Anda di halaman 1dari 36

XII IPS 2

SMAN 5 Surakarta

Sosiologi Kelas 10
Anggota :
1. Diah Retno Palupi
2. Erika Aviola Putri
3. Kinanti Diahayu N
4. Nur Aini
5. Oksanawati
6. Ratna Furi Atikasari
A. METODE
*PENGERTIAN *CIRI
• 1. Ada permasalahan yang akan dikaji
• Kata Metode berasal dari bahasa atau diteliti
Yunani, yaitu methodos yang
artinya cara atau jalan. Dalam • 2. Ada hipotesis, yaitu kesimpulan
yang bersifat sementara yang harus
perkembangannya, metode dibuktikan terlebih dahulu
berarti cara kerja untuk dapat kebenarannya
memahami objek yang menjadi
sasaran ilmu. • 3. Ada usulan mengenai cara kerja
atau cara penyelesaian permasalahan
dan hipotesis yang ada.
• Menurut Paul B.Horton, dalam 1. Study Crossectional dan
sosiologi untuk mempelajari Longitudinal
gejala-gejala alamiah khususnya
kemasyarakatan menggunakan • suatu pengamatan yang
teknik riset. meliputi suatu daerah yang
luas dan dalam suatu jangka
waktu tertentu. adapun
studi longitudinal adalah
suatu studi yang
berlangsung sepanjang
waktu yang
menggambarkan suatu
kecenderungan atau
serangkaian pengamatan
sebelum dan sesudahnya.
2. Eksperimen laboratorium 3. Penelitian pengamatan
dan eksperimen lapangan

• Penelitian eksperimen laboratorium,


subjek orang yang dikumpulkan di • Penelitian pengamatan
dalam suatu"laboratorium" kemudian hampir sama dengan
diberi pengalaman sesuai dengan yang eksperimen, tetapi dalam
diinginkan kemudian dicatat dan ditarik penelitian pengamatan
kesimpulan.
peneliti tidak memengaruhi
• Sedangkan, penelitian eksperimen terjadinya suatu kejadian.
lapangan, pengamatan dilakukan di luar
laboratorium di mana penelitian
memberikan pengalaman-pengalaman
baru kepada objek secara umum
kemudian diamati hasilnya.
• Menurut Soerjono 1. Metode Kualitatif
Soekanto, dalam
sosiologi digunakan • metode yang menggunakan cara
kerja dengan menjabarkan hasil
dua jenis metode
penelitian berdasarkan penelitian
penelitian, yaitu: dan pemaknaan terhadap data
yang diperoleh. metode ini
digunakan apabila data hasil
penelitian tidak dapat diukur
dengan angka atau dengan
ukuran-ukuran lain yang bersifat
eksak.
CONTOH METODE KUALITATIF

A. Metode Historis C. Metode Studi Kasus


metode pengamatan yang metode pengamatan tentang
menganalisis peristiwa - peristiwa keadaan, kelompok, masyarakat
dalam masa silam untuk setempat, lembaga-lembaga maupun
merumuskan prinsip - prinsip individu.
umum. Alat yang digunakan dalam studi
kasus adalah
B. Metode Komparatif
1. wawancara
metode pengamatan dengan
membandingkan antara bermacam 2.questioners (daftar pertanyaan)
masyarakat serta bidang - bidang 3. participant observation technique
untuk memperoleh perbedaan dan (pengamat terlibat dalam obsevasi).
persamaan sebagai petunjuk
tentang perilaku suatu masyarakat
pada masa lalu dan masa akan
datang.
• Metode Kualitatif
mengumpulkan data yang sukar diukur dengan angka atau ukuran
matematis, yang tergolong metode kualitatif adalah sebagai berikut
• metode historis metode yg menganalisis peristiwa masa silam
• metode komparatif =metode dengan membandingkan perbedaan dan persamaan
sebagai petunjuk perilaku masyarakat.
• metode studi kasus =pengamatan tentang keadaan ,kelompok,lembaga masyarakat
setempat maupun individu.
• Metode kuantitatif
metode ini mencakup metode statistik yang menguantifikasikan gejala
dalam masyarakat sebelum dianalisis,beberapa metode lain ialah
• metode deduktif
metode yang dimulai dari gejala umum untuk menarik simpulan yang khusus
• metode induktif
metode yang mempelajari gejala khusus untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum

• metode impiris
metode yang mengutamakan keadaan nyata dalam masyarakat

• metode rasional
metode yang mengutamakan penalaran dan logika agar mencapai pengertian tentang masalah
kemasyarakatan.

• metode fungsional
menilai kegunaan lembaga sosial masyarakat dan struktur sosial masyarakat
3. PERSPEKTIF
SOSIOLOGI
PENGERTIAN

• Perspektif adalah kerangka kerja konseptual, sekumpulan asumsi, nilai, gagasan yang
mempengaruhi perspektif manusia sehingga menghasilkan tindakan dalam suatu
konteks situasi tertentu.

• Perspektif sosiologi merupakan pola pengamatan ilmu sosiologi dalam mengkaji tentang
kehidupan masyarakat dengan segala aspek atau proses sosial kehidupan di dalamnya.
Inti dari perspektif sosiologi adalah pertanyaan bagaimana kelompok mempengaruhi
manusia, khususnya bagaimana manusia dipengaruhi masyarakatnya.
PENGGOLONGAN
PERSPEKTIF SOSIOLOGI
Perspektif Evolusionis
• Merupakan Perspektif teoretis yang paling awal dalam sosiologi
• Perspektif ini didasarkan pada karya Auguste Comte (1798-1857) dan
Herbert Spencer (1820-1903)
• Perspektif ini memberikan keterangan tentang bagaimana masyarakat
manusia berkembang dan tumbuh, yang menitikberatkan pada pola
perubahan masyarakat dalam kehidupannya.
• Dalam perspektif ini secara umum dapat dikatakan bahwa perubahan
manusia atau masyarakat itu selalu bergerak maju, namun ada
beberapa hal yang tidak ditinggalkan sama sekali dalam pola
kehidupannya yang baru dan akan terus dibawa meskipun hanya
sebagian kecil sampai pada perubahan yang paling baru.
• Selain itu juga, perspektif ini menyatakan bahwa masyarakat sebagai suatu
organisme atau suatu makhluk hidup yang mengalami proses diferensiasi dan
integrasi secara berurutan. Kehidupan masyarakat sebagai suatu organisme
mengalami suatu pertumbuhan secara terus menerus dalam upaya memperbaiki
struktur yang ada. Dalam kaitannya dengan proses perubahan sosial terdapat
empat hal penting, yaitu : asal usul dari masyarakat maju sekarang, tingkat
perubahan sosial, penyebab perubahan sosial, kemana arah perubahan sosial yang
akan terjadi.

• Para sosiolog yang memakai perspektif evolusionis, mencari pola perubahan dan
perkembangan yang muncul dalam masyarakat yang berbeda, untuk mengetahui
apakah ada urutan umum yang dapat ditemukan.
Perspektif Interaksionis

• Perspektif ini tidak menyarankan teori-teori besar tentang masyarakat karena


istilah “masyarakat”, “negara”, dan “lembaga masyarakat” adalah abstraksi
konseptual saja, yang dapat ditelaah secara langsung hanyalah orang-orang
dan interaksinya saja.

• Para ahli interaksi simbolik seperti G.H. Mead (1863-1931) dan C.H. Cooley
(1846-1929) memusatkan perhatiannya terhadap interaksi antara individu dan
kelompok.
• Mereka menemukan, bahwa orang-orang berinteraksi terutama dengan
menggunakan simbol-simbol yang mencakup tanda, isyarat, dan yang paling
penting, melalui kata-kata tulisan dan lisan. Suatu kata tidak memiliki makna
yang melekat dalam kata itu sendiri, melainkan hanyalah suatu bunyi, dan baru
akan memiliki makna bila orang sependapat bahwa bunyi tersebut memiliki
suatu arti khusus.

• W.I. Thomas (1863-1947) mengungkapkan tentang Definisi suatu situasi, yang


mengutarakan bahwa kita hanya dapat bertindak tepat bila kita telah
menetapkan sifat situasinya.

• Berger dan Luckman dalam bukunya Social Constructions of Reality (1966):


Masyarakat adalah suatu kenyataan objektif, dalam arti orang, kelompok, dan
lembaga-lembaga adalah nyata, terlepas dari pandangan kita terhadap mereka.
Perspektif Fungsionalis

• Dalam Perspektif ini, suatu masyarakat dilihat sebagai suatu jaringan kelompok yang
bekerjasama secara terorganisasi yang berkerja dalam suatu cara yang agak teratur
menurut seperangkat peraturan dan nilai yang dianut oleh sebagian besar masyarakat
tersebut.

• Masyarakat dipandang sebagai suatu sistem yang stabil dengan suatu kecenderungan ke
arah keseimbangan, yaitu suatu kecenderungan untuk mempertahankan sistem kerja
yang selaras dan seimbang.

• Talcott Parsons (1937), Kingsley Davis (1937) dan Robert Merton (1957) ; Setiap kelompok
atau lembaga melaksanakan tugas tertentu dan terus menerus, karena hal itu fungsional.

• Perubahan sosial mengganggu keseimbangan masyarakat yang stabil, namun tidak lama
kemudian terjadi keseimbangan baru.
• Bila suatu perubahan sosial tertentu mempromosikan suatu keseimbangan yang
serasi, hal tersebut dianggap fungsional; bila perubahan sosial tersebut
mengganggu keseimbangan, hal tersebut merupakan gangguan fungsional; bila
perubahan sosial tidak membawa pengaruh, maka hal tersebut tidak fungsional.
• Dalam suatu negara demokratis, partai-partai politik adalah fungsional,
sedangkan pemboman, pembunuhan dan terorisme politik adalah gangguan
fungsional, dan perubahan dalam kamus politik dan perubahan dalam lambang
adalah tidak fungsional.
• Dalam pengembangannya Perspektif fungsionalis menekankan pada empat
sebagai berikut :
–   Masyarakat tidak bisa hidup kecuali anggota-anggotanya mempunyai
persamaan persepsi sikap, dan nilai.
–    Setiap bagian mempunyai kontribusi pada keseluruhan.
–   Masing-masing bagian terintegrasi satu sama lain dan saling memberi
dukungan.
–        Masing-masing memberi kekuatan sehingga keseluruhan masyarakat
menjadi stabil.
Perspektif Konflik
• Perspektif konflik secara luas terutama didasarkan pada karya Karl Marx (1818-1883),
yang melihat pertentangan dan eksploitasi kelas sebagai penggerak utama kekuatan-
kekuatan dalam sejarah.
• Wright Mills (1956-1959), Lewis Coser (1956), Aron (1957), Dahrendorf (1959, 1964),
Chambliss (1973), dan Collines (1975): Bilamana, para fungsionalis melihat keadaan
normal masyarakat sebagai suatu keseimbangan yang mantap, maka para teoretisi
konflik melihat masyarakat sebagai berada dalam konflik yang terus-menerus di antara
kelompok dan kelas.
• Teoretisi konflik melihat perjuangan meraih kekuasaan dan penghasilan sebagai suatu
proses yang berkesinambungan terkecuali satu hal, dimana orang-orang muncul sebagai
penentang – kelas, bangsa, kewarganegaraan dan bahkan jenis kelamin.
• Para teoretisi konflik memandang suatu masyarakat sebagai terikat bersama karena
kekuatan dari kelompok atau kelas yang dominan.
• Mereka mengklaim bahwa “nilai-nilai bersama” yang dilihat
oleh para fungsionalis sebagai suatu ikatan pemersatu
tidaklah benar-benar suatu konsensus yang benar; sebaliknya
konsensus tersebut adalah ciptaan kelompok atau kelas yang
dominan untuk memaksakan nilai-nilai serta peraturan
mereka terhadap semua orang.
• Singkatnnya, pandangan ini berorientasi pada studi struktur
sosial dan lembaga-lembaga sosial, yang memandang
masyarakat terus menerus berubah dan masing-masing
bagian dalam masyarakat potensial memacu dan
menciptakan perubahan sosial. Dalam konteks pemeliharaan
tatanan sosial. Perspektif ini lebih menekankan pada peranan
kekuasaan.
PERBEDAAN PERSPEKTIF
UTAMA
Pembeda Teori Fungsionalis Teori Konflik
Persepsi tentang masyarakat Suatu sistem yang stabil Suatu sistem yang tidak
dari kelompok-kelompok stabil dari kelompok-
yang bekerjasama kelompok dan kelas-kelas
yang saling bertentangan

Kelas Sosial Suatu tingkat status dari Sekelompok orang yang


orang-orang yang memiliki kepentingan ekonomi
memperoleh pendapatan dan kebutuhan kekuasaan
dan memiliki gaya hiidup yang serupa. Berkembang dari
yang serupa. Berkembang keberhasilan sebagian orang
dari isi perasaan orang dan dalam mengeksploitasi orang
kelompok yang berbeda lain

Perubahan Sosial Timbul dari perubahan Dipaksakan oleh suatu kelas


kebutuhan fungsional terhadap kelas yang lainnya
masyarakat yang terus untuk kepentingan kelas
berubah pemaksa
Pembeda Teori Fungsionalis Teori Konflik
Perbedaan Sosial Tidak dapat dihindarkan Tidak perlu dan tidak adil.
ddalam susunan masyarakat Terutama disebabkan
yang kompleks. Terutama perbedaan dalam
disebabkan perbedaan kekuasaan. Dapat
kontribusi dari kelompok- dihindarkan dengan jalan
kelompok yang berbeda penyusunan kembali
masyarakat secara sosialistis
Tata tertib sosial Hasil usaha tidak sadar Dihasilkan dan
orang-orang untuk dipertahankan oleh pemaksa
mengorganisasi kegiatan- yang terorganisasi oleh
kegiatan mereka secara kelas-kelas yang dominan
produktif
Lembaga-lembaga sosial Menanamkan nilai-nilai Menanamkan nilai-nilai dan
umum dan kesetian yang kesetian yang melindungi
mempersatukan masyarakat golongan yang mendapat
hak-hak istimewa
Hukum dan Pemerintahan Menjalankan peraturan yang Menjalankan peraturan yang
mencerminkan consensus dipaksakana oleh kelas yang
nilai-nilai masyarakat dominan untuk melindungi
hak-hak istimewa
• Rangkuman ( ikhtisar ) hal-hal yang telah

c. Peran diketahui serta diuji kebenarannya yang


menyangkut objek yang dipelajari
• Memberikan petunjuk terhadap kekurangan
seseorang yang memeperdalam

teori dalam pengetahuannya di bidang sosiologi


• Mengembangkan sistem klasifikasi fakta dan
membina struktur konsep-konsep yang
penting dalam penelitian

Sosiologi • Mempertajam fakta yang dipelajari dalam


sosiologi
• Mengadakan proyeksi sosial
d. Peran sosiologi dalam fenomena sosial
budaya
Mengklasifikasi Menghadapi
fenomena budaya fenomena budaya
di masyarakat di masyarakat

Kebudayaan fisik
( kebendaan ) berupa
benda-benda hasil karya
manusia, misalnya
perlengkapan dan alat
kerja

Sistem ilmu
pengetahuan dan
kesenian

Sistem nilai budaya


atau adat istiadat
sebagai kebudayaan
abstrak
Bentuk - Bentuk Perilaku
Menyimpang
1. Penyalahgunaan Narkoba

a. Pengertian
Narkoba (narkotika dan obat-obatan terlarang) adalah sejenis obat
bius yang sangat berbahaya jika disalahgunakan karena bisa
menimbulkan ketergantungan (addiction) yang kuat.
Adapun jenis-jenis narkoba antara lain: opium, ganja, morfin, sabu
sabu, putaw, dan heroin. Penyalahgunaan narkoba disebut sebagai
penyimpangan perilaku karena melanggar norma hukum yang berlaku
di masyarakat. Narkoba biasanya digunakan dalam bidang kedokteran
yang diatur dalam seperangkat peraturan yang sifatnya formal.
b. Penyebab
Beberapa penelitian menyebutkan alasan mengapa banyak orang
menyalahgunakan narkoba sebagai konsumsi harian, antara lain:
1) Melupakan masalah atau kesulitan hidupnya meski sifatnya sementara.
2) Menghilangkan rasa takut karena dengan menggunakan narkoba ini seseorang
dapat menjadi pribadi yang berani dan rasa rendah diri.
3) Menghilangkan rasa malu atau meningkatkan kepercayaan diri.
4) Sebagai gaya hidup (life style).
5) Awalnya hanya untuk coba-coba lama kelamaan ketagihan.

c. Dampak
1. Mendorong pelaku melakukan tindakan-tindakan asusila, amoral dan
kejahatan.
2. Merusak sistem saraf yang berfungsi sebagai pengendali daya pikir sehingga
individu tersebut tidak dapat membedakan perbuatan buruk atau baik
3. Pikiran menjadi tidak rasional, dan menyebabkan seseorang menjadi tidak
produktif.
c. Solusi
Penggunaan narkoba harus di bawah pengawasan yang
ketat misalnya oleh seorang dokter sebagai pengobatan
atau pembiusan. Penyalahgunaan narkoba di Indonesia
sudah dalam taraf yang mengkhawatirkan. Banyak yang
diobati melalui pengobatan alternatif seperti masuk ke
pondok pesantren. Secara mental dan fisik seorang
pencandu sering mengalami kesakitan. diperlukan
keahlian-keahlian dan kebijaksanaan untuk menggunakan
ciri-ciri tersebut. Ciri-ciri ini digunakan untuk meningkatkan
kewaspadaan serta perhatian orang tua, guru, teman, dan
sahabat untuk kemudian ditindaklanjuti dengan
pemeriksaan.
2. Perkelahian Pelajar
a. Pengertian
Perkelahian antarpelajar disebut juga tawuran (bahasa Jawa), yang artinya
perkelahian yang melibatkan banyak pelajar.Perkelahian pelajar atau tawuran selalu
diawali dengan adanya suatu konflik antara dua pelajar atau lebih yang berlainan
sekolah.

b. Penyebab
1. Perkembangan jiwa remaja belum stabil, emosinya lebih menonjol daripada rasio.
2. Remaja belum mampu mempertimbangkan akibat negatif segala sesuatu yang
mereka lakukan.Pertimbangan mereka terkadang mengabaikan segala risiko.
3. Hasrat untuk mendapatkan pengakuan
4. Penyebab yang sepele, misalnya saling mengejek antar teman
5. Rasa solidaritas negatif kemudian membawa pelajar–pelajar lain melibatkan diri,
padahal mereka sebenarnya tidak terlibat langsung dalam persoalan tersebut. Ada
yang ikut dengan alasan membela teman satu sekolah, ada pula yang terpaksa ikut
karena takut dikatakan tidak punya keberanian. Di sinilah letak persoalan yang
sebenarnya. Perkelahian melibatkan banyak pelajar akibat ikut-ikutan.
c. Dampak 
1. Melibatkan korban yang tak bersalah
2. Perusakan fasilitas yang ada disekitar
3. Penganiayaan dan pembunuhan secara massal yang menjatuhkan
banyak korban
4. Suasana belajar di masing masing sekolah yang terlibat menjadi
terganggu
5. Meresahkan masyarakat umum

d. Solusi
Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab khususnya sekolah untuk
melakukan pembinaan secara intensif dengan pemberian pelajaran
yang terkait dengan moralitas dan budi pekerti sehingga peristiwa
tawuran antarpelajar tidak terjadi. Perlunya kerja sama antara sekolah
dengan pihak luar seperti polisi untuk melakukan pengawasan atau
kontrol terhadap pelajar.
p a ng a n
Pe n y i m
k su a l
se
• Penyimpangan seksual adalah perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan.
Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti
pengalaman waktu kecil, lingkungan pergaulan, dan faktor genetik.
Bentuk penyimpangan seksual

1) Perzinaan adalah tindakan kontak seksual yang dilakukan oleh pria dengan wanita di luar
pernikahan, baik mereka yang sudah pernah melakukan pernikahan yang sah atau belum.
2) Homoseksual adalah berhubungan dengan sesama jenis. Jika pria yang melakukan homoseksual
maka disebut gay, sedangkan jika perempuan pelakunya disebut lesbian.
3) Transeksual adalah perilaku yang cenderung mengubah karakteristik seksualnya, seperti seorang
laki-laki yang ingin menjadi perempuan.
4) Pedofilia adalah tindakan kontak seksual dengan anak-anak.
5) Pemerkosaan adalah tindakan pemaksaan dengan kekerasan pada orang lain untuk melakukan
tindakan kontak seksual.
6) Sodomi, yaitu hubungan seks melalui anus.
7) Masokisme seksual, yaitu seseorang yang dengan sengaja membiarkan dirinya disiksa atau disakiti,
baik secara fisik maupun psikologis untuk memperoleh kepuasan tersendiri.
8) Inses, yaitu hubungan seksual dengan pasangan yang masih mempunyai pertalian darah yang sangat
dekat.
9) Voyeurism atau scoptophilia, penderita kelainan ini akan memperoleh kepuasan seksual dengan cara
mengintip atau melihat orang sedang telanjang, mandi atau orang yang sedang berhubungan seksual.
10)Transvestite, yaitu istilah yang diberikan kepada lelaki keteroseksual yang menginginkan memakai
pakaian perempuan.
11) Kumpul Kebo, yaitu hidup bersama selayaknya suami istri tanpa menikah.
12)Sadisme seksual, yaitu seseorang yang memperoleh kepuasan seksual dengan menyiksa atau
menyakiti pasangannya terlebih dahulu.
13)Necrophli, yaitu seseorang yang memperoleh kepuasan seksual jika berhubungan seksual dengan
mayat.
14)Zina, yaitu hubungan seksual diluar nikah yang dilakukan oleh istri atau suami dan dapat juga
dilakukan oleh pemuda atau pemudi, janda atau duda.
15)Pelacuran, hubungan seksual yang dilakukan untuk tujuan kesenangan atau kepuasan, bahkan
dijadikan pekerjaan tetap.

Anda mungkin juga menyukai