(Sistem Teleponi)
Teknik Elektro – ITK
POKOK
BAHASAN
• Konsep Dasar dan Sejarah Teleponi
• Komponen Pesawat Telepon
• Proses Pemanggilan Telepon (Call Set-
up)
• Sistem Dialing
• Sentral PSTN
• Aturan Penomoran
2
SISTEM TELEPONI
4
TELEPON
• PERTAMA
Ditemukan oleh Alexander Graham
Bell pada tahun 1876.
• Selain itu, pada tahun yang sama
Elisha Gray mengajukan juga patent
untuk telepon, tetapi yang diberi
patent pertama adalah Bell
5
SINYAL
SUARA BW=4kHz (range frekuensi 0 – 4 kHz)
Untuk mengeliminasi sinyal yg
tdk diinginkan (noise), sirkit yang membawa
sinyal voice dirancang untuk membawa
hanya beberapa frekuensi (0-4kHz)
BW ini disebut BW kanal telepon atau
Voice Channel (VF) bandwidth
Output Voice Channel
Spektrum voice: 300-3400Hz
Voltage (Ini intelligible speech freq.)
Voice Signal Energi voice (dan warna suara)
or “berkumpul” pada spektrum ini
Speech juga mengandung frek.
di bawah dan di atas spektrum
Energy ini
Voice energy
Frequency
(K-Hertz)
.3 1 2 3 4
6
SISTEM TELEPONI
KOMPONEN PESAWAT
TELEPON
8
TERMINAL
TELEPON Ke sentral
Receiver
Hook switch
Handset
Dial pad
Transmitter
9
KONDISI
HANDSET
Ketika handset on-hook,
subscriber loop
(saluran pelanggan)
akan membentuk open
loop sehingga tidak ada
On-Hook arus yang mengalir
Off-Hook
10
KOMPONEN
TRANSMIT T ER
• Suara (MICROPHONE)
yang dikeluarkan
oleh manusia akan
menggetarkan
diafragma
– Kepadatan karbon
akan berubah-ubah
sehingga tahanan
karbon akan berubah-
ubah pula
– Karena tegangan catu daya
sentral tetap maka Source: Understanding Telephone Electronics, Texas Instrument
perubahan tahanan karbon
akan menyebabkan
perubahan
• Proses iniarus yang
merupakan
mengalir pada(konversi)
perubahan kabel A dan
B dari energi suara ke
listrik
1
KOMPONEN
RECEIVER
• Arus percakapan (yang
berubah-ubah) yang
diterima receiver
menimbulkan medan
magnet pada kumparan
yang melilit suatu
logam
• Medan magnet yang
terbentuk akan
berinteraksi dengan
medan magnet
permanen sehingga
diafragma akan
bergetar. 12
SISTEM TELEPONI
SISTEM
DIALING
14
PULSE
DIALING
• Salah satu contoh dialling pad
untuk teknik pulsa adalah Rotary
dialing
• – Sekarang sudah berubah menjadi tombol.
Setiap nomor telepon diwakili oleh
pulsa yang jumlahnya sama
• dengan nomor yang didial
• Untuk angka nol, dibangkitkan 10
pulsa
Pulsa dibangkitkan dengan cara
memutuskan (break) dan
• menyambungkan (make)
saluran pelanggan
• Antar nomor yang di-dial terdapat
jeda yang disebut interdigit interval
Kelemahan: lambat
15
PULSE
DIALING
Off-Hook Dialing Inter-Digit Next Digit
Make
(Circuit Closed)
Break 700 ms
(Circuit Open)
US:60/40 Break/Make
Pulse Period
(100 ms)
16
TONE
DIALING
Dual Tone Multifrequency (DTMF)
697
1 2 3 A
Komponen
770 5 6 B
Frekuensi Rendah 4
852 8 9 C
7
941 0 # D
*
17
PANGGILAN
JARINGAN
Tone Frequency (Hz) On Time Off Time
18
SISTEM TELEPONI
PROSES PANGGILAN
TELEPON (CALL SETUP)
09/08/14 TE091313 - DASAR SISTEM TELEKOMUNIKASI 19
SIGNALING PADA
PANGGILAN PSTN
• Mekanisme call set-up pada PSTN
dilakukan menggunakan signaling
• Signaling
– Semua sinyal yang diperlukan untuk
melakukan panggilan dan menikmati layanan
lain yang ditawarkan penyelenggara jaringan
teleponi
– Teknologi transmisi untuk mentransfer
sinyal
20
FORWARD AND
REVERSE DIRECTION
• Forward signal mengalir dari sentral telepon
tempat A berada menuju sentral telepon
tempat B berada
• Backward signal mengalir pada arah
yang berlawanan dengan forward
signal
21
PERSYARAT AN
SIGNALING
• Berdasarkan kebutuhan pelanggan
– Transfer informasi yang andal (pelanggan yang ditujulah
yang ringing)
– Call set up yang cepat
– Tidak ada noise akibat adanya signalling
• Pengaruh signalling system terutama pada waktu
set-up
– Waktu tunggu mendapat dial tone setelah off-hook
– Waktu mendial (pulse dial atau DTMF)
– Waktu untuk mentransfer informasi digit antar sentral
dan pembentukan koneksi
22
SUBSCRIBER
SIGNALING
• Dari pelanggan ke sentral
– Informasi kondisi off-hook
– Informasi nomor B
– Informasi jumlah uang yang dimasukkan (khusus
untuk
payphone)
• – Informasi kondisi on-hook ketika panggilan
usai Dari sentral ke pelanggan A
– Informasi bahwa sentral siap menerima
nomor B
– Informasi mengenai status B (busy atau tidak)
• – Informasi kongesti atau interception
– Sinyal charging (khusus untuk
payphone) Dari sentral ke pelanggan B
– Sinyal ringing untuk menarik perhatian
pelanggan B 23
PROGRESS: ON-
HOOK
Sentral Telepon
Local Local
Loop Loop
Pada kondisi ini
tidak arus DC yang mengalir
pada jaringan lokal
(jaringan lokal bersifat Open
Circuit)
24
PROGRESS: OFF-
HOOK
Off-Hook
Sentral Telepon
Sentral memberikan
Dial Tone kepada
terminal telepon
Local Local
Loop Loop
Pada kondisi ini
ada arus DC yang mengalir
pada jaringan lokal yang berasal dari sentral
(jaringan lokal bersifat Closed Circuit)
25
PROGRESS:
DIALING
Off-Hook
Closed
Circuit
Pelanggan mendial
(mengirimkan Sentral Telepon
informasi no tel.
tujuan
DC Current
Local
Loop
26
PROGRESS:
SWITCHING
Off-Hook
Closed
Circuit Sentral Telepon
DC Current Address
to
Port
Local Translatio Local
n
Loop Loop
27
BASIC CALL
PROGRESS:
Off-Hook
Closed RINGING
Circuit Sentral Telepon Sentral
mengirimkan
sinyal AC untuk
DC Current + membunyikan bel
Ring Back Tone di telepon tujuan
Local Local
Loop Loop
28
PROGRESS:
TALKING
Off-Hook
Closed
Telephone
Circuit
Switch
Voice Energy Voice Energy
DC Current DC Current
Local Local
Loop Loop
29
SISTEM TELEPONI
SENTRAL
PSTN
31
DIAGRAM UMUM
SUAT U PSTN
Jaringan Lokal (Local Loop)
- Kabel Tembaga
- Wireless/Fixed Cellular
- Serat Optik
PABX
Trunk (Private Automatic
Branch Exchange)
32
FUNGSI
SENTRAL
• Sentral harus melaksanakan beberapa fungsi tertentu
untuk menyalurkan sinyal dc serta mentransmisikan voice
pada saluran pelanggan
• Fungsi-fungsi sentral ini dilakukan oleh perangkat yang
disebut subscriber line interface (subscriber loop interface
:SLI) fungsi yang dilakukannya disingkat BORSCHT
– B = Battery feed = catu daya
– O = Overvoltage protection = penangkal petir
– R = Ringing = membangkitkan arus ringing ke pelanggan yang
dituju
– S = Supervision = mendeteksi kondisi off-hook
– C = Codec = coder-decoder = ADC/DAC
• – Hybrid = konversi 2 kawat ke 4 kawat atau sebaliknya
• C dan H digunakan pada sentral
digital Chip untuk SLI disebut SLIC
(SLI Circuit)
33
BRIEF
HISTORY
• Sentral manual
• Sentral Otomatis
– Step-by-step Exchange (Strowger
Exchange)
– Crossbar Exchange
– Stored Program Controlled (SPC) Exchange
– Digital Exchange
34
SENT RAL
MANUAL
• Merupakan sentral
• pertama
Pembentukan hubungan
antara pemanggil
dengan yang dipanggil
• dilakukan melalui
operator
Salah satu kelemahan:
– Privacy tidak terjaga
35
SWIT CHBOARD
PADA SENT RAL
MANUAL
Patch Cord
Pairs
Manual Ring
The switchboard
36
ST ROWGER
EXCHANGE
• Merupakan
Sentral Otomatis
Pertama
– Disebut juga dengan
nama Step-by-step
• exchange
– Bersifat Mekanik
Ditemukan oleh Almon
• Brown Strowger (1839
–– May 26, 1902)
Perlu perangkat pendial
Tidak perlu pulse
• Lahirnya adadialing
pertama kali.
operator
37
38
CROSSBAR
SWIT CH
• Sentral mekanik
memiliki keterbatasan
dalam hal perawatan
dan lama
• Crossbar Switch
berbasis
– Koneksi antar telepon Berkembang ke SPC
elektromagnetik
dilakukan
menggunakan kontak-
kontak rele
Common
Control
(Marker)
39
CROSSBAR
SWIT CH
40
SENT RAL
DIGIT AL
• Sentral generasi berikutnya adalah sentral berbasis
SPC (Stored Program Controlled)
– Penyambungan di sentral dikendalikan oleh komputer
• Setelah sentral SPC, muncullah sentral digital
Generasi terbaru sentral telepon adalah
softswitch
– Seluruh proses penyambungan sudah berbasis
software
41
HIRARKI
SENTRAL
• Jaringan telepon membutuhkan interkoneksi antar
sentral untuk merutekan trafik secara ekonomis dan
efektif
•
Sentral-sentral saling dihubungkan menggunakan
sekelompok saluran trunk yang biasa disebut trunk
• group
Jaringan berhirarki mampu menangani trafik yang
besar serta menggunakan sejumlah kecil trunk
groups
42
SALAH SAT U CONT OH
PENERAPAN HIRARKI
SENTRAL
43
PERT IMBANGAN
PERANCANGAN
• SENTRAL
Dari sudut pandang ekonomi, diinginkan
bahwa kabel ke pelanggan dapat sepanjang
mungkin sehingga hanya digunakan satu
sentral
• Tetapi ada dua faktor yang membatasi
panjang saluran pelanggan :
– Batasan sinyal DC
– Batasan redaman
44
SINYAL
• DC digunakan pada saluran pelanggan
DC signaling
misalnya untuk mengirimkan sinyal off-hook
atau pulse dialing
• Sejumlah arus tertentu diperlukan untuk dapat
melaksanakan DC signaling seperti tersebut di atas
dan sentral harus dirancang agar dapat
mengalirkan arus tersebut
• Sentral dirancang untuk dapat menerima
tahanan DC maksimum saluran
• Arus minimum yang diperlukan terminal
telepon agar dapat berfungsi ikut memberi
andil dalam tahanan DC total dari saluran
pelanggan
45
BAT ASAN
REDAMAN
• Batasan redaman berasal dari response ac
dari saluran pelanggan
• Kriteria batasan redaman adalah untuk
menjamin agar kualitas penerimaan di
pelanggan dapat memuaskan
• Kualitas ini bersifat subjektif
• Sistem penilaian (rating system) untuk mengukur
kepuasan pelanggan yang distandardkan oleh
ITU-T (CCITT) disebut reference equivalent (RE)
yang kemuedian diperbaharui menjadi Corrected
Reference Equivalent (CRE)
46
KASUS KHUSUS
PERANCANGAN
• SENTRAL
Kadang-kadang ada kasus dimana pelanggan bertempat
tinggal di lokasi yang jaraknya melebihi jarak maksimum
sentral-pelanggan dan amat tidak ekonomis apabila
harus disediakan sentral untuk mencatu pelanggan
• tersebut
Batasan sinyal dc pada kasus di atas dipecahkan
dengan cara :
– Menggunakan kabel yang diameternya lebih besar
– Menggunakan pesawat telepon yang membutuhkan arus
lebih kecil
• – Menggunakan catu daya yang lebih besar (> 48 V)
Untuk jarak yang melebihi 8 km diperlukan suatu
loading coil untuk memperbaiki karakteristik frekuensi
vs redaman
47
SISTEM TELEPONI
ATURAN PENOMORAN
PSTN
49
PENOMORAN DI
INDONESIA
• Jaringan dan Pelayanan Telekomunikasi
Umum
– Rekomendasi ITU-T E.164
• Jaringan Data Umum
– Rekomendasi ITU-T X.121
50
REKOMENDASI ITU-
T E.164
• Hirarki penomoran
– Nomor Internasional (15 Digit) :
Kode Negara (1-3 digit) + Nomor Nasional (12-14
digit)
– Nomor Nasional :
• Kode Tujuan Nasional + Nomor Pelanggan
Studi kasus Indonesia
– alokasi kode negara 2 digit yaitu 62
– Tersisa 13 digit untuk Nomor (Signifikan) Nasional
Kode Negara Kode Tujuan Nasional Nomor Pelanggan
(Country Code:CC) (National Destination Code:NDC) (Subscriber Number:SN)
51
KODE TUJUAN
NASIONAL(NDC)
52
ALOKASI KODE
WILAYAH
53
ALOKASI KODE
WILAYAH
54
NDC UNTUK
JARINGAN SELULER
Telkomsel Indosat XL AXIS Sampoerna
0811 0814 0817 0831 0828
0812 0815 0818 0832
0813 0816 0819 0838 Smart
0852 0855 0859 0881
0853 0856 0877 3 (three) 0882
0821 0857 0878 0831
0822 0858 0832 Mobile-8
0823 0838 0887
0888
55
HIRARKI
PENOMORAN
Hirarki Penomoran PSTN
56
T ERMINAL
PSTN
57
PENOMORAN
PADA SELULER
• Mobile Subscriber International ISDN
Number (MSISDN)
– Merupakan nomor internasional
untuk terminal/pelanggan jaringan
seluler
• Terdiri Kode Negara (62 untuk Indonesia) diikuti oleh
N(S)N- Mobil
• N(S)N-Mobil teridiri dari Kode Tujuan Nasional (NDC) dan
Nomor Pelanggan
– Kode Tujuan Nasional
• Setiap operator seluler diberi alokasi NDC sendiri-sendiri
– Terdiri atas 3 digit atau 4 digit
– Digit terakhir berfungsi sebagai identitas operator yang
bersangkutan
• NDC 3 digit untuk operator seluler dengan cakupan
nasional sedangkan NDC 4 digit untuk operator seluler
berlingkup regional
58
CONT OH KASUS
PENOMORAN
• Jaringan
Teleponi
* DEFG merupakan representasi dari kode sentral
* X1 X2 X3 X4 merupakan nomor unik dari pelanggan dalam suatu sentral
Contoh : 031-594-7302
• Jaringan Seluler
59
RINGKASAN
KULIAH
• Konsep Dasar dan Sejarah Teleponi
• Komponen Pesawat Telepon
• Proses Pemanggilan Telepon (Call Set-
up)
• Sistem Dialing
• Sentral PSTN
• Aturan Penomoran
60
61