Anda di halaman 1dari 13

3.

RAGAM-RAGAM
BUDAYA BAHASA
INDONESIA
MATERI KULIAH KE-II TINGKAT 1
ARO LEPRINDO JAKARTA
3. 1 Jumlah penuturan Bahasa Indonesia
Penutur bahasa Indonesia yang mempergunakan bahasa Indonesia sebagai ‘ bahasa ibu’
tidak besar jumlahnya . Mereka terbatas pada orang-orang yang lahir dan orang tua
yang mempunyai latar belakang bahasa daerah yang berbeda , sebagian yang lahir di
kota-kota besar, dan orang yang mempunyai latar belakang bahasa Melayu. Jumlah
penutur yang dimaksud adalah jumlah penutur yang memberlakukan bahasa Indonesia
sebagai sebagai ‘bahasa kedua’. Data ini akan membuktikan bahwa penutur bahasa
Indonesia adalah 240 juta orang (2011) ditambah dengan penutur-penutur yang berada
di luar Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia amat penting
kedudukannya di kalangan masyarakat.
3. 2 LUAS PENYEBARAN BAHASA
INDONESIA
Penyebaran suatu bahasa ada hubungannya dengan penutur bahasa itu. Penutur bahasa
Indonesia yang berjumlah 240 juta lebih itu tersebar dalam daerah yang luas, yaitu dari
Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai Pulau Rote. Daerah ini masih
ditambah dengan penutur mancanegara seperti Malaysia, Brunai, Australia, Belanda
Rusia, dan Jepang. Luas penyebaranitu masih dapat pada beberapa universitas di luar
negeri yang membuka jurusan bahasa Indonesia sebagai salah satu jurusan. Penyebaran
bahasa Indonesia sampai ke mancanegara ini membuktikan bahwa bahasa Indonesia
amat penting kedudukannya di antara bahasa-bahasa dunia.Pemerintah mempunyai visi
bahasa, yaitu mewujudkan sebuah bahasa yang mampu menjadi bahasa di kalangan
Internasional.
3. 3 BAHASA INDONESIA SEBAGAI
SARANA ILMU BUDAYA DAN SUSASTRA
Sejalan dengan jumlah penutur dan luas penyebarannya, bahasa Indonesia dipakai sebagai suatu
bahasa ilmu, budaya, dan susastra. Contohnya bahasa Kerinci, tentang ilmu pengetahuan bahasa
Kerinci belum mampu memecahkannya, jika hendak menulis surat, orang-orang Kerinci memakai
bahasa Indonesia, bukan bahasa Kerinci. Hal ini membuktikan bahwa bahwa bahasa Kerinci belum
mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana ilmu. Tentang budaya, bahasa Kerinci telah dipakai
pula dalam kebudayaan Kerinci walaupun hanya dalam berkomunikasi, bertutur adat, bernyanyi,
berpantun, dan sebagainya.Tentang susastra, bahasa Kerinci kaya dengan macam dan jenis susastra
nya walaupun hanya susastra lisan.Susastra Kerinci telah memasyarakat ke segenap pelosok daerah
Kerinci.Dengan demikian, bahasa Kerinci telah dipakai sebagai sebagai sarana dalam susastra
walaupun sastranya terbatas pada susastra lisan.
Ketiga hal di atas, sarana ilmu pengetahuan, budaya dan susastra telah dijalankan
bahasa Indonesia dengan sangat sederhana dan secara lisan. Hanya masalah ilmu
pengetahuan yang tidak dapat dijangkau oleh bahasa Kerinci. Berdasarkan uraian
tentang perbandingan antara bahasa Indonesia dengan bahasa Kerinci, kita dapat
membuktikan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang sangat penting.
3. 4 RAGAM LISAN DAN RAGAM TULIS
◦ Ragam bahasa pada pokoknya dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu ragam lisan dan
ragam tulis. Bahasa Indonesia ragam lisan sangat berbeda dengan bahasa Indonesia
ragam tulis. Ada pendapat yang mengatakan bahwa ragam tulis adalah pengalihan
ragam lisan ke dalam ragam tulis (huruf). Pendapat ini tidak dapat dibenarkan serratus
persen sebab tidak semua ragam lisan dapat dituliskan, sebaliknya tidak semua ragam
tulis dapat dilisankan. Kaidah yang berlaku bagi ragam lisan belum tentu berlaku bagi
ragam tulis.
Kedua ragam itu berbeda. Perbedaannya adalah sebagai berikut:
a. Ragam lisan menghendaki adanya orang kedua, teman berbicara yang berada di depan pembicara,
sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan adanya teman bicara berada di depan.
b. Di dalam ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal tidak selalu dinyatakan, kadang-kadang dapat kita
tinggalkan, hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa bahasa yang digunakan itu dapat dibantu oleh
gerak, mimik, pandangan, anggukan, atau intonasi. Ragam tulis perlu lebih terang dan lebih lengkap
daripada ragam lisan. Fungsi-fungsi gramatikal harus nyata karena ragam tulis tidak mengharuskan
orang kedua berada di depan pembicara. Kelengkapan ragam tulis menghendaki agar orang yang diajak
bicara mengerti isi tulisan itu. Contoh ragam tulis ialah tulisan-tulisan dalam buku, majalah, dan surat
kabar.
c. Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu, sebaliknya ragam tulis tidak terikat
oleh situasi, kondisi, ruang dan waktu.
d. Ragam lisan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan panjang pendeknya suara, sedangkan ragam tulis
dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar dan huruf miring.
Perbandingan bahasa Indonesia ragam lisan dan ragam tulis berdasarkan atas penggunaan bentuk kata, kosa kata dan
struktur kalimat:
1. Ragam Lisan Berdasarkan Bentuk Kata
a. Intan Risma hari ini tugas ngepel lantai.
b. Fotokopi ijazah harus dilegalisir dulu oleh pimpinan akademi.
c. Mereka ngelihat peristiwa itu dengan jelas.
Ragam Tulis Berdasarkan Bentuk Kata
d. Intan Risma hari ini bertugas mengepel lantai.
e. Fotokopi ijazah harus dilegalisasi dahulu oleh pimpinan akademi.
f. Mereka melihat peristiwa itu dengan jelas.
 
2. Ragam Lisan Berdasarkan Penggunaan Kosakata
g. Pekerjaan agak macet disebabkan karena keterlambatan dana yang diterima.
h. Jadwal ujian ini gak boleh dirubah lagi.
i. Kami juga nemui jalan buntu pada penelitian itu.
Ragam Tulis Berdasarkan Penggunaan Kosakata
j. Pekerjaan itu agak macet disebabkan oleh keterlambatan dana yang diterima.
k. Jadwal ujian ini tidak boleh diubah lagi.
l. Kami juga menemukan jalan buntu pada penelitian itu.
3. Ragam Lisan Berdasakan Penggunaan Struktur Kalimat

a. Karena terlalu banyak saran berbeda-beda sehingga ia makin bingung untuk menyelesaikan
pekerjaan itu.
b. Walaupun mahasiswa harus belajar sungguh-sungguh, namun mereka tidak dilarang berpacaran.
c. Masalah ekonomi sangat tergantung kepada moneter internasional.

Ragam Tulis berdasarkan Penggunaan Struktur Kalimat

d. Karena terlalu banyak saran yang berbeda-beda, ia makin bingung untuk menyelesaikan pekerjaan
itu.
e. Walaupun mahasiswa harus belajar sungguh-sungguh, mereka tidak dilarang berpacaran.
f. Masalah ekonomi sangat bergantung pada moneter internasional.
3. 5 RAGAM BAKU DAN RAGAM TIDAK
BAKU
Pada dasarnya, ragam tulis dan ragam lisan terdiri pula atas ragam baku dan ragam tidak baku.Ragam baku
adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakainya sebagai
bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya Ragam tidak baku adalah
ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku. Jadi
ragam baku adalah ragam yang dijadikan tolak ukur sebagai ragam yang baik dan benar.
Ragam baku itu mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
◦ Mantap
◦ Dinamis
◦ Cendekia
◦ Seragam
3. 6 RAGAM BAKU TULIS DAN RAGAM
BAKU LISAN

Ragam baku tulis adalah ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku-buku
pelajaran atau buku-buku ilmiah lainnya. Pemerintah sekarang mendahulukan
ragam baku tulis secara nasional. Sedangkan masalah ragam baku lisan ukuran
dan nilainya tergantung pada besar atau kecilnya ragam daerah yang terdengar
dalam ucapan.
3. 7 RAGAM SOSIAL DAN RAGAM
FUNGSIONAL

Baik ragam lisan maupun ragam tulis bahasa Indonesia bahasa Indonesia ditandai pula oleh
adanya ragam social, yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas
kesepakatan bersama dalamlingkungan social yang lebih kecil dari masyarakat. Ragam
fungsional yang disebut juga ragam professional adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan
profesi, lembaga, lingkungankerja, atau kegiatan tertentu lainnya.Ragam fungsional juga
dikaitkan dengan keresmian keadaan penggunaannya. Dalam kenyataan, ragam fungsional
menjelma sebagai bahasa negara dan bahasa teknis keprofesian,seperti dalam lingkungan
keilmuan/teknologi dan keokteran.
3. 8 BAHASA INDONESIA YANG BAIK
DAN BENAR
Penentuan atau kriteria bahasa Indonesia yang baik dan benar itu tidak jauh
berbeda dengan apa yang kita katakana sebagai bahasa baku.Kebakuan suatu
kata sudah menunjukkan masalah ‘benar’ kata tersebut. Namun masalah ‘baik’
tidak berkaitan dengan dengan kebakuan suatu kalimat tetapi berkenaan dengan
keefektifan suatu kalimat.
Pengertian benar pada suatu kata atau kalimat adalah pandangan yang
diarahkan dari segi kaidah bahasa. Sebuah kalimat atausebuah pembentukan
kata dianggap benar bila bentuk itu mematuhi kaidah-kaidah yang berlaku, yaitu
kaidah pembentukan kata, kaidah ejaan, kaidah kalimat, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai