Promotor
Tumor/ autonomi
Progresor
Ekspansi/ metastasis
KLASIFIKASI
Klasifikasi menurut WHO untuk Neoplasma
Pleura dan Paru – paru (1977) :
1. Karsinoma Bronkogenik.
a. Karsinoma epidermoid (skuamosa).
Kanker ini berasal dari permukaan epitel
bronkus. Perubahan epitel termasuk
metaplasia, atau displasia akibat merokok
jangka panjang, secara khas mendahului
timbulnya tumor.
Terletak sentral sekitar hilus, dan
menonjol kedalam bronki besar.
Diameter tumor jarang melampaui
beberapa centimeter dan cenderung
menyebar langsung ke kelenjar getah
bening hilus, dinding dada dan
mediastinum.
b. Karsinoma sel kecil (termasuk sel
oat).
Biasanya terletak ditengah disekitar
percabangan utama bronki.Tumor ini
timbul dari sel – sel Kulchitsky,
komponen normal dari epitel bronkus.
Terbentuk dari sel – sel kecil dengan
inti hiperkromatik pekat dan
sitoplasma sedikit.
Metastasis dini ke mediastinum dan
kelenjar limfe hilus, demikian pula
dengan penyebaran hematogen ke
organ – organ distal.
c. Adenokarsinoma (termasuk
karsinoma sel alveolar).
Memperlihatkan susunan selular
seperti kelenjar bronkus dan dapat
mengandung mukus. Kebanyakan
timbul di bagian perifer segmen
bronkus dan kadang – kadang dapat
dikaitkan dengan jaringan parut local
pada paru – paru dan fibrosis
interstisial kronik.
Lesi seringkali meluas melalui
pembuluh darah dan limfe pada
stadium dini, dan secara klinis tetap
tidak menunjukkan gejala – gejala
sampai terjadinya metastasis yang
jauh.
d. Karsinoma sel besar.
Merupakan sel – sel ganas yang
besar dan berdiferensiasi sangat
buruk dengan sitoplasma yang besar
dan ukuran inti bermacam – macam.
Sel – sel ini cenderung untuk timbul
pada jaringan paru - paru perifer,
tumbuh cepat dengan penyebaran
ekstensif dan cepat ke tempat –
tempat yang jauh.
e. Gabungan adenokarsinoma dan
epidermoid.
f. Lain – lain.
1). Tumor karsinoid (adenoma
bronkus).
2). Tumor kelenjar bronchial.
3). Tumor papilaris dari epitel
permukaan.
4). Tumor campuran dan
Karsinosarkoma
5). Sarkoma
6). Tak terklasifikasi.
7). Mesotelioma.
8). Melanoma.
(Price, Patofisiologi, 1995).
MANIFESTASI KLINIS
1. Gejala awal.
Stridor lokal dan
dispnea ringan yang
mungkin disebabkan oleh obstruksi
bronkus.
2. Gejala umum.
a. Batuk
Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan
oleh massa tumor. Batuk mulai sebagai batuk
kering tanpa membentuk sputum, tetapi
berkembang sampai titik dimana dibentuk
sputum yang kental dan purulen dalam
berespon terhadap infeksi sekunder.
b. Hemoptisis
Sputum bersemu darah karena
sputum melalui permukaan tumor
yang mengalami ulserasi.
c. Anoreksia, lelah, berkurangnya
berat badan.
STADIUM.
TabelSistem Stadium TNM untuk kanker Paru – paru:
1986 American Joint Committee on Cancer.
Gambarn TNM Defenisi
Tumor primer (T)
T0 Tidak terbukti adanya tumor primer
Tx Kanker yang tersembunyi terlihat pada sitologi
bilasan bronkus tetapi tidak terlihat pada
radiogram atau bronkoskopi
TIS Karsinoma in situ
T1 Tumor dengan diameter ≤ 3 cm dikelilingi paru
– paru atau pleura viseralis yang normal.
T2 Tumor dengan diameter 3 cm atau dalam setiap
ukuran dimana sudah menyerang pleura viseralis
atau mengakibatkan atelektasis yang meluas ke
hilus; harus berjarak 2 cm distal dari karina.
Tumor dalam setiap ukuran dengan perluasan
T3 langsung pada dinding dada, diafragma, pleura
mediastinalis, atau pericardium tanpa mengenai
jantung, pembuluh darah besar, trakea, esofagus,
atau korpus vertebra; atau dalam jarak 2 cm dari
karina tetapi tidak melibat karina.
Tumor dalam setiap ukuran yang sudah
menyerang mediastinum atau mengenai jantung,
T4 pembuluh darah besar, trakea, esofagus, koepua
vertebra, atau karina; atau adanya efusi pleura
yang maligna.
Kelenjar limfe regional (N)
N0 Tidak dapat terlihat metastasis
pada kelenjar limfe regional.
T2N1M0
Stadium IIIa Tumor termasuk klasifikasi T3
T3N0M0 dengan atau tanpa bukti metastasis
pada kelenjar limfe peribronkial
T3N0M0 atau hilus ipsilateral; tidak ada
metastasis jauh.
Setiap tumor dengan metastasis
Stadium IIIb Setiap T pada kelenjar limfe hilus tau
N3M0 mediastinal kontralateral, atau pada
T4 kelenjar limfe skalenus atau
setiap NM0 supraklavikular; atau
setiap tumor yang termasuk
klasifikasi T4 dengan atau tanpa
metastasis kelenjar limfe regional;
tidak ada metastasis jauh.
limfe regional; tidak ada metastasis
jauh.
5. Resesi baji.
Tumor jinak dengan batas tegas, tumor metas
metik, atau penyakit peradangan yang terlokalisir.
Merupakan pengangkatan dari permukaan paru –
paru berbentuk baji (potongan es).
6. Dekortikasi.
Merupakan pengangkatan bahan – bahan fibrin
dari pleura viscelaris)
Radiasi
Pada beberapa kasus, radioterapi
dilakukan sebagai pengobatan kuratif
dan bisa juga sebagai terapi adjuvant/
paliatif pada tumor dengan komplikasi,
seperti mengurangi efek obstruksi/
penekanan terhadap pembuluh darah/
bronkus.
Kemoterafi.
Kemoterapi digunakan untuk
mengganggu pola pertumbuhan
tumor, untuk menangani pasien
dengan tumor paru sel kecil atau
dengan metastasi luas serta untuk
melengkapi bedah atau terapi radiasi.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN
KANKER PARU.
◦ PENGKAJIAN.
Preoperasi (Doenges, Rencana Asuhan
Keperawatan,1999).