Anda di halaman 1dari 31

UPDATE MANAGEMENT

of COVID-19
Oleh :
dr. Dessy Indriana Hatta
Pendahuluan
COVID-19 sangat menular sehingga
dibutuhkan kedisiplinan semua pihak untuk
menjalani protokol pencegahan
• Obat spesifik untuk COVID-19 belum ada
• Vaksin untuk COVID19 belum ada
• Di Indonesia kasus terus meningkat(data sd
5 september 2020 pukul 12.00)
190.665 kasus konfirmasi
7.940 kematian
• Penting3 T: Tracing, Testing, Treating
Sementara data per 5 september 2020 untuk
1.wilayah provinsi Jambi
 kasus terkonfirmasi sebanyak 51

 Sembuh 49

 Meninggal 1

2.Wilayah Kota Baru


 Positif 13

 Sembuh 5

3.Wilayah Jelutung
 positif 3

 Sembuh 6
Definisi kasus
Suspek
• Individu dgn ISPA dan riwayat perjalanan ke daerah
transmisilokal
• Individu dgn gejala ISPAdan riwayat kontak dgn kasus
konfirmasi
• Individu dgn ISPABerat/ Pneumonia Berat tanpa diketahui
penyebabnya
Terkonfirmasi
• Pasien dgn atau tanpa gejala DAN hasil PCR POSITIF
Probabel
• Kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS/Meninggal dengan
gambaran klinis sesuai COVID-19 DAN tidak ada hasil
pemeriksaan PCR dengan alasan apapun
Tatalaksana: Pasien Terkonfirmasi
(Positif) COVID-19
1. Tanpa Gejala
• Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
• Diberi edukasi apa yang harus dilakukan
(diberikan leaflet untuk dibawa ke rumah)
• Vitamin C 3x1 tab (untuk 14 hari)*
• Pasien mengukur suhu tubuh 2 kali sehari,
pagi dan malam hari
• Pasien dipantau melalui telepon oleh petugas
FKTP
• Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk
pemantauan klinis
Tatalaksana: Pasien Terkonfirmasi
(Positif) COVID-19
2. GejalaRingan
• Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
• Diberi edukasi apa yang harus dilakukan (leaflet untuk
dibawa ke rumah)
• Vitamin C, 3 x 1 tablet (untuk 14 hari)*
• Klorokuin fosfat, 2x 500 mg (untuk 5 hari) ATAU
Hidroksiklorokuin,1x 400 mg (untuk 5 hari)
• Azitromisin, 1 x 500 mg (untuk 5 hari) dengan alternatif
Levofloxacin 1x 750 mg (untuk 5 hari)
• Simtomatis (Parasetamol dan lain-lain)
• Bila diperlukan dapat diberikan Antivirus : Oseltamivir, 2
x 75 mgATAU Favipiravir (Avigan), 2 x 600mg (untuk 5
hari)
• Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis
Tatalaksana: Pasien Terkonfirmasi (Positif) COVID-19

3. GejalaSedang
• Rujuk ke Rumah Sakit/ Rumah Sakit Darurat, seperti
WismaAtlet
• Isolasi di Rumah Sakit/ Rumah Sakit Darurat, seperti Wisma
Atlet selama 14 hari
• Vitamin C diberikan 200-400 mg/ 8 jam dalam 100 cc NaCl
0.9 % habis dalam 1 jam secara Intravena (IV) selama perawatan
• Klorokuin fosfat, 2 x 500 mg (untuk 5 hari) ATAU
Hidroksiklorokuin dosis 1x 400 mg (untuk 5 hari)
• Azitromisin, 1 x 500 mg (untuk 5-7 hari) dengan alternatif
Levofloxacin 750 mg/ 24 jam per IV atau oral (untuk 5-7 hari)
• Antivirus : Oseltamivir, 2 x 75 mg ATAU Favipiravir (Avigan)
loading dose 2x 1600 mg hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600mg
(hari ke 2-5)
• Simtomatis (Parasetamol dan lain-lain)
Tatalaksana: Pasien Terkonfirmasi (Positif) COVID-19
4. GejalaBerat
• Isolasi di ruang isolasi Rumah Sakit Rujukan
• Diberikan obat-obatan rejimen COVID-19 :
• Klorokuin fosfat, 2 x 500 mg perhari (hari ke 1-3) dilanjutkan
2 x 250 mg(hari ke 4-10) ATAU Hidroksiklorokuin dosis 1x 400
mg (untuk 5hari)
• Azitromisin, 1 x 500 mg (untuk 3hari)
• Antivirus : Oseltamivir, 2 x 75 mg ATAU Favipiravir (Avigan)
loading dose 2x 1600 mg hari ke-1dan selanjutnya 2 x 600mg
(hari ke2-5)
• Vitamin C diberikan secara Intravena (IV) selama perawatan
• Diberikan obat suportif lainnya
• Pengobatan komorbid yang ada
• Monitor yang ketat agar tidak jatuh ke gagal napas yang
memerlukan ventilator mekanik
Tatalaksana: PasienBelumTerkonfirmasi

• Semua PDP yg dirawat (gejala sedang dan


berat) diperlakukan sama dengan Kasus
Terkonfirmasi sampai terbukti bukan
COVID-19
Pasien dinyatakan sembuh bila:
-Klinis perbaikan
- Swab tenggorok (PCR) 2 kali berturut-turut
negatifdalam selang waktu >24 jam
Pasien dipulangkn bila:
• Sudah dinyatakansembuh
• Komorbid teratasi dan stabil
• Pasien diberikan edukasi untuk isolasi diri di
rumah selama 14 hari ke depan (diberikan
leaflet dibawa ke rumah)
KriteriaPulang ( WHO Juni2020)
 Untuk pasien bergejala : 10 hari setelah onset
gejala + ditambah setidaknya 3 hari tanpa
gejala (termasuk demam dan tanpa gejala
respiratori)
- Untuk pasien tanpa gejala atau
asimtomatik : 10 hari setelah tes positif
untuk SARS-CoV-2
1. Dasar kriteria adalah hasil CT (Cycle Time)
dari RT-PCR
2. CT adalah ukuran berapa kali virus
bereplikasi, makin kecil makin kuat daya
replikasinya
3. Cut-off point positif di angka 40
4. Dari hasil kultur didapatkan CT>34 tdk bisa
tumbuh lagi, antara 31-34 masih bisa tapi
tdk utuh lagi
Contoh kasus (sesuai kriteriaWHO)

Jika seorang pasien memiliki gejala selama 2 hari


pasien dapat keluar dari ruang isolasi setelah 10 hari
+ 3 hari = 13 hari dari tanggal pertama kali muncul
gejala atau onset gejala
Jika seorang pasien dengan gejala selama 14 hari pasien
dapat keluar dari ruang isolasi: 14 hari + 3 hari = 17
hari setelah tanggal pertama kali onset gejala
Jika seorang pasien dengan gejala selama 30 hari
pasien dapat keluar ruang isolasi: 30 hari + 3 hari =
33 hari setelah tanggal pertama kalai onset gejala
Beberapa negara mungkin memilih utk melanjutkan
menggunakan pemeriksaan sebagai bagian kriteria
keluar dari ruang isolasi. Jika begitu, maka dapat
menggunakan rekomendasi awal yaitu 2 kali negatif
tes PCR setidaknya 24 jam
Perkembangan Terapi COVID-19

• Saat ini belum ada terapi spesifik untuk COVID-19 • Terdapat


beberapa opsi untuk terapi :
– Azitromisin
– Klorokuin fosfat / Hidroksiklorokuin
– Antivirus :
• Oseltamivir
• Favipiravir
• Kombinasi lopinavir + ritonavir,
• Remdesivir
Beberapa pilihan terapi lain (Host Modifiers/Immune-Based Therapy):
• Stem cell therapy
• Plasma convalescenttherapy
• Inhibitor IL-6(Tocilizumab, Sarilumab, Siltuximab)
• Inhibitor IL-1 (Anakinra)
• Interferon
• Human immunoglobulin
• Imunomodulator lainnya
• steroid
Pemberian Steroid pada COVID19
Secara umum
WHO tidak merekomendasikan pemberian
steroidpada pasienCOVID-19
RECOVERY STUDY: Deksametason menurunkan
mortalitas pada pasien kritis (dgn ventilator,
sebanyak 1/3, dan 1/5% pada pasien yg
mendapat terapi oksigen Deksametason tidak
bermanfaat pada pasien Covid19 dengan
gejala ringan Steroid tidak untuk
PENCEGAHAN
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
PENULARAN
Pencegahan dan Pengendalian di
Masyarakat
 cara penularannya berdasarkan droplet infection
dari individu ke individu maka penularan dapat
terjadi baik di rumah, perjalanan, tempat kerja,
tempat ibadah, tempat wisata maupun tempat lain
dimana terdapat orang berinteaksi sosial.
1. Pencegahan penularan pada individu

Penularan COVID-19 terjadi melalui droplet yang


mengandung virus SARSCoV-2 yang masuk ke
dalam tubuh melalui hidung, mulut dan mata, jadi
pencegahan penularan COVID-19 pada individu
dilakukan dengan beberapa tindakan, seperti:
 Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai
sabun dan air mengalir selama 40-60 detik atau menggunakan
cairan antiseptik berbasis alkohol (handsanitizer) minimal 20 – 30
detik. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan
yang tidak bersih.
 Menggunakan alat pelindung diri berupa masker jika harus keluar
rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahui
status kesehatannya (yang mungkin dapat menularkan COVID-19).
 Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain menghindari
terkena droplet dari orang yang yang batuk atau bersin.
 Membatasi diri terhadap interaksi / kontak dengan orang lain yang
tidak diketahui status kesehatannya.
 Saat tiba di rumah setelah bepergian, segera mandi dan berganti
pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah.
 Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan
(PHBS): konsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik
minimal 30 menit sehari, istirahat yang cukup
termasuk pemanfaatan kesehatan tradisional.
 Mengelola penyakit penyerta/komorbid agar tetap

terkontrol
 Mengelola kesehatan jiwa dan psikososial
 Apabila sakit menerapkan etika batuk dan bersin
 Menerapkan adaptasi kebiasaan baru dengan

melaksanakan protokol kesehatan dalam setiap


aktivitas.
2. Perlindungan kesehatan pada masyarakat
Perlindungan kesehatan masyarakat  mencegah
terjadinya penularan dalam skala luas yang dapat
menimbulkan beban besar terhadap fasyankes.
Tingkat penularan COVID-19 di masyarakat
dipengaruhi oleh adanya pergerakan orang, interaksi
antar manusia dan berkumpulnya banyak orang,
untuk itu perlindungan kesehatan masyarakat harus
dilakukan oleh semua unsur yang ada di masyarakat
 pemerintah, dunia usaha, aparat penegak hukum
serta komponen masyarakat lainnya.
Perlindungan masyarakat dilakukan melalui:
 Upaya pencegahan (prevent) :

- kegiatan promosi kesehatan (promote)


- kegiatan perlindungan (protect)
 Upaya penemuan kasus (detect)
 Unsur penanganan secara cepat dan efektif (respond):

1) Pembatasan Fisik dan Pembatasan (physical distancing)


antar individu
2) Penerapan Etika Batuk dan Bersin
3) Isolasi Mandiri/Perawatan di Rumah
4) 4) Pelaksanaan Tindakan Karantina Terhadap Populasi
Berisiko
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
di Fasyankes
 Prinsip Pencegahan dan Pengendalian Faktor Risiko
COVID-19 di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 
meminimalkan risiko terjadinya pajanan virus SARS-
CoV-2 kepada petugas kesehatan dan non
kesehatan, pasien dan pengunjung di fasilitas
pelayanan kesehatan, perlu diperhatikan prinsip
pencegahan dan pengendalian risiko penularan
sebagai berikut:
a. Menerapkan kewaspadaan isolasi untuk semua
pasien
b. Menerapkan pengendalian administrasi
c. Melakukan pendidikan dan pelatihan
 Strategi PPI untuk mencegah atau
memutuskan rantai penularan infeksi COVID-
19 di fasilitas pelayanan kesehatan dapat
dicapai dengan penerapan prinsip
pencegahan dan pengendalian risiko
penularan COVID-19 :
a. Penerapan Kewaspadaan Isolasi :
- kewaspadaan standar
- kewaspadaan transmisi.
1. Kewaspadaan Standar terdiri dari:
a. Kebersihan Tangan/Hand Hygiene  5
moment standar WHO
(a) Sebelum menyentuh pasien
(b) Sebelum melakukan tindakan aseptik
(c) Setelah kontak atau terpapar dengan cairan
tubuh
(d) Setelah menyentuh pasien
(e) Setelah menyentuh lingkungan sekitar
pasien
kebersihan tangan juga dilakukan pada saat:
 Melepas sarung tangan steril
 Melepas APD
 Setelah kontak dengan permukaan benda mati dan objek termasuk

peralatan medis (d) Setelah melepaskan sarung tangan steril


 Sebelum menangani obat-obatan atau menyiapkan makanan

b. Alat Pelindung Diri (APD)


c. Kebersihan Pernafasan
d. Kebersihan Lingkungan
e. Penanganan Linen
f. Tatalaksana Limbah
g. Desinfeksi Peralatan Perawatan Pasien Berdasarkan Jenisnya
h. Praktik Menyuntik yang Aman
2. Kewaspadaan Transmis
Kewaspadaan transmisi dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
droplet, kontak, dan airborne.
Penerapan kewaspadaan berdasarkan transmisi antara lain:
a. Melakukan triase dengan melakukan penyaringan dipintu
masuk ruang penerimaan pasien baru.
b. Pemisahan antara pasien dengan gangguan sistem
pernapasan dan tidak dengan gangguan sistem
pernapasan
c. Memberi penanda khusus untuk mengatur jarak minimal
1 meter di lokasi-lokasi antrian pasien/pengunjung
d. Membuat penghalang fisik (barrier) antara petugas dan
pengunjung. Pembatas terbuat dari kaca atau mika dan
dapat dipasang pada: loket pendaftaran, apotek,
penerimaan spesimen, kasir, dan lain-lain
e. Mengatur penempatan posisi meja konsultasi, tempat
tidur periksa dan kursi pasien dengan tenaga kesehatan
dan lain - lain yang mencegah aliran udara dari pasien ke
pemeriksa/petugas.
f. Menempatkan kasus suspek atau terkonfirmasi positif di
ruang Isolasi
g. Petugas kesehatan yang memberikan perawatan untuk
pasien sebaiknya ditetapkan untuk mengurangi transmisi.
Pengendalian Administratif
1) Memastikan penerapan jaga jarak minimal 1
meter dapat diterapkan di semua area fasyankes.
2) Melakukan pelarangan pengunjung dan
penunggu pada pasien dewasa kasus suspek,
kasus probable atau terkonfirmasi positif COVID-
19.
3) Mengorganisir logistik APD agar persediaan
digunakan dengan benar.
4) Membuat kebijakan tentang kesehatan dan
perlindungan petugas kesehatan

Anda mungkin juga menyukai