Anda di halaman 1dari 47

Pembimbing:

dr. Damai Suri, Sp.An


CORONAVIRUS (COVID-19) : Siti Binta Masykurin, S.Ked
J510195008
REFERAT Nurnawansi Soga, S.Ked
J510195073
Tiaulfi Gandjari, S.Ked
J510181126
Index
Index
01 Pendahuluan

02 Tinjauan Pustaka

03 Daftar Pustaka

Resume
05
PENDAHULUAN
01 PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
 Pada awal 2020, dunia dikejutkan dengan mewabahnya pneumonia baru yang bermula dari
Wuhan, Provinsi Hubei yang kemudian menyebar dengan cepat ke lebih dari 190 negara
dan teritori.

 Pada tanggal 11 Februari 2020, World Health Organization memberi nama virus baru
tersebut Severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan nama
penyakitnya sebagai Coronavirus disease 2019 (COVID-19).

 Pada mulanya transmisi virus ini belum dapat ditentukan apakah dapat melalui antara
manusia ke manusia. Jumlah kasus terus bertambah seiring dengan waktu. Selain itu,
terdapat kasus 15 petugas medis terinfeksi oleh salah satu pasien. Salah satu pasien tersebut
dicurigai sebagai kasus “superspreader”. Akhirnya dikonfirmasi bahwa transmisi
pneumonia ini dapat menular dari manusia ke manusia.
PENDAHULUAN
 Penyebaran penyakit ini telah memberikan dampak luas secara sosial dan ekonomi. Masih
banyak kontroversi seputar penyakit ini, termasuk dalam aspek penegakkan diagnosis, tata
laksana, hingga pencegahan. Berdasarkan data sampai dengan 12 Februari 2020, angka
mortalitas di seluruh dunia 2,1% sedangkan khusus di kota Wuhan adalah 4,9%, dan di
provinsi Hubei 3,1%.

 Kasus kematian banyak pada orang tuadan dengan penyakit penyerta. Kasus kematian
pertama pasien lelakiusia 61 tahun dengan penyakit penyerta tumor intra-abdomen dan
kelainan di liver.11 Kejadian luar biasa oleh Coronavirus bukanlah merupakan kejadian yang
pertama kali. Tahun 2002 Severe acute respiratorysyndrome (SARS) disebabkan oleh SARS-
coronavirus (SARS-CoV) danpenyakit Middle east respiratory syndrome (MERS) tahun
2012disebabkan oleh MERS-Coronavirus (MERS-CoV) dengan totalakumulatif kasus sekitar
10.000 (1000-an kasus MERS dan 8000-ankasus SARS). Mortalitas akibat SARS sekitar
10% sedangkan MERSlebih tinggi yaitu sekitar 40%.5

 
TINJAUAN PUSTAKA
02 TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Coronavirus
merupakan virus RNA
strain tunggal
positif,berkapsul dan
tidak bersegmen.
Coronavirus tergolong
ordo Nidovirales,
keluarga Coronaviridae
KARAKTER
ISTIK
Coronavirus memiliki kapsul, partikel berbentuk
bulat atau elips, sering pleimorfik dengan
diameter sekitar 50-200m.
Struktur coronavirus membentuk struktur seperti
kubus dengan protein S berlokasi di permukaan
virus.

Protein S atau spike protein merupakan salah satu protein


antigen utama virus dan merupakan struktur utama untuk
penulisan gen. Protein S ini berperan dalam penempelan
dan masuknya virus kedalam sel host (interaksi protein S
dengan reseptornya di sel inang).

Coronavirus bersifat sensitif terhadap panas dan secara


efektifdapat diinaktifkan oleh desinfektan mengandung
klorin, pelarut lipiddengan suhu 56◦ selama 30 menit,
eter, alkohol, asam perioksiasetat,detergen non-ionik,
formalin, oxidizing agent dan kloroform
EPIDEMI
OLOGI

Sebuahpenelitian
Beberapa studi tentang
telah dinamika
melaporkan penularan
distribusiawal
usiavirus
pasienmelaporkan usia25
dewasa antara rata-
danrata pasienSebagian
89 tahun. adalah 59 tahun,
besar berkisar
pasien dewasa antara 15 antara
berusia hingga3589dan
tahun, dengan
55 tahun,
Pada 15 April
danmayoritas 2020,
ada lebih sedikit total 2.006.513
teridentifikasi di antara anak-anak dan bayi. 180
kasus dikonfirmasi di lebih dari
(59%) kasus
adalahyang
laki-laki.
negara dan 200 wilayah Ada 1.375.869 kasus aktif dan 128.886 kematian.
Usia >65 Th

FAKTOR Penyakit

RESIKO Tenaga
medis
komorbid
Hipertensi,
Diabetes
Melitus

Penyakit Laki-laki
Autoimun dan perokok

Pasien
Pengguna
kanker, dan
penghambat
penyakit hati
ACE-I
kronik
PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Gejala Klinis Klasifikasi Klinis
 Asimptomatik
• Gejala utama yaitu demam  Gejala ringan
(suhu >38 C),batuk
ͦ dan  Pneumonia

kesulitan bernapas.  Pneumonia berat


 ARDS
• Selain itu dapat disertai  Sepsis
dengan sesak memberat,  Syok sepsis

fatigue, mialgia, gejala


gastrointestinal seperti diare
dan gejala saluran napas lain
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Anamnesis
Pada anamnesis gejala
yang dapat ditemukan Gejala tambahan
yaitu, tiga gejala lainnya yaitu nyeri
utama: demam, batuk kepala, nyeri otot, SAR 1
kering (sebagian kecil lemas, diare dan batuk
berdahak) dan sulit darah.
bernapas atau sesak.
DEFINISI KASUS
Kasus Suspek
Seseorang yang mengalami:
 Demam (≥380C) atau riwayat demam
 Batuk atau pilek atau nyeri tenggorokan
 Pneumonia ringan sampai berat berdasarkan klinisdan/ataugambaran radiologis. (pada pasien immunocompromised presentasi kemungkinan atipikal).

DAN disertai minimal satu kondisi sebagai berikut :


 Memiliki riwayat perjalanan ke Tiongkok atauwilayah/ negara yangterjangkit* dalam 14 hari sebelum timbul gejala
 Petugas kesehatan yang sakit dengan gejala samasetelah merawat pasien infeksi saluran pernapasanakut (ISPA) berat yang tidak diketahui
penyebab/etiologi penyakitnya, tanpa memperhatikan riwayatberpergian atau tempat tinggal. 29

ATAU
Pasien infeksi pernapasan akut dengan tingkat keparahan ringan
sampai berat dan salah satu berikut dalam 14 hari sebelum onset gejala:
 Kontak erat dengan pasien kasus terkonfirmasi atau probable COVID-19, ATAU
 Riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan sudah teridentifikasi), ATAU
 Bekerja atau mengunjungi fasilitas layanan kesehatan dengan kasus terkonfirmasi atau probable infeksi COVID-19 di Tiongkok atau wilayah/negara
yang terjangkit*

Memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan dan memiliki demam (suhu≥380C) atau riwayat demam.
Orang Dalam Pemantauan
• Seseorang yang mengalami gejala demam atau riwayat demam tanpa pneumonia yang memiliki
riwayat perjalanan ke Tiongkok atau wilayah/negara yang terjangkit, dan tidak memiliki satu
atau lebih riwayat paparan diantaranya:
• Riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19
• Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien konfirmasi
COVID-19 di Tiongkok atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan
penyakit)
• Memiliki riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular sudah teridentifikasi)
di Tiongkok atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit
Kasus Probable
• Pasien dalam pengawasan yang diperiksakan untuk COVID-19 tetapi inkonklusif atau tidak
dapat disimpulkan atau seseorang dengan hasil konfirmasi positif pan-coronavirus atau
betacoronavirus.
Kasus terkonfirmasi
• Seseorang yang secara laboratorium terkonfirmasi COVID-19
DEFINISI KONTAK

Kontak
• Kontak didefinisikan individu yang
berkaitan dengan beberapa aktivitas
sama dengan kasus dan memiliki
kemiripan paparan seperti kasus. .
Kontak Erat
• Kontak erat didefinisikan seseorang yang memiliki kontak (dalam1 meter) dengan kasus
yang terkonfirmasi selama masa simptomatiknya termasuk satu hari sebelum onset
gejala. Kontak tidak hanya kontak fisik langsung.
• Kontak pekerja sosial atau pekerja medis
Paparan terkait perawatan kesehatan, termasuk menangani langsung
untuk pasien COVID-19, bekerja dengan petugas kesehatan yang
terinfeksi COVID-19 atau memeriksa pasien yang terkonfimasi kasus
atau dalam lingkungan ruangan sama, ketika prosedur aerosol
dilakukan.
• Kontak lingkungan rumah atau tempat tertutup
• Berbagi lingkungan ruangan, bekerja bersama, belajar bersama dalam jarak dekat
dengan pasien COVID-19.
• Bepergian bersama pasien COVID-19 dalam segala jenis mode transportasi.
• Anggota keluarga atau tinggal di rumah yang samadengan pasien COVID-19.
PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tergantung ringan atau beratnya manifestasi klinis.

• Tingkat kesadaran
• Tanda vital:
• Saturasi oksigen dapat normal atau turun
• Dapat disertai retraksi otot pernapasan

Pemeriksaan fisis paru didapatkan inspeksi dapat tidak simetris statis dan dinamis, fremitus raba
mengeras, redup pada daerah konsolidasi, suara napas bronkovesikuler atau bronkial dan ronki kasar
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan laboratorium lain seperti
Pemeriksaa hematologi rutin, hitung jenis, fungsi
ginjal, elektrolit, analisis gas darah,
n hemostasis, laktat, dan prokalsitonin
Laboratoriu dapat dikerjakan sesuai dengan indikasi.
• Trombositopenia juga kadang dijumpai,
m sehingga kadang diduga sebagai pasien
dengue
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Pada foto toraks dapat ditemukan gambaran seperti opasifikasi ground-glass, infiltrat, penebalan
peribronkial, konsolidasi fokal, efusi pleura, dan atelectasis.
Berdasarkan telaah sistematis oleh Salehi, dkk.70 temuan utama pada CT scan
toraks adalah opasifikasi ground-glass (88%), dengan atau tanpa konsolidasi,
sesuai dengan pneumonia viral
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC SARS
COV 2
• IgM dan IgA dilaporkan
terdeteksi mulai hari 3-
6 setelah onset gejala,
Pemeriksaan sementara IgG mulai
hari 10-18 setelah onset
Antigen gejala.
Antibodi • Pemeriksaan jenis ini
tidak direkomendasikan
WHO sebagai dasar
diagnosis utama.
Pemeriksaan Virologi
Sampel dikatakan positif
(konfirmasi SARS-CoV-2) bila rRT-
PCR positif pada minimal dua target
Metode yang dianjurkan untuk
genom (N, E, S, atau RdRP) yang
deteksi virus adalah amplifikasi
spesifik SARS-CoV-2; ATAU rRT-
asam nukleat (rRT-PCR) dan
PCR positif betacoronavirus,
dengan sequencing.
ditunjang dengan hasil sequencing
sebagian atau seluruh genom virus
yang sesuai dengan SARS-CoV-2.76
DIAGNOSIS BANDING

Pneumonia
SARS/MERS
Bakterial

Pneumonia Edema Paru


Jamur Kardiogenik
PEMERIKSAAN SPESIMEN SALURAN
NAPAS ATAS DAN BAWAH
WHO merekomendasikan
Sampel diambil selama 2 hari
pengambilan spesimen pada dua
berturut turut untuk PDP dan ODP,
lokasi, yaitu dari saluran napas atas
boleh diambil sampel tambahan
(swab nasofaring atau orofaring)
bila ada perburukan klinis. Pada
atau saluran napas bawah [sputum,
kontak erat risiko tinggi, sampel
bronchoalveolar lavage (BAL), atau
diambil pada hari 1 dan hari 14.
aspirat endotrakeal].
Zou, dkk.80 melaporkan deteksi virus pada hari ketujuh setelah kontak pada pasien
asimtomatis dan deteksi virus di hari pertama onset pada pasien dengan gejala demam.

Titer virus lebih tinggi pada sampel nasofaring dibandingkan orofaring.

80 Studi lain melaporkan titer virus dari sampel swab dan sputum memuncak pada
hari 4-6 sejak onset gejala.81

Bronkoskopi untuk mendapatkan sampel BAL merupakan metode pengambilan sampel


dengan tingkat deteksi paling baik
Sampel darah, urin, maupun feses untuk pemeriksaan virologi belum
direkomendasikan rutin dan masih belum dianggap bermanfaat dalam praktek di
lapangan
PERJALANAN PENYAKIT
TATALAKSANA
Saat ini belum tersedia rekomendasi tata laksana khusus pasien COVID-19,
termasuk antivirus atau vaksin. Tata laksana yang dapat dilakukan adalah
terapi simtomatik dan oksigen. Pada pasien gagal napas dapat dilakukan
ventilasi mekanik. National Health Commission (NHC) China telah meneliti
beberapa obat yang berpotensi mengatasi infeksi SARS-CoV-2.
A. Terapi Etiologi/Definitif
Biarpun belum ada obat yang terbukti meyakinkan efektif melalui uji klinis, China
telah membuat rekomendasi obat untuk penangan COVID-19 dan pemberian tidak
lebih dari 10 hari.
IFN-alfa, 5 juta unit atau dosis ekuivalen, 2
kali/hari secara inhalasi

LPV/r, 200 mg/50 mg/kapsul, 2 kali 2 kapsul/hari


per oral

RBV 500 mg, 2-3 kali 500 mg/hari intravena dan


dikombinasikan dengan IFN-alfa atau LPV/r

Klorokuin fosfat 500 mg (300 mg jika klorokuin),


2 kali/ hari per oral

Arbidol (umifenovir), 200 mg setiap minum, 3


kali/ hari per oral.
Selain china, italia juga sudah membuat
pedoman penanganan COVID-19 berdasarkan
derajat keparahan penyakit.

 Asimtomatis, gejala ringan, berusia <70 tahun tanpa faktor risiko: observasi klinis dan
terapi suportif.
 Gejala ringan, berusia >70 tahun dengan faktor risiko dan bergejala demam, batuk, sesak
napas, serta rontgen menunjukkan pneumonia:
1. LPV/r 200 mg/50 mg, 2 x 2 tablet per hari; atau
2. Darunavir/ritonavir (DRV/r) 800 mg/100 mg, 1 x 1 tablet per hari; atau
3. Darunavir/cobicistat 800 mg/150 mg, 1 x 1 tablet per hari; DAN
4. klorokuin fosfat 2 x 500 mg/hari atau hidroksiklorokuin (HCQ) 2 x 200 mg/hari.
Terapi diberikan selama 5-20 hari berdasarkan perubahan klinis.
 Pada kasus membutuhkan terapi oksigen atau perburuk secara cepat :
Terapi poin 2 dihentikan dan diganti remdesivir (RDV) 200 mg (hari 1) dilanjutkan 100 mg (hari 2-10)
dan klorokuin 2 x 500 mg/hari atau HCQ 200 mg, 2 kali perhari. Obat selama 5-20 hari.
 berdasarkan perubahan klinis. Jika nilai Brescia- COVID respiratory severity scale (BCRSS) ≥2, berikan
deksametason 20 mg/hari selama 5 hari dilanjutkan 10 mg/hari selama 5 hari dan/atau tocilizumab.

Pneumonia berat, ARDS/gagal napas, gagal hemodinamik, atau membutuhkan ventilasi mekanik :
RDV 200 mg (hari 1), 100 mg (hari 2-10); DAN klorokuin fosfat 2 x 500 mg/hari atau HCQ 2 x 200 mg/
hari.
Kombinasi diberikan selama 5-20 hari. Jika RDV tidak tersedia, berikan suspensi LPV/r 5 mL, 2 kali per
hari atau suspensi DRV/r; DAN HCQ 2 x 200 mg/hari.

Terapi ARDS :
Deksametason 20 mg/hari selama 5 hari dilanjutkan 10 mg/hari selama 5 hari atau tocilizumab.
Rekomendasi dosis tocilizumab adalah 8 mg/kgBB pada ≥ 30 kg dan 12 mg/kgBB pada < 30 kg. Dapat
diberikan sebanyak 3 kali dengan jarak 8 jam bila dengan satu dosis dianggap tidak ada perbaikan.
WHO sedang
merencanakan uji
klinis tidak tersamar
dan multinasional
terkait COVID-19
bernama
SOLIDARITY. Uji
tersebut akan membuat
empat kelompok, yaitu
kelompok LPV/r dan
ifn-beta, kelompok
LPV/r, kelompok CLQ
atau HCQ, dan
kelompok remdesivir.
B. Manajemen Simtomatik dan Suportif

• Indikasi oksigen adalah distress


pernapasan atau syok dengan
AB
desaturase, target kadar saturasi • Pasien yang dicurigai infeksi
oksigen >94%.
• Pada kondisi kritis, boleh bakteri dan bersifat sedini
mungkin.
langsung digunakan • Pada kondisi sepsis, antibiotik
nonrebreathing mask
harus diberikan dalam waktu 1
jam.
• Antibiotik yang dipilih adalah

O2 antibiotik empirik berdasarkan


dengan profil mikroba lokal.
KORTIKOST
EROID
• Kortikosteroid menurunkan mortalitas • Merekomendasikan untuk
dan waktu perawatan pada SARS kritis. menghindari pemberian
• Dosis yang diberikan adalah dosis
kortikosteroid bagi pasien
rendah-sedang (≤0.5-1 mg/kgBB
COVID-19 karena bukti
metilprednisolon atau ekuivalen) selama
kurang dari tujuh hari. yang belum kuat dan
penyebab syok pada
Shang, Russel, COVID-19 adalah
dkk dkk sekuens non-vasogenik

Society of
Critical Pedoman
• Merekomendasikan hidrokortison
Care di Italia
200 • Merekomendasikan
mg/hari boleh Medicine
deksametason 20
• Dipertimbangkan pada kasus COVID- mg/hari selama 5 hari
19 yang kritis dilanjutkan 10 mg/hari
selama 5 hari pada kasus
pasien COVID-19
Profilaksis
Vitamin C
Tromboemboli Vena
Profilaksis menggunakan antikoagulan low
Vitamin C diketahui memiliki fungsi molecular-weight heparin (LMWH)
fisiologis pleiotropik yang luas subkutan dua kali sehari lebih dipilih
dibandingkan heparin.

Bila ada kontraindikasi, WHO


dosis tinggi vitamin C dapat
menyarankan profilaksis mekanik,
dipertimbangkan pada ARDS
misalnya dengan compression stocking.
Plasma
Imunoterap
Konvalese
i
n
Plasma dari pasien yang
Wang, dkk. melakukan
telah sembuh COVID-19
identifikasi antibodi yang
diduga memiliki efek
berpotensial sebagai
terapeutik karena
vaksin dan antibodi
memiliki antibodi
monoklonal.
terhadap SARS-CoV-2.

Hasil akhir menemukan


bahwa antibodi 47D11
plasma konvalesen telah
memiliki potensi untuk
disetujui FDA untuk terapi
menetralisir SARS-CoV-2
COVID-19 yang kritis.
dengan berikatan pada
protein S.

Donor plasma harus sudah


bebas gejala selama 14
hari, negatif pada tes
deteksi SARS-CoV-2, dan
tidak ada kontraindikasi
donor darah.
C. Manajemen Pasien COVID-19 yang Kritis
Median waktu onset gejala sampai masuk
intensive care unit (ICU) adalah 9 – 10 hari • Terapi cairan konservatif;
dengan penyebab utama ARDS. Faktor risiko • Resusitasi cairan dengan kristaloid;
meliputi usia di atas 60 tahun, memiliki •Norepinefrin sebagai lini pertama agen
komorbid, umumnya hipertensi, penyakit jantung vasoaktif pada COVID-19 dengan syok
dan diabetes melitus, dan neonatus. Tatalaksana
•Antibiotik spektrum luas sedini mungkin pada
pasien kritis COVID-19 memiliki prinsip dugaan koinfeksi bakteri sampai ditemukan
penanganan yang sama dengan ARDS pada bakteri spesifik; Pilihan utama obat demam
umumnya. adalah acetaminofen
•Penggunaan imunoglobulin intravena (IVIg)
dan plasma konvalesen COVID-19 telah
Pada kondisi pelayanan tidak memadai dilaporkan, tetapi belum direkomendasikan
untuk ventilasi invasif, dapat rutin
dipertimbangkan pemberian oksigen •Mobilisasi pasien setiap 2 jam untukmencegah
nasal dengan aliran tinggi atau ventilasi ulkus dekubitus
noninvasif dengan tetap mengutamakan •Berikan nutrisi enteral dalam 24-48 jam
kewaspadaan karena risiko dispersi dari pertama.
aerosol virus lebih tinggi.
D. Ventilasi Mekanik pada COVID-19
Saat melakukan ventilasi mekanik invasif, operator wajib waspada, mengenakan alat
pelindung diri lengkap, dan memakai masker N95 ketika prosedur intubasi. Upayakan
rapid sequence intubation (RSI). Strategi ventilasi yang direkomendasikan Society of
Critical Care Medicine pada Surviving Sepsis Campaign
Pertahankan volume tidal rendah (4-8 mL/kg berat badan
prediksi)

Target plateau pressure (Pplat) < 30 cm H2O

PEEP lebih tinggi pada pasien ARDS berat, waspada barotrauma

Ventilasi posisi pronasi selama 12-16 jam (dikerjakan tenaga ahli)

Agen paralitik dapat diberikan pada ARDS sedang/ berat untuk


proteksi ventilasi paru.

Untuk hipoksemia refrakter, dipertimbangkan venovenous


extracorporeal membrane oxygenation (VV ECMO).
E. Perawatan di Rumah (Home Care)
 Pasien dengan infeksi ringan boleh tidak dirawat di rumah sakit, tetapi pasien harus diajarkan langkah
pencegahan transmisi virus. Isolasi di rumah dapat dikerjakan sampai pasien mendapatkan hasil tes virologi
negatif dua kali berturut-turut dengan interval pengambilan sampel minimal 24 jam. Bila tidak
memungkinkan, maka pasien diisolasi hingga dua minggu setelah gejala hilang.

 Beberapa pertimbangan indikasi rawat di rumah antara lain: pasien dapat dimonitor atau ada keluarga yang
dapat merawat; tidak ada komorbid seperti jantung, paru, ginjal, atau gangguan sistem imun; tidak ada
faktor yang meningkatkan risiko mengalami komplikasi; atau fasilitas rawat inap tidak tersedia atau tidak
adekuat.

 Selama di rumah, pasien harus ditempatkan di ruangan yang memiliki jendela yang dapat dibuka dan
terpisah dengan ruangan lainnya. Anggota keluarga disarankan tinggal di ruangan yang berbeda. Bila tidak
memungkinkan, jaga jarak setidaknya satu meter. Penjaga rawat (caregiver) sebaiknya satu orang saja dan
harus dalam keadaan sehat. Pasien tidak boleh dijenguk selama perawatan rumah.

 Pasien sebaiknya memakai masker bedah dan diganti setiap hari, menerapkan etika batuk, melakukan cuci
tangan dengan langkah yang benar, dan menggunakan tisu sekali pakai saat batuk/bersin. Pasien harus
disediakan alat makan tersendiri yang setiap pakai dicuci dengan sabun dan air mengalir. Lingkungan pasien
seperti kamar dan kamar mandi dapat dibersihkan dengan sabun dan detergen biasa, kemudian dilakukan
desinfeksi dengan sodium hipoklorit 0,1%
F. Kriteria Pulang dari Rumah Sakit

WHO merekomendasikan pasien dapat


dipulangkan ketika klinis sudah membaik
dan terdapat hasil tes virologi yang negatif
dua kali berturut-turut. Kedua tes ini
minimal dengan interval 24 jam.
PENCEGAHA Vaksin
N Salah satu upaya yang sedang
dikembangkan adalah pembuatan
vaksin guna membuat imunitas dan
mencegah transmisi

2 uji klinis fase I vaksin


COVID-19 merupakan penyakit yang COVID-19
baru ditemukan oleh karena itu Studi pertama dari National Institute of
pengetahuan terkait pencegahannya Health (NIH) menggunakan mRNA-1273
masih terbatas. Kunci pencegahan dengan dosis 25, 100, dan 250 μg.
meliputi pemutusan rantai penularan
dengan isolasi, deteksi dini, dan Studi kedua berasal dari China
menggunakan adenovirus type 5 vector
melakukan proteksi dasar dengan dosis ringan, sedang dan tinggi
Deteksi dini dan Insert Your Image Higiene, Cuci Tangan, dan Disinfeksi
Isolasi Rekomendasi WHO dalam menghadapi
Seluruh individu yang memenuhi kriteria suspek atau pernah wabah COVID-19 adalah melakukan
berkontak dengan pasien yang positif COVID-19 harus segera proteksi dasar, yang terdiri dari cuci tangan
berobat ke fasilitas kesehatan. secara rutin dengan alkohol atau sabun dan
air.
WHO juga sudah membuat instrumen penilaian risiko bagi
petugas kesehatan yang menangani pasien COVID-19 sebagai Perilaku cuci tangan harus diterapkan oleh
panduan rekomendasi tindakan lanjutan. seluruh petugas kesehatan pada lima waktu,
yaitu :
1. sebelum menyentuh pasien,
Bagi kelompok risiko tinggi, direkomendasikan pemberhentian
2. sebelum melakukan prosedur,
seluruh aktivitas yang berhubungan dengan pasien selama 14 hari,
3. setelah terpajan cairan tubuh,
pemeriksaan infeksi SARS-CoV-2 dan isolasi.
4. setelah menyentuh pasien dan,
5. setelah menyentuh lingkungan pasien.
 Pada kelompok risiko rendah, dihimbau melaksanakan
pemantuan mandiri setiap harinya terhadap suhu dan gejala
pernapasan selama 14 hari dan mencari bantuan jika keluhan
memberat.126 Pada tingkat masyarakat, usaha mitigasi meliputi
pembatasan berpergian dan kumpul massa pada acara besar
(social distancing).
Penggunaan Masker N95

Alat Pelindung Diri Berdasarkan rekomendasi CDC, petugas kesehatan yang


merawat pasien yang terkonfirmasi atau diduga COVID-19
Komponen APD terdiri atas sarung dapat menggunakan masker N95 standar.130 Masker N95
juga digunakan ketika melakukan prosedur yang dapat
tangan, masker wajah, kacamata
menghasilkan aerosol, misalnya intubasi, ventilasi, resusitasi
pelindung atau face shield, dan gaun jantung-paru, nebulisasi, dan bronkoskopi.
nonsteril lengan panjang.
Masker N95 dapat menyaring 95% partikel ukuran 300 nm
meskipun penyaringan ini masih lebih besar dibandingkan
ukuran SARS-CoV-2 (120-160 nm).

Profilaksis Pascapajanan
• Arbidol dapat menjadi pilihan profilaksis SARS-CoV-2
berdasarkan studi kasus kontrol Zhang J, dkk. Penanganan Jenazah
• Arbidol protektif di lingkungan keluarga dan petugas Penanganan jenazah dengan COVID-19 harus
kesehatan. mematuhi prosedur penggunaan APD baik ketika
• Dosis arbidol sebagai profilaksis adalah 200 mg pemeriksaan luar atau autopsi. Seluruh prosedur
sebanyak tiga kali sehari selama 5-10 hari. autopsi yang memiliki potensi membentuk
aerosol harus dihindari.
Mempersiapkan
Daya Tahan Tubuh
• Terdapat beragam upaya dari berbagai
literatur yang dapat memperbaiki daya tahan
tubuh terhadap infeksi saluran napas.
Beberapa di antaranya adalah berhenti
merokok dan konsumsi alkohol, memperbaiki
kualitas tidur, serta konsumsi suplemen.

• Salah satu suplemen yang dapat bermanfaat


yaitu vitamin D. Suatu meta-analisis dan
telaah sistematik menunjukkan bahwa
suplementasi vitamin D dapat secara aman
memproteksi diri terhadap infeksi saluran
napas akut.
KOMPLIKASI

Komplikasi utama pada pasien COVID-19 adalah ARDS, tetapi


yang, dkk. menunjukkan data dari 52 pasien kritis bahwa
komplikasi tidak terbatas ARDS, melainkan juga komplikasi
03
lain seperti gangguan ginjal akut (29%), jejas kardiak (23%),
disfungsi hati (29%), dan pneumotoraks (2%). Komplikasi lain
yang telah dilaporkan adalah syok sepsis, koagulasi
intravaskular diseminata (KID), rabdomiolisis, hingga
pneumomediastinum.
PROGNOSIS

95% 53% 38%

Prognosis COVID-19 dipengaruhi banyak faktor. Studi Yang X, dkk. melaporkan


tingkat mortalitas pasien COVID-19 berat mencapai 38% dengan median lama
perawatan ICU hingga meninggal selama 7 hari. Peningkatan kasus yang cepat
dapat membuat rumah sakit kewalahan dengan beban pasien yang tinggi. Hal ini
meningkatkan laju mortalitas di fasilitas tersebut. Laporan lain menyatakan
perbaikan eosinofil pada pasien yang awalnya eosinofil rendah diduga dapat
menjadi prediktor kesembuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Rothan HA, Byrareddy SN. The epidemiology and pathogenesis of coronavirus disease (COVID-19) outbreak. J Autoimmun. 2020; published online March 3. DOI:
10.1016/j.jaut.2020.102433.
Ren L-L, Wang Y-M, Wu Z-Q, Xiang Z-C, Guo L, Xu T, et al. Identification of a novel coronavirus causing severe pneumonia in human: a descriptive study. Chin Med
J. 2020; published online February 11. DOI: 10.1097/CM9.0000000000000722.
Huang C, Wang Y, Li X, Ren L, Zhao J, Hu Y, et al. Clinical features of patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. Lancet. 2020;395(10223):497-
506.
World Health Organization. Naming the coronavirus disease (COVID-19) and the virus that causes it [Internet]. Geneva: World Health Organization; 2020 [cited 2020
March 29]. Available from: https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/technical-guidance/naming-the-coronavirus-disease-(covid-
2019)-and-the-virus-that-causes-it.
World Health Organization. Coronavirus disease 2019 (COVID-19) Situation Report – 70 [Internet]. WHO; 2020 [updated 2020 March 30; cited 2020 March 31].
Available from: https://www.who.int/ docs/default-source/coronaviruse/situation-reports/20200330- sitrep-70-covid-19.pdf?sfvrsn=7e0fe3f8_2

World Health Organization. WHO Director-General’s opening remarks at the media briefing on COVID-19 - 11 March 2020 [Internet]. 2020 [updated 2020 March
11]. Available from: https://www.who.int/dg/speeches/detail/who-director-general-s-opening-remarks-at-the-media-briefing-on-covid-19---11- march-2020.
Wu Z, McGoogan JM. Characteristics of and Important Lessons From the Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Outbreak in China: Summary of a Report of 72314
Cases From the Chinese Center for Disease Control and Prevention. JAMA. 2020; published online February 24. DOI: 10.1001/jama.2020.2648.
World Health Organization. Situation Report – 10 [Internet]. 2020 [updated 2020 January 30; cited 2020 March 15]. Available from:
https://www.who.int/docs/default-source/ coronaviruse/situation-reports/20200130-sitrep-10-ncov. pdf?sfvrsn=d0b2e480_2.
World Health Organization. Situation Report – 42 [Internet]. 2020 [updated 2020 March 02; cited 2020 March 15]. Available from: https://www.who.int/docs/default-
source/ coronaviruse/situation-reports/20200302-sitrep-42-covid-19. pdf?sfvrsn=224c1add_2.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Info Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan RI [Internet]. 2020 [updated 2020 March 30; cited 2020 March 31].
Available from: https:// infeksiemerging.kemkes.go.id/.

Anda mungkin juga menyukai