Anda di halaman 1dari 38

Kebudayaan

Bali
outline

1. Demografis
2. Sistem Religi dan Upacara Keagamaan
3. Sistem Organisasi Kemasyarakatan
4. Sistem Pengetahuan
5. Bahasa
6. Kesenian
7. Sistem Mata Pencaharian
8. Peralatan dan Teknologi
9. Masalah Pembangunan dan Modernisasi
DEMOGRAFI BALI
Letak Bali
Sebelah Utara : Laut Bali
Sebelah Timutr : Selat Lombok/Propinsi NTB
Sebelah selatan : Samudra Indonesia
Sebelah Barat : Selat Bali /Propinsi Jawa Timur
Letak geografis : 8o3’40” – 8o50’48” Lintang Selatan dan
114o25’53” – 115o42’40” Bujur Timur
Pulau – Pulau : P. Nusa Penida, P. Nusa Lembongan, P. Nusa
Ceningan, P. Serangan, P. Menjangan

Posisi astronomi tersebut bagi


petani cocok untuk bertanam,
karena curah hujan yang
memadai dan tanahnya subur
Dalam topografi pulau Bali, tampak
pegunungan dari belahan barat ke belahan
timur. Terdapat gunung berapi yaitu Gunung
Agung dan Gunung Batur. Dan yang tidak
berapi ada Gunung Serayu, Gunung Patas dan
Gunung Merbuk. Ada 4 Danau yakni Danau
Beratan, Danau Buyan, Danau Tamblingan dan
Danau Batur. dan Danau Batur
Demografi Bali
Menurut Wikipedia
Penduduk : 4.336.900 jiwa
Agama :
 Hindu Dharma 83,46
 Islam 13,37%
 Kristen 2,54%, terdiri dari Protestan (1,66%), Katholik (0,88 %)
 Budha, 0,54%
 Kong Hu Cu 0,01 %
 Aliran Kepercayaan 0,01 %
 Lain-lain 0,14 %
Suku Bangsa di Bali:
 Suku Bali : 85 %
 Suku Pendatang : Jawa (9,6 %), Madura (0,77%), Melayu (0,59
%), Sasak (0,58 %), NTT (0,50 %), Tionghoa (0,38 %), Sunda
(0,30%), Bugis (0,24%), Batak (0,17%0), Lain-lain (0,14%)
SISTEM RELIGI DAN UPACARA
KEAGAMAAN

Hindu Dharma adalah agama yang dianut sekitar 84


% dari jumlah penduduk Bali, sedangkan yang 16 %
adalah penganut agama Islam, Kristen, Katholik,
Budha dan Kong Hu Cu, dll

Tujuan Hidup ajaran Hindu


adalah untuk mencapai Dalam upaya mencapai
keseimbangan & kedamaian tujuan itu masyarakat
lahir dan bathin Hindu mewujudkan
1. Tattwa (Filosofi)
yang dibagi dalam 5
kepercayaan
2. Susila (Etika)
3. Upacara
Sistem Religi dan Upacara Keagamaan
Tujuan Hidup dalam ajaran Hindu
a) Tattwa (Filosofi) dibagi menjadi 5 kepercayaan utama, disebut Panca Graha
1) Brahman, yaitu percaya kepada adanya Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa
2) Atman, percaya akan keberadaan atman (roh)
3) Samsara, percaya akan adanya kelahiran kembali atau re-inkarnasi
4) Karma Phala, yaitu percaya kepada adanya hukum sebab akibat
5) Moksa, yaitu percaya kepada kemungkinan menyatunya atman dengan Tuhan

b). Susila (Etika), Ajaran ini menekankan kepada tiga cara berperilaku yang baik, yang
disebuat Tri Kara Parisudha:

1) Manacika Parisudha (berfikir yang baik dan positif)


2) Wacika Parisudha (berkata yang baik dan jujur)
3) Kayika Parisudha (berbuat yang baik)
Di samping itu, ajaran Hindu juga mengharapkan penerapan “Tat Wan Asi” dalam hidup sehari-hari,
artinya “Engkau adalah aku juga” dengan kata lain “ Kita harus merasakan apa yang dirasakan orang
lain”.
Sistem Religi dan Upacara Keagamaan

c. Upacara (yadnya, korban suci). Upacara ini ditujukan kepada lima aspek:

1) Dewa Yadnya, yaitu kepada Ida Sang Hyang Widi Waca, beserta para Dewa (Bathara).
2) Pitra Yadnya, yaitu yang ditujukan kepada roh leluhur (Yadnya setelah kematian).
3) Rsi Yadnya, yaitu bagi para Rsi atau orang yang disucikan.
4) Manusia Yadnya, yaitu bagi umat manusia sejak lahir (bayi dalam kandungan) hingga
perkawinan.
5) Bhuta Yadnya, yaitu untuk menetralisir pengaruh-pengaruh alam yang negatif termasuk
dunia supranatural
Sistem Religi dan Upacara Keagamaan

Agama Hindu Dharma adalah agama yang percaya kepada Sang Hyang Widhi Wasa, Sang Hyang Tunggal
atau Yang Maha Esa, Sang Hyang Cintya.
Dewa (Bathara) dalam agama Hindu Dharma hanyalah manifestasi dari Tuhan yang Acintya.
Kata Dewa berasal dari bahasa Sanskerta Div yang berarti sinar suci.
Sedangkan Bathara berasal dari Bhatr berarti Pelindung.

Dewa ataupun Bathara sering dimunculkan di Bali adalah Tri Murti, yaitu:
1) Brahma, manifestasi Tuhan sebagai pencipta alam semesta dengan segala isinya
2) Wisnu, manifestasi Tuhan sebagai pemelihara ciptaannya
3) Siwa, manifestasi Tuhan sebagai pelebur segala sesuatu setelah situasi, kondisi dan waktunya tiba.

Pendeta di Bali umumnya dipilih dari Golongan Brahmana.


Kitab suci agama Hindu adalah Weda yang berasal dari India, namun yang sampai di Bali adalah Catur
Weda dan Weda Qirah, yang hingga saat ini masih dipakai.
Di samping kitab suci Weda, dikenal kitab-kitab: Purana, yang membicarakan moralitas, Mahacarita
seperti Mahabaratha dan Ramayana.
Sistem Religi dan Upacara Keagamaan

d. Tri Hita Karana


Istilah Tri Hita Karana pertama kali muncul pada tanggal 11 November 1966 saat
diselenggarakan Konferensi Daerah I Badan Perjuangan Umat Hindu Bali, merupakan
kesadaran umat Hindu akan dharmanya untuk berperan serta dalam pembangunan bangsa
menuju masyakat sejahtera, adil dan makmur Pancasila.

Tri Hita Karana berarti Tiga Penyebab Kesejahteraan, yang bersumber pada keharmonisan
hubungan antara:

1) Manusia dengan Tuhannya (Parahyangan), diwujudkan dengan Dewayadnya;


2) Manusia dengan alam lingkungannya (Palemahan), diwujudkan dengan Bhuta Yadnya;
3) Manusia dengan sesamanya (Pawongan), diwujudkan dengan Pitra, Resi Manusayadnya.
Sistem Religi dan Upacara Keagamaan

e. Hari Raya umat Hindu di Bali

Setiap Pura di Bali melakukan upacara hari tertentu untuk upacara piodalan. setiap 210 hari
menurut Kalender Bali, sehingga hampir setiap hari ada upaca piodalan.

Hari raya yang berlangsung serempak di seluruh Bali seperti Galungan, Kuningan, Nyepi dan
Saraswati.
• Hari Raya Galungan dan Kuningan dirayakan pada Hari Budha Rabu Kliwon Dungulan,
kemudian disusul oleh Hari Raya Kuningan setelah sepuluh hari.
• Hari Raya Nyepi dirayakan pada setiap Tahun Baru Saka. Nyepi jatuh pada hitungan Tilem
Kesanga (bulan mati ke-sembilan) yang dipercayai merupakan hari penyucian dewa-dewa
yang berada di pusat samudera, yang membawa Amerta ( air kehidupan).
• Hari Saraswati adalah hari Ilmu Pengetahuan
Sistem Religi dan Upacara Keagamaan
e. Ngaben
Upacara Ngaben ialah suatu upacara pembakaran mayat atau jenazah yang dilakukan
oleh umat Hindu di daerah bali, upacara adat ini dilakukan untuk mensucikan roh-roh
leluhur orang yang telah meninggal dunia dan menuju kepada tempat peristirahatannya
dengan melaksanakan pembakaran zenazah. Ada kata lain yang artinya hampir sama
dengan Ngaben yakni Palebon berarti prathiwi (abu), untuk menjadikan tanah ada 2
macam yakni dengan cara membakar dan menanam ke tanah.
Orang Hindu Bali yang tinggal di Trunyam, klau meninggal tidak di ngaben, mayatnya
diletakan di pekuburan yang ditumbuhi pohon kemenyam, oleh karena itu disebut
dengan Trunyam
SISTEM ORGANISASI DAN
KEMASYARAKATAN
LEMBAGA KEMASYARAKATAN
Dibagi beberapa lembaga tradisional, yaitu :
 Desa didasarkan atas kesatuan tempat.
 Banjar adalah desa adat.
 Subak adalah organisasi sistem pengairan.
 Seka/Sekaha adalah organisasi yang bergerak dalam
lapangan hidup khusus.
 Gotong Royong , kerjasama dalam masyarakat desa

Sistem Kekerabatan
Klen (Clan) sering disebut “kerabat luas” atau “keluarga
besar”. Klen merupakan suatu kesatuan keturunan
(genealogis), kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan
kesatuan adat (tradisi), merupakan sistem sosial yang
berdasarkan ikatan darah atau keturunan yang sama
baik melalui garis ayah (patrileneal) maupun garis ibu
(matrilineal).
SUBAK
Organisasi kemasyarakatan yang khusus
Your Picture Here mengatur sistem pengairan sawah (irigasi) yang
digunakan dalam bercocok tanam padi di Bali.
Subak pada umumnya memiliki pura yang
dinamakan Pura Uluncarik atau Pura Bedugul,
yang khusus dibangun oleh para pemilik lahan
dan petani. Pura tersebut diperuntukkan
bagi Dewi Sri, yaitu dewi kemakmuran dan
kesuburan menurut kepercayaan masyarakat
Bali. Sistem irigasi ini diatur oleh seorang pemuka
adat (Pekaseh) yang juga adalah seorang petani
di Bali.
Sistem Organisasi dan Kemasyarakatan

SISTEM SOSIAL
Sistem pelapisan masyarakat didasarkan menurut garis patrilineal.
Pelapisan/kasta terbagi atas empat tingkatan berdasarkan kitab suci agama Hindu:

1. Bhrahmana (di Bali menjadi Brahmana)


2. Ksatrya (di Bali menjadi Satria)
3. Vaisya (di Bali menjadi Waisya)
4. Sudhra (di Bali menjadi Sudra)

Tiga kasta teratas yaitu Brahmana, Satria, Waisya disebut “Tri Wangsa“. Sedangkan
kasta terbawah yang disebut Jaba.
Sistem Organisasi dan Kemasyarakatan
SISTEM PERKAWINAN
Dalam adat lama, perkawinan sedapat mungkin dilakukan di antara warga se-klen
atau setidak-tidaknya antara orang-orang yang dianggap sederajat dalam kasta. Hal ini disebut indogami.
Beberapa masalah dalam perkawinan masyarakat Bali:
a) Perkawinan yang dicita-citakan adalah perkawinan antara anak-anak dari dua orang saudara laki-laki.
b) Dahulu anak wanita dari kasta tinggi jangan sampai kawin dengan pria yang lebih rendah derajat
kastanya. Yang melanggar akan buang (maselong) untuk beberapa lama.
c) Perkawinan bertukar: antara saudara perempuan suami kawin dengan saudara laki-laki dari isteri
(makedengan ngad) adalah pantang, karena perkawinan demikian itu dianggap mendatangkan bencana
(panes).
d) Perkawinan yang pantang adalah:
(1) Perkawinan seorang ayah dengan anak kandungnya
(2) Perkawinan dengan saudara sekandungnya atau saudara tirinya
(3) Perkawinan dengan keponakannya
Seseorang dapat memperoleh seorang isteri dengan dua cara, dengan cara meminang (memadik, ngidih)
atau dengan cara melarikan seorang gadis (mrangkat, ngrorod). Kedua cara itu dapat dilakukan karena
berdasarkan adat.
Sistem Organisasi dan Kemasyarakatan

Penentuan garis keturunan dan hak waris ditentukan oleh tempat di mana suami-
isteri itu menetap setelah menikah, ada tiga cara:

a) virilokal: komit ditempat tinggal di kompleks perumahan (uma) orang tua si suami;
keturunan laki-laki, mereka akan diperhitungkan secara patrilineal (purusa), menjadi
warga dari dadia (si suami) dan mewarisi harta pusaka
b) neolokal; Mencari atau membangun rumah baru
c) uxorilokal: Berdiam di kompleks perumahan dari si isteri (ngeburia); garis keturunan
akan diperhitungkan secara matrilineal. Keturunannya akan menjadi warga dadia si
isteri. Dalam hal ini kedudukan si isteri sebagai sentana (pelanjut keturunan).
Sistem Organisasi dan Kemasyarakatan

PEMBERIAN NAMA
Nama anak2 suku Bali, berdasarkan urutan kelahirannya:
1) Wayan atau Putu atau Gede, adalah nama untuk anak pertama
2) Made atau Kadek atau Nengah, adalah nama untuk anak nomor dua
3) Nyoman atau Komang, adalah nama untuk anak nomor tiga
4) Ketut, adalah nama anak nomor empat

Apabila kemudian lahir anak-anak nomor 5, nomor 6, nomor 7 dan nomor 8, maka
nama-nama anak-anak itu urutan namanya seperti pada nomor 1, nomor 2, nomor 3
dan nomor 4.
SISTEM PENGETAHUAN

Sistem pengetahuan masyarakat Bali bersumber


dari agama Hindu. Antara lain, Dewi Saraswati Your Picture Here
merupakan pelindung/pelimpah pengetahuan,
kesadaran (widya) dan sastra. Pada hari raya
Saraswati, semua pustaka, lontar, alat tulis untuk
agama dibersihkan

Makrokosmos (alam semesta) terdiri atas


pancamahabhuta, yaitu tanah, air, api, angin, dan
udara (eter, ruang hampa),
Demikian pula mikrokosmos. Ketika manusia
meninggal, dia diaben, yaitu untuk mempercepat
pancamahabhuta yang ada di tubuh manusia kembali Kalender Bali (Pawukon) berdasar legenda Raja
ke alam semesta. Contoh dalam penataan rumah
Watugunung. Satu tahun terjadi selama 210 hari.
didasarkan pada makrokosmos dan mikrokosmos
BAHASA

BAHASA
Bahasa Bali adalah Bahasa Austronesia dari
cabang Sundik dan lebih spesifik dari anak cabang
Bali – Sasak.

Bahasa Bali memiliki tingkatan penggunannya,


misalnya: Bali Alus, Bali Madya dan Bali Kasar.
Bahasa Bali banyak terpengaruh oleh bahasa
Jawa. Bahasa Bali Alus yang disebut Basa Bali
Alus Mider mirip dengan Bahasa Jawa Krama
KESENIAN
• Jiwa kekaryaan masyarakat Bali berkembang
dalam hampir segala bidang seperti
pengembangan karya arsitektur bangunan
rumah, rumah ibadah, istana, perlengkapan
desa dan lain-lain. Mereka pandai sekali
mengukir kayu, emas, tembaga, batu, dan
sebagainya.

• Kepandaian menenun dengan teknik dan motif


sendiri juga tidak kalah pentingnya.
• Semua itu berkaitan erat dengan pola dan
sikap kehidupan sosial budaya orang Bali yang
amat religius.
• Lingkaran hidup individu, masyarakat dan
pedesaan penuh dengan upacara-upacara
lengkap dengan berbagai sesajinya.
KESENIAN

1. SENI TEMBANG
Terdapat berbagai jenis tembang yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda-beda. Masyarakat
Bali membedakan Seni Tembang menjadi 4 (empat) kelompok:
a) Gegendingan adalah sekumpulan kalimat bebas yang dinyanyikan. Isinya pada umumnya pendek dan
sederhana.
b) Sekar Agung atau Tembang Gede meliputi lagu-lagu berbahasa Kawi yang diikat oleh guru lagu, pada
umumnya dinyanyikan dalam kaitan upacara, baik upacara adat maupun agama. Jenis tembang Bali yang
termasuk dalam kelompok Sekar Agung ini adalah Kakawin.
c) Sekar Madya meliputi jenis-jenis lagu pemujaan, umumnya dinyanyikan dalam kaitan upacara, baik
upacara adat maupun agama.
d) Sekar Alit yang biasa disebut tembang macapat, gaguritan atau pupuh terikat oleh hukum padalingsa
yang terdiri dari guru wilang dan guru dingdong. Guru wilang adalah ketentuan yang mengikat jumlah
baris pada setiap satu macam pupuh (lagu) serta banyaknya bilangan suku kata pada setiap barisnya.
KESENIAN
2. SENI KARAWITAN, Disebut gamelan atau gambelan. Dalam gamelan ada alat musik tabuh, gesek, tiup,
petik dan sebagainya.

3. SENI DRAMA DAN TARI, antara lain


a) Arja
b) Barong
c) Dramatari Cak, jumlah penarinya antara 50 sampai 150 orang pria.
d) Calonranang
e) Janger
f) Legong
g) Pendet, masing-masing penari membawa sangku, kendi, cawan dan perlengkapan sesajen lainnya.

Fungsi, seni tari dapat dipilah dalam 3 kelompok, yaitu:


a) Tari Wali (Religius)
b) Seni Bebali (Ceremonial)
c) Tari Balih-balihan (Performance)
Tari Pendet Tarian Bali Tari Panji Semirang
Tari Pendet ini dimainkan untuk
penyambutan kedatangan para tamu- Tari ini dimainkan oleh wanita, ialah
tamu undangan dengan menaburkan tarian yang melambangkan seorang
bunga-bunga, Tari Pendet dimainkan putri raja yang bernama Galuh
oleh seorang wanita. Cadrakirana, yang mana putri raja itu
menyamar menjadi seorang laki-laki
Awal mulanya tarian ini hanya Tarian sesudah kehilangan suaminya
digunakan ketika adanya acara-acara Tradisional
Didalam cerita, ia mengganti
ibadah di pura sebagai bentuk namanya menjadi Raden Panji, maka
penyambutan-penyambutan kepada dari itulah tarian tersebut disebut
dewa yang turun kedalam bumi. dengan Tari Panji Semirang.

Tari Kecak
Tarian ini dimainkan oleh puluhan laki-laki,
sambil duduk melingkar. Tari Kecak ini
menceritakan tentang kisah cerita
Ramayana ketika barisan seekor kera
membantu Rama untuk melawan Rahwana.
Lagu yang mengiringi tari kecak ini diambil
dari ritual-ritual tarian sanghyang,
melakukan hubungan komunikasi dengan
tuhan atau dengan roh (Arwah) para
leluhurnya.
SISTEM MATA PENCAHARIAN

MATA PENCAHARIAN
• Kehidupan ekonomi suku orang Bali tradisional
bertumpu kepada pertanian, terutama
bertanam padi di sawah irigasi yang sudah
berkembang sejak dulu, lengkap dengan
kelompok-kelompok kesatuan petani di sawah
irigasi yang disebut subak.
• Selain itu mata pencaharian pedesaan lain juga
berkembang dengan baik, seperti pemeliharaan
ternak ayam, itik, babi, kambing, dan
sebagainya
• Bertani, berkebun merupakan mata
pencaharian sebagian besar suku Bali, selain itu
pekerjaan lainnya adalah pengrajin, pelukis,
pegawai, pedagang, jasa bidang parawisata dll.
SISTEM PERALATAN DAN
TEKNOLOGI

Sistem Peralatan dan Teknologi


Your Picture Here
Manusia selalu berusaha untuk
mempertahankanhidupnya, sehingga membuat
peralatan atau benda-benda yang dijadikan
peralatan hidup dengan bentuk dan
teknologinya

Sistem peralatan Hidup dan teknologi antara


lain meliputi :
- produksi, distribusi, transportasi
- Peralatan komsumsi dalam bentuk wadah
- Pakaiam dan perhiasan
- Tempat berlindung dan perumahan
- Peralatan komunikasi
Sistem Peralatan dan Teknologi

SENJATA TRADISIONAL SUKU BALI

Senjata tradisional Bali, antara lain :

CALUK, merupakan senjata tradisional Bali yang berupa sebilah pisau lengkung yang mempunyai gagang
atau pegangan yang panjang. Gagang panjang pada caluk ini mempunyai fungsi agar senjata ini dapat
menjangkau daerah yang jauh lebih tinggi. Yakni seperti ketika hendak memanen buah, memotong ranting,
dll.
Sistem Peralatan dan Teknologi

KERIS
Keunikan serta kesakralan yang bikin banyak orang
mencarinya di Bali adalah terletak pada kerisnya. Baik itu
untuk kepentingan ritual atau hanya sekedar untuk di
koleksi saja. Hampir sama dengan keris jawa, karakter
utama dari keris Bali ini adalah lekukan yang diciptakan
dalam proses penempaannya.
Sesuai dengan pakem yang mengikuti keris jawa, maka
jumlah lekukannya harus selalu berjumlah ganjil.
Pembuatan keris beranggapan, keris yang sempurna
selalu berjumlah ganjil. Hal tersebut karena mengandung
filosofisnya tersendiri.
Sistem Peralatan dan Teknologi
TOMBAK
Tombak sendiri merupakan senjata perang pada zaman
dahulu. Konon ketika Nusantara masih terdiri dari dari
berbagai macam kerajaan-kerajaan, tombak sendiri
digunakan oleh para prajurit yang berfungsi sebagai alat
senjata perang.
Senjata tombak bisa tergambarkan dalam tarian Bali yang
dikenal dengan nama tarian Wirayudha. Tarian Wirayudha
ini merupakan tarian perang yang diperankan oleh 2
sampai 4 pasang penari yang membawa senjata tombak.
Tari tersebut menggambarkan sekelompok prajurit Bali
Dwipa yang sedang bersiap-siap untuk melaju ke medan
perang
Sistem Peralatan dan Teknologi

BANGUNAN RUMAH DAN TEMPAT IBADAH

Suku bangsa Bali mengenal pula kesatuan hidup setempat yang religius sifatnya. Metodologi Arsitektur dan Bangunan
tradisional Bali mengikuti aturan pembagian rumah adat disebut dengan Asta Kosala Kosali. Secara filosofi dapat
diartikan sebagai terbangunnya keselarasan dan kedinamisan dalam hidup apabila tercapai dalam suatu hubungan
yang harmonis . Kosala Kosali memuat aturan tentang pembuatan/pembangunan rumah (puri) dan pembangunan
tempat ibadah (pura)

Nama Rumah adat Bali dikenal dengan “Gapura Candi Bentar“, sebuah rumah adat yang didalamnya memiliki banyak
bangunan-bangunan pendukung sebagai kesatuan dari Gapura Candi Bentar.
Pada bagian depan terdapat gapura yang merupakan dua bangunan candi yang sejajar. Ini adalah, untuk masuk ke
area halaman rumah.
Di bagian depan rumah, setelah memasuki gapura candi bentar, biasanya terdapat Pura atau tempat ibadah umat
Hindu. Pada Gapura Candi Bentar biasanya juga terdapat anak tangga dan pagar besi yang terhubung dengan gapura.
Sementara letak Pura, biasanya terpisah dari bangunan lainnya. Hampir setiap rumah adat di Bali memiliki
Gapura Candi Bentar di bagian depan rumah mereka.
.
Bagian-bagian
RUMAH ADAT
Bagian –bagian rumah adat Bali

Bagian-bagian rumah adat Bali antara lain :


Angkul-angkul
Angkul-angkul adalah bangunan yang menyerupai gapura yang juga memiliki fungsi sebagai pintu
masuk. Ada hal yang membedakan angkul-angkul ini dengan yang lainnya, yaitu bangunan ini
memiliki atap di atasnya.
Bagian –bagian rumah adat Bali

Aling-aling adalah : Bangunan ini adalah bangunan yang berdominan sebagai pembatas  antara
angkul-angkul dan pekarangan ruangan atau biasa di sebut dengan tempat suci. Ternyata aling-aling
ini mempunyai arti tersendiri yaitu terkenal dengan adanya hal-hal positif yang masuk jika terdapat
aling-aling di rumah tersebut.
Bagian –bagian rumah adat Bali

SANGGAH
Sanggah adalah Bangunan sanggah adalah bangunan suci yang biasanya terletak di sebelah ujung
timur laut dari rumah. Fungsi dari bangunan sanggah sebagai tempat sembahyang bagi keluarga
besar yang biasa melakukan sembahyang umat hindu.
Bagian –bagian rumah adat Bali

RUMAH ADAT BALE MANTEN


Bangunan satu ini adalah bangunan yang khusus untuk anak perempuan dan kepala keluarga. Bale
tersebut berbentuk persegi panjang dan biasa diletakkan di sebelah timur. Di dalam ruangan bale
tersebut terdapat 2 bale yang lainnya yang biasa terdapat di sebelah kanan dan juga kiri.
BUSANA

Pakaian Tradisional

a) Busana Tradisional Pria terdiri atas: Udeng (ikat kepala), Kampuh, Umpal (selendang pengikat), Wastra
(Kemben), Sabuk, Keris, beragam ornamen perhiasan.
b) Busana Tradisional Wanita, terdiri atas: Gelung (sanggul), Sesenteng (kemben songket), Wastra, Sabuk
Prada (stagen), tapih atau sinjang, sering pula dikenakan kebaya, kain penutup dada dan alas kaki sebagai
pelengkap.
MASALAH PEMBANGUNAN
DAN MODERNISASI

Pembangunan dapat definiskan suatu proses Your Picture Here


perubahan sosial terencara yang dirancang
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,
dimana pembangunan dilakukan saling
melengkapi proses pembangunan ekonomi.

Modernisasi adalah sebuah bentuk


tranformasidari keadaan yang kurang maju
atau kurang berkembang ke arah yang lebih
baik dengan harapan tercapainya kehidupan
masyarakat yang lebih maju, berkembang dan
makmur.
Masalah Pembangunan dan Modernisasi di Bali
Saat ini pembangunan dan modernisasi Bali berjalan cepat di segala bidang, namun terdapat
permasalahan yang dapat menghambat pembangunan.
Dalam tradisi masyarakat Hindu di Bali, memiliki nilai-nilai/ pedoman yang harus diikuti oleh
pemeluknya. Untuk memajukan masyarakat dalam pembangunan dan modernisasi sering benturan
dan menimbulkan masalah antara lain

1. Dalam pembangunan gedung tidak boleh melebihi pohon kelapa, atau kurang lebih 15 m, karena akan
merendahkan kesucian tempat ibadah (pura). Contoh PLN akan membangun tiang listrik yang tinggi tidak dapat
dilakukan kalau melalui pura.
2. Dalam agama Hindu gunung dan hutan adalah suci, merupakan sumber kehidupan oleh karena itu untuk
membangun jalan, bangunan tidak sesuai, tidak dapat dilakukan.
3. Tradisi agama dipegang teguh masyarakat, sehingga apabila pendatang datang tidak sesuai dengan nilai-nilai
maka akan diprotes masyarakat. Contoh Sebagai tujuan parawisata, Bali menghadapi budaya asing yang masuk
bahkan sampai ke desa-desa terdapat cafee dengan kebiasaan turis yang datang yang memiliki nilai-nilai budaya
yang berbeda dengan masyarakat Bali,hal ini akan menggerus nilai-nilai dan budaya yang ada di Bali, sehingga
perlu mendidik masyarakat yang mencintai budayanya sendiri.
TERIMA KASIH

MATUR SUKSMA

Anda mungkin juga menyukai