Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.H


USIA 13 TAHUN DENGAN
GANGGUAN PSIKOLOGIS : CHILD
ABUSE
DI RUANG TULIP RS HARAPAN
MIMPI

MAELANI
SETIAWATI
AKX18015
PENGKAJIAN
Nama : An.H
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Umur : 13 Tahun
Ibu klien mengatakan bahwa pasien sering menyendiri, terdiam
Jenis Kelamin : Laki-laki
dan tidak mau bergaul dengan teman sebayanya. Klien
selalu menilai bahwa dirinya tidak berguna dan tidak
1. Keluhan Utama saat Masuk RS dicintai, selain itu dia selalu menolak untuk berinteraksi
Pada tanggal 3 januari 2021 pukul 09.00 WIB. Pasien An.H dengan orang lain, bahkan dia selalu menunduk ketika ada
datang ke RS diantar oleh ibunya dengan keluhan pasien yang mengajak berbicara kepadanya tidak pernah
sering menyendiri, dan juga tampak muram, ibu klien melakukan kontak mata dengan orang lain termasuk
juga mengatakan bahwa An.H tidak pernah seperti ini kepada ibunya sendiri. Ibu klien juga mengatakan klien
sebelumnya, karena An.H berubah semenjak ayahnya terdapat luka-luka dan memar dibagian tubuhnya, yang
bersikap kasar kepada anggota keluarganya. Sehingga dia didapatkan karena perbuatan ayahnya pada saat ditinggal
khawatir akan kondisi anaknya dan segera membawanya berjualan oleh ibunya, klien suka dipukul dan
diperlakukan kasar sehingga terdapat luka kecil dan
ke RS
memar pada bagian mulut dan bagian lutut klien sehingga
2. Keluhan Utama saat Di Kaji
klien agak sulit untuk berjalan
Ibu klien mengatakan pasien sering menyendiri
Data Fokus
01 02
Pemeriksaan Fisik Data Psikologis
1) Gaya Komunikasi
Kesadaran : Composmentis Pasien berbicara pelan dan lirih serta pada saat berkomunikasi pasien tidak melakukan kontak mata
1)Mulut pada lawan bicaranya
Bentuk simetris, mukosa bibir lembab, gigi 2) Gambaran Diri
lengkap dan bersih, tidak ada faringitis, tidak Klien merasa bahwa dirinya tidak dicintai oleh sang ayah dan ibu klien mengatakan khawatir terhadap
kondisi anaknya yang tidak seperti biasanya
terdapat labiopalatul sisis. Terdapat sedikit
3) Ideal diri
memar dan luka pada area mulut Ibu klien mengatakan berharap klien segera kembali seperti biasa mau berinteraksi dan bergaul dengan
2)Kaki teman sebaya nya dan tidak mempunyai pikiran bahwa dia tidak dicintai dan tidak berharga di
Kedua kaki berbentuk simetris, tidak ada mata sang ayah
fraktur, kaki terdapat memar pada bagian lutut 4) Harga diri
dengan cukup besar dan terdapat luka, akral Klien merasa bahwa dirinya tidak berharga bagi sang ayah
5) Identitas diri
teraba hangat Pasien berusia 13 tahun merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara, tinggal bersama ayah dan ibu beserta
kakaknya
6) Data Sosial
Pasien tidak dapat melakukan hubungan sosial (bergaul) / interaksi sosial baik dengan teman sebaya
nya atau dengan orang dewasa. Pasien memiliki sedikit teman.
NO Data Interprestasi Masalah

1 DS : Kekerasan dari orang tua Resiko Harga Diri Rendah


Ibu klien mengatakan bahwa pasien sering (ayah)
menyendiri, terdiam dan tidak mau bergaul dengan  
teman sebayanya. Klien selalu menilai bahwa
dirinya tidak berguna dan tidak dicintai, selain itu Kejiwaan
dia selalu menolak untuk berinteraksi dengan orang  
lain, bahkan dia selalu menunduk ketika ada yang
mengajak berbicara kepadanya tidak pernah Hub. Sosial
melakukan kontak mata dengan orang lain termasuk  
kepada ibunya sendiri
  Kurang Pergaulan
DO :  
Pasien tampak muram, saat diajak berinteraksi  
pasien tidak melakukan kontak matak, dia tampak Resiko harga diri rendah
menundukkan kepalanya
NO Data Interprestasi Masalah

2 DS : Kekerasan dari orang tua Injury/cedera


Ibu klien mengatakan luka didapatkan akibat (ayah)
perlakukan kasar ayahnya saat ditinggal berjualan  
 
DO : Fisik
Klien tampak muram, tampak memar pada bagian  
lutut cukup besar dan terdapat luka, selain itu pada
mulut juga terdapat memar dan sedikit luka Lecet, hematoma, lembab,
luka bakar, fraktur,
perdarahan, trauma kepala
 

Injury
S INTERVENSI
Diagnosa
No
Keperawatan TUJUAN TINDAKAN RASIONAL

1 Resiko Harga diri Setelah dilakukan 1. Identifikasi situasi krisis yang 1. Untuk mengetahui
rendah berhubungan tindakan keperawatan mungkin memicu terjadinya penyebab dari kekerasan
penganiayaan (misalnya, 2. Meyakini pasien agar
dengan peran sosial 2x1 minggu
kemiskinan, pengangguran, sellau percaya diri
diharapkan pasien perceraian, gelandangan, dan
tidak mengalami harga 3. Untuk mendapatkan
kekerasan dalam rumah
respect dari seseorang
diri rendah yang tangga)
2. Tentukan kepercayaan diri
yang sedang berbicara
aktual. Dengan
paisen dalam hal penilaian diri dengan kita
Kriteria hasil : 4. Aktivitas daat membuat
-Mempertahankan 3. Dukung (melakukan) kontak
mata pada saat berkomunikasi pasien tidak merasa
kontak mata dengan orang lain bahwa diri nya rendah /
-Komunikasi terbuka 4. Fasilitasi lingkungan dan dapat meningkatkan harga
-Tingkat kepercyaan aktivitas-aktivitas yang akan diri pasien
diri meningkatkan harga diri 5. Untuk mengetahui status
5. Monitor tingkat harga diri dari kesehatan mental klien
waktu ke waktu, dengan tepat
D
Tanggal JAM Tindakan TTD
P
03 Januari 10.00 I Mengidentifikasi situasi krisis yang mungkin memicu terjadinya penganiayaan
2021  
Hasil : Ibu klien mengatakan terjadinya penganiayaan kepada anak dan saya karena ayahnya M
menjadi pengangguran dan krisis

10.05 I Menentukan kepercayaan diri pasien dalam hal penilaian diri


 
Hasil : Pasien belum mau berinteraksi dengan perawat namun ibu klien mengatakan bahwa M
dirinya merasa tidak berharga dan tidak dicintai

10.06 I Mendukung kontak mata pada saat berkomunikasi dengan orang lain
 
Hasil : Pasien tidak melakukan kontak mata saat perawat bebicara/ berkomunikasi dengan pasien M

10.10 I Memfasilitasi lingkungan dan aktivitas-aktivitas yang akan meningkatkan harga diri
Hasil : Ibu diberikan penkes untuk lebih memahami perasaan anak dan pasien masih menyendiri
M
belum mau melakukan aktivitas

10.20 I Memonitor tingkat harga diri dari waktu ke waktu, dengan tepat
  M
Hasil : Pasien masih belum ada perubahan
D
Tanggal JAM Tindakan TTD
P
06 Januari 08.30 I Menentukan kepercayaan diri pasien dalam hal penilaian diri
2021  
Hasil : Pasien mengatakan dengan lirih bahwa dirinya merasa tidak berharga dan tidak M
dicintai oleh sang ayah

08.40 I Mendukung kontak mata pada saat berkomunikasi dengan orang lain
 
Hasil : Kontak mata pasien masih kurang saat perawat bebicara/ berkomunikasi dengan M
pasien

08.45 I Memfasilitasi lingkungan dan aktivitas-aktivitas yang akan meningkatkan harga diri

Hasil : Pasien masih berdiam diri tidak mau berhubungan sosial dengan lingkungan M
sekitar dan belum mau melakukan aktivitas

08.50 I Memonitor tingkat harga diri dari waktu ke waktu, dengan tepat
 
Hasil : Pasien masih belum ada perubahan hanya saja dia sudah mau berbicara dengan M
perawat dan ibunya walau dengan nada lirih dan
D Nama
Tanggal Evaluasi Sumatif
X dan TTD

09 Januari I
2021 S : Ibu klien mengatakan klien masih menyendiri, dia masih merasa dirinya tidak
berharga dan tidak dicintai oleh sang ayah, dia tidak mau berhubungan sosial
dengan teman sebayanya dan orang dewasa, namun saat diajak berkomunikasi
dengan ibunya dia sudah mau menjawab dengan nada pelan dan lirih sambil
menundukkan kepalanya
O : Pasien masih tampak muram, komunikasi belum terbuka dan kotak mata masih
M
kurang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
JURNAL PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERKEMBANGAN
PSIKOSOSIAL SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEKERASAN FISIK PADA
ANAK USIA SEKOLAH

Menurut Jurnal dari Livina PH, Rina Anggraeni Program anak dapat mengurung diri karena dengan mengurung diri anak
Studi Ners, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal (Vol 5, merasa aman dari kekerasan orang tua dan dampaknya anak akan
No.2, Agustus 2018) sulit bergaul, sulit berkomunikasi, bahkan menutup diri, harga
Adanya pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang dirinya rendah, trauma karena anak cenderung mempunyai daya
perkembangan psikososial anak pada usia sekolah terhadap ingat yang kuat terhadap apa yang dilkukakn oleh orang tua, stress
kekerasan fisik. Peranan orang tua sangatlah penting dalam sehingga anak sulit tidur dan berdampak pada gagal berprestasi
membantu perkembangan psikososial anaknya. Orang tua perlu dan kurangnya konsentrasi
memahami apa yang sedang terjadi pada anak dan mengenali apa Terdapat hubungan antara kekerasan fisik dengan perkembangan
yang dibutuhkan anak untuk perkembangannya, serta hal apa saja psikososial anak sekolah. Intervensi yang diberikan dalam
yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. penelitian ini berupa pendidikan kesehatan tentang perkembangan
Dengan demikian, orang tua dapat mengambil keputusan tindakan psikososial terbukti mampu mencegah kekerasan fisik pada anak
apa yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak. usia sekolah.
Kekerasan fisik pada anak dapat menyebabkan anak menjadi
agresif karena orang tua berprilaku tidak baik terhadap anak Link Jurnal :
sehingga anak akan berusaha melawan kepada orang tua, https://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk/article/view/289
PENKES MENGENAI
KEKERASAN
FISIK PADA ANAK
Link Video
https://youtu.be/fyD-ZMGuoJ0
TERIMAKASIH
Mohon maaf apabila ada kekurangan

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons


by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai