Anda di halaman 1dari 13

Rekonsiliasi Fiskal

Rekonsiliasi Fiskal adalah suatu proses penyesuaian-penyesuaian laporan laba/rugi fiskal


berdasarkan ketentuan perundangundangan perpajakan di indonesia sehingga diperoleh
laba/rugi fiskal sebagai dasar untuk perhitungan pajak penghasilan untuk satu tahun tertentu.
• Berdasarkan pengertian di atas dapt disimpulkan bahwa ada tiga unsur penting dari proses
rekonsialisi fiskal diantaranya adalah :
1.Laporan Laba Rugi Komersial Dasar untuk membuat laporan rekonsiliasi fiskal adalah
laporan laba/rugi.
2.Koreksi/Penyesuaian Fiskal Koreksi/Penyesuaian dilakukan jika terjadi kesalahan atau
ketidakcocokan antara peraturan/ketentuan satau dengan lainnya.
3.Laba/Rugi Fiskal Hasil dari proses koreksi/penyesuaian terhadap penghasilan atau biaya di
dalam laporan laba/rugi fiskal berdasarkan ketentuan perundang-undangan adalah laba/rugi
fiskal.
Dasar Hukum

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan


sebagaimana telah beberapa kali perubahan, Pertama: Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1991, Kedua: Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994,
Ketiga: UndangUndang Nomor 17 Tahun 2000 dan diubah terakhir
dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 46 Tentang


Akuntansi Pajak Tangguhan.
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa perbedaan ini terjadi karena perbedaan
asumsi/metode yang diapaki didalam akuntansi komersial dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Secara umum terdapat dua perbedaan
pengakuan baik penghasilan maupun biaya antara akuntansi komersial dengan
perpajakan (fiskal) yang menyebabkan terjadinya koreksi fiskal, yaitu:

1. Beda Tetap (Permanent Different)


Beda Tetap merupakan perbedaan pengakuan baik penghasilan maupun biaya antara akuntansi
komersial dengan ketentuan Undang-undang PPh yang sifatnya permanen. Artinya koreksi fiskal
yang dilakukan tidak akan diperhitungkan dengan laba kena pajak tahun pajak berikutnya. Jadi
dapat disimpulkan bahwa beda tetap ini secara permanent, Ketika tahun atau periode sekarang
suatu penghasilan/biaya tidak dapat diakui sebagai penghasilan/biaya menurut undang-undang.
2. Beda Waktu (Time Different)
Selain Beda tetap ada satu beda yang disebut dengan beda waktu. Beda Waktu merupakan perbedaan
pengakuan baik penghasilan maupun biaya antara akuntansi komersial dengan ketentuan.

• Koreksi positif dan koreki negatif

Di dalam rekonsiliasi fiscal ada dua koreksi yaitu koreksi positif dan koraksi negative. Koreksi
positif adalah suatu koreksi dimana koreksi ini akan menyebabkan laba fiscal akan menjadi
meningkat atau bertambah.

Sedangkan Koreksi negatif adalah suatu koreksi dimana koreksi ini akan menyebabkan laba fiscal
akan menjadi menurun atau berkurang.
Contoh Kasus Rekonsiliasi Fiskal
• PT. BERSAMA bergerak dalam bisnis perdagangan Kain Batik yang merupakan Wajib Pajak Badan yang
berdomisili di Pekalongan. Data laporan keuangan tahun 2009 adalah sebagai berikut :

Beban listrik dan telepon kantor   Rp 24.000


Penjualan       Rp 1.250.000
(termasuk penjualan kepada instansi   PBB dan Bea Materai     Rp 3.000
pemerintah sebesar Rp. 200.000 harga   Penyusutan asset tetap     Rp 40.000
belum termasuk PPN)       Premi asuransi kebakaran pabrik   Rp 10.000
Persediaan 1 januari Bantuan untuk panitia HUT RI   Rp 5.000
2009     Rp 200.000 Sumbangan untuk panti asuhan Rizky   Rp 8.000
Pembelian       Rp 1.000.000
Persediaan, 31 Desember 2009   Rp 720.000 Pendapatan lain lain :      
Beban Operasional :     Sewa kendaraan boks kepada Fa.Maju   Rp 9.850
Gaji       Rp 55.000 (setelah
Tunjangan transport karyawan   Rp 45.000 pph)        
Beban makan kantor     Rp 6.000 Keuntungan selisih
kurs     Rp 5.000
Beban pengobatan ditanggung perusahaan   Rp 20.000
Penerimaan kembali PBB yang telah dibebankan Rp 5.000
Beban Training karyawan     Rp 15.000
Jasa Giro Bank Jaya (sebelum Pph)   Rp 2.000
Beban seragam satpam     Rp 12.000
Penghasilan bunga deposito (sebelum
Beban sanksi administrasi pajak   Rp 10.000 Pph)   Rp 2.000
Beban bunga pinjaman     Rp 7.000 Laba neto penjualan singapura   Rp 1.000
Cadangan penghapusan piutang   Rp 5.000 (sebelum dipotong pajak penghasilan   Rp 200.000
Beban jamuan tamu tanpa daftarnominatif   Rp 10.000 negara sumber sebesar 20%)    
Keterangan tambahan :
Harga beli
Jenis Asset Tahun Beli
ribuan(Rp)
Bangunan 06-Jul-06 Rp 400.000
Permanen    
Kelompok I 10-Des-10 Rp 60.000

 Penyusutan fiskal menggunakan metode garis lurus


 Persediaan akhir dinilai dengan metode LIFO, sedangkan apabila dinilai dengan metode
FIFO sebesar Rp. 700.000.000
 Membayar PPh pasal 22 sebesar (1.5% x Rp. 200.000.000) = Rp. 3.000.000
 Membayar PPh pasal 23 sebesar (1.5% x Rp. 10.000.000) = Rp. 150.000
 Membayar PPh pasal 25 selama 12 bulan untuk setiap masa pajak Rp. 5.000.000 selama
tahun 2009.
• Pertanyaan :
1. Buatlah rekonsiliasi fiskal untuk PT. RAFI, sehingga diketahui Penghasilan Kena Pajaknya.

2. Hitunglah PPh pasal 29 untuk tahun 2009

3. Hitunglah PPh pasal 25 untuk tahun 2010


JAWABAN
PT.BERSAMA
Rekonsialiasi fiskal tahun 2009

Menurut Koreksi Fiskal


Keterangan Menurut Fiskal Keterangan
Akuntansi Positif Negatif
Penjualan Rp 1.250.000     Rp 1.250.000  
HPP :          
Persediaan awal Rp 200.000     Rp 200.000  
Pembelian Rp 1.000.000     Rp 1.000.000  
Persediaan akhir Rp 720.000   Rp 20.000 Rp 700.000 Pasal 10 ayat 6
  Rp 480.000     Rp 500.000  
Penghasilan bruto usaha      
Rp 770.000 Rp 750.000
     
Beban Operasional:
Gaji Rp 55.000     Rp 55.000  
Tunjangan transport      
Rp 45.000 Rp 45.000
Karyawan      
Beban makan kantor Rp 6.000     Rp 6.000  
Beban pengobatan  
Rp 20.000 Rp 20.000 0 Pasal 9 ayat 1
ditanggung perusahaan  
Beban training karyawan Rp 15.000     Rp 15.000  
Beban seragam satpam Rp 12.000     Rp 12.000  
Beban sanksi administrasi pajak Rp 10.000 Rp 10.000   0Pasal 9 ayat 1
Beban bunga pinjaman Rp 7.000     Rp 7.000  
Cadangan penghapusan piutang Rp 5.000 Rp 5.000   0Pasal 9 ayat 1
Beban jamuan tamu  
Rp 10.000 Rp 10.000 0 SE-27/PJ.22/1986
tanpa daftar nominatif  
Beban listrik dan telepon kantor Rp 24.000     Rp 24.000  
PBB dan Bea materai Rp 3.000     Rp 3.000  
Penyusutan asset tetap Rp 40.000 Rp 5.000   Rp 35.000 Pasal 11 ayat 6
Premi asuransi kebakaran      
Rp 10.000 Rp 10.000
pabrik      
Bantuan untuk panitia HUT RI Rp 5.000 Rp 5.000   0Pasal 9 ayat 1
Sumbangan untuk panti  
Rp 8.000 Rp 8.000 0 Pasal 9 ayat 1
asuhan Rizky  
Total beban operasional : Rp 275.000     Rp 212.000  
Penghasilan neto usaha Rp 495.000     Rp 538.000  
Penghasilan dari luar usaha :          

Sewa kendaraan boks    


Rp 9.850 Rp 150 Rp 10.000
kepada Fa.Maju    

Keuntungan selisih kurs Rp 5.000     Rp 5.000 Pasal 4 ayat 1

Penerimaan kembali PBB Rp 5.000     Rp 5.000  

Jasa Giro bank Jaya Rp 2.000   Rp 2.000 0Pasal 4 ayat 2

Penghasilan bunga deposito Rp 1.000   Rp 1.000 0Pasal 4 ayat 2

Total penghasilan dari luar usaha : Rp 22.850     Rp 20.000  

Beban dari luar usaha :          

Laba bersih usaha dalam negeri Rp 517.850     Rp 558.000  

Penghasilan dari singapura Rp 200.000     Rp 200.000  

Penghasilan kena pajak Rp 717.850     Rp 758.000  


Pph pasal 29 :
Pph pasal terutang
(50% x 28%) x Rp. 758.000.000 Rp 106.120.000
Kredit pajak:
Pph pasal 22 Rp 3.000.000
Pph pasal 23 Rp 150.000
Pph pasal 24 :
Kredit pajak maximal singapura
(200.000.000 : 758.000.000) X 106.120.000 Rp 28.000.000
20% x 200.000.000 Rp 40.000.000
Pph pasal 24 : Rp -
Pph pasal 25 Rp 60.000.000
Pph kurang bayar Rp 14.970.000
Pph pasal 25 tahun 2010

Pph terhutang Rp 106.120.000

Pph pasal 22 Rp 3.000.000

Pph pasal 23 Rp 150.000

Pph pasal 24 Rp 28.000.000

Pph pasal 25 selama 1 tahun Rp 74.970.000

Pph pasal 25 perbulan Rp 6.247.000

Anda mungkin juga menyukai