Anda di halaman 1dari 16

Batuan/Mineral

Citra
LANDSAT
Semarang
5 s/d 7 km
163 m BARAT
+ 2 km LAUT
QUARRY Tidak ditambang
Indonesia
(untuk green belt)

muka
airtanah batas bawah
163 m penambangan (10 m dpl)
75 -100 m dpl
BARAT
LAUT
Keterangan
Satuan Batugamping
Satuan Batupasir
PENAMPANG MELINTANG PULAU
NUSAKAMBANGAN (TANPA SKALA)
DINAMIKA PROSES DI PERMUKAAN BUMI

Faktor dinamik AKTIF: 1. Gravitasi Faktor dinamik PASIF: 5. Litologi


2. Iklim 6. STRUKTUR GEOLOGI
3. Aksi biologi 7. Posisi di permukaan
4. TEKTONIKA AKTIF
(Campy & Macaire, 1989)
Geologi dan tanah
Mineral dengan Tingkat Kestabilan Menurun
Primer Sekunder
• Zirkon • Anatase
• Rutil • Gibsit
• Turmalin • Hematit
• Ilmenit • Kaolinit
• Garnet • Pedogenik klorit
• Kuarsa • Smektit
• Epidot • Vermikulit
• Sphen • Illit
• Muskovit • Haloisit
• Mikrolin • Sapiolit (dan poligarskit)
• Ortoklas • Alofan (dan imogolit)
• Sodik plagioklas • Kalsit (CaCO3)
• Kalsik plagioklas • Gipsum
• Hornblende • Halit (NaCl)
• Klorit
• Augit
• Biotit Kestabilan ditentukan oleh:
• Serpentin
• Tingkat kristalisasi
• Kaca vulkanik
• ApatitOlivin • Bahan penyusun
• Banyak mengandung kation basa  tidak stabil
Kestabilan Batuan/Mineral
• Mudah atau tidaknya melapuk tergantung
dari struktur kimia dan tingkat kristaliasi
dari batuannya
– Batuan yang banyak mengandung tetrahedral
bebas  rantai tunggal  rantai ganda  lapisan
(sheet): Semakin banyak ikatan dengan kation
basa dengan Si4+ lebih mudah terombak 
semakin kecil ratio tsb. Perombakan terjadi
dengan rusaknya ikatan kation basa-tetrahedral
– Kristalisasi terjadi dan terombak dimulai juga
pada kayanya tetrahedral (alumina dan silika) oleh
kation basa
• Temperatur, tingkat keasaman air sangat
berperan dalam kestabilan mineral terhadap
perombakan
• Kesabilan mineral juga ditentukan oleh:
– Keberadaan ion dalam kondisi reduktif
(terutama besi fero)  teroksidasi akan
memecahkan struktur kristalnya.
– Jumlah oksigen yang terikat dalam sruktur
mineral tsb. Semakin banyak semakin
berkurang kestabilannya.
– Adanya rongga dalam struktur yang diakibatkan
oleh sebagian volume terisi dengan oksigen
– Semakin banyak prosentase sel yang tersingkap
di permukaan (ukuran partikel)  semakin
kurang stabil mineral tsb.
– Keberadaan/kontak asosiasi mineral satu
dengan lainnya.
Mineral Dapat Lapuk

• Berukuran debu – pasir, meliputi:


feldspar, feldsathoid, feromagnesium,
gelas volkan, mika, zeolit, dan apatit
• Berukuran lempung: semua lempung
2/1, sepiolit, talk, glukonit.
Tahapan Pelapukan Mineral
Halus
• Pelapukan tahap awal/early
– Halit, gipsum, sulfida, garam larut  mudah
larut/teruapkan
– Kalsit, dolomit, apatit  berbahan karbonat atau
fosfat
– Olivin, amfibol, piroksin  silikat primer kaya
basa
– Biotit, glaukonit, mafik klorit, nontronit 
filosilikat primer kaya dengan Fe dan Mg
– Feldspar (albit, K-feldspar)  tektosilikat dengan
substitusi isomorfik
– Kuarsa  tektosilikat tanpa substitusi isomorfik
• Pelapukan menengah/intermediate
– Muskofit  pilosilikat primer kaya Fero dan Mg
– Vermikulit  alterasi mika kaya Feri dan Mg
– Smektit  Rendah Feri dan Mg
– Klorit  hidroksil Al interlayer dari filosilikat

• Pelapukan lanjut/advance
– Kaolin/haloisit  miskin kation basa, 1/1
– Gibsit, alofan  mineral kaya Al
– Oksida besi (geotit, hematit)  kaya Fe
– Oksida titanium (anatase, rutil, ilmenit), zirkon,
korundum  mineral sisa
Tabel I. Tingkat pelapukan dan mineral dalam tanah
Tingkat pelapukan Pewakilan Mineral Tipe tanah

Tingkat pelapukan "awal" Tanah didominasi oleh mineral tersebut


(lempung & debu) merupakan tanah muda
1. Gipsum (juga halit, natrium nitrat) di dunia tapi tanah tua di gurun yang
2. Kalsit (juga dolomit dan apatit) jumlah air terbatas menyebabkan proses
kimia terhambat.
3. Olivm-homblende (juga piroksin)
4. Biotit (juga glaukonit, nontronit)
5. Albit (juga anortit, mikrolin, ortoklas)
Tingkat pelapukan "rnenengah" Tanah didominasi oleh mineral tersebut
(debu halus & lempung) terutama di daerah
6. Kuarsa "sedang", penghasil gandum dan jagung
7. Muskofu (juga ilit) zone di dunia.

8. 2:1 silikat (termasuk vermikulit, hidrat-mika


yang mengembang)

9. Montmorillonit
Tingkat pelapukan "lanjut" Daerah pelapukan intensif di tropis basah,
didominasi oleh mineral tersebut
10. Kaolinit (lempung), dicirikan oleh kesuburan yang
11. Gibsit rendah.

12. Hematit (juga geotit, limonit)


13. Anatase

Sumber: Jackson & Sherman. 1953


Umur suatu tanah dapat ditentukan berdasar atas komposisi mineraloginya.
1. Tanah muda: Mengandung hampir semua mineral primer, tapi garam terlarutkan
seperti gipsum dan kalsit dapat telah terlindi. Masih mengandung semua mineral
yang terkandung dalam bahan induk tanah tersebut.
2. Pematangan awal: Hampir semua mineral yang berukuran lempung yang
mengandung ion Ca, Mg dan fero (hornblende, biotik, plagioklas feldspar) tidak
dijumpai di horison A. Lempung silikat terbentuk dan terakumulasi di horison B,
tipe lempung 2/1 mendominasi koloid tanah ini.
3. Pematangan akhir: Hampir semua mineral primer yang berukuran lempung dan
sebagian besar dari mineral berukuran debu telah melapuk; tipe lempung 2/1
digantikan oleh tipe 1/1. Kandungan aluminium dan besi oksida cenderung
meningkat.
4. Tanah tua: Hampir semua lempung dan debu telah hilang di horison A akibat
pelapukan dan pelindian; Quartz dan feldsfar ukuran pasir mendominasi horison
A; B horison kaya dengan lempung 1/1 dan oksida.

Anda mungkin juga menyukai