Anda di halaman 1dari 32

Bioteknologi modern dalam produksi pangan

dilakukan dengan menerapkan teknik rekayasa genetik.


Rekayasa genetik adalah kegiatan manipulasi gen untuk
mendapatkan produk baru dengan cara membuat DNA
baru.
Manipulasi materi genetik dilakukan dengan cara
menambah atau menghilangkan gen tertentu.
Salah satu produk hasil rekayasa genetik adalah dengan
membuat organisme transgenik.

Jagung produk transgenik, memiliki sifat tahan hama.


Melalui teknik rekayasa genetik, para ahli
bidang bioteknologi dapat menyusun pola gen
sedemikian rupa sehingga menghasilkan
organisme yang sifat-sifatnya sesuai dengan
kebutuhan.
Teknik ini dikenal juga dengan istilah DNA
rekombinan, yaitu proses mengkombinasikan
DNA suatu organisme ke organisme lain.
Pengaturan pola genetik ini melibatkan
penggunaan gen organisme lain yang disisipkan
ke pita DNA organisme tertentu.
Organisme yang menggunakan bagian gen
organisme lain di dalam tubuhnya dikenal
dengan istilah organisme transgenik.
Tumbuhan, hewan, dan bakteri transgenik tidak
hanya digunakan untuk keperluan penelitian
namun juga untuk memenuhi kebutuhan di
bidang medis dan pertanian.
Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah
mengalami perubahan susunan informasi genetik
dalam tubuhnya.
Tanaman transgenik ini merupakan suatu alternatif
agar tanaman tahan terhadap hama sehingga hasil
panen dapat melimpah.
Bahkan, tanaman juga dapat direkayasa agar mampu
membunuh hama yang menyerang tumbuhan
tersebut.
Pada tahun 2003 sekitar 67.7 juta hektar yang
ditanami oleh 7 juta petani di 18 negara mulai
menanam jenis tanaman transgenik.
Jenis tanaman yang ditanam antara lain kacang
kedelai dan tanaman kapuk yang memiliki
ketahanan terhadap herbisida dan insektisida.
1) penyiapan fragmen DNA yang akan disisipkan pada
DNA tanaman tertentu;
2) penyiapan vektor (perantara) baik plasmid atau
menggunakan virus;
3) potongan DNA yang akan disisipkan tersebut
digabung (rekombinasi) dengan vektor;
4) DNA gabungan akan di sisipkan pada sel-sel
tanaman;
5) tanaman akan tumbuh menjadi tanaman dengan
sifat baru, sesuai dengan DNA yang disisipkan.
Melalui transgenik juga dapat dikembangkan kacang
tanah dan kacang kedelai yang tidak akan menimbulkan
reaksi alergi bagi yang mengkonsumsi.
Hasil produksi tanaman transgenik yang lolos uji
lapangan dapat dipasarkan secara bebas.
Tanaman transgenik lain yang telah dikembangkan
adalah kentang manis yang tahan virus dan beras
dengan kandungan zat besi dan vitamin A yang lebih
tinggi.
Beras bervitamin A
ini lebih dikenal
dengan nama
Golden rice.
Peneliti melakukan modifikasi genetik untuk
memproduksi dan mengakumulasikan provitamin A
atau beta karoten, selanjutnya oleh tubuh manusia
provitamin A atau beta karoten akan diubah menjadi
vitamin A.
Selain tumbuhan transgenik, juga ada hewan-hewan
transgenik.
Pada awalnya hewan transgenik merupakan bahan
penelitian para ilmuwan untuk menemukan jenis
penyakit yang menyerang hewan tertentu dan cara
penanggulangannya.
Perkembangan selanjutnya, penerapan teknologi
rekayasa genetik pada hewan bertujuan untuk
menghasilkan hewan ternak yang memproduksi susu
dan daging yang berkualitas, ikan yang cepat besar dan
mengandung vitamin tertentu, dan sebagainya
Peneliti telah menggunakan transgenik untuk
meningkatkan produksi susu, dengan membuat susu
kaya protein, rendah lemak, dan memproduksi susu
yang lebih baik dan cocok untuk dikonsumsi anak
manusia.
Peneliti melakukan
rekayasa genetik pada
hewan ternak,
sehingga mampu
mengembangkan
hewan ternak yang
tahan pada penyakit.
Produk transgenik juga banyak bermanfaat untuk
bidang medis.
Salah satu contohnya pemanfaatan
organisme transgenik di bidang
medis adalah pembuatan hormon
insulin melalui bakteri.
Insulin merupakan hormon yang
dihasilkan oleh pankreas yang
berperan penting dalam
pencernaan karbohidrat.
Insulin digunakan untuk
mengobati pasien Diabetes
melitus.
Dampak Positif Transgenik
1. Rekayasa transgenik dapat menghasilkan produk
lebih banyak dari sumber yang lebih sedikit.
2. Rekayasa tanaman dapat hidup dalam kondisi
lingkungan ekstrem akan memperluas daerah
pertanian dan mengurangi bahaya kelaparan.
3. Makanan dapat direkayasa supaya lebih lezat dan
menyehatkan.
Dampak Negatif Transgenik
meliputi beberapa aspek yaitu:
A. Aspek sosial - ekonomi
Berbagai komoditas pertanian hasil rekayasa
genetika telah memberikan ancaman persaingan
serius terhadap komoditas serupa yang dihasilkan
secara konvensional.
Penggunaan tebu transgenik mampu menghasilkan
gula dengan derajad kemanisan jauh lebih tinggi
daripada gula dari tebu atau bit biasa
B. Aspek kesehatan
1. Potensi toksisitas bahan pangan
Dengan terjadinya transfer genetik di dalam tubuh
organisme transgenik akan muncul bahan kimia baru
yang berpotensi menimbulkan pengaruh toksisitas
pada bahan pangan.
Sebagai contoh, transfer gen tertentu dari ikan ke
dalam tomat, yang tidak pernah berlangsung secara
alami, berpotensi menimbulkan risiko toksisitas yang
membahayakan kesehatan.
B. Aspek kesehatan
2. Potensi menimbulkan penyakit/gangguan kesehatan
WHO pada tahun 1996 menyatakan bahwa
munculnya berbagai jenis bahan kimia baru, baik
yang terdapat di dalam organisme transgenik
maupun produknya, berpotensi menimbulkan
penyakit baru atau pun menjadi faktor pemicu bagi
penyakit lain.
Sebagai contoh, gen aad yang terdapat di dalam
kapas transgenik dapat berpindah ke bakteri
penyebab kencing nanah (GO), Neisseria
gonorrhoeae.
D. Aspek lingkungan
1. Potensi erosi plasma nutfah
Penggunaan tembakau transgenik telah memupus
kebanggaan Indonesia akan tembakau Deli yang telah
ditanam sejak tahun 1864.
Tidak hanya plasma nutfah tanaman, plasma nutfah
hewan pun mengalami ancaman erosi serupa.
Sebagai contoh, dikembangkannya tanaman transgenik
yang mempunyai gen dengan efek pestisida, misalnya
jagung Bt, ternyata dapat menyebabkan kematian larva
spesies kupu-kupu raja (Danaus plexippus) sehingga
dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan
keseimbangan ekosistem akibat musnahnya plasma
nutfah kupu-kupu tersebut.
D. Aspek lingkungan
2. Potensi pergeseran gen
Daun tanaman tomat transgenik yang resisten
terhadap serangga Lepidoptera setelah 10 tahun
ternyata mempunyai akar yang dapat mematikan
mikroorganisme dan organisme tanah, misalnya
cacing tanah.
3. Potensi pergeseran ekologi
Organisme yang pada mulanya tidak tahan terhadap
suhu tinggi, asam atau garam, serta tidak dapat
memecah selulosa atau lignin, setelah direkayasa
berubah menjadi tahan terhadap faktor-faktor
lingkungan tersebut.
selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai