• Agus Hendriyanto • Arie Triani • Sanggraha M. T. • Lintang R.N. • Musabaqoh M. B. • Reza Yustian Elusi • Elusi atau isolasi fragmen tunggal DNA adalah proses pemisahan fragmen DNA target dari campuran fragmen‐fragmen DNA pengotornya. • Fragment • Enzim restriksi/hasil PCR • Elektroforesis • Memotong gel agarose yang mengandung fragment • Isolasi fragmen DNA dari agarose Ligasi • Ligasi adalah proses penyambungan antara satu fragmen DNA dengan fragmen DNA lainnya. • T4 DNA Ligase yaitu enzim ligase yang dihasilkan oleh bakteri E. coli yang telah terinfeksi virus T4 dan E.coli DNA Ligase yaitu enzim ligase yang dihasilkan oleh E.coli sendiri. • Kedua enzim tersebut mempunyai fungsi mensintesis pembentukan ikatan phosphodiester yang menghubungkan nukleotida yang satu dengan nukleotida di sebelahnya. Perbedaan dari kedua enzim tersebut hanya terletak pada kofaktornya, pada T4 DNA Ligase adalah ATP sedangkan pada E.coli DNA Ligase adalah NAD+ • Ligasi berhasil bila kedua ujung yang akan disambungkan berkomplemen. Transformasi • Transformasi adalah penyisipan materi genetik eksternal yang berupa fragmen DNA, baik DNA kromosom maupun DNA plasmid ke dalam sel inang. • sel inang diharapkan akan mengalami perubahan sifat tertentu setelah dimasuki molekul DNA rekombinan. Seleksi Transforman
• Oleh karena DNA yang dimasukkan ke dalam
sel inang bukan hanya DNA rekombinan, maka kita harus melakukan seleksi untuk memilih sel inang transforman yang membawa DNA rekombinan. DNA rekombinan masih harus dilakukan seleksi untuk mendapatkan sel yang DNA rekombinannya membawa fragmen sisipan atau gen yang diinginkan. Seleksi sel rekombinan • Seleksi sel rekombinan yang membawa fragmen yang diinginkan dilakukan dengan mencari fragmen tersebut menggunakan fragmen pelacak (probe), yang pembuatannya dilakukan secara in vitro menggunakan teknik PCR PERANAN GREEN FLOUORESCENT PROTEIN?
• Bagi para peneliti, sangatlah penting untuk dapat
mengetahui dengan cepat, apakah proses transformasi itu telah berlangsung baik atau tidak, dan apakah gen target dapat diekspresikan tanpa masalah. • Gen yang menghasilkan protein yang dapat berpendar hijau atau Green Fluorosceint Protein (gfp) inilah yang banyak dipakai oleh para ilmuwan sebagai gen pewarta yang aslinya berasal dari ubur‐ ubur laut. Mekanisme GFP • Gen asing target yang ingin dicangkokkan ke dalam suatu sel organisme biasanya digabungkan dengan gen gfp dalam bentuk gen kimera atau gen gabungan, sehingga nanti akan dihasilkan protein baru fungsional (yang menjadi sifat baru organism tersebut) dalam bentuk protein gabungan dengan gfp. Jadi, jika gen yang digabung dengan gen pewarta berhasil masuk dan fungsional di dalam sel bakteri E. coli misalnya, maka sel E. coli yang berpendar hijau di kegelapan adalah bakteri transgenik yang fungsional yang membawa sifat baru. Proses penapisan klon transgenik yang positif menjadi lebih cepat dan mudah. Keunggulan GFP • Untuk berpendar gfp sama sekali tidak membutuhkan substrat • gfp menghasilkan sinar hijau fluoresens secara instrinsik, ketika diberi sinar eksitasi pada panjang gelombang biru sekitar 395 nanometer. Jadi hanya dibutuhkan lampu UV gelombang panjang atau sinar biru untuk dapat mendeteksinya dalam kegelapan. Contoh aplikasi GFP • Pada tumbuhan tembakau yang berpendar hijau misalnya. Gen gfp diekspresikan pada virus mosaik yang biasa menyerang tumbuhan tembakau. Banyak hal yang masih belum diketahui tentang interaksi virus ini dengan tembakau. Dalam proses terinfeksinya tembakau dengan virus ini sampai tembakau menjadi sakit lalu mati, para peneliti tanaman tidak mengetahui lokasi awal timbulnya virus dan penyebarannya. Dengan memasukkan virus mosaik yang mengekspresikan gfp, maka tempat penyebaran virus dapat terpantau hanya dengan membawa tanaman tembakau ini ke ruang gelap dan menyinarinya dengan lampu UV secara periodik. (Dr. Is Helianti, MSc) PUSTAKA • Barnum, Susan R. 2005. Biotechnology an Introduction, 2nd edition. Thomson Brooks/Cole, USA. 323 pages. • Muladno. 2002. Seputar Teknologi Rekayasa Genetika. Pustaka Wirausaha Muda dan USESE Foundation, Bogor. 123 halaman. • Suharsono dan Widyastuti, Utut. 2006. Pelatihan Singkat Teknik Dasar Pengklonan Gen. Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi – Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat IPB dengan DIKTI – DIKNAS, Bogor. • Gunawan, B. K. 2008. Skripsi: Introduksi dan Persentase Ikan Y ang Membawa Gen Gh Growth Hormone Ikan Nila Oreochromis Niloticus Pada Ikan Lele Dumbo Clarias Sp. Generasi F0. Program Studi Teknologi Dan Manajemen Akuakultur, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor