LULUS DOKTER YANG
BERKUALITAS

PENINGKATAN
PESER
3 IGD/RANAP/RAJ PELAYANAN
TA 6AL
BULAN
PIDI KESEHATAN
2 Pemahiran, Pemandirian, Pendayagunaan
Tujuan Program Internsip Dokter Indonesia
KBDI
Dirjen Dikti 2005
Legal Aspek: SKDI KKI 2012
•UU Sisdiknas
•UU PK KBK
•Per Menkes
•Per Konsil WFME:
•UU Dikdok 20/’13 BME
Pre Registration Training
PGME
CPD

Meningkatkan Kinerja Outcome


Profesi Lulusan Dokter

Penerapan Standar
Pemahiran Profesi
Pemandirian
Manfaat dan Dampak
Program Internsip Dokter Indonesia
Kualitas Pelayanan di Trainning Hospital / HC

INPUT PROCESS OUTPUT OUTCOME IMPACT


Quality of Quality of
Students Curriculum Quality of Quality of
Quality of
Staffs Teaching Learning PROFESSIONALISM HEALTH
GRADUATE
Facilities Assessment STATUS

UKMPPD
Internsip
Standar Pendidikan /
Kompetensi : KKI
MENERAPKAN STANDAR MEMPERKUAT PERAN
MENUNJUKKAN KEMANDIRIAN & DOKTER DALAM PROMOTIF
KEMAHIRAN PROFESI
dan PREVENTIF
Komponen Program Internsip Dokter Indonesia

PROGRAM PESERTA dan


KEGIATAN : BUKU DOKTER PENEMPATAN
PEDOMAN dan PENDAMPING
TARGET KINERJA PEMBIAYAAN:
BBH, Honor, dan
TRANSPORT

AKREDITASI
WAHANA
(RS – PKM PELAKSANA:
1,2,3,4) KIDI dan
SEKRETARIAT
PIDI

INTERNSIP
PELAKSANAAN PROGRAM
INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Komite Internsip Dokter Indonesia
Kewenangan Menteri dalam penyelenggaraan Program Internsip
a. Dapat membentuk KIDI
b. Dapat membentuk KIDI Provinsi bila dibutuhkan

Unsur keanggotaan KIDI:


Unsur keanggotaan KIDI Provinsi:
a. Kemenkes;
a. Dinas kesehatan;
b. Kemenristekdikti;
b. AIPKI;
c. AIPKI;
c. IDI;
d. IDI;
d. Asosiasi Perumahsakitan daerah
e. Asosiasi Perumahsakitan
f. KKI

Ketua KIDI dijabat oleh wakil


Kemenkes
KELEMBAGAAN PELAKSANA
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA (PIDI)
PERMENKES No. 39/MENKES/PER/VII/2017

BADAN PPSDMK
KEMENKES

KOMITE INTERNSIP DOKTER PUSAT PERENCANAAN DAN


INDONESIA PENDAYAGUNAAN SDMK
(KKI, KEMRISTEK DIKTI, AIPKI, ARSPI,
ARSADA, IDI)

PUSAT PROVINSI
BIDANG PENDAYAGUNAAN SDMK
DALAM NEGERI

SEKRETARIAT PUSAT: SUBBID. PENDAYAGUNAAN


PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA SDMK NASIONAL
PROVINSI: BID. SDK DINKES PROVINSI
PUSAT PROVINSI
Organogram Program Internsip Dokter Indonesia

KEP. MENKES RI

KEP. KA BADAN
Organisasi KIDI PUSAT
Ketua KIDI (Kemenkes)

dr.Pattiselanno Roberth Johan, MARS

Sekretaris KIDI
Wakil Ketua KIDI (AIPKI)
dr.Rini Rachmawati MARS
dr.Emil Bachtiar Moerad,Sp.P

Ketua Ketua Sub Komite


Ketua Sub Komite Wahana Ketua Sub Komite Peserta Sub Komite Pendamping Pembinaan Pengawasan
(Kemenkes ) (ARSPI) (AIPKI) (PB IDI )
Dr.dr.Agus Hadian Rahim, Dr.dr.Angga Kartiwa, Sp.M Dr. dr. Setyo Widi Nugroho,
dr.Hermien Widjajati, Sp.A,(K),MARS
Sp.OT(K).M.Epid, MH.Kes (K), MKes Sp.BS

Anggota (ARSADA ) Anggota Anggota Anggota Anggota


(Kemenristekdikti) (KKI) (PB IDI) (Kemenkes)
dr.Zainoel Arifin, M.Kes
Prof.Dr.dr.Sukman
Prof. DR.Aris Dr. dr. Tjut Nurul Alam Dr.dr.Maxi Rein
Tulus
Junaidi, Ph.D Putra,SpA(K),FACC, Jacoeb, Sp KK (K) Rondonuwu,DHSM,MARS
FESC

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/500/2017 Tentang Anggota Komite Internsip Dokter Indonesia Masa Bakti Tahun 2017-2020
ALUR KEGIATAN PESERTA PIDI

FK KDI KKI PIDI/KIDI


1 2 3 4
UKMPPD SERTIFIKAT STR 1. PENDAFTARAN
2. PEMILIHAN WAHANA
IJAZAH KOMPETENSI 3. PENETAPAN PESERTA PIDI
4. PEMBEKALAN PIDI

PEMBERANGKATAN 5
ALUR PROGRAM INTERNSIP
3.PENETAPAN 5.PENETAPAN
1.PENDAFTARAN 4.PILIH WAHANA PESERTA
2.VALIDASI DATA WAHANA (RS)
PESERTA

8.PEMBERANGKATAN 10.PELAKSANAAN
6.PAKTA INTEGRITAS 7.PEMBEKALAN PESERTA KE WAHANA 9.ORIENTASI PIDI DI PROGRAM DI RS (6
RS RS bln pertama)

11.PENEMPATAN PKM 12.ORIENTASI PIDI 13.PELAKSANAAN 14.EVALUASI


1,2,3,4 dst nya disertai DI DINKES PIDI DI PKM 1,2,3,4 KINERJA AKHIR 15.PEMULANGAN
dengan BA KAB/KOTA dstnya. PESERTA
Penyelenggaraan Program Internsip
(Permenkes Nomor 39 Tahun 2017)

1 3
Wajib diikuti oleh 2 Persyaratan mengikuti program
setiap dokter dan internsip dokter: telah disumpah
Ketentuan mengenai
dokter gigi WNI sbg dokter & memiliki STR
program Internsip
lulusan program kewenangan Internsip yang
dokter gigi diatur
profesi dokter atau dikeluarkan oleh KKI dan hanya
dengan Peraturan
dokiter gigi dalam berlaku selama melaksanakan
Menteri
negeri dan luar
negeri
4 program Internsip.

Setiap peserta program Internsip wajib mempunyai SIP Internsip


yang dikeluarkan oleh Pemda Kab/Kota atas rekomendasi
pejabat kesehatan yang berwenang di Kab/Kota lokasi
penempatan dan didapatkan setelah memperoleh STR untuk
kewenangan Internsip.
Penyelenggaraan Program Internsip
(Permenkes Nomor 39 Tahun 2017)

5 6 7
Program Internsip Dilaksanakan di wahana Setiap peserta program
dokter dilaksanakan Internsip meliputi Rumah Internsip wajib didampingi
paling lama 1 (satu) Sakit dan Puskesmas serta oleh Pendamping Program
tahun jejaringnya yang ditetapkan Internsip.
oleh Menteri Kesehatan

8
Setiap dokter yang telah menyelesaikan program Internsip
mendapatkan Surat Tanda Selesai Internsip yang diberikan oleh
Menteri Kesehatan.
PERSYARATAN PESERTA PIDI

 Warga Negara Indonesia (WNI) Ketentuan


 Dokter lulusan Pendidikan Profesi Dokter, memiliki Ijazah dan
telah diambil sumpah
• Pendaftaran PIDI
 Telah dinyatakan lulus uji kompetensi dan memiliki sertifikat
kompetensi dilaksanakan secara
 Memilki Surat Tanda Registrasi (STR) yang diterbitkan Konsil online
Kedokteran Indonesia (KKI) • Peserta dapat
 Bersedia mengikuti peraturan dan ketentuan pelaksanaan melakukan
Internsip pendaftaran melalui
 Memiliki buku rekening pribadi atas nama sendiri (disarankan Portal Internsip
Bank milik Pemerintah) yang masih aktif untuk pembayaran
bantuan biaya hidup selama menjalankan Program Internsip dengan alamat
https://www.internsip.
kemkes.go.id

Persyaratan Umum
PERSYARATAN PESERTA PIDI

Memiliki NPWP atas


nama sendiri

Dalam keadaan sehat, Wajib memiliki alamat


yang dibuktikan surat elektronik (email)
dengan medical check yang masih berlaku
up peserta aktif

Peserta menjadi
anggota BPJS
Kesehatan (minimal
Kelas 2) dan
Ketenagakerjaan
WAHANA PIDI
PUSKESMAS
RS Dengan atau tanpa tempat tidur
Kelas D,
C dan B

Dengan kriteria memiliki:  Jumlah Puskesmas : 2-4


 Adanya Komitmen yang mendukung dari Pimpinan  Kepala PKM bertanggung jawabterhadap
Wahana terhadap pelaksanaan Internsip pelaksanaan PIDI di PKM secara
 Adanya Komitmen dari Komite Medik untuk melakukan keseluruhan.
bimbingan medik kepada peserta internsip  Wahana PKM dalam 1 th akan menerima
 Mempunyai Pelayanan Rawat Jalan, Rawat Inap dan 2x periode
Unit Gawat Darurat termasuk Kebidanan  PKM 1 adalah Puskesmas dimana
 Wahana RS dalam 1 th akan menerima 2x periode pendamping berasal
PUSKESMAS PIDI

PUSKESMAS
PIDI

Dengan kriteria :
1. Puskesmas Perkotaan atau Pedesaan tanpa dokter atau jumlah dokternya kurang, tidak
termasuk puskesmas sangat terpencil.
2. Diusulkan oleh Dinkes Kab/Kota, disetujui oleh Dinkes Prov/KIDI Provinsi dan ditetapkan
oleh Pusrengun atas rekomendasi KIDI Pusat .
3. Jika Kab/Kota tidak didapatkan PKM 2,3 dan seterusnya,maka PKM tesebut dapat antar
lintas Kab/Kota terdekat.
4. Kepala PKM bertanggung jawab atas pelaksanaan PIDI di wahananya.
PENJADWALAN KEGIATAN

Kegiatan dilakukan selama 12 bulan di wahana Internsip berupa kegiatan 6 bulan di ruang
rawat inap, rawat jalan
(poliklinik) dan UGD Rumah Sakit, serta 6 bulan di Puskesmas 1,2,3,4 dst (UKP&UKM)
Provinsi DKI Jakarta,3 bulan RS (UGD & Ranap),3 bulan PKC (UKP ),
6 bulan PKK 1,2,3,4 (UKP dan UKM)

Rumah Sakit, 6 bulan Puskesmas, 6 bulan


Rawat Jalan & Rawat Inap Upaya Pengobatan Dasar
Medik Upaya Pelayanan KIA&KB
Bedah Upaya Pelayanan Kesling
Perinatal dan Kebidanan Upaya Pelayanan Gizi
Kejiwaan Upaya Pelayanan P2P
UGD Upaya Pelayanan Promkes
ROTASI PIDI
RUMAH SAKIT
(UKP)
PESERTA GROUP A GROUP B
INTERNSIP: (7 ORANG) (7 ORANG)
14 ORANG
(2 GROUP)
STASE IGD STASE IRNA/IRJA
3 BLN 3 BLN

6 BLN KMD
PINDAH STASE
PKM PUSKESMAS STASE-3: PKM 6 BLN
(UKM & UKP)

PKM 1 PKM 2 PKM 3

6 BLN
UKP/UKM UKP/UKM
UKP/UKM
RUANG LINGKUP KEGIATAN PIDI

Melakukan praktik kedokteran


Orientasi PIDI (pengenalan –
layanan primer yang meliputi
kredensialing - pendalaman
kasus medik dan bedah, Melakukan konsultasi dan
teknik medik – SIP –Evaluasi
kebidanan & perinatal, rujukan untuk kasus-kasus
kesehatan-Kesepakatan awal –
kedaruratan dan kejiwaan baik yang ditemukan di wahana
menyusun rencana & jadwal
pada anak, dewasa dan lanjut
kegiatan )
usia

Melakukan kegiatan ilmiah


Ketrampilan Medik yang
medik berupa diskusi kasus,
Melakukan kegiatan kesehatan diwajibkan pemasangan infus,
presentasi kasus dan diskusi
masyarakat baik didalam pemasangan kateter,
tentang masalah atau kasus
maupun diluar gedung. pertolongan persalinan
yang ditemukan selama
Kegiatan ini terutama normal, menjahit luka,
menjalankan internsip serta
dilakukan di Puskesmas pemasangan NGT, Bedah
pengisian buku log secara on-
minor
line
ALUR KEGIATAN PESERTA PIDI DI RS
·Penetapan peserta &wahana PIDI
KIDI PUSAT
·Pembekalan peserta PIDI di Provinsi
·Absensi peserta
Rumah Sakit :semua peserta internsip di RS selama 6 bln
o Pembekalan di Dinkes Kab/Kota..Perkenalan
o Orientasi lapangan (RS)
WAHANA o Kesepakatan awal
o Penjelasan pengisian pencatatan kinerja peserta secara on-line
RS : SELURUH PESERTA 6 BLN PERTAMA DI RS o Credentialing ,
PKM : KOSONG o Evaluasi kesehatan,
o Penyusunan Rencana&Jadwal kegiatan peserta,
o Pengurusan SIP ,
o Penjelasan SOP RS
o Pendalaman teknik medik
o Rotasi sesuai dengan jadwal dari RS
o Pengisian pencatatan kinerja secara 0n-line (jumlah kasus
UKP,Ketrampilan medik,laporan kasus)
Akhir stase di wahana:
o Evaluasi akhir kinerja peserta di wahana ,
o Pengisian kuesioner evaluasi kinerja peserta akhir
o Penyelesaian laporan kinerja peserta

KIDI PROPINSI · Penanda tanganan BA perpindahan peserta PIDI ke


Puskesmas disaksikan oleh KIDI Provinsi
ORIENTASI PIDI DI WAHANA RS
Penyusunan rencana&
Semua peserta PIDI Perkenalan dengan
jadwal peserta oleh
bersama2 Dinkes Kab/Kota
Pendamping & Peserta Pengurusan SIP
melakukan orientasi .Sosialisasi PIDI di
(jadwal jaga,jadwal Peserta
PIDI sesuai jadwal di Wahana dan
kegiatani ,jadwal
RS Perkenalan
evaluasi)&tertulis

Melaksanakan
Penjelasan pengisian Melakukan evaluasi
kredensialing
Melaksanakan pencatatan kinerja kesehatan
peserta (hasil
kesepakatan awal secara on-line peserta(hasilnya
kegiatan nya
Pendamping- dilaporkan kepada
disampaikan kepada & SOP Pelayanan
Peserta(tertulis) pimpinan wahana secara
Pendamping kesehatan di wahana tertulis)
&Peserta)

Peserta PIDI diwajibkan melakukan


Pendalaman Teknik pencatatan kinerjanya secara on-
Medik kepada line,dipastikan Diagnosa Pasien
Peserta benar,diverifikasi oleh Pendamping
& tidak boleh ditunda.
ALUR KEGIATAN PESERTA PIDI DI PKM
·Penandatangan BA serah terima peserta PIDI dari RS ke PKM
dari RS ke Dinkes Kab/Kota disaksikan oleh KIDI Provinsi .
KIDI PUSAT&Provinsi
·Absensi Peserta
o Semua peserta PIDI ditempatkan di PKM selama 6 bln
o Penempatan Peserta PIDI di PKM 1,2,3,4 dstnya oleh Dinkes Kab/Kota secara
undian terbuka, di SK kan oleh Kadinkes dan dilaporkan ke Pusrengun/KIDI
WAHANA PKM Pusat
o Pembekalan & Perkenalan di Dinkes Kab/Kota.
o Orientasi lapangan (PKM)
o Kesepakatan awal
o Pengenalan Program PKM dan Program Prioritas nasional
o Penjelasan P1-P2-P3 PROMKES
o Penyusunan jadwal peserta,Pengurusan SIP, Pengenalan SOP
o Pengisian pencatatan kinerja secara 0n-line (jumlah kasus UKP,UKM,Mini
Project)
o Penyusunan laporan kinerja Peserta
Akhir stase di wahana:
o Evaluasi akhir kinerja peserta di wahana PKM
o Pengisian kuesioner evaluasi kinerja peserta akhir .
Akhir Program :Sidang evaluasi akhir peserta.
SLPI

KIDI PROPINSI · Verifikasi hasil evalusi kinerja peserta PIDI


• Surat rekomendasi STSI
ALUR KEGIATAN PESERTA PIDI DI PUSKESMAS

Dinkes KIDI KIDI


PROVINSI PUSAT
Pusrengun
Kab/Kota
1 2 3 4
Surat Penugasan Rekomendasi SK PENEMPATAN
Berita Acara
PESERTA DI PKM
Peserta di PKM penempatan penempatan
peserta di peserta di
PKM PKM

PEMBERANGKATAN & 5
ORIENTASI
ORIENTASI PESERTA DI DINKES KAB/KOTA DAN
PUSKESMAS
2.Penyampaian Profil ,
1.Pertemuan Peserta
Kinerja Puskesmas, Program
dengan KaDinkes 3.Penjelasan Panduan kerja 4.Membuat kesepakatan 5.Evaluasi kesehatan dan
kerja PKM,Program
Kab/kota,Ka PKM dan target Kinerja di PKM awal antara pendamping & kinerja peserta oleh
Nasional yg dikerjakan di
&Pendamping di Dinkes oleh pendamping peserta pendamping.
PKM (stunting,AKI-AKB,TB)
Kab/Kota,Perkenalan.
oleh Ka PKM

6. Menyusun rencana&
jadwal kegiatan peserta, 8.Penjelasan Program kerja 9.Menyampaikan rencana
7.Orientasi dan perkenalan 10.PELAKSANAAN PIDI DI
pertemuan evaluasi dan PKM,Program nasional yg dan jadwal kerja peserta ke
staf PKM di PKM 1,2,3,4 dst PKM 1,2,3 dst
berkala dengan dikerjakan di PKM 1,2,3 dst Ka PKM
pendamping

11. Pertemuan berkevaluasi


12..EVALUASI KINERJA 13. EVALUASI AKHIR
PIDI di ala dan PKM 1,2,3 14.PEMULANGAN
AKHIR PESERTA di PKM PROGRAM
dst
BUKU PEDOMAN PROGRAM INTERNSIP DOKTER

Pedoman Pelaksanaan
Program Internsip Dokter
e d o man
P
Indonesia Buku gram
Pro
t er n sip
Pedoman Peserta In r
Program Internsip Dokter Dokte dan
o n e sia
Indonesia Ind Log
B u k u

Pedoman Pendamping
Peserta Program Internsip
Dokter Indonesia

Pedoman Wahana
Program Internsip Dokter
Indonesia

Buku Log dan Kumpulan


Borang Program Internsip
Dokter Indonesia
PENDAMPING PIDI

• Bukan dosen
• Bukan instruktur
• Bukan preceptor
• Bukan tutor

• Peran PENDAMPING: Fasilitator, Motivator, Teman Sejawat, Role model,


dan Penilai dan Evaluator (validasi kinerja peserta dan pertemuan berkala
tiap minggu)
• Reward Pendamping: honor /bln,penambahan perolehan SKP-IDI,Sertifikat
Pelatihan Pendamping,SKP – IDI Pelatihan Pendamping,Penyegaran
pendamping.
PENDAMPING PROGRAM INTERNSIP DOKTER
Peserta PIDI didampingi seorang
dokter dengan kriteria: dokter senior
(DU/SP)yang masih aktif , bersedia
secara aktif melakukan tugas
pendampingan dan punya WAKTU.
Peran pendamping PIDI sebagai motivator ,
role model, teman sejawat untuk
berkonsultasi, penilai & mentor, fasilitator
proses pemahiran dan pemandirian
1 pendamping mendampingi 7 peserta PIDI,
memperoleh sertifikat pelatihan pendamping yang
terakreditasi, memperoleh honor & SKP IDI,
mengamati&mendampingi kegiatan peserta dalam
hal etika, hukum, kemahiran, kinerja ,memberi
umpan balik positif&konstruktif kepada peserta
TUGAS PENDAMPING PIDI

PENDAMPING PENDAMPING RUMAH


PUSKESMAS SAKIT

Dengan kriteria memiliki:


1. Mendampingi peserta selama 6 bulan di PKM 1,2,3
dst,terjadwal secara tertulis. 1. Mendampingi peserta di RS selama 6
bulan,3 bulan di IGD dan 3 bulan di
2. Membuat rencana dan jadwal kegiatan peserta untuk
Ranap/Rajal.
tugasnya di PKM 1,2,3 dst
3. Melakukan supervise ke PKM min 1x/bulan ,terjadwal secara
tertulis.
4. Melakukan pertemuan berkala min 1x/bln dengan difasilitasi
Dinkes Kab/Kota,terjadwal secara tertulis
TATA TERTIB DAN KETENTUAN

1. Internsip dijalani selama 1 (satu) tahun, dapat diperpanjang bila sasaran akhir
yang ditentukan belum dapat tercapai
2. Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) adalah program nasional, sehingga
dokter peserta PIDI dapat ditempatkan diseluruh provinsi dalam wilayah NKRI.
3. Peserta PIDI dalam 1 (satu) Kelompok tidak boleh bertukar tempat.
4. Peserta PIDI wajib mengikuti Pembekalan PIDI di Provinsi dan
Kabupaten/Kota/Wahana
5. Seluruh peserta PIDI diwajibkan mengikuti : Orientasi PIDI di wahana, Proses
kredensialing oleh Komite Medik, Evaluasi kesehatan oleh pendamping PIDI dan
pembuatan kesepakatan awal
6. Ketentuan jam kerja bagi peserta PIDI:
 7 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1mg untuk 6 hari kerja
 8 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1mg untuk 5 hari kerja
TATA TERTIB DAN KETENTUAN

7. Pengaturan Pakaian Kerja :


 Peserta PIDI wajib menggunakan pakaian sopan
 Rapi dan pantas serta berpenampilan rapi
 Peserta PIDI wajib menggunakan jas dokter, tanda pengenal yang dikeluarkan oleh
wahana.
 Pada saat bertugas di UGD, dimungkinkan memakai pakaian jaga khusus sesuai
wahana masing2

8. Pengaturan akomodasi Peserta PIDI:


 Peserta PIDI mendapatkan akomodasi selama bertugas di Wahana sesuai
ketentuan perundangan dan kemampuan pemerintah daerah/wahana setempat
 Untuk keamanan & kenyamanan, peserta PIDI disarankan bertempat tinggal dekat
dari wahana.
TATA TERTIB DAN KETENTUAN

9. Pengaturan BBH, honorarium dan imbal jasa


 Peserta PIDI akan mendapatkan BBH sesuai ketentuan:
Rp 3.150.000.- untuk Jawa,Bali,Sumatra,NTB
Rp 3.622.500,- untuk Kalimantan,NTT,Sulawesi,Maluku,Papua
 BBH Peserta akan dibayarkan langsung ke rekening masing- masing Peserta PIDI
 Peserta PIDI yang meninggalkan pelaksanaan PIDI karena izin lebih 1 bulan, BBHnya
akan dibayarkan kembali setelah ijin selesai & mengajukan permohonan untuk
mengikuti PIDI lagi.
 KIDI tidak menyediakan honorarium dan imbal jasa lain.
 Peserta PIDI tidak dibenarkan menerima ajakan kerja sama, berpraktek mandiri,
termasuk menerima komisi atau hadiah yang mengikat Peserta PIDI.
 Pajak dibayar oleh negara
 Peserta mendapatkan asuransi melalui BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan(Kematian dan Kecelakaan Kerja)
TATA TERTIB DAN KETENTUAN
10. Pengaturan hari libur dan izin
 Ketentuan hari libur mengikuti kalender nasional ketentuan yg berlaku di wahana
 Peserta tidak boleh meninggalkan tugas kecuali dg izin tertulis kpd Pendamping & Pimpinan
Wahana
 Meski dalam status libur, jika meninggalkan Wahana (Kota/Kabupaten), harus tetap izin (lisan
atau tertulis)
 Tidak ada cuti ,namun diberi ijin,jika ada keperluan yang penting.
 Ijin harus diganti ,max ijin 3 bulan,jika lebih peserta harus mengulang dan mengembalikan BBH.
 Terdapat 2 jenis ijin :
- Izin khusus untuk keperluan menikah,sakit,duka cita diganti dengan pengurangan hari
sebesar 4 hari
- Izin lainnya (ibadah, melahirkan, ikut seminar, atau kedinasan) harus diganti penuh tidak
ada pengurangan hari.
 Jika ijin lebih dari 1 bulan, maka permohonan ijin dapat ditembuskan kepada KIDI Provinsi dan
KIDI Pusat
 Penggantian hari ijin dilakukan setelah PIDI selesai ditentukan melalui proses Berita Acara pada
saat Evaluasi Akhir Kinerja Peserta
TATA TERTIB DAN KETENTUAN

11. Pengaturan tugas jaga:


 Tugas jaga diatur bersama oleh Pendamping dan Peserta PIDI, sesuai
ketentuan Wahana
 Peserta PIDI wajib mengikuti no.1
 Pengganti dan Penggantian Tugas Jaga diajukan secara tertulis dan disetujui
Pendamping serta tidak boleh secara berturut-turutan
 Pengaturan kewajiban simpan rahasia

12. Peserta PIDI wajib mengisi daftar hadir :


- Harian
- Tugas Jaga
- Kegiatan Ilmiah
- Kegiatan lapangan/luar gedung
TATA TERTIB DAN KETENTUAN

13. Pengaturan Penyelesaian Tugas dan Laporan


 Wajib mengisi buku log secara on-line untuk laporan kinerja di RS/PKM
 Membuat 5 laporan kasus, 1 dipresentasikan di Forum Ilmiah RS
 Melakukan Prosedur Ketrampilan Medik
 Laporan pelayanan/kegiatan/Penyuluhan Puskesmas
 Laporan UKM dan UKP di Puskesmas.
 Membuat Proyek Mini di Puskesmas.
14. Dalam pelaksanaan PIDI yang sedang berjalan, peserta PIDI tidak diperkenankan
mengajukan pindah relokasi ke wahana yang lain, kecuali dengan alasan yang tepat
(Mis.sakit) dan mendapatkan rekomendasi persetujuan dari KIDI Provinsi awal dan
Pendamping serta KIDI Provinsi yang dituju dan ditujukan ke KIDI Pusat.
15. Peserta PIDI tidak diperkenankan merangkap bekerja atau sekolah atau menjadi CPNS
atau ditugaskan instansi lain pada saat menjalankan PIDI. Jika memilih Sekolah/Studi
lanjutan/CPNS, harus mengundurkan diri dari PIDI
TATA TERTIB DAN KETENTUAN

16. Peserta dilarang menulis,memuat,mendiskusikan,mengup-load, di


media social seperti, FB,WA, Telegram,Line dll tentang pasien,penyakit
pasien,kondisi pasien,foto pasien, ataupun masalah masalah terkait
dengan pelayanan kesehatan yang diberikan Wahana,masalah
pendamping dan pendampingan,maupun tentang kondisi sarana dan
prasarana Wahana.
KLASIFIKASI PELANGGARAN TATA TERTIB
Pelanggaran ringan
1 - Terlambat hadir,pelanggaran disiplin>3x
- Pelanggaran mengisi absensi >1x

Pelanggaran sedang
2 - Menuntut sesuatu yang bukan haknya.
- Tidak sopan/melanggar etika.
- Tidak bersedia melaksanakan tugas & kewajiban sebagai Peserta PIDI (termasuk tidak
hadir tanpa berita 3x berturut2)

3 3 Pelanggaran Berat
- Pemalsuan tanda tangan, Laporan, atau Informasi.
- Melaksanakan pekerjaan yang bukan/ tidak sesuai Kompetensinya.
- Menghilangkan dan memanipulasi data rekam medik
- Membocorkan rahasia pasien.
- Berbuat asusila.
- Membuat onar, berkelahi sesama peserta/teman sejawat.
- Membuat onar di medsos,menceriterakan ttg kejelekan PIDI
SANKSI ATAS PELANGGARAN TATA TERTIB
Sanksi atas Pelanggaran berupa Sanksi Administratif
(Permenkes No 39/th 2017) berupa :
a. Teguran lisan
b. Teguran Tertulis
c. Diberhentikan sebagai Peserta PIDI

Sanksi atau Tindakan atas pelanggaran Peserta PIDI :


 Pelanggaran Ringan : Peringatan/Teguran lisan dari Pendamping dan Koordinator
Wahana
 Pelanggaran Sedang: Teguran tertulis Pendamping dan Koordinator Wahana, cc KIDI
Provinsi, berupa : Perpanjangan waktu Internsip selama 7 hari kerja atau
Pembuatan makalah di akhir PIDI dan dipresentasikan di Wahana
 Pelanggaran Berat : Teguran tertulis Pendamping dan Koordinator Wahana cc KIDI
Provinsi dan Pusat, berupa : Perpanjangan masa Internsip selama 30 hari kerja dan
atau bisa diberhentikan dari PIDI
HAK DAN KEWAJIBAN
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2017

(1) Peserta program Internsip (2) Bantuan biaya


mempunyai HAK: hidup dasar dan
transportasi
a. mendapat bantuan biaya hidup ,
transportasi, dan/atau tunjangan;
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a
b. mendapat perlindungan hukum sepanjang
ematuhi standar kompetensi, standar profesi,
ditanggung oleh
dan standar pelayanan; Menteri.
c. mendapat pendampingan dari dokter
yang telah memenuhi kualifikasi sebagai
pendamping;
d. mendapat fasilitas tempat tinggal; A L 11
2
PAS DAN
e. mendapatkan jaminan
YAT1
kesehatan dan ketenagakerjaan. A
HAK DAN KEWAJIBAN
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2017

(3) Komponen BBH dan transportasi sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) diberikan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan bidang
keuangan.
(4) Selain BBH dan transportasi yang diberikan oleh
Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat
(2),Pemerintah Pusat,Pemerintah Daerah dan
Wahana Internsip dapat memberikan
Insentif,tunjangan dan/atau fasilitas lainnya kepada L 11
Peserta Program Internsip sesuai dengan A S A N 4
P D A
kemampuan keuangan masing-masing. AT 3
AY
HAK DAN KEWAJIBAN
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2017

Bekerja sebagai dokter sesuai Standar Kompetensi ,standar pelayanan,standar profesi

Bekerja sesuai Permenkes Nomor 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis
Dokter di Fasyankes Primer

Wajib mengikuti ketentuan yang sudah diatur dalam PIDI, 6 bulan di RS dan 6 bulan di
Puskesmas

Mengintegrasikan pengetahuan,ketrampilan,sikap dalam Pendidikan dalam pelayanan


kesehatan

Mengembangkan ketrampilan praktik kedokteran pelayanan kesehatan primer,


promotive dan preventive.

Aktif dalam pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan& bersedia ditempatkan


diseluruh wilayah Indonesia.
PARAMETER PEMANDIRIAN DAN PEMAHIRAN

Bekerja sebagai dokter sesuai


Check list penilaian
Standart Kompetensi Dokter
kinerja terpenuhi
Indonesia dan STR

Mampu melakukan diagnosa Target UKM&UKP


penyakit sesuai Permenkes sesuai dengan
Nomor 514 tahun 2015 tentang indicator kinerja
Panduan Klinis Dokter di PKM dan Mini
Fasyankes Primer atau IC D 10 Project terpenuhi

Target pasien UKP,


ketrampilan klinis,
Mempunyai tanggung jawab laporan kasus,
medikolegal jumlah dan
distribusi pasien
terpenuhi
PENILAIAN PESERTA PIDI

• Penilaian peserta PIDI adalah penilaian kinerja dan dilakukan oleh pendamping PIDI
• Secara informal pendamping PIDI memperoleh masukan dari pemangku
kepentingan terkait, antara lain sejawat lain, tenaga kesehatan lain, masyarakat dan
pasien
• Penilaian kinerja Peserta PIDI didapat dari
1. Observasi oleh pendamping PIDI & pemangku kepentingan terkait kinerja
Peserta PIDI terhadap : - Perilaku
- Kompetensi medik
- Komunikasi
- Kepribadian & Profesionalisme
2 . Verifikasi dan evaluasi kinerja peserta dalam pencatatan kinerja secara on-line
UKP (target kasus dan tindakan medis),laporan kasus, UKM ,Proyek Mini.
3. Kehadiran
KINERJA PESERTA PIDI

 Kinerja Peserta PIDI yang dipantau oleh pendamping PIDI meliputi:


Kinerja profesional sesuai penugasan yang diberikan, dengan acuan
Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI 2012)

Perilaku profesional sebagai bagian dari Standar Kompetensi Dokter


Indonesia (SKDI 2012)

Pendamping PIDI melakukan pemantauan:


 Langsung
 Tidak langsung (laporan dan catatan)
KINERJA PESERTA PIDI

Kinerja Perilaku
Profesional Profesional
Pengetahuan dan
ketrampilan klinik Etika profesi
(UKP)

Manajemen/
Pengelolaan pasien Hubungan antar
(UKP) dan program personal
(UKM)
INDIKATOR KINERJA PESERTA PIDI

Indikator Target Keterangan


Perilaku • Tidak ada pelanggaran disiplin
• kehadiran (Ijin harus diganti)
• aktif
• argumentatif
• Tidak ada tugas yang dilalaikan

Kinerja Klinis • UKP sejumlah minimal 400 kasus (RS/PKM) - Komposisi bervariasi umur,
• 5 laporan kasus, 1 dipresentasikan di Forum Ilmiah RS jenis kelamin dan kelompok
• 100 ketrampilan klinis UKP

UKM sejumlah 7 kegiatan termasuk Proyek Mini Sesuai indikator kinerja UKM
peserta di Puskesmas
Komunikasi Tidak ada keluhan tentang komunikasi peserta

Kepribadian & Tidak ada keluhan tentang tanggungjawab, manajemen waktu


profesionalisme dan pengelolaan rekam medik
INDIKATOR KINERJA UKP

Indikator kinerja di Wahana RS


(UGD/ poli/ ruangan)
Indikator yang digunakan:
• Jumlah , komposisi kasus dan diagnose kasus ICD-10
• Laporan kasus dalam format laporan kasus
• Jumlah tindakan medik
Ukuran:
 400 kasus, minimal 300 kasus di RS
 5 Laporan Kasus, 1 dipresentasikan di Forum Ilmiah RS
 100 tindakan medik
Capaian kasus UKP:
• Setiap peserta wajib mengisi dalam aplikasi pencatatan kinerja
peserta secara on-line,minimal 300 kasus yang ditangani selama
magang di wahana rumah sakit
• Komposisi kasus meliputi jenis kelamin pasien, kelompok umur,
klasifikasi kasus:
 Kelompok kasus medis
 Kelompok kasus bedah
 Kelompok kasus kegawatdaruratan
 Kelompok kasus kebidanan dan perinatal
 Kelompok kasus kejiwaan
 Kelompok kasus medikolegal
• Tindakan medis yang wajib dilakukan:
- Memasang infus : minimal 50x/setahun.
- Memasang kateter : minimal 5x/setahun
- Menjahit luka : minimal 10x/setahun
- Bedah Minor : minimal10x/setahun
- Memasang NGT, minimal 2x/setahun
- Menolong partus normal : minimal 2x/th
• Setiap peserta wajib mengisi di aplikasi pencatatan kinerja secara on-line
tindakan medis yang dilakukan dan diverifikasi serta divalidasi oleh
pendamping
• Jika peserta PIDI tidak bisa memenuhi indikator kinerja UKP,maka bisa
diteruskan saat stase di Puskesmas dan jika tidak terpenuhi juga saat di
PKM,maka Peserta PIDI wajib memperpanjang masa tugas Internsipnya.
Capaian kasus UKM:
INDIKATOR KELUARGA SEHAT (PIS-PK)
Program Gizi,Kesehatan Ibu & Anak
- Keluarga mengikuti KB
- Ibu melakukan persalinan di Faskes
- Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
- Bayi diberi ASI eksklisif selama 6 bulan
- Memantau pertumbuhan dan perkembangan balita tiap bulan
Pengendalian Penyakit menular dan Tidak menular
- Penderita TB Paru berobat sesuai standar
- Penderita hipertensi berobat teratur
- Penderita jiwa berat tidak ditelantarkan.
Perilaku dan kesehatan lingkungan
- Tidak ada anggota keluarga yang merokok
- Keluarga mempunyai terhadap air bersih.
- Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
- Sekeluarga menjadi anggota JKN
INDIKATOR KINERJA UKM
Capaian kasus UKM:
• Setiap peserta wajib mengisi dalam buku log on-line, 5 jenis kegiatan UKM dan Implementasi PIS-
PK, yang diikuti selama magang di wahana PKM
• Upaya pengobatan dasar di PKM
• Membuat Rencana dan Jadwal kegiatannya
• Target kegiatan yang wajib diikuti dan dilaporkan adalah:
 Upaya Pelayanan Promosi Kesehatan :
A. Pemberdayaan Masyarakat : 1 UKBM Baru atau Membina 3 UKBM Lama
B. Advokasi : 5 Keluarga yang memiliki Nilai IKS Pra sehat / tidak sehat.
C. Kemitraan : Membina minimal 1 UKS
 Upaya Pelayanan Kesehatan Lingkungan : Penyuluhan kesehatan lingkungan minimal 3 x per
orang
 Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KB) :
A. Melakukan ANC (K-1) minimal 10 orang
B. Deteksi Dini ibu hamil risiko tinggi minimal 3 kasus
C. Melakukan pemasangan Implant KB dan IUD minimal masing masing 1 kasus
D. Memperkenalkan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif minimal 2 kali
E. Melakukan pertolongan persalinan normal minimal 2 kali
LANJUTAN

 Upaya Pelayanan Gizi :


A. Pengukuran Berat Badan dan Panjang / Tinggi Badan pada Bayi dan Anak Sehat,
memantau pertumbuhan dan perkembangan balita tiap bulan minimal 10 kasus
B. Deteksi Dini Stunting minimal 5 kasus
C. Penyuluhan tentang makanan sehat pada Bayi dan Anak minimal 2 kali
 Upaya Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit :
A. Melaksanakan Imunisasi minimal 10 kali
B. Penyuluhan tentang pencegahan Hipertensi, TB dan Sakit Jiwa minimal 2 kali
C. Melakukan Skrening Pasien tersangka TB minimal 5 kasus dan melakukan
pengobatan pasien TB Paru (baru / lama) minimal 2 kasus
• Upaya Pengobatan Dasar /Poliklinik: 3 X /minggu
• Proyek Mini, penelitian sederhana dan singkat dengan pendekatan lingkaran
pemecahan masalah (DATA PRIMER)
Proyek Mini:

• Setiap peserta PIDI wajib membuat satu proyek mini


Cakupan Kegiatan penelitian sederhana&singkat yang bertujuan untuk mengidentifikasi, analisis,
atau pemecahan suatu masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi oleh Puskesmas tempat
peserta magang.

• Kegiatan proyek mini:


Perencanaan
Pelaksanaan
Pelaporan

• Judul Utama Proyek Mini : dapat satu Topik dalam satu Kelompok Besar peserta,yang
pelaksanaannya dilakukan per Kelompok sesuai stase Puskesmas, dengan pendekatan lingkaran
pemecahan masalah ,secara berkesinambungan dan setiap Peserta PIDI membuat laporan
sesuai topic yang diteliti .
PELAPORAN PESERTA PIDI

Laporan2 kegiatan Peserta PIDI wajib diisikan dalam Aplikasi pencatatan kinerja
peserta secara on-line
• Jenis-jenis pelaporan peserta PIDI adalah:
 Pelaporan kinerja di Wahana RS:
 Laporan UKP
 Laporan Kasus / Presentasi Kasus
 Laporan Tindakan medis/Ketrampilan medik
 Laporan kegiatan lainnya (asisten operasi dll)
 Pelaporan kinerja di Wahana Puskesmas:
 Laporan kegiatan UKM (Pelayanan dan Penyuluhan)
 Laporan UKP
 Laporan Proyek Mini
 Laporan kegiatan lainnya (Bakti sosial dll)
RESUME EVALUASI KINERJA PESERTA
Pada akhir periode setiap hasil kegiatan UKP dan UKM, capaian kinerja peserta
diberikan penilaian : A . Baik sekali
B . Baik
C. Cukup
Misalnya :
• Wahana Rumah Sakit • Capaian Kinerja di Wahana PKM
 Capaian 300 kasus : A  UKP : A
 Laporan kasus : A  UKM : A
 Presentasi kasus : A
 Pemasangan Infus : B
 Pemasangan kateter : A
 Menjahit luka : A
 Bedah Minor : A
 Pemasangan NGT : A
 Menolong Partus Normal : A
 Kegiatan lainnya : A
MONEV KINERJA PESERTA PIDI DI RS
OLEH PENDAMPING
• Pengisian aplikasi kinerja secara on-line dan
Mingguan konsultasi dengan pendamping
• Membahas laporan jumlah dan distribusi kasus yang telah
2 mingguan ditangani, laporan kasus, Presentasi Kasus
• Membahas laporan &presentasi kasus
Bulanan • Evaluasi kinerja peserta secara on-line

• Rekapitulasi Triwulan di RS sebagai umpan balik dan


Triwulan dan Semester pembahasan kemajuan serta berbagai masalah dan
kendala peserta  format penilaian kinerja

• Pengisian kuesioner evaluasi pelaksanaan PIDI


Akhir Stase • Penyelesaikan laporan kinerja

Catatan : Mengisi Borang Pada akhir bulan ke 2 secara online untuk Penilaian wahana
MONEV KINERJA PESERTA PIDI DI PKM
OLEH PENDAMPING / KAPUSKESMAS
• Pengisian aplikasi kinerja secara on-line dan
Mingguan konsultasi dengan pendamping/Kepala Puskesmas

• Membahas UKM yang sudah dilakasanakan dan rencana yang


2 mingguan akan dikerjakan, penentuan judul/kemajuan proyek mini,
laporan UKP
• Evaluasi kinerja peserta secara on-line oleh pendamping
Bulanan • Pertemuan berkala peserta, pendamping dan Kapuskesmas

• Rekapitulasi Triwulan di PKM sebagai umpan balik dan pembahasan


Triwulan dan Semester kemajuan serta berbagai masalah dan kendala peserta  format
penilaian kinerja
• Akhir Stase : Pengisian kuesioner evaluasi pelaksanaan PIDI,
Penyelesaikan laporan kinerja
Akhir Stase dan Program • Akhir Program : Sidang evaluasi akhir, pengambilan keputusan
peserta selesai/tidak selesai

Catatan : Mengisi Borang Pada akhir bulan ke 2 secara online untuk Penilaian wahana
PENERBITAN STSI&SURAT TANDA REGISTRASI

Peserta yang telah menyelesaikan seluruh


internsip akan mendapatkan Surat
Pada akhir penugasan, Pendamping Laporan Pelaksanaan Internsip yang:
Rumah Sakit dan Pendamping • ditandatangani oleh Pendamping dan
Puskesmas melakukan penilaian Pimpinan Wahana
Evaluasi Akhir Kinerja Peserta untuk • SLPI menjadi dasar KIDI Propinsi untuk
memastikan pencapaian tujuan menerbitkan Surat Rekomendasi
program internsip Penerbitan Surat Tanda Selesai
Internsip (STSI)

Komite Internsip Dokter Indonesia


Pusat menerbitkan STSI dan Konsil Kedokteran Indonesia akan
mengirimkan Rekomendasi menerbitkan Surat Tanda Registrasi
penerbitan STR ke KKI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai