Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
MEMPENGARUHI
PERSALINAN
Kelompok 2
Apa itu persalinan
Persalinan adalah suatu proses fisiologik yang
memungkinkan serangkaian perubahan yang besar
pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui
jalan lahir
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan
selaput ketuban keluar dari uterus ibu (APN, 2007).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan
Fase Increment
Fase Acme
Fase Decrement
Kelainan his yang sering terdapat dan mengganggu proses persalinan adalah:
Hipotonik / inertia uteri adalah his yang terlalu lemah. His yang
sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal yang terbagi
menjadi :
Tetania Uteri adalah his yang timbul terus menerus tanpa ada jarak
antara suatu his dengan yang lain.
Hipertonik adalah his yang terlalu kuat.
Atonia uteri adalah tidak ada kontraksi uterus.
Inkoordinasi otot rahim.
Penyebab inkoordinasi kontraksi otot rahim adalah :
1. Faktor usia penderita relatif tua.
2. Pimpinan persalinan
3. Karena induksi persalinan dengan oksitosin
4. Rasa takut dan cemas
2. Passage atau jalan lahir
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh
janin terdiri dari rongga panggul, dasar panggul,
serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta
dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka
jalan lahir tersebut harus normal.
Passage atau jalan lahir
A. Panggul
1. Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul) :
a. Os. Coxae
Os illium
Os. Ischium
b. Os. Pubis
c. Os. Sacrum = promotorium
d. Os. Coccygis
2. Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen
B.Pintu panggul
Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh
promontorium, linea inominata dan pinggir atas
symphisis.
Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina
ischiadica, disebut midlet.
Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan
arkus pubis, disebut outlet.
Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada
antara inlet dan outlet.
Jenis jenis panggul
Ginekoid
Android
Antropoid
Platipeloid
3. Passenger
1. Janin
Selama janin dan placenta berada dalam rahim belum tentu
pertumbuhannya normal, adanya kelainan genetik dan kebiasaan
ibu yang buruk dapat menjadikan pertumbuhannya tidak normal
antara lain :
Kelainan bentuk dan besar janin : anensefalus, hidrosefalus, janin
makrosomia.
Kelainan pada letak kepala : presentasi puncak, presentasi muka,
presentasi dahi dan kelainan oksiput.
Kelainan letak janin : letak sungsang, letak lintang, letak mengolak,
presentasi rangkap ( kepala tangan, kepala kaki, kepala tali pusat ).
Placenta.
Placenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga
dianggap sebagai penumpang atau pasenger yang
menyertai janin namun placenta jarang
menghambat pada persalinan normal.
Fase fase persalinan
a. Kala I (Pembukaan)
Menurut Rohani dkk (2011) inpartu ditandai dengan keluarnya lendir
bercampur darah karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah
berasal dari pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena
pergeseran-pergeseran ketika serviks mendatar dan membuka. Kala I
adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0-10 cm
(pembukaan lengkap). Proses ini terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten (8
jam) dimana serviks membuka sampai 3 cm dan aktif (7 jam) dimana
serviks membuka antara 3-10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering terjadi
selama fase aktif. Pada pemulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak
begitu kuat sehingga parturient (ibu yang sedang bersalin) masih dapat
berjalan-jalan. Lama kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam
sedangkan pada multigravida sekitar 8 jam.
Fase II
Kala II mulai bila pembukaan serviks lengkap. Umumnya pada akhir kala I
atau pembukaan kala II dengan kepala janin sudah masuk dalam ruang
panggul, ketuban pecah sendiri.Bila ketuban belum pecah, ketuban harus
dipecahkan. Kadang-kadang pada permulaan kala II wanita tersebut mau
muntah atau muntah disertai rasa ingin mengedan kuat. His akan lebih timbul
sering dan merupakan tenaga pendorong janin pula. Di samping itu his, wanita
tersebut harus dipimpin meneran pada waktu ada his. Di luar ada his denyut
jantung janin harus diawasi (Wiknjosastro, 1999, hlm.194).
Menurut Wiknjosastro (2008, hlm.77) gejala dan tanda kala II persalinan
adalah:
Ibu merasa ingin meneran bersamaan adanya kontraksi;
Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan/atau vaginanya;
Vulva-vagina dan sfingter ani membuka;
Kala III (Pengeluaran Plasenta)
Partus kala III disebut pula kala uri. Kala III ini,
seperti dijelaskan tidak kalah pentingnya dengan
kala I dan II. Kelainan dalam memimpin kala III
dapat mengakibatkan kematian karena perdarahan.
Kala uri dimulai sejak dimulai sejak bayi lahir
lengkap sampai plasenta lahir lengkap. Terdapat dua
tingkat pada kelahiran plasenta yaitu: 1) melepasnya
plasenta dari implantasi pada dinding uterus; 2)
pengeluaran plasenta dari kavum uteri
(Wiknjosastro, 1999, hlm. 198).
d. Kala IV (Observasi)