Anda di halaman 1dari 31

BELL’S

PALSY

Annisa Adenikheir, S.Fis,


M.Kes
PENGERTIAN…
 Menurut Mumenthales (2006) Bell palsy
merupakan suatu kelainan pada n.fascialis yang
menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan pada
otot di suatu wajah.

 Suatukeadaan ketidaksimetrisan wajah


dikarenakan penurunan fungsi n.facialis yang
mengakibatkan ketidakseimbangan kekuatan
pada kedua sisi wajah.
Lesi pada N. VII (n. facialis) perifer di canalis
fasialis atau pada foramen stylomastoideus, yg
mengakibatkan kelumpuhan otot-otot wajah,
bersifat akut

Sebab tidak jelas, diduga infeksi/peradangan

Biasanya unilateral, jarang bilateral, dan dapat


berulang
INCIDENS
Terjadi pada segala usia, terbanyak 20-
50 th
Kejadian 20-25 per 100.000 populasi
Wanita lebih banyak drpd laki-laki
Banyak kasus terjadi pada wanita hamil
dan penderita diabetes
ETIOLOGI…
 Teori Infeksi Virus Herpes Zoster
Herpes zoster hidup didalam jaringan saraf. Apabila radang herpes
zoster ini menyerang ganglion genikulatum, maka dapat melibatkan
paralisis pada otot-otot wajah sesuai area persarafannya. Jenis
herpes zoster yang menyebabkan kelemahan pada otot-otot wajah.

 Teori Iskemia Vaskuler


Menurut teori ini, terjadinya gangguan sirkulasi darah di kanalis
falopii, secara tidak langsung menimbulkan paralisis pada nervus
facialis. Kerusakan yang ditimbulkan berasal dari tekanan saraf
perifer terutama berhubungan dengan oklusi dari pembuluh darah
yang mengaliri saraf tersebut, bukan akibat dari tekanan langsung
pada sarafnya.
NEXT…
 Teori herediter
Teori herediter mengemukakan bahwa Bell’s Palsy yang
disebabkan karena faktor herediter berhubungan dengan
kelainan anatomis pada canalis facialis yang bersifat menurun.

 Pengaruh udara dingin


Udara dingin menyebabkan lapisan endotelium dari
pembuluh darah leher atau telinga rusak, sehingga terjadi
proses transdusi (proses mengubah dari suatu bentuk kebentuk
lain) dan mengakibatkan foramen stilomastoideus bengkak.
Nervus facialis yang melewati daerah tersebut terjepit sehingga
rangsangan yang dihantarkan terhambat yang menyebabkan otot-
otot wajah mengalami kelemahan atau lumpuh.
DIRECT
IMPAIRMENT
 Nyeri yg bervariasi sekitar telinga atau styloid & mastoid
ipsilateral (bisa mengawali atau menyertai)
 Diikuti kelemahan otot-otot wajah dlm waktu bbrp jam
atau hari (ggn motorik)
 Tjd ggn pengecapan lidah: manis asin asam(ggn
sensorik)
 Ggn salivasi dan lakrimasi (jarang) (ggn parasympatis)
INDIRECT
IMPAIRMENT
Kontraktur otot
Gangguan ekspresi
Deformitas pada wajah
FUNCTIONAL LIMITATION
Makanan terkumpul sisi lesi
Berkumur/minum bocor sisi lesi
Menutup mata/tidur mata tak rapat sisi
lesi
Ggn ekspresi
PROGNOSIS
Kebanyakan (80%) pulih dalam
waktu 4-8 mg tanpa terapi
Paralisis complete dan nyeri berat
pada stadium awal  prognosis
kurang baik
EMG yg menunjukkan otot tidak
denervasi total  prognosis baik
PEMERIKSAAN…
 Anamnesis
keluhan utama, penyebab, waktu, RPS, RPD yang
terkait, riwayat keluarga, riwayat pengobatan/terapi.

 Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
b. Palpasi (nyeri tekan, tonus otot)
PEMERIKSAAN KHUSUS
Skala
Ugo Fisch
MMT otot wajah
“SKALA UGO FISH”
 Ugo Fisch scale bertujuan untuk pemeriksaan fungsi
motorik dan mengevaluasi kemajuan motorik otot wajah
pada penderita bell’s palsy.
 Penilaian dilakukan pada  5 posisi, yaitu saat istirahat,
mengerutkan dahi, menutup mata, tersenyum, dan
bersiul. Pada tersebut dinilai simetris atau tidaknya
antara sisi sakit dengan sisi yang sehat.
4 skala penilaian
 0% :zero, asimetri komplit, tak ada gerak volunter
 30%:poor, kesembuhan ke arah asimetri

 70%:fair, kesembuhan parsial ke arah simetri

 100%:normal, simetris komplit

Gerakan yang dilakukan,


1. Diam = 20 x  (%) =...
2. Mengerutkan dahi = 10 x (%) =...
3. Menutup mata = 30 x (%) =...
4. Tersenyum = 30 x (%) =...
5. Bersiul = 10 x (%) =...
MMT OTOT WAJAH
 0 Zero : tidak ada kontraksi
 1 Trace: kontraksi minimal

 3 Fair : kontraksi sampai dengan simetris

dengan sisi yang normal


 5 Normal :kontraksi dan terkontrol
OTOT-OTOT WAJAH…
1. Frontalis : Mengangkat alis mata dan Mengerutkan Dahi,
2. Orbicularis Oculi : Menutup mata,
3. Orbicularis Oris : Menguncupkan mulut kedepan,
4. Proserus : Mengangkat hidung,
5. Nasalis : Mengembang kempiskan cupping hidung,
6. Corrugator supercili : Mempertemukan kedua alis,
7. Rizorius dan M.Zygomatikum : Ekspresi senyum,
8. Buccinator : Mengembungkan pipi,
9. Depresor labii inferior : Ekspresi mencibir,
10. Mentalis : Meruncingkan dagu,
11. Depresor anguli oris : Menarik sudut mulut kebawah,
12. Levator Labii Superior : Mengangkat sudut mulut,
13. Levator Anguli Oris : Menarik sudut mulut ke lateral,
14. Platisma.
corrugator COR
depressor labii inferioris DLI
levator labii superioris alaeque nasi LLA
orbicularis oris inferioris OOI
orbicularis oculi superioris OCS
risorius RIS

depressor anguli oris DAO


frontalis FRO
levator labii superioris LLS
orbicularis oris superioris OOS
platysma PLA
zygomaticus major ZYJ

dilator naris DIN


levator anguli oris LAO
mentalis MEN
orbicularis oculi inferioris OCI
procerus PRO
zygomatiicus minor ZYN
TUJUAN
FISIOTERAPI??
?
FISIOTERAPI PADA BELL’S PALSY…
1. ELECTRICAL STIMULASI DENGAN
ARUS FARADIK
 Arus faradik adalah arus listrik bolak-balik yang tidak
simetris yang mempunyai durasi 0.01-1 ms dengan
frekuensi 50-100 cy/detik
 Efek fisiologis terhadap sensoris akan menimbulkan
rasa tertusuk halus dan efek vasodilatasi dangkal,
sedangkan efek terhadap motorik adalah kontraksi
tetanik yang akan lebih mudah menimbulkan kontraksi.
Arus faradik lebih enak bagi pasien karena durasinya
pendek
PELAKSANAAN…
(1) Stimulasi secara group
        Pada metode ini semua otot dari suatu group otot berkontraksi
bersama. Satu elektrode dipasang pada nerve trunk atau daerah
origo, sedangkan satu lagi dipasang pada daerah motor point atau
ujung dari muscle belly. Semua otot dari grup otot berkontraksi
bersama sehingga sangat efektif untuk mendidik otot yang bekerja
secara group.

(2) Stimulasi motor point


        Keuntungan menggunakan metode motor point adalah
masing-masing otot berkontraksi sendiri-sendiri dan kontraksinya
optimal. Sedangkan kerugian metode ini ialah apabila otot yang
dirangsang banyak, maka sulit untuk mendapatkan jumlah
kontraksi yang cukup untuk masing-masing otot.
2. MASSAGE
 Massage adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menunjukkan  suatu manipulasi yang dilakukan dengan tangan
yang ditujukan pada jaringan lunak tubuh, untuk tujuan
mendapatkan efek baik pada jaringan saraf, otot, maupun
sirkulasi
 Pada kasus Bell’s Palsy teknik massage yang diberikan yaitu
effleurage, finger kneading dan tapping.            
 Effleurage adalah manipulasi gosokan dengan penekanan yang
ringan dan halus dengan menggunakan seluruh permukaan
tangan, sebaiknya diberikan dari dagu ke atas ke pelipis dan
dari tengah dahi turun ke bawah menuju ke telinga
NEXT…
 Finger kneading adalah pijatan yang dilakukan dengan
jari-jari dengan cara memberikan tekanan dan gerakan
melingkar, diberikan ke seluruh otot wajah yang terkena
lesi dengan arah gerakan menuju ke telinga. Efek dari
finger kneading adalah memperbaiki peredaran darah 
dan memelihara tonus otot.
 Tapping adalah manipulasi yang diberikan dengan
tepukan yang ritmis dengan kekuatan tertentu, untuk
daerah wajah dilakukan dengan ujung-ujung jari. Efek
dari tapping adalah merangsang jaringan dan otot untuk
berkontraksi.
 Massage dilakukan selama 5-10 menit, 2-3 kali sehari.
Massage ini membantu mempertahankan tonus otot
wajah agar tidak kaku

 Pemberian massage wajah pada kondisi Bell’s Palsy


bertujuan untuk mencegah terjadinya perlengketan
jaringan dengan cara memberikan penguluran pada
jaringan yang superfisial yakni otot-otot wajah.
 Dengan pemberian massage wajah ini akan terjadi
peningkatan vaskularisasi dengan mekanisme pumping
action pada vena sehingga memperlancar sirkulasi darah
dan limfe. Efek rileksasi dapat dicapai dan elastisitas otot
dapat tetap terpelihara serta mencegah timbulnya
perlengketan jaringan dan kontraktur otot dapat dicegah
3. MIRROR EXERCISE
 Mirror exercise merupakan salah satu bentuk terapi latihan
yang menggunakan cermin yang pelaksanaannya
menggunakan latihan gerakan–gerakan pada wajah baik
secara aktif maupun pasif.
 Pasien diminta melakukan gerakan –gerakan dari wajah
seperti: mengangkat alis dan dahi ke atas, menutup mata,
tersenyum, menarik sudut mulut ke samping kanan atau kiri,
bersiul dan mencucu, menutup mata dengan rapat,
memperlihatkan gigi seri dan mengangkat bibir ke atas,
mengembang kempiskan cuping hidung, mengucap kata –
kata labial : l, m, n.
 Latihan dilakukan selama 10 –20 menit dengan pengulangan
4 –5 kali setiap latihan, dan dilakukan 2 –3 kali sehari.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai