Cairan Pleura1
Cairan Pleura1
●
Pleura parietalis melapisi toraks atau rongga dada
sedangkan pleura viseralis melapisi paru-paru.
●
Di antara pleura terdapat ruangan yang disebut
spasium pleura, yang mengandung sejumlah kecil
cairan yang melicinkan permukaan dan
memungkinkan keduanya bergeser secara bebas pada
saat ventilasi. Cairan tersebut dinamakan cairan pleura.
Cairan ini terletak antara paru dan thoraks
Cairan pleura berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan
pleura parietalis dan pleura viseralis bergerak selama
pernapasan dan untuk mencegah pemisahan toraks dan paru
yang dapat dianalogkan seperti dua buah kaca objek yang akan
saling melekat jika ada air Kedua kaca objek tersebut dapat
bergeseran satu, dengan yang lain tetapi keduanya sulit dipisahkan
●
Cairan pleura dalam keadaan normal akan bergerak
dari kapiler di dalam pleura parietalis ke ruang pleura
kemudian diserap kembali melalui pleura viseralis. Hal
ini disebabkan karena perbedaan tekanan antara tekanan
hidrostatik darah yang cenderung mendorong cairan keluar
dan tekanan onkotik dari protein plasma yang cenderung
menahan cairan agar tetap di dalam.
Gambaran Anatomi Pleura
PENGERTIAN EFUSI PLEURA
Efusi pleura adalah kondisi yang
ditandai oleh
penumpukan cairan di antara dua
lapisan pleura (membran yang
memisahkan paru-paru dengan
dinding dada bagian dalam).
Eksudat ialah cairan dan sel yang keluar dari kapiler dan masuk ke dalam
jaringan pada waktu radang.
Sifat-sifat eksudat ialah mengandung lebih banyak protein daripada cairan
jaringan normal, berat jenisnya lebih tinggi dan dapat membeku.
Misalnya penderita TB
Transudat ialah Cairan jaringan yang terjadi karena hal lain atau bukan
radang, misalnya karena gangguan sirkulasi, mengandung sedikit protein,
berat jenisnya rendah dan tidak membeku,
Transudat misalnya terjadi pada penderita penyakit jantung. Pada
penderita payah jantung , tekanan dalam pembuluh dapat meninggi
sehingga cairan keluar dari pembuluh dan masuk ke dalam jaringan.
Manifestasi kinik yang muncul adalah
1.Sesak nafas
2.Nyeri dada
3.Kesulitan bernafas
4.Peningkatan suhu tubuh jika ada infeksi
5.Keletihan
6.Batuk
Penyebab Efusi
Pleura Transudat
Hipoproteinemia
Sindrom ginjal
Atelektasis paru-paru
Miksedema
Dialisis peritonial
Embolisme paru-paru
Sindrom Meig
Uropati obstruktif
Penyebab Efusi
Pleura Eksudatif
Tumor
Infeksi
Trauma
Infarksiparu-paru
Embolisme paru-paru
Gangguan kekebalan
Pankreatitis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Radiologi
Biopsi pleura
Pemeriksaan
Laboratorium Cairan
Pleura
A. Pengambilan Spesimen
Bahan pemeriksaan berupa : cairan pleura,
rongga perut (ascites), pericardium, sendi, kista,
hydrocele, dan lainnya yang membentuk suatu
cairan dalam rongga. Cairan tersebut didapat
melaui punksi. Spesimen dipisahkan menjadi 2
bagian tabung pertama steril (biakan) dan tabung
kedua untuk pemeriksaan rutin dengan
antikoagulan Natrium Sitrat 20% atau heparin.
PERSIAPAN BAHAN DAN ALAT
Stetoskop Lidocain 2%
Sarung tangan steril Alkohol 70%
Spuit 5 cc dan 50 cc Plester
Three way stopcock
Kateter vena No. 14
kasa steril
Blood set
Betadin
Prosedur
pengambilan sampel
Pasang
jarum ukuran 18 pada sisi 1 dari stopkran, selang infus set pada sisi
2 (untuk pembuangan) dan spuit 50 cc pada sisi 3 (untuk aspirasi). Teknik:
Tusukkan jarum melalui ruang interkosta dengan posisi kran
Guna pemeriksaan :
Untuk menentukan jenis cairan yang diperiksa
Syarat pemeriksaan :
Harus dilakukan dengan cepat karena mudah terjadi
desintegrasi, oleh karena itu pemeriksaan yang pertama kali
dilakukan adalah pemeriksaan cytology.
ANALITIK
MAKROSKOPIS
MIKROSKOPIS
Parameter pemeriksaan yang umum diperiksa pada transudat eksudat adalah
sebagai berikut :
a. Makroskopik
- Warna
- Kejernihan
- Bekuan
- BJ
- pH
b. Mikroskopik
- Hitung Jumlah Sel
- Hitung Jenis Sel (Diff.Count)
c. Kimiawi
- Rivalta
- Protein
- Glukosa
d. Bakteriologi dan Jamur
- Pewarnaan Gram
- Sediaan KOH 10%
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS
No Parameter Penilaian
interpretasi hasil
Transudat : Tidak berwarna, jernih
Eksudat : Kuning dll, agak keruh
Interpretasi hasil
Transudat : kuning muda
Eksudat :bermacam macam
tergantung dari penyebabnya
Hijau : bilirubin
Merah : darah
Putih kekuningan : pus
Putih susu : chylus
Biru kehijauan : bakteri pyocyanus
NORMAL ABNORMAL
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
Perhitungan :
Hasil = Jumlah x 50……..sel/mm3 Transudat Eksudat
Nilai rujukan : Jumlah leukosit < 1000 mm3
LANJUTAN..
Hitung Jenis Sel
Metode : Giemsa Stain
- Objek Gelas
- Kaca Penghapus
- Sentrifuge
- Tabung reaksi
- Metanol absolut
- Giemsa
- Timer
Spesimen : Transudat Eksudat
Cara Kerja :
Apabila cairan jernih maka cairan dilakukan sentrifugasi 5
menit 3000 rpm dibuat hapusan tebal, namun bila cairan
sudah keruh dan berkeping-keping maka dapat langsung
dibuat sediaan hapus tipis/tebal.
Diteteskan pada objek gelas dan dibuat preparat hapusan tebal
- Beaker gelas
- Pipet tetes
- Asam asetat glasial (100%)
Spesimen : Transudat Eksudat
Cara Kerja :
- Dimasukkan 100 mL aqudest ke dalam beaker gelas dan
ditambah 1 tetes asam asetat glasial. Atau dimodifikasi
dengan asam asetat 1-2% dimasukkan dalam tabung reaksi
sebanyak 3 mL.
- Ditambah 1 tetes cairan transudat eksudat.
- Amati adanya kekeruhan pada larutan tersebut.
Interpretasi :
Prosedur kerja
Tetapkan lebih dahulu berat jenis cairan itu.
Prinsip : Protein dalam sampel bereaksi dengan ion cupri (II) dalam medium
alkali membentuk komplek warna yang dapat diukur dengan
spektrofotometer
Tujuan : Untuk menetapkan kadar protein dalam Transudat Eksudat.
Alat :
- Tabung reaksi
- Mikropipet 20 μLdan 1000 μL.
- Tip kuning dan biru.
- Fotometer
Reagensia :
- Reagen Kerja: Cupri (II) asetat 6 mmol/L, Kalium Iodida 12 mmol/L, NaOH
1,15 mol/L, deterjen.
- Reagen standard : 8,0 g/dL
- Stabilitas : Reagensia stabil setelah dibuka sampai kadaluarsa bila disimpan
pada suhu ruang.
Spesimen : Transudat Eksudat
Total Protein = Absorben sampel x konsentrasi standar (8,0 g/dL)
Absorben standard
= ..............g/dL
Interpretasi :
Protein Transudat < 2,5 g/dL
Pewarnaan Gram
Metode : Gram
Prinsip : Bakteri akan menerima zat warna ungu kristal violet/gentian violet, dengan
lugol akan terbentuk kompleks kristal violet iodin, yang akan larut pada bakteri
alkohol 95% pada bakteri gram negatif sehingga akan mengambil zat warna fuchsin
dan berwarna merah, sedangkan bakteri gram positif tetap berwarna ungu.
Tujuan : Untuk mengetahui adanya bakteri dalam Transudat Eksudat.
- Objek Gelas
- Sentrifuge
- Tabung reaksi
- Lampu spritus
- Gentian Violet 1% atau Kristal Violet 1%
- Lugol
- Alkohol 95%
- Fuchsin 1% atau Safranin 1%
- Timer
Spesimen : Transudat Eksudat
Cara Kerja :
- Apabila cairan jernih maka cairan dilakukan sentrifugasi 5 menit
3000 rpm dibuat hapusan tebal, namun bila cairan sudah keruh dan
berkeping-keping maka dapat langsung dibuat sediaan hapus tebal.
Diteteskan pada objek gelas dan dibuat preparat hapusan tebal
Prinsip : Struktur tampak jelas dengan penambahan KOH 10% sedangkan sel-sel lain akan lisis.
- Objek Gelas
- Cover gelas
- Pipet tetes
- Sentrifuge
- Tabung reaksi
Spesimen : Transudat Eksudat
Cara Kerja :
- Apabila cairan jernih maka cairan dilakukan sentrifugasi 5 menit 3000 rpm dibuat hapusan tebal,
namun bila cairan sudah keruh dan berkeping-keping maka dapat langsung dibuat sediaan hapus
tebal.
- Diteteskan pada objek gelas dan ditambahkan 1 tetes KOH 10%
- Dicampur dan ditutup dengan cover gelas.
- Diperiksa dimikroskop lensa objektif 10x dan 40x.
Interpretasi : Positif : Ditemukan adanya jamur berupa hifa dan spora
Prinsip
TERIMAKASI
H