Anda di halaman 1dari 39

PELAYANAN

KESEHATAN KLINIK
Disampaikan Oleh :

HARIYONO, S.Kep.Ners,M.Kes
KASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
DINKES KABUPATEN MOJOKERTO
BERDASARKAN PERMENKES NO 9 TAHUN
2014 TENTANG KLINIK

Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang
menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik.
(Permenkes No 9 Tahun 2014)

Jenis pelayanan:
1.Klinik pratama (pelayanan medik dasar umum dan khusus)
2.Klinik utaman (pelayanan medik spesialis/medik dasar dan
spesialistik)
1. Pemerintah
KEPEMILIKAN 2. Pemerintah Daerah
3. Masyarakat

PERSYARATAN PENDIRIAN LOKASI KLINIK


1.Pemerintah daerah kabupaten/kota mengatur persebaran Klinik
yang diselenggarakan masyarakat di wilayahnya dengan
memperhatikan kebutuhan pelayanan berdasarkan rasio jumlah
penduduk.
2.Harus memenuhi ketentuan mengenai persyaratan kesehatan
lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan.
3.Ketentuan mengenai persebaran Klinik sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) tidak berlaku untuk Klinik perusahaan atau Klinik
instansi pemerintah tertentu yang hanya melayani karyawan
perusahaan, warga binaan, atau pegawai instansi tersebut
Bangunan Klinik paling sedikit terdiri atas

1. R. pendaftaran/ruang tunggu;
2. R. konsultasi;
3. R. administrasi;
4. R. obat dan bahan habis pakai untuk klinik yang melaksanakan
pelayanan farmasi;
5. R. tindakan;
6. R./pojok ASI;
7. kamar mandi/wc;
8. R. lainnya sesuai kebutuhan pelayanan

1. Ruang rawat inap yang memenuhi


BANGUNAN KLINIK persyaratan;
RAWAT INAP 2. Ruang farmasi;
3. Ruang laboratorium;
4. Ruang Dapur
JUMLAH TEMPAT TIDUR Paling sedikit 5 (lima) buah dan
KLINIK RAWAT INAP paling banyak 10 (sepuluh) buah.

a. instalasi sanitasi;
b. instalasi listrik;
c. pencegahan dan penanggulangan
kebakaran;
PRASARANA d. ambulans, khusus untuk Klinik yang
KLINIK menyelenggarakan rawat inap; dan
e. sistem gas medis;
f. sistem tata udara;
g. sistem pencahayaan;
h. prasarana lainnya sesuai kebutuhan
KETENAGAAN

1. Penanggung jawab teknis Klinik harus seorang tenaga


medis.
2. Penanggung jawab teknis Klinik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus memiliki Surat Izin Praktik (SIP) di Klinik
tersebut, dan dapat merangkap sebagai pemberi pelayanan.

Tenaga Medis hanya dapat menjadi


penanggung jawab teknis pada 1 (satu)
Klinik
KETENAGAAN

KLINIK RAWAT 1. Tenaga medis,


JALAN 2. Tenaga keperawatan,
3. Tenaga Kesehatan lain,
4. Tenaga non kesehatan.

1. Tenaga medis,
2. Tenaga kefarmasian,
3. Tenaga keperawatan,
4. Tenaga gizi,
KLINIK RAWAT INAP
5. Tenaga analis kesehatan,
6. Tenaga Kesehatan lain dan tenaga non
kesehatan sesuai
Tenaga medis pada Klinik pratama terdiri dari:
2 (dua) orang dokter dan/atau dokter gigi sebagai
pemberi pelayanan. (paling sedikit)

• Tenaga medis pada Klinik utama terdiri dari 1 (satu)


orang dokter spesialis dan 1 (satu) orang dokter
sebagai pemberi pelayanan. (paling sedikit)
• Tenaga medis pada Klinik utama yang memberikan
pelayanan kedokteran gigi terdiri dari 1 (satu) orang
dokter gigi spesialis dan 1 (satu) orang dokter gigi
sebagai pemberi pelayanan. (paling sedikit)
Tenaga medis yang berpraktik di Klinik harus mempunyai :
1. Surat Tanda Registrasi (STR)
2. Surat Izin Praktik (SIP)

Tenaga kesehatan lain yang bekerja di Klinik harus mempunyai:


1. Surat Tanda Registrasi (STR),
2. Surat Izin Kerja (SIK) atau Surat Izin Praktik (SIP)
PERALATAN

• Klinik harus dilengkapi dengan peralatan


medis dan nonmedis yang memadai sesuai
dengan jenis pelayanan yang diberikan dan
harus memenuhi standar mutu, keamanan,
dan keselamatan.
• Peralatan medis harus memiliki izin edar
sesuai ketentuan peraturan
• Peralatan medis yang digunakan harus diuji
dan dikalibrasi
KEFARMASIAN
• Klinik rawat jalan tidak wajib melaksanakan pelayanan
farmasi.
• Klinik rawat jalan yang menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian wajib memiliki apoteker yang memiliki
Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) sebagai penanggung
jawab atau pendamping.

• Klinik rawat inap wajib memiliki instalasi farmasi


yang diselenggarakan apoteker karena melayani
resep dari dokter Klinik yang bersangkutan, serta
dapat melayani resep dari dokter praktik
perorangan maupun Klinik lain.
LABORATORIUM

• Klinik rawat inap wajib menyelenggarakan


pengelolaan dan pelayanan laboratorium klinik.
• Klinik rawat jalan dapat menyelenggarakan
pengelolaan dan pelayanan laboratorium klinik.
• Dalam hal Klinik menyelenggarakan laboratorium
klinik yang memiliki sarana, prasarana,
ketenagaan dan kemampuan pelayanan melebihi
kriteria dan persyaratan Klinik, maka
laboratorium klinik tersebut harus memiliki izin
tersendiri.
PERIZINAN
• Setiap penyelenggaraan Klinik wajib memiliki izin
mendirikan dan izin operasional.
• Izin mendirikan diberikan untuk jangka waktu 6
(enam) bulan, dan dapat diperpanjang paling
lama 6 (enam) bulan apabila belum dapat
memenuhi persyaratan
• Apabila batas waktu sebagaimana dimaksud
habis dan pemohon tidak dapat memenuhi
persyaratan, maka pemohon harus mengajukan
permohonan izin mendirikan yang baru
Perpanjangan izin operasional harus diajukan pemohon
paling lama 3 (tiga) bulan sebelum habis masa berlaku
izin operasional

Dalam waktu 1 (satu) bulan sejak permohonan


perpanjangan izin diterima, maka pemerintah daerah
kabupaten/kota atau kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota harus memberi keputusan berupa
penerbitan izin atau penolakan izin.
Perubahan izin operasional Klinik harus dilakukan apabila terjadi:
1. perubahan nama;
2. perubahan jenis badan usaha;
3. perubahan alamat dan tempat.

Perubahan izin operasional Klinik harus dilakukan apabila


terjadi:
a.perubahan nama;
b.perubahan jenis badan usaha;
c.perubahan alamat dan tempat.
d.Perubahan kepemilikan dan/atau penanggung jawab teknis
Klinik harus dilaporkan kepada pemerintah daerah
kabupaten/kota atau kepala dinas kesehatan kabupaten/kota
PENYELENGGARAAN
• Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang
bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, pelayanan satu
hari (one day care) dan/atau home care.
Pelayanan satu hari (one day care)
untuk pasien yang sudah ditegakkan diagnosa secara definitif dan
perlu mendapat tindakan atau perawatan semi intensif (observasi)
setelah 6 (enam) jam sampai dengan 24 (dua puluh empat) jam.
Home care
bagian atau lanjutan dari pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada
individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk
meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan
atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan dampak
penyakit
PENYELENGGARA KLINIK WAJIB
• memasang nama dan klasifikasi Klinik;
• membuat dan melaporkannya kepada dinas kesehatan
daftar tenaga medis dan tenaga kesehatan lain yang bekerja
di Klinik dengan menyertakan:
1) Nomor STR dan SIP bagi tenaga medis;
2) nomor surat izin sebagai tanda registrasi atau Surat
Tanda Registrasi (STR), dan Surat Izin Praktik (SIP) atau
Surat Izin Kerja (SIK) bagi tenaga kesehatan lain.
• melaksanakan pencatatan untuk penyakit-penyakit tertentu
dan melaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota
dalam rangka pelaksanaan program pemerintah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
Klinik, dilakukan akreditasi secara berkala
paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali.
• Setiap Klinik yang telah memperoleh izin
operasional dan telah beroperasi paling sedikit
2 (dua) tahun wajib mengajukan permohonan
akreditasi.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

• Menteri, gubernur, kepala dinas kesehatan


provinsi, bupati/walikota, dan kepala dinas
kesehatan kabupaten/kota melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan Klinik, berupa:
1. bimbingan,
2. supervisi,
3. konsultasi,
4. penyuluhan kesehatan,
5. pendidikan dan pelatihan.
Surabaya, 30 Juli 2020
STRATEGI PENANGGULANGAN COVID-19 DI JAWA
TIMUR
ISOLASI

PROMOTIF
DAN TESTING TRACING TREATMENT
PREVENTIF

JARINGAN PENGAMAN SOSIAL


 

PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN


MASYARAKAT ESSENSIAL
4 Strategi Utama Penanggulangan COVID-19
di Jawa Timur, 2020
Promotif Testing
Tracing Treatment
dan (Suspek, Petugas
Kesehatan yang (Suspek, (Suspek,
Preventif memenuhi Probable, Probable,
(kepada kriteria sebagai Konfirmasi ) dan
Masy) Kontak Erat) Konfirmasi)

• Phisical
• 127 RS
dan Social • Lab PCR Rujukan
Distanching
• PHBS
• Lab • Isolasi • RS
• CTPS TCM • Ruang Darurat
• Pakai • Mobile Observasi • 968
Masker PCR Pusk
• Etika
Batuk/
bersin
• Gizi
Seimbang
• Kelola
Stres Logistik
(VTM, Reagen,
RTD, APD,
Desinfektan,
Hand Sanitizer)
Persiapan Adaptasi Kehidupan Baru
ADAPT ASI KEHIDUPAN BARU
 Peraturan Baru
 Gaya hidup baru
 Kebiasaan Baru
Kondisi dimana masyarakat Karena
dapat melakukan kegiatan Masyarakat perlu Masyarakat
sehari hari dengan melakukan beraktifitas untuk
Adaptasi Kehidupan Baru Sehat, Bugar,
memenuhi
kebutuhan dan Produktif
hidupnya. (Bekerja,
Beribadah,
Berdagang,
Mengajar,
Bersosialisasi,
Aktualisasi Diri)
Adaptasi Kebiasaan Baru adalah
agar kita bisa bekerja, belajar dan
beraktivitas dengan produktif di
era Pandemi Covid-19.

Adaptasi kebiasaan baru yang dimaksud


adalah:
Sering cuci tangan pakai sabun
Pakai masker
Jaga jarak
Istirahat cukup dan rajin olahraga
Makan makanan bergizi seimbang

Inilah pesan kunci yang perlu dilakukan


secara disiplin, baik secara individu
maupun kolektif agar tujuan yang
dimaksud dapat tercapai.
Peran Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer
Pada Era Pandemi Covid-19

(HL. Blum)

DETEKSI

PREVENSI RESPON

• Memasyarakatkan BUDAYA Integrasi dalam


HIDUP BERSIH dan SEHAT memberikan pelayanan
• Melibatkan peran LINTAS kesehatan pada pandemi
SEKTOR COVID-19
Peran FKTP dalam Penanganan COVID-19

Preven Deteksi Resp


tif Antara lain: on
•Surveilans ILI dan • Tatalaksana klinis sesuai
Antara Lain: pneumonia melalui SKDR
• Melakukan kondisi pasien
•Surveilans
Komunikasi •Melakukan rujukan
aktif/pemantauan
risiko termasuk •Notifikasi kasus
terhadap pelaku
penyebarluasan •PE dan Penelusuran kontak
perjalanan dari
media KIE •Komunikasi risiko
wilayah/negara terjangkit
Covid-19 •Pemantauan kesehatan
•Membangun dan
kepada
memperkuat jejaring kerja kasus yang isolasi mandiri
masyarakat
• Pemantauan surveilans dengan • Pelayanan menerapkan PPI
pemangku kewenangan,
tempat umum dan Physical distancing
LS dan tokoh masyarakat
• Pengambilan spesimen dan

berkoordinasi dengan
Dinkes setempat terkait
pengiriman spesimen
Pelayanan Klinik pada Masa Pandemi
COVID-19

Pelayanan
Klinik Skala prioritas,
Integrasi program
dan sumber daya,
Manajemen Klinik
physical distancing,
Pelayanan Kefarmasian
Penerapan PPI
Pelayanan Perkesmas
Pengaturan
Pelayanan Laboratorium jadwal kunjungan,
Kunjungan Keluarga alur pelayanan, triage,
Pemanfaatan TIK
UKP
Rawat Jalan (Kunjungan sehat
atau sakit)
Pelayanan Gawat Darurat

Pelayanan persalinan normal


Perawatan di rumah
Rawat Inap (sesuai kebutuhan)
Pemanfaatan Teknologi Informasi
SE No. HK.02.01/MENKES/303/2020 ttg Pelayanan Kesehatan Melalui Teknologi Informasi
Dalam Pencegahan COVID-19
PERKONSIL No. 74 Tahun 2020 ttg Penanganan Klinis dan Praktik Kedokteran Melalui
Telemedicine Pada Masa Pandemi COVID-19

1. Pendaftaran pasien
2. Konsultasi dan rujukan
3. Pengisian rekam medis pasien
4. Visit dan monitor pasien secara
virtual
5. KIE

TIK dapat digunakan untuk


Pemantauan, Pelaporan.
MENGGUNAKAN APLIKASI Pendataan, dsb
-Yang dikembangkan oleh Fasyankes
sendiri
-Kementerian Kesehatan
-Kerjasama dengan pihak ketiga
Tata Kelola Klinik Masa Pandemi
COVID-19
M A N A JE MEN KLINIK
(penyesuaian P1-P2-P3 dan inovasi kegiatan)

INPUT PROSES OUTPUT

MANAJEMEN
MANAJEMEN SPA MANAJEMEN PELAYANAN
SDM • Capaian target indikator
a.Menghitung Analisis program pelayanan
a. Ruang pelayanan terpisah
Beban Kerja (ABK) untuk a.Continuum of Care Yankes kesehatan dasar
pasien ISPA dan Non ISPA
kebutuhan SDM
b.Meninjau pembagian tugas
b. Ruang tunggu
dasar (SPM)
b.Penyusunan dan
• Kesiapan Puskesmas
pasien/pengunjung dalam penanganan
SDM : berdasar pelaksanaan SOP Yankes di
menerapkan physical COVID-19 dan PIE
kemampuan, faktor resiko masa COVID- 19
distancing lainnya
tertular COVID- 19 c.Pelaksanaan triase yang
c. Mengkondisikan sirkulasi
c. Peningkatan kompetensi optimal
udara setiap ruang
SDM (PIE, PPI dan d.Alur pelayanan terpisah
pelayanan (alami maupun
patient safety, pasien ISPA dan Non ISPA
mekanik)
pelaksanaan program e.Manajemen Mutu (PPI,
d. Penguatan Alkes
pada NNL, serta patient safety, patient
pemeriksaan laboratorium.
pelayanan Lab) centeredness, Indikator mutu,
e. Ketersediaan logistik (APD,
d.Tersedia Penanggung manajemen risiko)
rapid test dll) sesuai
jawab PPI f.Sistem TI: Telemedicine,
kebutuhan
monev, pelaporan
f. Ketersediaan sarana CTPS
e. Pemanfaatan raw data PIS-
dan hand sanitizer
PK
g. Pengaturan jadwal
f. Penguatan Pelayanan
MANAJEMEN desinfektan ruangan dan
Penunjang
KEUANGAN lingkungan Klinik
Perencanaan dan h. Ketersediaan sarana TIK
pemanfaatan anggaran untuk
memperhitungkan telemedicine
kebutuhan penanganan
COVID- 19
INDIVIDU dan KELUARGA
MASYARAKAT

Physical
1 distancing,

PSB
B 4 RUMAH ISOLASI
Bagi masyarakat yg tidak memungkinkan
Sanitasi untuk isolasi di rumah secara mandiri
2
lingkungan • Peran Masyarakat: pemanfaatan dan pemeliharaan
rumah isolasi,
Penerapan etika batuk/bersin, • Peran Aparat Desa/ RT/RW: perencanaan, sosialisasi
PHBS (CTPS, meningkatkan dan tata kelola masyarakat yang terdampak
imunitas dengan makan gizi
seimbang, vitamin, istrahat • Peran Klinik KIE, melaporkan dan koordinasi dengan
cukup, olahraga, tdk merokok ) Puskesmas Wilayah
3
Penelusuran Kontak
Erat (contact tracing)

Klinik BERSAMA Puskesmas aparat Desa/Kelurahan/RT-RW bekerjasama dalam memantau pelaksanaan prevensi, deteksi dan respon
pandemic COVID-19 di individu, keluarga dan masyarakat
Hubungan kerja Puskesmas – RS Bersifat koordinasi dan rujukan kasus Covid-19
Hubungan Puskesmas – Klinik, DPM, faskes lainnya dan UKBM, pembinaan, koordinasi dalam penanganan
COVID-19
Hubungan kerja Puskesmas – Lintas sektor: koordinasi dalam penanganan COVID-19
 Prioritas pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan yang dilaksanakan mengacu
pada pedoman/panduan program di masa pandemi COVID-19
 Memperkuat koordinasi dengan Puskesmas dan Masyarakat.
 Prevensi, deteksi dan respon terhadap COVID-19 secara optimal
 Pemanfaatan TIK
 Penerapan kaidah-kaidah PPI serta physical distancing secara ketat pada
pelayanan Klinik di dalam dan luar gedung.
Peran Dinas Kesehatan Daerah Provinsi

• Melaksanakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan


standar dan
pedoman terkait COVID-19
• Melakukan koordinasi dengan lintas sektor di tingkat provinsi
• Melaksanakan sosialisasi dan advokasi.
• Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga di dinas
kesehatan
daerah Kabupaten/kota.
• Menyampaikan laporan kegiatan, data dan masalah kesehatan
prioritas pada masa pandemi COVID-19 secara berkala kepada
Kementerian Kesehatan.
Peran Dinas Kesehatan Daerah Kab./Kota
1. Perencanaan sumber daya
2. Pembinaan terintegrasi
3. Penyediaan kebijakan operasional tingkat kab/kota
4. Melakukan perencanaan dan pemenuhan sumber daya
Puskesmas secara
berkesinambungan
5. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis terintegrasi
secara
berkala dan berkesinambungan
6. Melakukan pemantauan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
dasar di
FKTP
7. Melakukan peningkatan kompetensi Nakes di FKTP
8. Memberikan solusi atas permasalahan yang tidak mampu
diselesaikan
FKTP
9. Mengkoordinasikan seluruh Fasyankes yang ada di kab./Kota
dalam
penanganan COVID-19
Peran Klinik

1. Menyusun rencana kerja


2. Melakukan sosialisasi dan edukasi
3. Membangun dan atau memperkuat jejaring dengan Puskesmas,
lintas sektor, untuk pemenuhan standar sarana dan prasarana
serta penerapan protokol kesehatan.
5. Melakukan pembinaan dan pengawasan.
6. Meningkatkan upaya promotif dan preventif dalam rangka
pencegahan Covid-19.
7. Memberikan dukungan pelayanan kesehatan.
8. Melakukan evaluasi dan memberikan umpan balik.
HARAPAN
1. Pada masa pandemi COVID-19, Klinik tetap melakukan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan mengikuti aturan yang terdapat pada
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 yang berlaku.
2. Pelayanan di Klinik pada masa pandemi COVID-19 tetap dilakukan dengan
optimal memperhatikan kaidah-kaidah Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) dan physical distancing guna memutus mata rantai penularan
3. Dinas Kesehatan memberikan pembinaan dan pemenuhan sumber daya
yang diperlukan termasuk dalam pengembangan inovasi berbasis teknologi
informasi
4. Dinas Kesehatan memantau penyelenggaraan pelayanan
TETAP SEMANGAT JANGAN MENYERAH JANGAN TERSERAH

Anda mungkin juga menyukai