Anda di halaman 1dari 12

CONTOH SENGKETA

INTERNASIONAL
1. IRAK DAN KUWAIT
 Penyebabnya :

Invasi Irak ke Kuwait disebabkan oleh kemerosotan ekonomi Irak setelah Perang Delapan Tahun
dengan Iran dalam perang Iran-Irak. Irak sangat membutuhkan petro dolar sebagai pemasukan
ekonominya sementara rendahnya harga petro dolar akibat kelebihan produksi minyak oleh
Kuwait serta Uni Emirat Arab yang dianggap Saddam Hussein sebagai perang ekonomi serta
perselisihan atas Ladang Minyak Rumeyla sekalipun pada pasca-perang melawan Iran, Kuwait
membantu Irak dengan mengirimkan suplai minyak secara gratis. Selain itu, Irak mengangkat
masalah perselisihan perbatasan akibat warisan Inggris dalam pembagian kekuasaan setelah
jatuhnya pemerintahan Usmaniyah Turki.
 Cara Penyelesaian :

 Dewan Keamanan PBB mengambil hak veto. Israel diminta Amerika Serikat untuk tidak

mengambil serangan balasan atas Irak untuk menghindari berbaliknya kekuatan militer
Negara Negara Arab yang dikhawatirkan akan mengubah jalannya peperangan. Pada tanggal
27 Februari 1991 pasukan Koalisi berhasil membebaskan Kuwait dan Presiden Bush
menyatakan perang selesai.
 Solusi :

 Sebaiknya negara – negara di dunia tidak ada yang saling iri karena keunggulan di setiap

negara itu berbeda – beda. Ada yang unggul di bidang pertanian, ada yang unggul di bidang
pertambangan, dan sebagainya. Seharusnya harus saling berkerja sama melengkapi satu sama
lain. Jangan saling iri yang akhirnya juga rugi karena muncul perang dan orang yang tidak
berdosa menjadi terbunuh. Jadi, intinya kita harus saling berkerja sama agar hidup menjadi
damai.
2. INDONESIA DAN TIMOR LESTE.

 Klaim wilayah Indonesia, ternyata bukan hanya dilakukan oleh Malaysia, tetapi juga oleh

Timor Leste, negara yang baru berdiri sejak lepas dari Negara KesatuanRepublik Indonesia
pada tahun 1999. Klaim wilayah Indonesia ini dilakukan oleh sebagian warga Timor Leste
tepatnya di perbatasan wilayah Timor Leste dengan wilayah Indonesia, yaitu perbatasan
antara Kabupaten Timor Tengah Utara (RI) dengan Timor Leste.
 Penyelesaian sengketa
 Permasalahan perbatasan antara RI dan Timor Leste itu kini sedang dalam rencana untuk

dikoordinasikan antara Pemerintah RI dengan Pemerintah Timor Leste dan kemungkinan akan dibawa
ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mendapatkan penyelesaian.Masalah perbatasan antara
Indonesia dan Timor Leste, khususnya di lima titik yang hingga kini belum diselesaikan akan dibawa ke
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

 Lima titik tersebut adalah Imbate, Sumkaem, Haumeniana, Nimlat, dan Tubu Banat, yang memiliki luas

1.301 hektare (ha) dan sedang dikuasai warga Timor Leste. Tiga titik diantaranya terdapat di perbatasan
Kabupaten Belu dan dua di perbatasan Timor Leste dengan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
3. JEPANG DAN KOREA.

 Perebutan kepemilikan Pulau Daioyu/ Senkaku antara China-Jepang telah berlangsung sejak

tahun 1969. Sengketa ini diawali ketika ECAFE menyatakan bahwa diperairan sekitar Pulau
Daioyu/Senkaku terkandung hidrokarbon dalam jumlah besar. Kemudian pada tahun 1970,
Jepang dan Amerika Serikat menandatangani perjanjian pengembalian Okinawa, termasuk
pulau Daioyu/Senkaku kepada Jepang. Hal inilah yang kemudian diprotes China, karena
China merasa bahwa pulau tersebut adalah miliknya.Sengketa ini semakin berkembang pada
tahun 1978, ketika Jepang membangun mercusuar di Pulau Daioyu untuk melegitimasi pulau
tersebut.
4. JEPANG TERHADAP RUSIA
 Awal mula munculnya masalah hubungan antara Rusia dan Jepang tentang kepulauan ini adalah adanya perjanjian

Shimoda (1855).

 Perjanjian damai Jepang atau yang lebih dikenal dengan perjanjian San Francisco tanggal 8 September 1951, di

dalamnya memuat pasal-pasal yang menunjukkan tanggung jawab Jepang sebagai negara yang harus menanggung
beban biaya yang ditimbulkan selama masa penjajahan. Dalam perjanjian San Francisco juga tertuang pasal
tentang wilayah yang harus dikembalikan kepada negara asal.

 Akibat dari perjanjian tersebut yakni pernyataan bahwa Jepang harus menghentikan semua klaim terhadap

Kepulauan Kuril, namun perjanjian tersebut juga tidak mengakui kedaulatan Uni Soviet atas Kepulauan Kuril.
Rusia bertahan pada sikapnya, bahwa kedaulatan Uni Soviet atas kepulauan-kepulauan tersebut diakui dengan
adanya perjanjian-perjanjian pada akhir Perang Dunia II namun klaim Rusia ditolak Jepang.
 Masalah ini berdampak terhadap hubungan bilateral kedua negara dimana masalah ini sudah hampir

berlanjut selama 65 tahun. Selama itu kedua negara ini melakukan konfrontasi secara Sehingga konflik ini
terus bertahan hingga puncaknya pada tahun 2007 sebuah kapal patroli Rusia melakukan tembakan terhadap
nelayan Jepang di kawasan tersebut dengan alasan bahwa nelayan tersebut telah masuk kedalam wilayah
yuridiksi Rusia. Tokyo meminta kepada Moskow untuk meminta maaf dalam insiden tersebut namun justru
Moskow melakukan penambahan kekuatan militer di kawasan tersebut.

 Kunjungan Presiden Dmitri Medvedev ke Kepulauan tersebut dianggap Tokyo sebagai salah satu bentuk

provokasi dari Rusia, kemudian reaksi dari Jepang adalah menarik duta besar dari Moskow dan juga
memprotes keras kedutaan Rusia di Tokyo.
 Selain itu Jepang juga menggunakan hukum internasional untuk menekan Rusia dalam

kepemilikan kepulauan tersebut. Jepang melakukan klaim atas kepemilikan kepulauan


tersebut dengan dasar perjanjian Shimoda, namun menurut Rusia klaim itu hilang setelah
Jepang melakukan perang dengan Rusia pada tahun 1905.

 Perang tersebut mengakibatkan putusnya hubungan diplomatik yang berarti semua produk

hukum diantara kedua negara tersebut batal, sehingga pada akhirnya langkah yang diambil
dalam konteks kepemilikan kedua negara atas kepulauan Kuril adalah siapa yang terakhir
menduduki kepulauan tersebut adalah yang berhak memiliki, dan yang terakhir menduduki
kepulauan tersebut adalah Rusia.
 Solusi dari Sengketa Jepang Terhadap Rusia
1. Arbitrase
Arbitrasi berperan untuk memberi pihak-pihak yang bersengketa kesempatan mendapatkan
keputusan dari hakim atau hakim-hakim berdasarkan pilihan mereka sendiri. Arbitrasi
memberikan keputusan yang mengikat. Akibatnya tidak akan timbul masalah penafsiran,
pembatalan dan sebagainya, keputusan arbitrasi akan memutuskan sengketa. Merills
menyatakan bahwa kelebihan dari arbitrasi adalah arbitrasi dapat digunakan untuk
menghasilkan penyelesaian atas masalah yang dipilih dan berlandaskan pada suatu dasar yang
di setujui. Cara-cara penyelesaian perdamaian mempunyai kelebihan di samping juga adanya
kekurangan. Tentu saja bagi setiap negara yang bersengketa menghendaki jalan keluar yang
terbaik dan menghindari penyelesaian dengan cara kekerasan, seperti peperangan. Karena
cara kekerasan ini justru akan mendatangkan malapetaka baru bagi kehidupan masyarakat
dan mengganggu kedamaian masyarakat internasional secara umum.
2. Mahkamah Internasional

Merupakan Pengadilan yang memiliki yurisdiksi atas berbagai macam persoalan


internasional. Mahkamah Internasional berwenang untuk memutuskan suatu kasus melalui
persetujuan dari semua Pihak yang bersengketa.

3. Pengadilan-pengadilan Lainnya

Salah satu Persoalan hukum yang acapkali timbul dalam era Globalisasi adalah
Persengketaan dalam perdagangan internasional. WTO sebgai sebuah Organisasi
perdagangan dunia memiliki sistem peradiln tersendiri dalam kaitannya dengan Penyelesaian
sengketa.

Anda mungkin juga menyukai