Anda di halaman 1dari 15

ENDAPAN SKARN

Mustahira Tul Rasida H221 16 002


Nurul Azizah Haris H221 16 306
Muh. Aushaf Fauzan H221 16 308
Muh. Fazrul Rahman H221 16 502
Indra Kurnia Rasa H221 16 508
Endapan skarn pertama kali dinyatakan sebagai batuan metamorf hasil
kontak antara batuan sedimen karbonatan dengan intrusi magma oleh ahli
petrologi metamorf, dengan terjadi perubahan kandungan batuan sedimen
yang kaya karbonat, besi, dan magnesium menjadi kaya akan kandungan Si,
Al, Fe dan Mg dimana proses yang bekerja berupa metasomatisme pada
intrusi atau di dekat intrusi batuan beku (Best 1982).
Endapan skarn
 kontak antara larutan hidrothermal
 pada keadaan temperatur 400°C – 650°C
 mineral-mineral yang terbentuk berupa mineral calc-silicate seperti

diopsid, andradit, dan wollastonit sebagai mineral-mineral utama pembawa


mineral bijih (Einaudi et al. 1981).
Pembentukan Endapan Skarn
Tahap 1
Terjadi rekristalisasi pada batuan di sekitar intrusi yang disebabkan oleh kontak intrusi
dengan batuan yang menghasilkan marmer dari batugamping, batuan hornfels dari
batuserpih. Reaksi skarn dapat terjadi di sepanjang kontak litologi. Dapat dijumpai
adanya kandungan mineral-mineral talk dan wollastonit pada batu marmer. Proses yang
bekerja adalah reaksi isokimia akibat difusi elemen-elemen mineral akibat reaksi dengan
larutan metamorfik. Selain itu juga terjadi infiltrasi fluida ke dalam tubuh batuan.
Tahap 2
Infiltrasi fluida hidrothermal-magmatik merubah komposisi asli mineral-mineral
penyusun litologi marmer dan batuan lainnya menjadi batuan-batuan pembawa
endapan skarn serta memodifikasi mineral-mineral kalk-silikat yang terbentuk
pertama kali. Proses ini disebut metamorfik prograde dan metasomatik prograde
terjadi pada temperatur 400°-800°C (Kwak 1986) terjadi selama larutan
pembawa mineral-mineral bijih berkembang dan mulai mengalami pengendapan
mineral-mineral bijih serta batuan plutonik mengalami pendinginan.

Mineral-mineral baru terbentuk dengan


sifat anhydrous dan terbentuk mineral
oksida besi seperti magnetit, kasiterit
dan sulfida lainnya mulai terbentuk.
Tahap 3
Merupakan tahapan retrograde yang berasosiasi dengan proses pendinginan
magma dan pembentukan alterasi hydrous terhadap mineral-mineral skarn
yang terbentuk serta bagian-bagian intrusi tertentu akibat adanya sirkulasi
air meteorik. Kandungan kalsium cenderung akan mengalami peluruhan dan
volatil-volatil akan mulai terbentuk membentuk mineral epidot yang rendah
kandungan besi, klorit, aktinolit dan mineral-mineral lainnya. Akibat adanya
pendinginan suhu menghasilkan presipitasi mineral-mineral sulfida.
Alterasi umumnya mengubah
mineral-mineral skarn yang
terbentuk pertama kali dan
mengendapkan silfida. Pada kontak
marmer mungkin terjadi
neutralisasi larutan hidrothermal
dan terjadi perkembangan
pengendapan mineral-mineral bijih
dengan kandungan yang tinggi.
Type of Skarn
Klasifikasi skarn
1. Endoskarns
2. Exoskarn
1.Iron Skarn
Magnesius skarn besi ditemukan di sebagian besar distrik logam sulfida skarns di mana
dolostone hadir dan mereka biasanya menampilkan transisi ke skarn tembaga lebih
umum.

2.Copper Skarns
Semua skarn tembaga tidak terkait dengan sistem tembaga porfiri, umumnya lebih kecil
(1-50 juta ton bijih dengan tingkat rata-rata lebih dari 1% Cu). Perbedaan-perbedaan ini
dari skarns terkait porfiri mungkin dikaitkan dengan lingkungan hidrotermal magmatik
kurang dinamis di protolith dari kepadatan fraktur yang lebih rendah
3. Molybenum skarns
Umumnya terjadi pada batuan karbonat berlumpur atau berkapur, dan biasanya
terkait dengan intoksia silika yang sangat terdiferensiasi (dengan hanya 2-5% mineral
mafik), serupa dalam komposisi terhadap intrusi yang terkait dengan deposit
molybdenum porfiri (Meinert 1983). Berbeda dengan asosiasi umum skarn tembaga
dengan deposit tembaga porfiri, molibdenum skarns tidak terlalu berkembang dengan
baik dalam sistem porfiri molibdenum, mungkin karena jumlah yang relatif lebih kecil
dari cairan pahse magmatik yang terpisah dalam sistem porfiri molibdenum.
4. Gold Skarns
Kebanyakan skarns, terutama skarns tembaga, mengandung emas yang dapat
dideteksi mulai dari traceamounts hingga lebih dari 100 g / t. Gold bearing skarn
deposits didefinisikan sebagai skarns yang mengandung grade rata-rata paling sedikit 1
g / t Au (Theodore et al. 1991).

5. Tungsen Skarns
Tungsen skarns terjadi di setiap benua, tetapi terutama terkonsentrasi di Cordillera
Barat amerika utara (Newberry dan Swason 1986). Sebagian besar produksi dan
cadangan tungsten dunia dari skarns diperhitungkan oleh sejumlah kecil simpanan,
yang masing-masing mengandung lebih dari 10 juta ton bijih.
6. Tin Skarns
Secara umum, deposito skarns timah adalah kepentingan ekonomi kecil karena ukurannya yang
kecil dan kelas rendah. Deposit Moina (di ASMANIA, Australia), dengan sekitar 30 juta ton bijih,
mungkin yang terbesar, tetapi sebagian besar jauh lebih kecil. Nilai rata-rata berkisar dari 0,1 hingga
0,7% berat Sn. Tapi banyak dari timah yang terjadi di silikat dan tidak dapat dipulihkan secara ekonomi.
Cassiterite adalah mineral timah yang dominan di sebagian besar skarns timah.

7. Zinc –Lead Skarns


Endapan timbal Zinc-Lead terjadi di seluruh dunia dalam berbagai pengaturan geologi, biasanya
sebagai badan pengganti batu kapur pada jarak tertentu dari kontak intrusif (deposit distal), meskipun
endapan proksimal diketahui (misalnya, Darwin, Clifornia USA; Rye & Ohmoto 1974 ) nilai khas bijih
yang ditambang menggunakan metode bawah tanah adalah 6-12% Zn, Lesser Pb (10-20% Zn + Pb), Cu
diabaikan, dan 30-300 g / t Ag.
VARIABEL-VARIABEL PENTING PADA ENDAPAN SKARN
Meinert dkk (2005) merumuskan tiga variabel penting yang berhubungan pada pembentukan Endapan skarn sebagai berikut:
1.       Evolusi dalam dimensi ruang dan waktu
Pada pembentukan skarn, terdapat tiga tahap penting, yaitu metamorfisme awal yang dilanjutkan dengan metasomatisme pada
suhu tinggi (600 -800⁰C) atau tahap alterasi prograde, kemudian alterasi retrograde akibat penurunan suhu dan evolusi fluida yang
mengalami pemisahan fasa.
2.       Kedalaman pembentukan
Kedalaman merupakan salah satu kontrol mendasar pada ukuran, geometri, dan style alterasi endapan skarn. Pada proses
metamorfisme, efek kedalaman merupakan fungsi suhu batuan samping. Metamorfisme yang lebih luas dan intensif pada
kedalaman dapat mempengaruhi permeabilitas batuan samping sehingga mengurangi jumlah karbonat tersedia untuk reaksi
metasomatisme. Selain itu, kedalaman juga mempengaruhi sifat mekanik batuan samping, apakah akan mengalami deformasi
terlipat atau terekahkan hinggatersesarkan.
3.       Mineralogi skarn
Mineralogi merupakan dasar klasifikasi utama endapan skarn. Mayoritas skarn memiliki zonasi khas garnet proksimal, piroksen
distal, dan vesuvianit pada kontak skarn dengan marmer. Mineralogi skarn retrograde berupa mineral hidrat seperti epidot,
amfibol, dan klorit dikontrol oleh struktur dan mencetak-tindih zonasi alterasi prograde, sehingga zona mineral hidrat di sepanjang
kontak sesar, stratigrafi, atau intrusi merupakan hal umum. Zonasi retrograde lebih intensif dan pervasif pada sistem
skarn dangkal.
SETTING TEKTONIK ENDAPAN SKARN
Meinert dkk. (2005) dalam Pirajno (2009) mengklasifikasikan empat skenario tektonik terjadinya skarn :

1.Subduksi curam kerak samudra menghasilkan skarn kaya Fe, Cu, Au dengan asosiasi batuan diorit dan granodiorit.

2.Subduksi landai kerak samudra mengalami interaksi dengan kerak yang lebih besar, menghasilkan skarn Mo, W-Mo
dengan asosiasi monzonit dan granit.

3.Subduksi pada batas benua menghasilkan skarn Zn-Pb, Cu, Au, W, Mo dengan asosiasi granodiorit  dan granit

4.Magmatisme tipe S asosiasi rifting akibat plume mantel denan asosiasi pluton granitik mengasilkan skarn Sn-W yang
dicirikan oleh muskovit dan biotit primer, megacryst kuarsa abu-abu gelap, rongga miarolitik, alterasi tipe greisen, dan
anomali radioaktif. Skarn tipe ini juga menghasilkan unsur Be, B, Li, Bi, Zn, Pb, U, F, dan REE.
MINERALISASI BIJIH
Einaudi (1982) dalam Pirajno (2009) mengklasifikasikan style pengendapan bijih pada skarn
berdasarkan morfologi dan tekstur berupa disseminated mineralization dan lode mineralization
yang mungkin muncul bersamaan dalam satu endapan

1. Disseminated style: Jenis ini terbentuk bersamaan dengan tahap awal genesa skarn, dengan zonasi mineralisasi
sebagai berikut:
 Dekat intrusi: bornit + kalkopirit + magnetit
 Zona intermediet: pirit + kalkopirit
 Zona perifer: pirit - kalkopirit - tennantite - sfalerit – galena, hematit dan atau magnetit
 Zona distal: pirit + kalkopirit + magnetit – sfalerit – tennantit – pirrhotit

2. Lode style: Bertepatan dengan alterasi serisitik, silisifikasi, dan argilik, dengan zonasi mineralisasi sebagai berikut:
 Dekat intrusi: pirit + digenit + enargit – mineral Sn-Bi-W
 Zona intermediet: pirit + bornit + kalkopirit + tennantit – sfalerit
 Zona perifer: pirit + kalkopirit + tennantit + sfalerit + galena – hematit
 Zona distal: pirit + bornit + kalkopirit + tennantit + sfalerit + galena –magnetit atau hematit

Anda mungkin juga menyukai