Anda di halaman 1dari 35

Case Report

Unprovoked Seizure +
Anemia Defisiensi Fe

Yulia Wildani Marek


NPM. 19360163

Perceptor : dr. Astri Pinilih, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN ANAK
RS. PERTAMINA BINTANG AMIN
TAHUN 2019
Identitas Pasien
Nama : An. Anjani Ariska Putri
Usia : 1 thn 2 bulan
Tanggal Lahir : 18 Juli 2018
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kaliasin
Agama : Islam
Nama Ayah : Tn. Aris
Pekerjaan Ayah : Buruh
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Masuk RS : 17 September 2019/ Pukul 18.51 WIB
Diagnosis Masuk : Obs. Vomitus + Anemia
Ruang Perawatan : Ruang Anak
Anamnesis
• Keluhan Utama : Muntah ± 3x SMRS

• Keluhan Tambahan : Kejang, batuk, pilek, dan nafsu makan menurun

• Riwayat Penyakit Sekarang :


Os datang diantar oleh keluarga nya ke IGD RS. Pertamina Bintang Amin pukul
18.51 WIB dengan keluhan muntah kurang lebih 3x hari ini. Muntah dirasakan sejak
3 hari yang lalu. Ibu os juga mengatakan bahwa os sempat kejang kurang lebih 1 jam
sebelum masuk RS kira-kira selama 15 mnt, kemudian saat di IGD pukul 20.30 WIB
os kejang kembali. Saat kejang, badan os kelojotan, dan mata menderik keatas. Kejan
g yang dirasakan tidak didahului dengan demam dan merupakan kali pertama. Ibu os
juga mengatakan bahwa os juga batuk, pilek, dan nafsu makan menurun.
Anamnesis
• Riwayat Penyakit Dahulu :
Ibu os mengatakan bahwa os belum pernah mengalami keluhan yang sama sebel
umnya.

• Riwayat Penyakit Keluarga :


Ibu os mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang memiliki keluhan yang
serupa dan tidak memiliki riwayat kejang.

• Riwayat Pengobatan :
Ibu os mengatakan bahwa os tidak mengkonsumsi obat-obatan.

• Riwayat Kehamilan :
Ibu os tidak memiliki riwayat penyakit saat hamil dan tidak mengkonsumsi obat-
obatan.
Anamnesis
• Riwayat Perinatal :
Os merupakan anak pertama (G1P0A0), lahir secara pervaginam di tempa
t bersalin dibantu oleh Bidan dekat rumah os. Os lahir kurang bulan (32 m
inggu) dengan berat badan lahir 2400 gr dan panjang badan lahir 48 cm. Saat
os lahir, os langsung menangis dan sianosis (-).

• Riwayat Imunisasi :
Ibu os mengatakan os mendapatkan imunisasi lengkap
• Hepatitis B : 0-2-3-4 bulan
• BCG : 2 bulan
• Polio : 1-2-3-4 bulan
• DPT : 2-3-4 bulan
• Campak : 9 bulan
Anamnesis

• Riwayat Nutrisi :
• Os mendapatkan ASI sejak lahir hingga sekarang
• Os mendapatkan MPASI mulai usia 6 bulan berupa nasi tim atau kentang
hingga sekarang

• Riwayat Sosioekonomi :
Ayah os bekerja sebagai buruh dan ibu os sebagai ibu rumah tangga. Os diraw
at di ruang anak menggunakan BPJS kelas III secara tunai.
R
Pemeriksaan Fisik

• Kesadaran : Compos mentis


• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Vital Sign :
• HR : 113 x/menit
• RR : 32 x/menit
• T : 36,2° C
• Antropoemetri : • Status Gizi:
• BB/PB = - 3 SD (Kurus)
• BB : 8 kg • BB/U = - 2 SD (Gizi Baik)
• PB : 80 cm • PB/U = 0 (Normal)
• LK : 44 cm
• LL : 17 cm
Pemeriksaan Fisik
• Kepala : normocephali, simetris, rambut hitam dan tidak mudah rontok
• Mata : Konjungtiva anemis, sklera ikterik (-), pupil isokor
• Telinga : Simetris, sekret (-)
• Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), sekret dan darah (-), deviasi septum nasi
(-)
• Mulut : Bibir kering (-), mukosa pucat (+), pembesaran tonsil (-)
• Leher : Dalam batas normal. Pembesaran KGB (-), peningkatan JVP (-)
• Thorax :
• I : bentuk normal, pergerakan simetris, retraksi (-), hematoma/jejas (-)
• P : krepitasi (-)
• P : sonor
• A : vesikuler, wheezing (-), murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik

• Abdomen :
• I : normal, acites (-), jejas (-)
• A : bising usus normal
• P : timpani
• P : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
• Ekstremitas : sianosis (-), akral hangat, CRT baik (<2 detik), edema (-)
• Refleks :
• Refleks Babynski : (-)
• Refleks Chaddock : (-)
• Refleks Oppenheim : (-)
Pemeriksaan Fisik

• Meningeal Sign
• Kaku kuduk : (-)
• Kernig sign : (-)
• Brudzinski I : (-)
• Brudzinski II : (-)
• Laseque : (-)
Pemeriksaan Penunjang
(17 September 2019)

Pemeriksaan Hasil
Hemoglobin 7,6 g/dl
Leukosit 14.600 ul
Basofil 0%
Eosinofil 0%
Netrofil Batang 1%
Netrofil Segmen 32 %
Limfosit 58 %
Monosit 9%
Eritrosit 4,7 x 10^6/ul
Hematokrit 27 %
Trombosit 676.000 ul
MCV 60 fl
MCH 16 pg
MCHC 28 g/dl
Pemeriksaan Penunjang
(17 September 2019)

Pemeriksaan Hasil
(Apusan Darah Tepi)
Eritrosit Jumlah sel menurun, anisositosis, mikrositer (+), makrositer (+),
cigar cell (+), anulosit (+), polikromasi (+), hipokrom
Leukosit Jumlah meningkat, limfosit meningkat, bentuk normal
Trombosit Jumlah meningkat
1. Anemia Perdarahan Kronik
Kesan 2. Anemia Defisiensi
3. Anemia Penyakit Kronik
Pemeriksaan Penunjang
(18 September 2019)

Pemeriksaan Hasil
Gula Darah Sewaktu 94 mg/dl
Natrium 143 nmol/l
Kalium 2,8 nmol/l
Clorida 97 mmol/l
Resume
An. Anjani usia 14 bulan dengan BB 8 kg dibawa oleh keluarganya ke IGD RS. Pe
rtamina Bintang Amin pukul 18.51 WIB dengan keluhan muntah kurang lebih 3x hari in
i. Muntah dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Ibu os juga mengatakan bahwa os sempat kejan
g kurang lebih 1 jam sebelum masuk RS kira-kira selama 15 mnt, kemudian saat di IGD
pukul 20.30 WIB os kejang kembali. Saat kejang, badan os kelojotan, dan mata men- deri
k keatas. Kejang yang dirasakan tidak didahului dengan demam dan merupakan kali pert
ama. Ibu os juga mengatakan bahwa os juga batuk, pilek, dan nafsu makan menurun.
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan pasien tampak sakit sedang dengan frekuensi
nadi 113 x/menit reguler, frekuensi nafas 32 x/menit vesikuler, suhu 36,2°C dan pemeri
ksaan head to toe dalam batas normal. Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah l
engkap didapatkan penurunan Hemoglobin (7,6 gr/dl), Hematokrit (27%), MCV (60 fl), M
CH (16 pg), dan MCHC (28 (g/dl) serta leukositosis dan trombositosis. Selain itu dilak
ukan pemeriksaan apusan darah tepi didapatkan jumlah sel eritrosit menurun, anisositosis,
hipokrom, mikrositer, makrositer, cigal cell, anulosit, dan polikromasi. Pemeriksaan elek
trolit didapatkan penurunan kalium (2,8 nmol/l).
Diagnosis
• Unprovoked Seizure
• Anemia Defisiensi Fe

Diagnosis Banding
• Epilepsi
Penatalaksanaan

 Terapi oleh Dokter IGD


• IVFD RL 20 tpm mikro
• Inj. Ondancentron 2 x 1 mg
• Stesolid supp 10 mg ½ tube >> pukul 20.30 wib
• PCT syr 3 x ¾ cth >> jika demam
 Pemeriksaan Anjuran
• Darah Lengkap
• Apusan Darah Tepi
Penatalaksanaan
 Terapi oleh DPJP
• IVFD RL 30 tpm mikro
• Inj. Cefotaxime 2 x 200 mg
• Inj. Diazepam 2,5 mg >> IV pelan jika kejang
• Asam Valproat syr 2 x 1,5 cc
• Sanmol 4 x 3,5 cc >> jika demam
• Ferriz syr 2 x 1 cth
• Inj. Ondancentron 3 x 1 mg
• Anjuran diet pisang
 Pemeriksaan Anjuran
• GDS
• Elektrolit
Follow Up
17 – September - 2019

S : muntah sejak 3 hari yang lalu, sehari muntah 3x, nafsu makan menurun, badan sempat
kejang kurang lebih 1 jam SMRS, demam (-)
O:
• Kesadran = Composmentis
• Keadaan umum = tampak sakit sedang
• Vital sign = T = 36,7°C HR = 96 x/menit RR = 22 x/menit
A : Obs vomitus + Anemia
P : IVFD RL 20 tpm mikro
Inj. Ondancentron 2 x 1 ml
PCT syr 3 x ¾ cth >> jika demam
Stesolid 10 mg >> ½ tube
Follow Up
18 – September - 2019

S : batuk berdahak, pilek, muntah 1x tadi malam


O:
• Kesadaran = Compos mentis
• Keadan Umum = Baik
• Vital sign = T = 36,2°C HR = 105 x/menit RR = 28 x/menit
A : Unprovoked Seizure + Anemia Def. Fe
P : IVFD RL 30 tpm mikro
Inj. Cefotaxime 2 x 200 mg
Inj. Diazepam 2,5 mg >> IV pelan jika kejang
Asam Valproat syr 2 x 1,5 cc
Sanmol 4 x 3,5 cc >> jika demam
Ferriz syr 2 x 1 cth
Inj. Ondancentron 3 x 1 mg
Follow Up
19 - September - 2019

S : keluhan (-), APS


O:
• Kesadaran = composmentis
• Kedaan Umum = Baik
• Vital Sign = T = 36,5°C HR = 108 x/menit RR = 26 x/menit
A : Unprovoked Seizure + Anemia Def. Fe
P : PCT syr 3 x ¾ cth
Asam Valproat syr 2 x 1,5 cc
Ferriz syr 2 x 1 cth
Anjuran diet ekstra pisang
Analisa Kasus
Manifestasi Klinis

Kasus:
Os datang diantar oleh keluarga nya ke IGD RS. Pertamina Bintang Amin pukul 18.51
WIB dengan keluhan muntah kurang lebih 3x hari ini. Muntah dirasakan sejak 3 hari
yang lalu. Ibu os juga mengatakan bahwa os sempat kejang kurang lebih 1 jam sebelum
masuk RS kira-kira selama 15 mnt, kemudian saat di IGD pukul 20.30 WIB os kejang ke
mbali. Saat kejang, badan os kelojotan, dan mata menderik keatas. Kejang yang dirasaka
n tidak didahului dengan demam dan merupakan kali pertama. Ibu os juga mengatakan
bahwa os juga batuk, pilek, dan nafsu makan menurun.
Analisa Kasus
Manifestasi Klinis

Teori :
1) Unprovoked Seizure
Kejang tanpa provokasi yang terjadi pertama kali pada anak lebih dari 1 bulan disertai
pulihnya kesadaran diantara kejang dan tidak diketahui adanya faktor pemicu terjadinya
kejang seperti demam, trauma kepala, infeksi sistem syaraf pusat, tumor atau kelainan
metabolik, maupun obat-obatan. Kejang dapat bersifat umum maupun fokal. Sebagian
besar kasus, kejang berhenti sendiri, tetapi dapat juga berlangsung terus atau berulang.
Kejang yang berulang dalam satu hari dianggap sebagai satu episode kejang.

(Melati et al. First Unprovoked Seizure Pada Anak. J Ilmiah Kedokteran. 93-99)
Analisa Kasus
Manifestasi Klinis

Teori :
2) Anemia Defisiensi Fe
-Pucat
-Mudah lelah
-Lemas
-mudah marah
-tidak ada nafsu makan
-daya tahan tubuh terhadap infeksi menurun
-serta gangguan perilaku dan prestasi belajar
-Gemar memakan makanan yang tidak biasa (pica)
-Kurang asupan zat besi atau penurunan penyerapan Fe
(PDM IDAI Jilid I, 2014)
Analisa Kasus
Pemeriksaan Fisik

Kasus :
1) Unprovoked Seizure
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Vital sign :
Nadi : 113 x/m
Respirasi : 32 x/m
Suhu : 36,2°C
Sat. O2 : 99 %
Refleks Babynski : (-)
Refleks Chaddock : (-)
Refleks Oppenheim : (-)
Kaku kuduk : (-)
Kernig sign : (-)
Brudzinski I : (-)
Brudzinski II : (-)
Laseque : (-)
Analisa Kasus
Pemeriksaan Fisik

Teori :
Pada unprovoked seizure terjadi tidak diketahui adanya faktor pemicu terjadinya k
ejang seperti demam, trauma kepala, infeksi sistem saraf pusat, tumor atau kelainan meta
bolik maupun obat-obatan (Melati et al. First Unprovoked Seizure Pada Anak. J Ilmiah K
edokteran. 93-99).

2) Anemia Defisiensi Fe
Kasus :
Head to Toe :
Mata : Konjungtiva anemis, sklera ikterik (-), pupil isokor
Mulut : Bibir kering (-), mukosa pucat (+), pembesaran tonsil (-)
Analisa Kasus
Pemeriksaan Fisik

Teori :
-Gejala klinis ADB sering terjadi perlahan dan tidak begitu diperlihatkan. Bila kadar Hb
<5 g/dl ditemukan gejala iritabel dan anorexia
-Pucat ditemukan jika kadar Hb <7 g/dl.
-Tanpa organomegali.
-Dapat ditemukan koilonikia, glostitis, stomatitis angularis, takikardi, gagal jantung, prot
ein-losing enteropathy
(PDM IDAI Jilid I, 2014)

Berdasarkan Buku Ilmu Kesehatan Anak, anak dengan anemia defisiensi Fe ditand
ai dengan anak tampak lemas, takikardi, cepat lelah, pucat, sakit kepala, iritabel, dan se
bagainya. Tampak pucat terutama pada mukosa bibir dan faring, telapak tangan, dan da
sar kuku, kongtiva anemis, papil lidah tampak atrofi. Tidak ada pembesaran hati dan li
mpa.
Analisa Kasus
Pemeriksaan Penunjang

Teori :
Pemeriksaan laboratorium anemia defisiensi Fe ditandai dengan adanya Hb Hb <1
0 g/dl, MCV <79 fl, MCH <27 pg, dan MCHC <32 g/dl, mikrositik, hipokrom, poikil
ositosis, sel target. Kurve Price Jones bergeser ke kiri. Leukosit dan trombosit dalam
batas normal. Pemeriksaan sumsum tulang menunjukkan sistem eritropoetik hiper-aktif d
engan sel normoblast polikromatofil yang predominan. Dengan demikian terjadi matura
tion arrest pada tingkat normoblast polikromatofil. Dengan pewarnaan khusus dapat d
ibuktikan tidak terdapat besi dalam sumsum tulang. Serum iron (SI) rendah dan Iron Bi
nding Capacity (IBC) meningkat.
(Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jilid I Edisi ke-4).
Analisa Kasus
Penatalaksanaan

Teori :
1) Unprovoked Seizure
-Saat serangan kejang diberikan Diazepam per rektal dengan dosis 5 mg untuk BB <10 k
g, atau 10 mg untuk BB >10 kg, apabila terdapat akses IV diberikan Diaepam IV dengan
dosis 0,3 mg/kgBB
- OAE diberikan jika resiko tinggi berulangnya kejang, durasi kejang yang lama, atau ada
nya gambaran EEG epileptiform. Dapat diberikan Asam valproat 20-30 mg/kgBB/hari
dibagi 2-3 dosis pemberian.

(Melati et al. First Unprovoked Seizure Pada Anak. J Ilmiah Kedokteran. 93-99)
Analisa Kasus
Penatalaksanaan

Teori :
2) Anemia Defisiensi Fe
-Preparat besi dengan dosis 4-6 mg/kgBB/hari. Respon terapi dengan menilai kenaikan
kadar Hb/Ht setelah satu bulan, yaitu kenaikan kadar Hb sebesar 2 g/dl atau lebih. Bila
respon ditemukan, lanjutkan terapi 2-3 bulan.
-Transfusi darah jarang diperlukan, hanya diberi jika pada keadaan anemia yang sangat
berat dengan kadar Hb <4 gr/dl. Komponen darah yang diberikan PRC.

(Buku PDM IDAI Jilid I, 2009).


Analisa Kasus
Penatalaksanaan

Teori :
2) Diet Ekstra Pisang
Kandungan gizi pada 150 gr pisang adalah 594 mg kalium atau sebesar 15,2 mmol.
Kandungan kalium dalam pisang memiliki fungsi sebagai elektrolit dan mengatur keseim
bangan cairan dalam tubuh. Mineral kalium bersama dengan natrium berperan penting
dalam mekanisme depolarisasi. Gangguan depolarisasi akan menyebabkan gang-guan reg
ulasi ion kalium di intrasel ion.

(Kumairoh, 2014)
Analisa Kasus
Unprovoked Seizure

Kasus Teori

Usia os 14 bulan, suhu tubuh os saat di Kejang yang terjadi pertama kali pada
IGD 37°C, tidak ada riwayat kejang anak lebih dari 1 bulan dan tidak
sebelumnya dan tidak didahului demam. di ketahui penyebab adanya faktor
pemicu terjadi nya kejang.
Os kejang kurang lebih 15 menit, kejang Kejang dapat bersifat umum maupun
yang dirasakan badan kaku kemudian fokal.
kelojotan, dan mata menderik
keatas.
Kejang dirasakan 2x dalam satu hari, Sebagian besar kasus, kejang berhenti
jarak antara kejang pertama dengan sendiri, tetapi dapat juga berlangsung
kedua sekitar 1,5 jam. Diantara kejang Terus atau berulang. Kejang yang ber-
pertama dan kedua, kesadaran os pulih ulang dalam satu hari dianggap
kembali. sebagai satu episode kejang. Disertai
pulih nya kesadaran diantara kejang.
Analisa Kasus
Unprovoked Seizure

Kasus Teori

Saat kejang di IGD, diberikan stesolid Terapi saat serangan kejang tanpa
10 mg diberikan ½ tube. provokasi sesuai dengan algoritme
Setelah os berada di ruang anak, kejang pada anak Diazepam per rektal
diberikan Inj. Diazepam 2,5 mg >> IV dengan dosis 5 mg jika BB kurang
pelan jika kejang . dari10 kg atau 0,3 mg/kgBB intravena.
Os mendapatkan terapi Asam Valproat Pemberian OAE bertujuan untuk me-
syr 2 x 1,5 cc di ruang anak. nurunkan berulangnya kejang. OAE
diberikan jika resiko tinggi
berulangnya kejang, durasi kejang
lama, atau gam- baran EEG
epileptiform. Asam valproat 20-30
mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis.
Analisa Kasus
Anemia Defisiensi Fe

Kasus Teori

Ibu os mengatakan bahwa nafsu makan Pada anemia defisiensi Fe disebabkan


os menurun. Pada pemeriksaan fisik di karena berkurang/kosongnya cadangan
temukan konjungtiva anemis dan Fe dalam tubuh sehingga sintesis hb ber-
mukosa pucat. Limpa dan hepar tidak kurang yang mengakibatkan suplai
teraba Oksigen ke jaringan berkurang >
anemis. Pada ADB tidak ada pembesaran
hepar dan limpa
Pemeriksaan darah rutin didapatkan: Pemeriksaan lab pada ADB ditandai
-Hb = 7,6 gr/dl dengan Hb <10 g/dl, MCV <79 fl, MCH
-MCV = 60 fl <27 pg, dan MCHC <32 g/dl.
-MCH = 16 pg
-MCHC = 28 g/dl
Analisa Kasus
Anemia Defisiensi Fe

Kasus Teori

Pemeriksaan apusan darah tepi Pemeriksaan apusan darah tepi pada pasien
didapatkan: dengan ADB ditandai dengan eritrosit
-Jumlah sel eritrosit menurun hipokrom, mikrositer, poikilositosis, RDW
-Anisositosis meningkat ditandai dengan anisositosis,
-mikrositer (+) anulosit, dan cigar cell kadang-kadang sel
-cigar cell (+) target.
-anulosit (+)
-polikromasi (+)
-hipokrom

Os mendapatkan terapi Ferriz syr 2 x 1 Pemberian preparat besi untuk mengganti


cth kekurangan besi dalam tubuh 4-6 mg/
kgBB/hari.
TERIMAKASIH
WASALAMUALAIKUM

Anda mungkin juga menyukai