Anda di halaman 1dari 95

ASTRA HONDA TRAINING CENTRE

PERAWATAN
PERAWATAN &
& PERBAIKAN
PERBAIKAN
Tujuan :
1. Peserta memahami cara kerja dan
konstruksi sistem rangka, sistem roda,
sistem rem, sistem kemudi dan sistem
suspensi
2. Peserta mampu melakukan
pemeriksaan, pengukuran, analisa
kerusakan dan perbaikan pada sistem
rangka, sistem roda, sistem rem, sistem
kemudi dan sistem suspensi
Pokok Bahasan :
1. Rangka
2. Roda
3. Sistem Rem
4. Sistem Kemudi
5. Suspensi
BAB
BAB

RANGKA (FRAME BODY)


A FUNGSI & JENIS RANGKA
FUNGSI :
 Sebagai penopang mesin
 Merangkai mesin, sistem rangka dan sistem kelistrikan menjadi
satu kesatuan sepeda motor yang bisa berjalan.
 Penyangga penumpang dan beban

JENIS :
JENIS POLA CONTOH PEMAKAIAN
Semi Double Cradle CB 175/200
Double Cradle Phantom/CB 400/550/650/750
Loop Win
Tubular
Backbone Supra,Karisma,Kirana
Diamond Tiger,Phantom
Twin Tube NSR, Sonic

S90, S110, C70/90, C700/800, Astrea


Press Stell Backbone
800, Astrea Star, Grand, Legenda.

Press Stell dan CB100/125, CG100/125, GL100/125,


Diamond
Tubular GL Pro/Max,Mega PRO
JENIS TUBULAR POLA DOUBLE CRADLE

Contoh : Phantom, Honda CB 175


JENIS TUBULAR POLA LOOP

Contoh : Honda WIN


JENIS TUBULAR POLA BACK BONE

Contoh : NF 125
JENIS TUBULAR POLA BACK BONE

Contoh : NF 100
JENIS TUBULAR POLA TWIN TUBE

Contoh : SONIC, NSR


JENIS PRESSED STEEL POLA BACK BONE

Contoh : C 800 , C 100


JENIS PRESSED STEEL DAN TUBULAR POLA DIAMOND

Contoh : GL Series, Mega Pro


B
GANGGUAN PADA RANGKA

GANG GUAN :
1.Rangka terdengar beresonansi, karena getaran mesin
2.Timbul suara abnormal (berderak, mencicit dsb)
3.Miring ke satu arah.

PENYEBAB :
1. Patah atau retak pd bag sambungan di sekitar batang
penopang mesin.
2. Rangka retak, patah atau keropos
3. Rangka bengkok atau terpuntir
4. Dudukan poros garpu belakang aus.
BAB
BAB

RODA
C PEMERIKSAAN RANGKA

1. Periksa rangka dari kebengkokan atau terpuntir.


2. Luruskan stang kemudi, periksa kelurusan roda
depan dan belakang.
3. Pastikan posisi penyetel rantai roda telah tepat.
4. Pastikan garpu depan dan belakang tidak mengalami
kebengkokan.
5. Ukur jarak sumbu roda depan dan belakang
6. Gunakan cairan penetrant untuk memeriksa
keretakan.
Roda depan miring
Rr Body miring kanan
A
FUNGSI RODA
Sil Debu

Collar

Bantalan Roda

Bantalan Roda

 Sebagai penopang seluruh berat kendaraan, penumpang dan beban.


 Sebagai penggerak sepeda motor dari tenaga mesin yang disalurkan melalui
sistem pemindah daya.
 Menyerap kejutan yang diterima dari permukaan jalan yang tidak rata.
 Sebagai bidang kontak terhadap permukaan jalan untuk mengontrol arah
kendaraan dan pengereman.
B GANGGUAN PADA RODA
Kemudi terasa berat Roda depan bergoyang
 Mur bantalan kepala kemudi terlalu  Pelek bengkok
kencang
 Bantalan roda depan aus
 Bantalan kepala kemudi rusak atau tidak
berfungsi  Ban aus sebelah

 Tekanan udara ban tidak cukup  Poros depan tidak dikencangkan


dengan baik
 Routing kabel tidak benar
Kemudi menarik ke satu arah atau tidak
Roda tidak berputar dengan
berjalan lurus
lancar
 Garpu bengkok
 Bantalan roda tidak berfungsi
 Poros roda bengkok
 Poros depan bengkok
 Roda tidak terpasang dengan baik
 Rem seret
 Bantalan kepala kemudi tidak berfungsi
 Gear Speedometer macet/seret
 Rangka bengkok
 Bantalan roda aus
 Komponen engsel lengan ayun aus
C BANTALAN RODA

BERFUNGSI :
 Sebagai bantalan antara hub/tromol dengan poros,
sehingga roda dpt berputar dengan lancar.
 Mengurangi gesekan.
 Menahan beban.
PEMERIKSAAN BANTALAN
 Periksa kelonggaran radial maupun aksial.
 Putar lingkaran bagian dalam pada setiap
bantalan dengan jari. Bantalan harus berputar
dengan halus dan tanpa suara.
 Juga periksa bahwa lingkaran bagian luar
bantalan terpasang kencang pada hub.
 Lepaskan dan gantikan bantalan jika tidak dapat
berputar dengan halus dan tanpa suara, atau
terpasang kendor pada hub.
PEMBONGKARAN BANTALAN RODA
 Lepaskan sil debu dari hub sebelah
kanan roda.
 Pasang bearing remover head pada
bantalan.
 Dari sisi berlawanan pasang bearing
remover shaft dan dorong bantalan
keluar dari hub roda.
 Lepaskan collar pengantara dan
dorong keluar bantalan lain.

KUNCI PERKAKAS
Bearing remover head, 12 mm
Bearing remover shaft
PEMASANGAN BANTALAN RODA
 Lumasi semua rongga bantalan
dengan gemuk.
 Dorong masuk bantalan kiri yang
baru secara tegaklurus dengan sisi
yang mempunyai sil menghadap ke
luar.
 Pasang collar pengantara, kemudian
dorong masuk bantalan sisi kanan
dengan sisi yang mempunyai sil
menghadap keluar.

KUNCI PERKAKAS :
Driver
Attachment, 37x40 mm
Pilot, 12 mm
Pedoman Pemasangan Bearing Roda
  Cover bearing menghadap keluar
 Perhatikan posisi collar
 Posisi bearing harus horizontal/
vertikal
 Pukul cincin luar bearing
Benar

Salah
Penyebab Kerusakan Bearing

Pemasangan yang salah

Getaran / Jalan berlubang

Beban berlebih
D
HUB WHEEL

FUNGSI:
Sebagai dudukan sistim rem dan sebagai
penopang roda pada poros

KONSTRUKSI :
Terbuat dari aluminium dan pada bagian
yang kontak terhadap kanvas rem terbuat
dari besi tuang
HUB REAR TYPE CUB
E
JARI-JARI

FUNGSI JARI-JARI
 Sebagai penghubung teromol roda dengan peleknya.
 Sebagai penahan beban kendaraan dan penumpang
dan meredam getaran/ goncangan dari jalanan
KONSTRUKSI
Jari-jari dipasangkan pada hub/tromol dan rim dengan pola
anyaman tertentu dan dibedakan menjadi :
1. Jari-jari Luar
2. Jari-jari Dalam
JARI-JARI LUAR
 Mempunyai kebengkokan kurang
dari 90º
 Mempunyai jarak antara kepala
dengan kebengkokan lebih
panjang.
 Terletak di luar dan
pemasangannya searah putaran
jarum jam
JARI-JARI DALAM
 Mempunyai kebengkokan lebih
dari 90º
 Mempunyai jarak antara kepala
dengan kebengkokan lebih
pendek.
 Terletak di luar dan
pemasangannya berlawanan arah
putaran jarum jam.
POLA ANYAMAN JARI-JARI :
1. Jenis rem tromol = 4H.3R
4 lubang pada Hub. 3 lubang pada Rim.

2. Jenis rem cakram = 6H.3R


6 lubang pada Hub. 3 lubang pada
Ring.

KHUSUS UNTUK SMH TIPE NSR 150R


POLA ANYAMAN :
Roda depan = 4H.3R
Roda belakang = 6H.3R
F
RIM WHEEL (PELEK)
FUNGSI :
Tempat pemasangan ban, baik ban luar maupun ban
dalam.
PEMERIKSAAN PELEK
 Periksa keolengan pelek dengan
meletakkan roda pada alat
pemegang roda.
 Putar roda dengan tangan, dan baca
Radial
keolengan dengan menggunakan
indikator pengukur.
 Keolengan yang sebenarnya adalah
Aksial 1/2 dari pembacaan total pada
indikator.
BATAS SERVIS :
Radial : 1,0 mm
Aksial : 1,0 mm
G
TIRE (BAN)
Berfungsi :

 Sebagai penopang seluruh berat


kendaraan, penumpang dan
beban.
 Menyerap kejutan yang diterima
dari permukaan jalan yang tidak
rata.
 Sebagai bidang kontak terhadap
permukaan jalan untuk
mengontrol arah kendaraan, gerak
awal, percepatan dan pengereman.
FUNGSI-FUNGSI BAGIAN-BAGIAN BAN
 
CROWN :
Dikonstruksikan untuk menghasilkan
traksi dan gaya pengereman yang
besar.

SHOULDER:
Bekerja seperti crown bila kenda-raan
miring

SIDEWALL :
Selama kendaraan berjalan akan
melentur terus menerus untuk
menopang Beban kendaraan.

BEAD :
Dimaksudkan memberikan kontak
yang lunak antara ban dan rim.
Dengan adanya “kawat bead” ini
kekuatan ban akan bertambah.
FUNGSI TREAD PATTERN
(KEMBANG BAN )
1. Menghilangkan panas yang
dibangkitkan ban
2. Mengurangi noise
3. Menghilangkan permukaan
air jalan
4. Mencekam permukaan jalan
waktu pengereman
PATTERN TAPAK ( KEMBANGAN BAN ) :
a. Rib type
Menahan gelincir ke samping, noise yang rendah,
mempunyai stabilitas yang tinggi. Tepat untuk jalan-jalan
beraspal.
b. Lug type
Memberikan traksi dan pengereman yang istimewa, tepat
untuk medan berbukit-bukit dan kondisi jalan yang jelek.
c. Block type
Traksi istimewa, tepat untuk jalan tidak rata, berpasir.
d. Composite type
Kombinasi dari tipe-tipe di atas.
CONTOH KODE DAN UKURAN BAN

4.60 - H - 18 4 PR

4,60 = Lebar ban (Inch)


H = Kode batas kecepatan
18 = Garis tengah lingkaran dalam
ban ( inchi)
4PR = Jumlah lapisan penguat

2.75 - 18 - 4 PR/42P

2.75 = Lebar ban (inchi)


18 = Garis tengah lingkaran dalam ban ( inchi)
4 PR = Jumlah lapisan penguat
42 = Kode beban maksimum
P = Kode batas kecepatan
CONTOH KODA DAN UKURAN BAN

100/90 - 18 - 56 P

100 = Lebar ban (mm)


90 = Perbandingan tinggi dan lebar ban ( % )
18 = Garis tengah lingkaran dalam ban ( inchi)
56 = Kode beban maksimum
P = Kode batas kecepatan
KODE BATAS BEBAN KODE BATAS KECEPATAN
INDEX KG INDEX KG KODE SPEED
30 106 50 190 B 50
31 109 51 195 C 60
32 112 52 200 D 70
33 115 53 205 E 80
34 118 54 210 F 90
35 121 55 215 G 100
36 125 56 220 J 120
37 128 57 225 K 110
38 132 58 230 L 120
39 135 59 235 M 130
40 140 60 250 N 140
41 145 61 257 P 150
42 150 62 265 Q 160
43 155 63 272 R 170
44 160 64 280 S 180
45 165 65 290 T 190
46 170 66 300 U 200
47 175 67 307 H 210
48 180 68 315 V 220
49 185 69 325 Z > 230
PEMERIKSAAN BAN :

Periksa ban dari keretakan, kerusakan dan keausan ban.


Gantilah ban jika keausan ban telah mencapai :

 Kedalaman minimum kembangan ban = 1 mm.


 Tanda keausan ban “Δ” yang disebut ‘TWI” (Tire Wear Indicator)
BAB
BAB

SISTEM REM
A
FUNGSI REM
FUNGSI :
Mengurangi kecepatan laju sepeda motor dan
menghentikan sepeda motor untuk menjamin
pengendaraan yang aman

PRINSIP KERJA :
Perubahan energi kinetik menjadi energi panas
dalam bentuk gesekan.

SISTEM PENGEREMAN :

Drum Brake Disc Brake


B
REM TROMOL

SINGLE LEADING SHOE TYPE (Leading Trailing Shoe Type)

Pedal atau handle rem  kabel atau batang


rem bubungan rem (brake cam) sepatu
rem  tromol rem.
Digunakan semua rem tromol SMH yg
dipasarkan PT AHM

Sepatu rem terdorong ke dalam oleh putaran tromol 


Trailing Shoe

Sepatu rem yg terbawa oleh putaran tromol dan cenderung Keausan :


menempel  Leading Shoe  Menghasil daya pengereman
Leading Shoe >
lebih besar  Self Energizing
Trailing Shoe
DOUBLE LEADING SHOE TYPE

Memakai dua bubungan rem (brake cam), sehingga kedua


sepatu rem menjadi leading
Digunakan pada motor –motor besar tipe lama
PEMBONGKARAN
 Lepaskan sepatu-sepatu rem dan pegas-
pegas dengan menarik dari anchor pinnya
 Lepaskan mur, baut dan lengan rem.
 Lepaskan pelat indikator keausan, sil debu
dan bubungan rem.

PEMERIKSAAN TROMOL REM


Periksa tromol rem terhadap keretakan dan
keausan
Ukur diameter dalam tromol rem belakang.
BATAS SERVIS :
Cub , WIN, GLK = 111 mm
GL Pro, Tiger = 131 mm
PERHATIAN !
• Jangan memakai tekanan udara atau sikat kering untuk membesihkan rem
• Debu rem mengandung serat asbes yang dapat mengakibatkan penyakit kanker
PEMERIKSAAN KANVAS REM
Ukur ketebalan kanvas rem (brake lining)
BATAS SERVIS : 2,0 mm
Ganti sepatu rem sepasang jika ketebalan
kanvas rem kurang dari batas servis dan jika
terkena grease
PEMASANGAN
 Lumasi gemuk pada pin jangkar dan bubungan rem.
 Pasang bubungan rem pada panel rem.
 Lumasi oli pada sil dan pasangkan pada panel rem.
 Pasang pelat indikator keausan pada bubungan rem dengan
menepatkan gerigi yang lebih lebar dengan potongan pada bubungan
rem.
 Pasang lengan rem dengan menepatkan tanda titik antara lengan dan
bubungan rem.
 Pasang baut penjepit lengan rem dan kencangkan
 Pasang sepatu-sepatu rem dan pegas-pegas.
GANGGUAN REM TROMOL

Daya pengereman lemah Handle rem lambat atau terlalu keras


 Penyetelan rem tidak tepat  Sepatu rem aus pada bidang kontak
dengan bubungan
 Tromol rem aus
 Kerenggangan berlebihan antara
 Kanvas rem aus lengan rem dan bubungan
 Kanvas-kanvas rem terkontaminasi  Pegas rem aus atau patah
 Bubungan rem aus  Penyetelan rem tidak tepat
 Lengan rem tidak terpasang  Tromol rem macet, akibat
dengan benar terkontaminasi
 Sepatu rem aus pada bidang  Kabel rem macet
kontak dengan bubungan
 Kesalahan pemasangan kanvas rem
 Kabel rem macet pada tromol.
C
REM CAKRAM

Hukum Pascal
Bila suatu fluida/cairan dalam ruang tertutup diberi tekanan
maka tekanan tersebut akan diteruskan kesemua arah
dengan sama rata.
PRINSIP KERJA REM CAKRAM

Keuntungan Rem Cakram :


 Pengereman lebih stabil
 Pendinginan lebih baik
 Tidak diperlukan penyetelan

Langkah handel rem (4x) > langkah piston (x)


Diameter piston master rem (y) < diameter piston caliper
CARA KERJA CALIPER

Tekanan hidrolik dari master rem menekan piston dan rumah


caliper.
Piston mendorong brake pad ke kiri.
Rumah caliper terdorong ke kanan bergeser pada pin slide,
sehingga brake pad sebelah kiri menekan pada cakram.
Kedua brake pad menekan dan menjepit cakarm
memperlambat putaran cakram.
CARA KERJA BRAKE PAD

Saat tidak bekerja

Saat bekerja :
Seal piston berubah bentuk
Piston tidak slip pada seal

Saat bekerja, brake pad aus :


Piston bergerak lebih jauh ke depan
Piston slip pada seal
PENGGANTIAN MINYAK REM DENGAN BRAKE BLEEDER

Hubungkan alat Brake Bleeder ke katup


pembuangan
Pompalah handel alat Brake Bleeder 3 – 4
kali dan longgarkan katup pembuangan,
lalu kencangkan kembali.
Tambahkan minyak rem ketika tinggi
permukaan minyak rem di dalam silinder
utama turun
Ulangilah prosedur tersebut di atas sampai
tidak lagi ada gelembung-gelembung
udara di dalam slang plastik.

PERHATIAN !
Gunakan minyak rem DOT 3 atau DOT 4
PENGGANTIAN MINYAK REM TANPA BRAKE BLEEDER

1. Buka tutup master silinder dan


diafragma
2. Isi minyak rem sampai batas
upper
3. Hubungkan pipa pada katup
pembuanga
4. Pompa handel rem sampai terasa
keras, kemudian sambil handel
rem ditahan, buka katup
pembuangan agar minyak rem
keluar bersama gelembung-
gelembung udara dan tutuplah
katup kembali.
5. Ulangi langkah 4 sampai tidak ada
lagi gelembunggelembung udara
yang muncul pada slang
pembuangan.
D
MASTER SILINDER
PEMBONGKARAN MASTER CYLINDER
• Keluarkan minyak rem.
• Lepaskan tutup karet piston dari piston dan
silinder utama.
• Lepaskan klip pengunci (snap ring).
• Lepaskan piston dan pegas.
• Bersihkan bagian dalam silinder utama kotak
minyak rem danpiston dengan minyak rem
bersih.

PEMERIKSAAN MASTER CYLINDER


1. Periksa master silinder dan piston terhadap
adanya keausan, goresan atau kerusakan.
2. Ukur diameter dalam silinder utama.
BATAS SERVIS : 12,76 mm (NF 100D)
3. Ukur diameter luar piston.
BATAS SERVIS : 12,64 mm (NF 100D)
Master Silinder
PEMASANGAN MASTER CYLINDER
Lapisi piston cup dengan minyak rem yang baru
dan pasang pd pistonnya.
Pasang pegas piston pada ujung piston dengan
diameter yg lebih besar menghadap master
silinder..
Pasang piston, pegas piston dan piston pada
silinder utama dengan piston cup yang cekung
menghadap sisi dalam
Pasang klip pengunci pada alur di dalam master
silinder.
Pasang tutup karet piston ke dalam master
silinder dan alur di dalam piston.
Lumasi daerah kontak antara handel rem dan
piston dengan gemuk silikon.
E
BRAKE CALIPER

PEMBONGKARAN BRAKE CALIPER


 Keluarkan minyak rem dari sistem hidraulik.
 Lepaskan slang rem, baut nipple oli dan ring
perapat.
 Lepaskan kanvas rem.
 Lepaskan bracket caliper dari badan caliper.
 Lepaskan pegas kanvas dan karet tutup pin
slide.
 Letakkan sebuah kain lap di atas piston untuk
mencegah piston terlempar keluar.
 Posisikan caliper agar piston menghadap ke
bawah dan semprotkan udara bertekanan ke
saluran masuk minyak rem untuk membantu
mengeluarkan piston.
 Cuci bagian-bagian caliper dengan air bersih.
PEMERIKSAAN
Periksa silinder caliper dan piston terhadap keausan, goresan atau
kerusakan lain.
Ukur diameter dalam silinder caliper
BATAS SERVIS : 25,46 mm (NF100D)
Ukur diameter luar piston caliper.
BATAS SERVIS : 25,31 mm (NF100D)
PEMASANGAN BRAKE CALIPER
Lapisi sil piston dan sil debu baru dengan
minyak rem bersih dan pasang pada alur-
alur sil di caliper.
Lumasi piston caliper dengan minyak rem
bersih dan pasang piston ujung terbuka
piston menghadap keluar.
Lumasi bagian dalam karet tutup pin slide
dan badan caliper dengan gemuk.
Pasang pegas kanvas rem pada badan
caliper .
Lapisi pin caliper dengan gemuk dan
pasang
. bracket caliper pada caliper.
Pasang kanvas rem dan caliper

Perhatian !
Minyak rem dapat merusak cat, komponen
dari plastik.
PEMERIKSAAN CAKRAM REM

Periksa cakram terhadap adanya kerusakan atau


keretakan secara visual.

PENGECHECKAN VISUAL
Ukur ketebalan cakram rem pada beberapa titik.
BATAS SERVIS : 3,5 mm
Periksa cakram rem terhadap keolengan atau perubahan bentuk dengan

memastikan bantalan roda dalam keadaan baik.


BATAS SERVIS : 0,3 mm
Gantila cakram bila melebihi batas servis.
BAB
BAB

SISTEM KEMUDI
A
FUNGSI SISTEM KEMUDI

Fungsi :
Mengendalikan arah kendaraan dengan
membelokkan roda depan lurus, ke kanan atau ke kiri.

Konstruksi :

1. Batang kemudi (Pipe Steering Handle)


2. Penghubung garpu (Bridge Fork Top)
3. Pengapit stang
4. Poros kemudi (Steering Stem)
5. Cones bagian atas (Top Cone Race)
6. Peluru (Steel Balls)
7. Sil penahan debu (Dust seal)
8. Cones bagian bawah (Bottom Cone Race)
C
PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN

1. Posisikan sepeda motor pada standar tengah dan letakkan


balok kayu di bawah mesin agar roda depan terangkat
2. Putar batang kemudi ke kanan dan ke kiri periksa gerakannya
lancar atau tidak.
3. Stel mur penyetel jika perlu.
4. Jika masih terlalu longgar dan atau terlalu kencang lakukan
pembongkaran.
5. Kekencangan mur kemudi 1,5 kg.m
B
CARA KERJA SISTEM KEMUDI

Cara Kerja :
Gerakan stang kemudi diteruskan ke
poros kemudi, garpu depan dan roda
depan.
Poros Kemudi dipasangkan pada bagian
depan rangka dan ditahan oleh cone
race dan steel balls. Kekencangan poros
kemudi diatur oleh mur penyetel (Thread
Comp Steering Head).
Untuk mengurangi getaran pada stang
kemudi dipasangkan Weight Balancer.
D
PEMBONGKARAN POROS KEMUDI
1. Lepaskan spion, kabel speedometer, kabel
rem, tachometer, lampu depan dan
speedometer, stang kemudi untuk tipe sport,
berikut dengan cover handle untuk tipe cub.
2. Lepaskan roda depan
3. Lepaskan mur poros kemudi.
4. Lepaskan garpu-garpu kiri dan kanan
5. Lepaskan cincin washer dan penghubung
garpu atas untuk tipe sport
6. Lepaskan mur penyetel bantalan kepala
kemudi, sambil menahan poros kemudi untuk
mencegah agar poros kemudi tidak jatuh.
7. Lepaskan cones atas dan poros kemudi dari
pipa kepala kemudi.
8. Lepaskan peluru baja bantalan atas dan
peluru baja bantalan bawah.
Pemeriksaan Komponen

1. Periksa cones atas dan bawah dari


keausan.
2. Jika mengalami kerusakan buka cones
pada pipa poros kemudi dengan ball
race remover dan cones pada poros
kemudi dengan pahat.
3. Periksa jumlah dan kerusakan peluru
baja.
4. Jika sepeda motor pernah mengalami
kecelakaan, periksa poros kemudi
bagian bawah dan pipa kepala kemudi
dari keretakan atau perubahan bentuk.
5. Ganti peluru-peluru baja, cincin-cincin
peluru bantalan dan cones secara
bersamaan.
D
PEMASANGAN POROS KEMUDI

1. Pasang cones pada pipa poros kemudi


dan pada poros kemudi.
2. Pastikan pemasangan cones pada posisi
yang tepat dan lapisi grease pada
permukaan cones
3. Pasang bola baja (steel ball)
4. Pasang poros kemudi dan
kelengkapannya.
5. Gerakkan poros kemudi.
6. Pastikan poros bergerak dengan lancar.
7. Torsi pengencangan 1,5 Kgm kendorkan
1/8 putaran .
E
CASTER DAN TRAIL

 CASTER :
Sudut kemiringan poros kemudi
dengan garis mendatar dalam
satuan derajat.
 TRAIL
Jarak antara titik potong dari
garis melalui poros kemudi
dengan jalan mendatar, ke titik
tumpu ban depan diatas jalan.
Pengaruh terhadap Pengendalian :
• Caster kecil dan trail besar
Pengendalian terasa nyaman
untuk jalan lurus dengan
kecepatan tinggi.
• Caster besar dan Trail Kecil
Nyaman untuk bermanuver
F
GANGGUAN SISTEM KEMUDI

PENGENDALIAN BERAT
Kemungkinan Penyebab :
 Nut steering stem terlalu kencang
 Steel ball pecah
 Cones aus
 Grease / gemuk kering
 Tekanan angin ban depan kurang

STANG KEMUDI CENDERUNG BERGERAK KESATU ARAH


Kemungkinan Penyebab :
 Steel ball pecah
 Cones aus
 Grease / gemuk kering
 Steering stem bengkok
 Garpu depan miring
 Rangka miring
BAB
BAB

SISTEM SUSPENSI
A
FUNGSI SISTEM SUSPENSI

• Penghubung antara roda dan rangka (frame)


• Menyerap goncangan
• Mengurangi ayunan pegas sehingga pengendalian stabil

Sistem suspensi = pegas + peredam kejut


B
CARA KERJA SISTEM SUSPENSI

Goncangan yg diterima pegas


akan dikembalikan lagi
(rebound) dan pegas akan
melakukan gerakan mengayun,
sehingga pengendaraan tidak
nyaman dan berbahaya.
Pegas dipasangkan diantara roda dan
rangka

Goncangan akan diterima pegas


dan gerakan ayunan pegas akan
diredam oleh peredam kejut
(shock absorber), sehingga
pengendaraan lebih stabil dan
Pegas dan peredam kejut dipasangkan nyaman.
diantara roda dan rangka
C
JENIS SISTEM SUSPENSI

Bagian Jenis Sistem Pemakaian Contoh Pemakian

Depan Telescopic Free Valve Sport Cub GL, Astrea Prima, Grand,
Legenda, Supra,Karisma,
Kirana
Phantom,Tiger,Mega Pro
Free Valve & Air Sport GL Max/Pro, Neotech
Suspension
Piston valve Sport CB, CG, S90,S110

Link Type Bebek Lama

Belakang Swing Arm Conventional : Sport Cub Semua tipe di Indonesia


a. Single Tube
b. Double Tube
Monoshock Sport Cub NSR, Sonic
D
SISTEM SUSPENSI DEPAN

Suspensi Link Suspensi Telescopic Piston Valve

Suspensi Telescopic Free Valve


SUSPENSI TELESCOPIC PISTON VALVE

Jika front fork pipe tertekan ke bawah


sebagian minyak mengalir dari ruang A ke
ruang B.

Lubang-lubang kecil antara ruang A dan B


menimbulkan tahanan terhadap aliran
minyak, sehingga kejutan yang diterima
front fork pipe dapat diredam.

Untuk kejutan besar, bagian bawah dari


front fork pipe akan tersumbat oleh “oil
lock piece”, sehingga ruang C tertutup dan
minyak di dalamnya tidak dapat mengalir
keluar. Pergerakan front fork pipe
selanjutnya ditahan oleh minyak yang
terkunci di ruang C.

Compression
SUSPENSI TELESCOPIC PISTON VALVE

Jika front fork pipe tertarik ke atas, minyak


mengalir dari ruang A ke ruang C, dan dari
ruang B kembali ke A.

Lubang-lubang kecil antara ruang A dan B


menimbulkan tahanan terhadap aliran minyak,
sehingga kejutan yang diterima front fork pipe
dapat diredam.

Jika front fork pipe tertarik keluar sampai


mendekati batas maksimum, maka “pipe
guide” menutupi lubang-lubang minyak,
sehingga minyak di ruang B terkunci. Minyak
yang terkunci di ruang Bmemberikan tahanan
pada pergherakan front fork pipe.

Tension
SUSPENSI TELESCOPIC FREE VALVE
LANGKAH KOMPRESI

Pipe front fork tertekan ke bawah oli mengalir


dari ruang B melalui lubang orifice menuju ke
ruang C. Oli di ruang B juga menekan free
valve, menerobos free valve menuju ruang A.
Tahanan aliran oli meredam gerakan kejut.

Jika front fork menerima tekanan yg lebih


besar, bag ujung dari oil lock piece menahan
gerakan garpu sebelum menyentuh bag bawah.

LANGKAH EKSPANSI

Pipe front fork tertarik ke atas, oli dalam ruang


A mengalir ke ruang C, melalui lubang orifice
yg berada pd bag atas fork piston
Tahanan aliran oli meredam gerakan kejut
dari mengembangnya pegas.

Jika terjadi kejutan yg lebih besar rebound


spring akan bekerja dan oli akan mengalir dari
raung C menuju ke ruang B, melalui lubang
orifice yg berada di bag bawah piston fork.
CARA KERJA FRONT FORK

RUANG C
RUANG B

RUANG A
LUBANG SEATPIPE
CELAH VALVE

RUANG B RUANG A RUANG C

Kompresi
CARA KERJA FRONT FORK

RUANG C

RUANG C RUANG A

RUANG A
LOBANG SEATPIPE ORIFICE SEATPIPE

RUANG B RUANG C
RUANG B

Ekspansi
FUNGSI OIL LOCK

RUANG C UNTUK MENGHINDARI BENTURAN ANTARA


FORK PIPE & BOTTOM CASE SAAT
BOTTOMING

RUANG B

CELAH VALVE
RUANG A
RUANG A

RUANG B

Kompresi
E
SISTEM SUSPENSI BELAKANG
Gaya redam (damping force) diperoleh dari tahanan aliran oli
karena melalui lubang yang kecil (orifice) pada saat piston
bergerak.

Klasifikasi shock absorber berdasarkan :


1.Cara kerjanya :
a. Kerja tunggal (single action)
b. Kerja ganda (multiple action)
2.Konstruksi :
a. Single tube
b. Double tube
SHOCK ABSORBER BERDASARKAN CARA KERJANYA

Kerja tunggal (single action) Kerja ganda (double


GN 5,KEV action)
SHOCK ABSORBER BERDASARKAN JUMLAH TABUNG

SINGLE TUBE DOUBLE TUBE

GUIDE BUSH &


SILINDER OIL SEAL
GUIDE BUSH & ROD
OIL SEAL
SILINDER
ROD DALAM

SILINDER
LUAR
PRINSIP KERJA SHOCK ABSORBER BELAKANG

ALIRAN FLUIDA DILEWATKAN


PADA SALURAN YANG MEMPUNYAI
TAHANAN TINGGI

ORIFICE VALVE
VALVE

DAMPING FORCE DIPENGARUHI


OLEH KEKAKUAN VALVE

MAKIN KAKU---------->
DF MAKIN TINGGI
ORIFICE

DAMPING FORCE
DIPENGARUHI
OLEH DIAMETER LUBANG

F KECIL -----> DF TINGGI


KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN
ORIFICE DAN VALVE
ORIFICE VALVE
MURAH MAHAL

SEDERHANA RUMIT

SENSITIF TERHADAP KOTORAN SENSITIF TERHADAP KOTORAN

KARAKTERISTIK TETAP KARAKTERISTIK BISA DIUBAH-UBAH


OLI SHOCK ABSORBER

SIFAT KHAS :
•MENGANDUNG ANTI FOAM & ANTI BUBLE
•MENGURANGI FRICTION

JANGAN PAKAI OLI YANG KEKENTALANNYA TINGGI -->


GELEMBUNG UDARA SULIT HILANG

PENGGANTIAN TIAP = 10.000 KM

ASTREA KARISMA GL 100/125 GL MAX/PRO WIN TIGER NSR PHANTOM

52 70 80 159 81 126 169 155±2,5


PRO LINK SUSPENSION
F
GANGGUAN SUSPENSI DEPAN
1. Stang kemudi seret saat berbelok kekiri/kekanan, kemungkinan
penyebab:
a. Penyetelan/pemasangan bearing steering head terlalu kencang.
b. Terjadi kesalahan pemasangan pada bearing steering head.
c. Terjadi kerusakan pada bearing steering head.
d. Tekanan angin ban kurang standar.
e. Kesalahan pemakaian ukuran ban.
2. Stang kemudi cenderung berbelok ke satu arah, atau kendaraan tidak
dapat bergerak dengan posisi lurus, kemugkinan penyebab:
a. Penyetelan/pengaturan suspensi depan bagian kiri dan kanan
tidaksesuai.
b. Terjadi kebengkokan pada pipa suspensi.
c. Terjadi kebengkokan pada as roda depan, atau kesalahan pemasangan
pada roda depan.
d. Terjadi kelainan pada steering head bearing.
e. Terjadi keausan pada bearing roda.
f. Terjadi keausan pada bagian-bagian swing arm pivot.
3. Roda depan oleng, kemungkinanpenyebab:
a. Terjadi kebengkokan pada peiek.
b. Keausan pada bantalan roda.
4. Roda depan berputar kurang lancar, kemungkinan penyebab:
a. Terjadi kekeliruan pada pegas suspensi depan.
b. Kerusakan pada bantalan roda.
c. Kerusakan pada gigi speedometer.
5. Suspensi depan lemah/terlalu lunak, kemungkinan penyebab:
a. Terjadi kelemahan pada pegas suspensi depan
b. Kelainan pada oli suspensi.
c. Oli suspensi kuranq.
6. suspensi depan keras, kemungkinan penyebab:
a. Terjadi kebengkokan pada bagian-bagian suspensi.
b. Terjadi sumbatan pada jalur-jalur olidi dalam pipa suspensi.
c. Kesalahan pada pengisian oli suspensi.
G
GANGGUAN SUSPENSI BELAKANG

1. Suspensi terlalu lemah, kemungkinan penyebab:


- Pegas suspensi lemah.
- Kebocoranolipada damper unit.
- Penyetelan kurang Tepat.
2. Suspensi terlalu keras, kemungkinan penyebab:
- Kesalahan pada pemasangan sistim penahanan suspensi.
- Penyetelan kurang tepat.
- Swing arm pivot bengkok.
- Kerusakan pada swing arm pivot bearing.
- Kesalahan pada suspensi linkage.
- Kerusakan pada linkage pivot bearing.

Anda mungkin juga menyukai