Anda di halaman 1dari 24

TEORI KEPRIBADIAN

SIGMUND FREUD
Disusun oleh:
NURJANAH 1423101033
3 BKI A
PEMBAHASAN
 TEORI KEPRIBADIAN SIGMUND FREUD
 DINAMIKA KEPRIBADIAN SIGMUND
FREUD
 KONTRIBUSI TEORI KEPRIBADIAN
SIGMUND FREUD
 PENERAPAN TEORI KEPRIBADIAN
SIGMUND FREUD
TEORI KEPRIBADIAN
“SIGMUND FREUD”
 TEORI PSIKOANALISA SIGMUND FREUD
 TEORI TENTANG MIMPI
 TEORI TENTANG SEKSUALITAS
TEORI PSIKOANALISA
“SIGMUND FREUD”
 Freud mengerti hidup psikis sebagai buah hasil suatu konflik antara daya-
daya yang tertentu. Pengertian ini merupakan suatu faktor yang tetap dan
tidak berubah, dari penelitiannya yang pertama tentang histeri sampai
dengan karya-karyanya dalam periode yang terakhir. Tetapi dalam
menjawab pertanyaan, daya-daya manakah yang terlibat dalam konflik
tersebut, pemikirannya akan mengalami suatu perkembangan sepanjang
tiga periode.
 Dalam periode pertama Freud membedakan tiga struktur atau “instansi”
dalam hidup psikis: “yang tak sadar”, “yang prasadar”, dan “yang sadar”.
Sigmund Freud mengemukakan bahwa kehidupan jiwa memiliki tiga
tingkat kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan
tak-sadar (unconscious). Topografi atau peta kesadaran ini dipakai untuk
mendiskripsi unsur cermati (awareness) dalan setiap event mental seperti
berfikir dan berfantasi.
Sadar (Conscious)

 Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita


cermati pada saat tertentu. Menurut Freud, hanya
sebagian kecil saja Bari kehidupan mental (fikiran,
persepsi, perasaan dan ingatan) yang masuk kekesadaran
(consciousness). Isi daerah sadar itu merupakan basil
proses penyaringan yang diatur oleh stimulus atau cue-
eksternal. Isi-isi kesadaran itu hanya bertahan dalam
waktu yang singkat di daerah conscious, dan segera
tertekan ke daerah perconscious atau unconscious, begitu
orang memindah perhatiannya ke we yang lain.
Prasadar (Preconscious)

 Disebut juga ingatan siap (available memory), yakni tingkat kesadaran


yang menjadi jembatan antara sadar dan taksadar. Isi preconscious
berasal dari conscious dan clan unconscious. Pengalaman yang
ditinggal oleh perhatian, semula disadari tetapi kemudian tidak lagi
dicermati, akan ditekan pindah ke daerah prasadar. Di sisi lain, isi-
materi daerah taksadar dapat muncul ke daerah prasadar. Kalau sensor
sadar menangkap bahaya yang bisa timbul akibat kemunculan materi
tak sadar materi itu akan ditekan kembali ke ketidaksadaran. Materi
taksadar yang sudah berada di daerah prasadar itu bisa muncul
kesadaran dalam bentuk simbolik, seperti mimpi, lamunan, salah ucap,
dan mekanisme pertahanan diri. Yang prasadar, meliputi apa yang
dilupakan, tetapi dapat diingat kembali tanpa perantaraan psikoanalisa.
Tak Sadar (Unconscious)

 Tak sadar adalah bagian yang paling dalam dari struktur


kesadaran dan menurut Freud merupakan bagian terpenting dari
jiwa manusia. Secara khusus Freud membuktikan bahwa
ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetik tetapi itu adalah
kenyataan empirik. Ketidaksadaran itu berisi insting, impuls
dan drives yang dibawa dari lahir, dan pengalaman-pengalaman
traumatik (biasanya pada masa anak-anak) yang ditekan oleh
kesadaran dipindah ke daerah taksadar. Isi atau materi
ketidaksadaran itu memiliki kecenderungan kuat untuk
bertahan terus dalam ketidaksadaran, pengaruhnya dalam
mengatur tingkahlaku sangat kuat namun tetap tidak disadari.
TEORI TENTANG MIMPI
“SIGMUND FREUD”
 Mimpi merupakan suatu tema yang penting sekali bagi Freud. Bagi
Freud ada pelbagai alasan untuk mengambil makna mimpi sebagai
obyek studinya. Salah satu alasan ialah permasalahan persamaan yang
ditemukan antara reaksi-reaksi para pasien dalam keadaan hipnosa
dengan mimpi biasa. Alasan lain ialah bahwa cerita tentang mimpi-
mimpi menjadi suatu unsur penting dalam psikoanalitis sejak Freud
pindah ke metode asosiasi bebas. Dan alasan yang paling menentukan
ialah pengalaman tentang mimpi-mimpinya memungkinkan Freud
melakukan psikoanalisa terhadap dirinya sendiri. Karena mimpi adalah
suatu produk psikis dan karena hidup psikis dianggapnya sebagai
konflik antara daya-daya psikis, maka masuk akal saja, kalau Freud
mulai dengan mengerti mimpi sebagai perwujudan suatu konflik.
TEORI TENTANG
SEKSUALITAS
“SIGMUND FREUD”
 Biasanya masa pubertas dianggap sebagai permulaan seksualitas dalam hidup manusia. Tetapi Freud
menekankan bahwa seksualitas seorang manusia mempunyai sejarah yang amat panjang yang sudah mulai
kelahiran. Yang kita kenal sebagai seksualitas dewasa merupakan titik akhir suatu proses yang rumit sekali,
yang sejak saat kelahiran berkembang menurut pelbagai fase. Freud mengatakan bahwa anak-anak
mempunyai kecondongan ke arah beraneka ragam perversi seksual ( polymorphously perverse sexual
disposition ).
 Maksudnya ialah bahwa – secara normal dan umum – pada anak-anak kita menyaksikan kecenderungan-
kencenderungan yang sama yang pada orang dewasa diakui sebagai perversi-perversi, baik mengenai tujuan
maupun mengenai pilihan obyek seksual. Itu berarti bahwa antara orang yang normal dan orang yang
mengidap perversi tidak ada perbedaan hakiki. Kedua-duanya berkaitan dengan kecenderungan-
kecenderungan seksual dari masa anak. Pada orang yang mengalami preversi, kecenderungan-kecenderungan
seksual dari masa anak itu telah terisolir, berhenti dalam perkembangannya, telah diperkuat dan menyatakan
diri. Sedangkan pada orang normal kecenderungan-kecenderungan seksual dari masa anak itu telah
berkembang dan sebagian menjadi unsur-unsur yang membentuk seksual genital, sebagian lagi telah
disublimir.
 Dalam konteks ini neurosa harus dimengerti sebagai reaksi pihak Ego melawan naluri-naluri yang tetap
mempertahankan sifat perversinya. Itulah sebabnya mengapa Freud menamakan neurosa sebagai sebelah
negatif daripada perversi. Maksudnya ialah bahwa neurosa memperlihatkan perversi dalam bentuk terepresi.
 K.Bertens.1980.Sigmund Freud Memperkenalkan Psikoanalisa.Jakarta:Gramedia
DINAMIKA TEORI KEPRIBADIAN
“SIGMUND FREUD”
 Komponen Dinamik (Energi Psikis)
 Komponen Struktural
 Komponen Sekuensial (Tahapan)
Komponen Dinamik (Energi
Psikis)
 Freud berpendapat bahwa insting (instincts) atau dorongan-
dorongan psikologis yang muncul tanpa dipelajari adalah sumber
utama energy  psikis. Insting memiliki dua ciri khas yang sangat
penting, yakni: ciri konservatif (pelestarian) dan ciri repetitif
(perulangan). Maksudnya, insting selalu menggunakan sesedikit
mungkin jumlah energi yang di perlukan untuk melaksanakan
aktivitas tertentu dan kemudian mengembalikan organisme kepada
keadaannya yang semula, dan hal itu terjadi secara berulang-ulang.
Dalam sistem Freud, insting bertindak sebagai perangsang pikiran
mendorong individu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
tertentu. Insting juga bisa dipandang sebagai gambaran psikologis
dari proses biologis yang berlangsung.
Komponen Struktural
 Id (Das Es)
 Id adalah sistem kepribadian yang asli, dibawa sejak lahir. Dari id ini kemudian
akan muncul ego dan superego. Saat dilahirkan, id berisi semua aspek psikologik
yang diturunkan, seperti insting, impuls dan drives. Id berada dan beroperasi dalam
daerah unansdous, mewakili subjektivitas yang tidak pemah disadari sepanjang usia.
Id berhubungan erat dengan proses fisik untuk mendapatkan enerji psikis yang
digunakan untuk mengoperasikan sistem dari struktur kepribadian lainnya.
 Id beroperasi berdasarkan prinsip kenikmatan (pleasunprinciple), yaitu: berusaha
memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Bagi Id, kenikmatan adalah
keadaan yang relatif inaktif atau tingkat enerji yang rendah, dan rasa sakit adalah
tegangan atau peningkatan enerji yang mendambakan kepuasan. Jadi ketika ada
stimuli yang memicu enerji untuk bekerja – timbul tegangan enerji – id beroperasi
dengan prinsip kenikmatan; berusaha mengurangi atau menghilangkan tegangan itu;
mengembalikan din ke tingkat enerji yang rendah. Pleasure principle diproses
dengan dua Cara, tindak refleks (reflex actions) dan proses primer (primaryprocess).
 Ego (Das Ich)
 Ego berkembang dari id agar orang mampu menangani realita; sehingga ego beroperasi mengikuti
prinsip realita (realityprinciple); usaha memperoleh kepuasan yang dituntut Id dengan mencegah
terjadinya tegangan barn atau menunda kenikmatan sampai ditemukan objek yang nyata-nyata
dapat memuaskan kebutuhan. Prinsip realita itu dikerjakan metalui proses sekunder
(secondaryprocess), yakni berfikir realistik menyusun rencana dan menguji apakah rencana itu
menghasilkan objek yang dimaksud. Proses pengujian itu disebut uji realita (reality testin ;
melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah difikirkan secara realistik. Dari cara
kerjanya dapat difahami sebagian besar daerah operasi ego berada di kesadaran, namun ada
sebagian kecil ego beroperasi di daerah prasadar dan daerah taksadar.
 Ego adalah eksekutif (pelaksana) dari kepribadian, yang memiliki dua tugas utama; pertama,
memilih stimuli mana yang hendak direspon dan atau insting mana yang akan dipuaskan sesuai
dengan prioritas kebutuhan. Kedua, menentukan kapan dan bagaimana kebutuhan itu dipuaskan
sesuai dengan tersedianya peluang yang. resikonya minimal. Dengan kata lain, ego sebagai
eksekutif kepribadian berusaha memenuhi kebutuhan Id sekaligus juga memenuhi kebutuhan
moral dan kebutuhan berkembang-mencapai-kesempurnaan dan superego. Ego sesungguhnya
bekerja untuk memuaskan Id, karena itu ego yang tidak memiliki enerji sendiri akan memperoleh
enegi dari Id.
 Superego (Das Ueber Ich)
 Superego adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian, yang beroperasi
memakai prinsip idealistik (idealisticprinciple) sebagai lawan dari prinsip kepuasan
Id dan prinsip realistik dad Ego. Superego berkembang dari ego, dan seperti ego dia
tidak mempunyai energi sendiri. Sama dengan ego, superego beroperasi di tiga
daerah kesadaran. Namun berbeda dengan ego, dia tidak mempunyai kontak dengan
dunia luar (sama dengan Id) sehingga kebutuhan kesempurnaan yang
diperjuangkannya tidak realistik (Id tidak realistik dalam memperjuangkan
kenikmatan).
 Superego bersifat nonrasional dalam menuntut kesempurnaan, menghukum dengan
keras kesalahan ego, baik yang telah dilakukan maupun baru dalam fikiran. Super-
ego juga seperti ego dalam hal mengontrol id, bukan hanya menunda pemuasan
tetapi merintangi pemenuhannya. Paling tidak, ada 3 fungsi superego; (1)
mendorong ego menggantikan tujuan-tujuan realistik dengan tujuan-tujuan
moralistik, (2) merintangi impuls id, terutama impuls seksual dan agresif yang
bertentangan dengan standar nilai masyarakat, dan (3) mengejar kesempurnaan.
Komponen Sekuensial (Tahapan)

 Menurut Freud, kemunculan setiap tahapan


psikoseksual dan sebagian bentuk perilaku yang
terjadi di setiap tahapan dikendalikan oleh faktor-
faktor genetik atau kematangan sedangkan isi
tahapan-tahapan tersebut berbeda-beda
bergantung pada kultur tempat terjadinya
perkembangan. Sekali lagi ini memperlihatkan
contoh mengenai pentingnya interaksi antara
kekuatan keturunan dan kekuatan lingkungan bagi
proses perkembangan.
 Freud berpendapat bahwa dalam perkembangan
manusia terdapat dua hal pokok yaitu: (1) bahwa
tahun-tahun awal kehidupan memegang peranan
penting bagi pembentukan kepribadian; dan (2)
bahwa perkembangan manusia meliputi tahap-
tahap psikoseksual:
Tahap oral ( sejak lahir hingga
1tahun )

 Sumber kenikmatan pokok yang berasal dari mulut adalah


makan. Dua macam aktivitas oral  ini, yaitu menelan makanan
dan mengigit, merupakan prototipe bagi banyak ciri karakter
yang berkembang di kemudian hari. Karena tahap oral ini
berlangsung pada saat bayi sama sekali tergantung pada
ibunya untuk memdapatkan makanan, pada saat dibuai,
dirawat dan dilindungi dari perasaan yang tidak
menyenangkan, maka timbul perasaan-perasaan tergantung
pada masa ini. Frued berpendapat bahwa simtom
ketergantungan yang paling ekstrem adalah keinginan kembali
ke dalam rahim.
Tahap anal (  usia 1-3 tahun )
 Setelah makanan dicernakan, maka sisa makanan
menumpuk di ujung bawah dari usus dan secara reflex
akan dilepaskan keluar apabila tekanan pada otot lingkar
dubur mencapai taraf tertentu. Pada umur dua tahun
anak mendapatkan pengalaman pertama yang
menentukan tentang pengaturan atas suatu impuls
instingtual oleh pihak luar. Pembiasaan akan kebersihan
ini dapat mempunyai pengaruh yang sangat luas
terhadap pembentukan sifat-sifat dan nilai-nilai khusus. 
Sifat-sifat kepribadian lain yang tak terbilang jumlahnya
konon sumber akarnya terbentuk dalam tahap anal.
Tahap phalik ( usia 3-5 tahun)
 Selama tahap perkembangan kepribadian ini yang menjadi pusat dinamika
adalah perasaan-perasaan seksual dan agresif berkaitan dengan mulai
berfungsinya organ-organ genetikal. Kenikmatan masturbasi serta kehidupan
fantasi anak yang menyertai aktivitas auto-erotik membuka jalan bagi
timbulnya kompleks Oedipus.  Freud memandang keberhasilan
mengidentifikasikan kompleks Oedipus sebagai salah satu temuan besarnya.
 Freud mengasumsikan bahwa setiap orang secara inheren adalah biseksual,
setiap jenis tertarik pada anggota sejenis maupun pada anggota lawan jenis.
Asumsi tentang biseksualitas ini disokong oleh penelitian terhadap kelenjar-
kelenjar endokrin yang secara agak konklusif menunjukkan bahwa baik
hormon seks perempuan terdapat pada masing-masing jenis. Timbul dan
berkembangnya kompleks Oedipus dan kompleks kastrasi merupakan
peristiwa-peristiwa pokok selama masa phalik dan meninggalkan serangkaian
bekas dalam kepribadian.
Tahap laten ( usia 5 – awal
pubertas)
 Masa ini adalah periode tertahannya dorongan-
dorongan seks agresif. Selama masa ini anak
mengembangkan kemampuannya bersublimasi
( seperti mengerjakan tugas-tugas sekolah,
bermain olah raga, dan kegiatan lainya). Tahapan
latensi ini antara usia 6-12 tahun (masa sekolah
dasar)
   
Tahap genital/kelamin ( masa remaja)

 Kateksis-kateksis dari masa-masa pragenital


bersifat narsisistik. Hal ini berarti bahwa individu
mendapatkan kepuasan dari stimulasi dan
manipulasi tubuhnya sendiri sedangkan orang-
orang lain dikateksis hanya karena membantu
memberikan bentuk-bentuk tambahan kenikmatan
tubuh bagi anak. Selama masa adolesen, sebagian
dari cinta diri atau narsisisme ini disalurkan ke
pilihan-pilihan objek yang sebenarnya.
Kontribusi Teori Kepribadian Sigmund Freud

   Memahami Individual Siswa


 Preventif dan Pengembangan Individual Siswa
 Penggunaan Asosiasi Bebas
 Analisis Mimpi
 Analisis Transferensi
 Reedukasi
Penerapan Teori Kepribadian Sigmund Freud

 Penerapan pada Masyarakat dalam Kehidupan Sehari-


Hari
 Penerapan teori kepribadian menurut Sigmund Freud dalam
sehari-hari seperti seorang pengusaha katering menjual
barang dagangnya kepada konsumen. Kemudian terbentuklah
hubungan antara produsen dan konsumen dimana pengusaha
mendengarkan dan menerima masukan yang diajukan oleh
konsumen dengan harapan supaya menjadi lebih baik. Lalu
pengusaha akan menyaring semua saran yang disarankan oleh
konsumen mana yang sesuai dan tidak sesuai. Setelah proses
penyaringan adalah proses realisasi.
 Penerapan pada Mahasiswa di Kehidupan Sehari-hari
 Seperti pada umumnya menjadi mahasiswa baru pasti kita mempunyai
beberapa kecemasan yang muncul, tidak terkecuali saya. Hal pertama yang
kita lakukan adalah tahap adaptasi. Mulai mengenali bagaimana dunia
perkuliahan itu setelah kita mengenali lingkungan baru kita mulai
menempatkan diri pada lingkungan tersebut. Setelah menempatkan diri kita
mulai menyusun rencana-rencana apa yang ingin kita capai selama kita
bersekolah misalnya mendapatkan nilai baik dan mengikuti kegiatan
organisasi. Sekarang tinggal bagaimana kita merealisasikannya dengan
menghadapi semua masalah salah satunya pembagian waktu. Membagi
waktu untuk belajar, waktu untuk bermain, dan waktu untuk berorganisasi.
Setelah rencana kita terpenuhi tahap selanjutnya adalah menentukan target
baru.
  

Anda mungkin juga menyukai