Anda di halaman 1dari 19

Pariwisata Budaya

Kelompok :
Kholid Zaim
Hanny Abdul Kautzar
M Taufiq N

1
PARIWISATA dan KESIAPAN
SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT
BAB 21
•Awal kegiatan pariwisatan sejalan dengan pesatnya
perkembangan industri dunia.
•Industri pariwisata berusaha memperluas pasar dalam
mengejar keuntungan materi.
•Kegiatan pariwisata selain untuk meningkatkan
ekonomi masyarakat sekitar.
•Pariwisata juga memperkenalkan nilai-nilai budaya
dan norma sosial pada suatu kelompok masyarakat.
• Daya tarik suatu pariwisata terlihat dari masih
kentalnya nilai – nilai budaya.
2
Kesenjangan kesiapan sosial-budaya yang
menyebabkan pertentangan kepentingan antara
wisatawan dengan penduduk lokal.
Adanya perbedaan pandangan antara wisatawan
dengan penduduk lokal yang tidak harus
diabaikan karena pentingnya kesiapan sosial
budaya itu diperlukan.
Keyakinan sementara, penduduk di daerah
tujuan wisata itu seringkali menimbulkan
masalah yang merugikan kedua belah pihak.
3
Lingkungan Hidup, Sosial, dan Budaya
Peningkatan mobilitas penduduk yang tidak
mengenal batas lingkungan geografi, sosial
budaya, dan kenegaraan dapat menimbulkan
terhadap lingkungan hidup pada umumnya.
Jaringan jalan raya dibuka menembus hutan,
mendaki gunung, menyusuri pantai dapat
mengganggu kehidupan flora dan fauna.
Dampak kegiatan pariwisata yang meningkat
cenderung selaras dengan kerusakan
keseimbangan lingkungan hidup.
4
Kegiatan pariwisata yang dikelola secara besar-
besaran di Indonesia merupakan gejala sosial baru.
Gejala sosial budaya yang dapat menggusur
penduduk di kawasan wisata oleh pemodal besar
dapat menimbulkan reaksi yang terkadang
mengarah ke arah kriminal.
Kesenjangan dalam melihat peluang usaha
biasanya sering menimbulkan kecemburuan sosial
yang pada akhirnya mengundang pertentangan
sosial disertakan kekerasan yang kurang
mendukung pengembangan industri pariwisata.
5
Pemberdayaan Masyarakat
Besarnya perubahan lingkungan sebagai
akibat dari pengembangan industri
pariwisata, masyarakat di daerah tujuan
wisata harus dipersiapkan.
Menurut Herskovits dikatakan sebagai
“tugas baru” yaitu selain keterampilan dan
keahlian kerja diperlukan juga
pengembangan pranata sosial dan nilai-
nilai budaya.

6
Industri pariwisata menuntut tiga
persyaratan utama yaitu:
 Modal;
 Manajemen;
 Manusia

7
Potensi sosial ekonomi budaya
dalam pengembangan industri
pariwisata
BAB 24

8
pendahuluan
• dalam penelitian yang • dan sejauh mana potensi
diadakan oleh Tim peneliti sosial ekonomi budaya
PMB-LIPI pada 1997/1998 masyarakat di DTW tersebut
ini, permasalahan yang dapat mempermudah
ditekankan kali ini lebih kelancaran pengembangan
kepada potensi sosial industri pariwisata di DTW
ekonomi budaya tersebut atau sebaliknya.
masyarakat di Daerah
Tujuan Wisata (DTW)

9
Analisis hasil temuan
1. Lokasi dan karakteristik c. Tingkat pendidikan :
responden Lebih dari 50% berpendidikan SD
a. DTW yang menjadi lokasi d. Status kependudukan :
penelitian : - Penduduk asli : 78%
- Tanjung Isuy, Kutai, - Pendatang : 22%
Kalimantan Timur e. Persebaran pekerjaan
- Narmada, Lombok Barat, responden :
Nusa Tenggara Barat - 32% : sektor pertanian
b. Persebaran usia responden : - 12% : industri kecil
- 16,5% : pendidikan/kebudayaan
- Usia 21-40 (63%)
- 10% : perdagangan
- 31-40 (25%)
- 9,5% : pemerintahan
- 41-60 (12%) - 5% : perhubungan 10
Tanjung Isuy

Taman
Narmada

11
Kondisi potensi daerah penelitian
- Mata pencaharian : Dari pengamatan, hal ini
Ada perbedaan pada kedua terjadi karena DTW
DTW mengenai masalah Tanjung Isuy letaknya jauh
pencari kerja. Di Kutai, ada di pedalaman dari
94.250 orang yang sedang Samarinda, sehingga
mencari pekekrjaan perpindahan penduduk ke
sedangkan kesempatan kota jarang. Sebaliknya
kerja hanya menampung DTW Narmada dekat
3.285 orang. Sementara di dengan Mataram sehingga
Lombok Barat jumlah penduduk dapat dengan
pencari kerja hanya 2.475 mudah ke kota untuk
orang. mencari pekerjaan
12
- Pendidikan : - Adat istiadat :
Di kedua DTW sebagian besar Adat istiadat di kedua DTW
penduduknya hanya bermacam ragam dan
mengenyam pendidikan memungkinkan untuk
tingkat SD saja. dapat dikemas menjadi
Apabila dikaitkan dengan produk wisata.
industri pariwisata, ini
berarti sumber daya
manusia yang dapat
diikutsertakan dalam
sektor ini masih kurang

13
- Organisasi sosial lokal : Lombok Barat :
Organisasi sosial di kedua DTW - 70 organisasi agama islam
relatif berkembang baik - 6 organisasi Hindu
dengan pembinaan yang - 20 panti asuhan
dilakukan pemda. Daftar - 20 ormas
organisasi sosial tersebut politik/kepemudaan
dapat dijabarkan sebagai
- 11 kelompok sadar wisata
berikut :
Kabupaten Kutai :
Perlu diketahui bahwa dari
- 42 perkumpulan wayang kulit
keempat potensi ini, baru
- 25 perkumpulan wayang dua indikator yang
golek mendukung perkembangan
- 122 perkumpulan pariwisata, yaitu adat dan
musik/karawitan organisasi sosial lokal.
14
Potensi daerah terbuka
• Dari hasil penelitian ini - Pendidikan
dapat disimpulkan bahwa - Adat istiadat
kedua DTW sudah terbuka - Organisasi sosial
untuk masyarakat luar
daerah ini/pendatang
dengan melalui :
- Hubungan kerja yang
dilakukan oleh para
responden berkaitan
dengan pekerjaan yang
berhubungan dengan
orang luar daerah
15
Potensi prasarana dan sarana pariwisata
Sarana/prasarana diartikan - Mata pencaharian :
sebagai proses tanpa Hasil penelitian menunjukkan
hambatan dari pengadaan bahwa sekitar 15%
dan peningkatan hotel, penduduk menyatakan
tempat hiburan dan bahwa daerahnya
sebagainya serta prasarana merupakan lahan produktif
jalan dan transportasi yang yang dibebaskan oleh
lancar dan terjangkau oleh Pemda. Dari sisi lain
wisatawan. Dalam keberadaan sarana hotel,
penelitian ini telah dikaji restoran dst merupakan
mengenai korelasi aspek sumber mata pencaharian
sosial ekonomi budaya baru bagi masyarakat.
masyarakat terhadap
potensi sarpras pariwisata : 16
- Pendidikan : - Adat istiadat :
Masyarakat yang Keterkaitan adat dengan
berpendidikan menengah sarpras di kedua DTW
dan tinggi akan terlibat diperlihatkan melalui
pada pengadaan sarpras adanya corak gaya dayak
seperti sebagai arsitek dsb, atau sasak di beberapa
sedangkan yang bangunan hotel/restoran.
berpendidikan rendah
dapat menjadi buruh - Organisasi sosial :
bangunan.
Suatu keunikan dari kedua
DTW ini adalah mereka
antusias terlibat dalam
suatu organisasi sosial,
terutama terlibat pula
dalam menjaga sarpras. 17
Potensi sikap masyarakat terhadap kedatangan
wisatawan
- Mata pencaharian : - Pendidikan :
Dari indikator telah terlihat Telah terlihat pula masyarakat
sikap masyarakat terhadap yang berpendidikan
kedatangan wisatawan di menengah dan tinggi,
kedua DTW dapat menunjukkan sikap
dikatakan sebagai lahan membantu sebagai
untuk menambah pemandu dsb. Sedangkan
penghasilan sehingga sikap yang berpendidikan rendah
mereka pro aktif terhadap terkadang kritis terhadap
wisatawan perilaku wisatawan.

18
- Adat istiadat : - Organisasi sosial :
Sikap masyarakat menurut Tercatat bahwa sikap
adat istiadat tidak masyarakat terhadap
bertentangan dengan wisatawan melalui
kedatangan wisatawan. organisasi sosial sangat
Bahkan masyarakat merasa positif di kedua DTW ini,
bangga bila ada wisatawan terutama organisasi sosial
yang ingin tahu lebih lanjut yang ada kaitan dengan
tentang adat istiadat produk-produk wisata.
mereka.

19

Anda mungkin juga menyukai