Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
E v i t a P r a ti w i
1810312017
Kelainan telinga luar
1. Kongenital
2. didapat
Kelainan kongenital
Embriologi :
Fistula preaurikular
• Umumnya terjadi pada anak-
anak
• Prevalensi di asia 4-10%
• Asimptomatik
• Unilateral / bilateral
• Tatalaksana : antibiotik, insisi,
bedah
• Komplikasi : perdarahan, infeksi,
paralisis fasialis, keloid
mikrotia
• Kelainan kongenital yang
daun telinga nya lebih kecil
dan tidak sempurna.
• Anak laki-laki > perempuan
• Angka kejadian 1:7000
• Etiologi : genetik, infeksi virus,
intoksikasi bahan kimia, obat
teratogenik.
• Faktor resiko : ras, anemia
saat hamil, kehamilan resiko
tinggi, lahir premature.
• Manifestasi klinis : daun
telinga lebih kecil dan tidak
sempurna, daun telinga
terletak jauh ke depan dan
lebih rendah.
OTOMIKOSIS
OTOMIKOSIS
peradangan pada kanalis auditorius eksternus yang disebabkan oleh
jamur.
Distribusi penyakit ini lebih sering pada daerah tropis dan sub tropis
karena memiliki tingkat kelembaban yang tinggi.
Factor predisposisinya : karena ketiadaan serumen, kelembaban yang
tinggi, trauma local akibat cutton buds.
Diagnosis bisa ditegakkan jika pada saat anamnesis ditemukan adanya
rasa gatal yang dominan, nyeri dalam telinga, rasa penuh serta ada
secret yang keluar dari telinga, ada riwayat aktifitas yang berhubungan
dengan air misalnya berenang.
OTOMIKOSIS
Pada pemeriksaan fisik ditemukan hiperemi, edema liang telinga,
membrane timpani sering tertutup debris.
Pada pemeriksaan otoskopi ada gambaran aspergillus sp berupa
sumbatan oleh massa yang berwarna kelabu kotor terdiri dari miselium
dengan hida dan konidifora ,spons bersamaan eksudat yang hampir
menutupi seluruh liang telinga.
Tatalaksana :membersihkan liang telinga, menjaga telinga tetap kering +
tetes telinga yang mengandung campuran antibiotic dan steroid.
TRAUMA - PSEUDOKISTA
• Benjolan di daun telinga ini
disebabkan oleh adanya kumpulan
cairan kekuningan diantara lapisan
perikondrium dan tulang rawan
telinga.
• Pseudokista ini sering terjadi
setelah trauma ringan.
• Penyakit ini banyak terjadi pada
laki-laki berusia 30-40 tahun dan
prevalensi lebih tinggi pada ras kulit
putih.
Gejala klinis : bengkak tanpa rasa sakit yang terus berkembang selama
4-12 minggu, ada riwayat trauma yang menyertai seperti tidur dibantal
yang keras, memakai helm / earphone.
Secara histologi pseudokista ini ditandai dengan rongga
intracartilaginous nya kurang memiliki lapisan epitel.
Tumor ganas telinga
• Yang paling sering ditemukan
didaun telinga adalah karsinoma
sel basal.
• Karsinoma sel basal liang telinga
luar biasanya mulai dari 1/3 luar
liang telinga, kemudian
berkembang secara cepat ke
perikondrium yang akhirnya
merusak kartilago menyebar ke
arah telinga tengah dan mastoid.
• Gejala klinis : rasa nyeri, rasa
penuh dalam telinga, gangguan
pendengaran dan vertigo
Otitis eksterna
definisi
Radang liang telinga baik akut maupun kronis yang
dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan
virus, dengan tanda-tanda khas yaitu rasa tidak enak
di liang telinga, deskuamasi, sekret di liang telinga dan
kecenderungan untuk kambuhan
Klasifikasi otitis eksterna
Kejadian meningkat
di negara tropis
Prevalensi meningkat
> 65 tahun
epidemiologi
etiologi
bakteri ( s. aureus, s. albus) jamur 10%
(pityrosporum, aspergilosis ), virus
( varisela zoster)
Juga dapat disebabkan oleh penyebaran
luas dari proses dermatologi non infeksi
Otitis eksterna
patofisiologi
KLA SIFIKASI
1. Prainflamasi
tanda: edema stratum korneum liang telinga
2. Inflamasi akut
● ringan:
eritema , edema ringan, sekret jernih pada kanal
● Sedang
kanal lebih edema dan eksudat lebuh banyak
● berat
obliterasi lumen, secret purulent, kulit konka eritema dan berisisik,
infeksi meluas ke jaringan lunak sekitar dan limfonodi servikal
3. kronis
inflamasi menetap lebih 3 bulan
Otitis eksterna
difusa
klasifikasi
otomikosis
● Infeksi jamur di liang telinga yang
disebabkan oleh kelembaaban yang tinggi
● Tersering pitysporum dan aspergilus
● Pitysporum -> bentuk sisik spt ketombe
dan meurpakan predesposisi dari otitis
eksterna bakterialis
● Gejala: rasa gatal, rasa penuh liang telinga
● Tx:membersihkan liang telinga ( larutan
asam asetat 2% dalam alcohol,larutan
iodium pividon 5%, tetes telinga Ab dan
steroid
● Dapat juga diberikan anti jamur nystatin
dan klotrimazol
klasifikasi
● Rekurensi penyakit dilaporkan sekitar 9-27% dari pasien. Hal ini berhubungan dengan lamanya pemberian
terapi yang tidak cukup
● Otitis eksterna maligna kambuh sekitar satu tahun pengobatan komplit.
● Chandler melaporkan rata-rata kematian 50% tanpa pengobatan. Kematian berkurang sampai 20% dengan
ditemukannya antibiotik yang cocok dan perbaikan modalitas imaging.
● Penelitian sekarang melaporkan kematian turun sampai 10%, tetapi kematian tetap tinggi pada pasien
dengan neuropati atau adanya komplikasi intrakranial
OTITIS MEDIA
Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh
mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan
sel-sel mastoid.
Otitis media terbagi atas :
-otitis media supuratif (otitis media akut =OMA) dan otitis
media supuratif kronis (OMSK/ OMP).
-otitis media non supuratif (= otitis media serosa. otitis
media sekretoria, otitis media musinosa, otitis media
efusi/OME).
OTITIS MEDIA
Otitis media
Non
Supuratif
Supuratif
Kronis/ OM
Akut/
OMA OMSK Serosa/ Glue
Barotrauma
Ear
Ada 5 stadium otitis media akut (OMA) berdasarkan pada perubahan mukosa
telinga tengah, yaitu :
1. Stadium Oklusi
Ditandai dengan gambaran retraksi membrane timpani akibat tekanan
negative telinga tengah. Kadang- kadang membrane timpani tampak normal atau
berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi tetapi sulit dideteksi.
2. Stadium Hiperemis
Tampak pembuluh darah yang melebar di sebagian atau seluruh membrane
timpani disertai oedem. Sekret yang mulai terbentuk masih bersifat eksudat
3. Stadium Supurasi
Oedem yang hebat pada mukosa telinga tengah disertai dengan hancurnya sel epitel
superficial serta terbentuknya eksudat purulen di kavum timpani menyebabkan
membrane timpani menonjol ke arah liang telinga luar. Gejala klinis pasien Nampak
terasa sakit, nadi, demam, serta rasa nyeri pada telinga bertambah hebat. Pada
keadaan lebih lanjut, dapat terjadi iskemia akibat tekanan eksudat purulent yang
makin bertambah, tromboflebitis pada vena-vena kecil bahkan hingga nekrosis
mukosa dan submukosa.
4. Stadium Perforasi
Rupturnya membrane timpani sehingga nanah keluar dari telinga tengah ke liang
telinga luar. Kadang pengeluaran secret bersifat pulsasi. Stadium ini sering diakibatkan
oleh terlambatnya pemberian antibiotika dan tingginya virulensi kuman.
5. Stadium Resolusi
Ditandai oleh membrane timpani yang berangsur normal hingga perforasi membrane
timpani menutup kembali dan sekret purulen tidak ada lagi. Hal ini terjadi jika
membrane timpani masih utuh, daya tahan tubuh baik dan virulensi kuman rendah.
STADIUM OMA
3. Supurasi: MT bulging
STADIUM OMA
4. Perforasi: MT ruptur
STADIUM OMA
3. Demam 8. Vomitting
Ditemukanya tanda efusi (efusi: pengumpulan cairan disuatu rongga tubuh) di telinga tengah. ->
Otoskop
Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut:
- Menggembungnya gendang telinga.
- Terbatas/tidak gerakan gendang telinga.
- Adanya bayangan cairan dibelakang gendang telinga.
- Cairan yang keluar dari telinga.
Adanya tanda atau gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan adanya salah satu tanda
berikut:
1. Kemerahan pada gendang telinga
2. Nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal.
Tatalaksana
Berdasarkan Stadium
Lokasi pada pars tensa, bisa antero- (2)OMSK. tipe bahaya (tipe tulang = tipe
inferior, postero-inferior dan postero- maligna/Antikoantral/Tulang/dengan
superior, kadang-kadang sub total = kolesteatoma ).
AMAN
Tetes telinga
Konservatif H2O2 3% & antibiotik-fokal
infeksi
Miringoplasti Timpanoplasti
Perforasi MT permanen
Mastoiditi Parese N
Labirinitis Meningitis Abses otak
s VII
OTITIS MEDIA NON-
SUPURATIF
Adalah suatu inflamasi pada telinga tengah yang ditandai dengan
terdapatnya sekret yang non-purulen dan membran timpani utuh
OM Non Supuratif Akut
(Serosa)
Defenisi
Inflamasi yang berupa penumpukan cairan encer (serosa) di telinga
tengah yang terjadi secara tiba2 dan disertai nyeri, namun membran
timpani nya masih utuh
Epidemiologi
OM Non Supuratif Akut lebih sering terjadi pada orang dewasa.
Otitis media non supuratif unilateral pada orang dewasa tanpa penyebab
yang jelas harus selalu dipikirkan kemungkinan adanya karsinoma
nasofaring.
Etiologi
Virus, terbentuknya cairan di telinga tengah yang berhubungan dengan
infeksi virus pada jalan napas atas
Alergi, terbentuknya cairan di telinga tengah yang berhubungan dengan
keadaan alergi pada jalan napas atas
Adenoiditis peradangan adenoid bisa meluas ke sekitarnya sehingga
dapat menyebabkan infeksi telinga tengah karena adenoid berlokasi di
dekat saluran eustacius. Normalnya saluran ini berfungsi sebagai drainase
cairan yang ada di saluran telinga tengah. Dengan adanya pembengkakan
dan peradangan pada adenoid, aliran tuba akan terhambat dan dapat
mengganggu pendengaran dan menyebabkan infeksi.
Barotrauma perubahan tekanan yang secara tiba2. Misalnya seperti
terjun dari ketinggian
Gejala
Gejala yang menonjol biasanya pendengaran berkurang
Pasien dapat mengeluh rasa tersumbat pada telinga atau suara sendiri
terdengar lebih nyaring atau berbeda pada telinga yang sakit (diplacusis
binauralis)
Kadang terasa seperti ada cairan yang bergerak dalam telinga pada saat
posisi kepala berubah
Rasa sedikit nyeri dalam telinga dapat terjadi pada saat awal tuba
terganggu, yang menyebabkan timbul tekanan negatif pada telinga
tengah, tetapi setelah sekret terbentuk tekanan negatif ini pelan-pelan
hilang
Tinitus, vertigo atau pusing kadang-kadang ada dalam bentuk yang ringan
Tanda
Otoskopi terlihat membran timpani retraksi
Kadang-kadang tampak gelembung udara atau permukaan cairan dalam
kavum timpani.
Tuli konduktif dibuktikan dengan tes garpu tala
Tatalaksana
Pengobatan dapat secara medikamentosa dan pembedahan. Pada
terapi medikamentosa diberikan dekongestan dan antihistamin anti
alergiselama 2 minggu
Setelah 2 minggu, bila gejala-gejala masih menetap, dilakukan
miringotomi dan bila masih belum sembuh maka dilakukan miringotomi
serta pemasangan pipa ventilasi (grommet tube).
OM Non Supuratif KRONIS
(Mukoid/Glue Ear)
Defenisi
Inflamasi pada telinga tengah dengan membran timpani yang masih
utuh dan sekret terbentuk secara bertahap tanpa rasa nyeri dengan
gejala-gejala pada telinga yang berlangsung lama. Sekret berupa mukoid
sehingga disebut juga dengan glue ear
Epidemiologi
OM Non Supuratif KRONIS lebih sering terjadi pada anak-anak
Etiologi
Otitis media serosa kronik dapat terjadi sebagai gejala sisa dari otitis
media akut yang tidak sembuh sempurna. Penyebab lain diperkirakan
adanya hubungan dengan infeksi virus, keadaan alergi atau gangguan
mekanis pada tuba.
Gejala dan Tanda
Sekret pada otitis media serosa kronik dapat kental seperti lem (glue ear)
Perasaan tuli lebih menonjol (40 – 50 dB) akibat sekret kental
Otoskopi à terlihat membran timpani utuh, retraksi, suram, kuning
kemerahan atau keabu-abuan
Tatalaksana
Pengobatan yang harus dilakukan adalah mengeluarkan sekret dengan
miringitomi dan memasang pipa ventilasi (Grommet).
Pada kasus yang masih baru, pemberian dekongestan tetes hidung serta
kombinasi anti histamin – dekongesan per oral kadang-kadang bisa
berhasil.
Pengobatan medikamentosa dianjurkan selama 3 bulan, bila tidak
berhasil baru dilakukan tindakan operasi. Disamping itu harus pula
dinilai serta diobati faktor-faktor penyebab seperti alergi, pembesaran
adenoid atau tonsil, infeksi hidung dan sinus.
informasi optimal modalitas perkemb. komunikasi dan
kecerdasan
NORMAL
DEWASA ?
Tuli / Deafness
Organ pendengaran tidak dapat utk komunikasi walaupun + ABD
JENIS GANGGUAN PENDENGARAN / KETULIAN
Tuli campuran
KONDUKTIF SENS.NEURAL
TELINGA LUAR TENGAH DALAM
TULI KONDUKTIF TULI KONDUKTIF TULI SARAF
Serumen, Bd Asing Cairan Koklea
Otitis Ext OMA Saraf Auditorik
(N.VIII)
Liang telinga: OMSK
Atresia,Stenosis
TULI KONDUKTIF
faktor alergi.
Faktor anatomik
o tuba eustachius pendek, diameternya kecil, lebih datar
o mudah penyebaran infeksi hidung & tenggorok
Gejala : nyeri telinga (otalgia), telinga terasa penuh, demam tinggi, rewel ,
menarik telinga, muntah, diare.
Gangguanpendengaran sementara
Antibiotika
Parasentesis; miringotomi
TULI SENSORINEURAL
Kelainan bawaan
Genetik,
Infeksi virus
Tuli saraf berat sejak lahir bilateral : distorsi tahapan tsb sehingga terhambatnya
perkemb intelek & akademik .
kelainan artikulasi.
Tidak lulus ; pem. medis + audiologis yang sesuai < usia 3 bulan
[i]. American Academy of Pediatrics, Task Force on Newborn and Infant Hearing. Newborn and
infant hearing loss: detection and intervention. Pediatrics 1999;103(2):527-30.
SASARAN SKRINING PENDENGARAN BAYI
☺ Usia 4-7 bulan : memutar kepala kearah bunyi, dibidang horizontal, belum
konsisten.
☺Usia 7 bulan otot leher cukup kuat, kepala
dapat diputar dengan cepat kearah
sumber suara
☺Usia 7-9 bulan : mengidentifikasi asal
sumber bunyi kearah samping dan ke
bawah.
☺Usia 9-13 bulan bayi sudah mempunyai
keinginan yang besar untuk mencari
sumber bunyi dari sebelah bawah dan
pada usia 16 bulan tidak secara
langsung ke arah atas.
☺ usia 9-13 bulan bayi sudah mempunyai keinginan yang besar
untuk mencari sumber bunyi dari sebelah bawah dan pada usia
16 bulan tidak secara langsung ke arah atas.
Ideal sebagai metoda skrining pendengaran pada bayi karena mencakup fungsi
pendengaran telinga luar sampai telinga dalam
MASALAHNYA:
SETIAP RUMAH SAKIT BELUM MEMPUNYAI ALAT INI, KARENA RELATIF MAHAL. BAGAIMANA DI
PUSKESMAS?
CURIGA gangguan pendengaran bila :
Pem. OAE : memeriksa fungsi koklea, terutama fungsi sel rambut luar. Koklea yang
normal mampu menghasilkan suara berintensitas rendah yang disebut OAE
[i]. Campbell KCM, Mullin-Derrick G. Otoacoustic emissions. (cited 09 Des 2006) Didapat dari:
URL:http://www.emedicine.com/specialties.htm.
AUDITORY BRAINSTEM RESPONSE ( ABR )
menilai fungsi saraf pendengaran + batang otak dalam memberikan respon terhadap
stimulus akustik (click atau tone burst )
Dapat memberi informasi gangguan konduksi saraf auditorik, tumor N. VIII (neuroma
akustik).
Kombinasi ABR + OAE dapat mendeteksi neuropati auditorik (kelainan akson saraf
auditorik dengan gambaran OAE normal dan ABR abnormal). Diperlukan latihan untuk
menginterpretasikan gelombang ABR
Sensitivitas OAE bervariasi antara 80% - 98% tergantung pada tipe teknologi
alat maupun derajat tuli.
Uji dua tahap (OAE dan ABR) mempunyai sensitivitas 95% dan spesifisitas
98,5%,
IMPAIRED NORMAL
Specificity
OAE Sensitivity
82 – 87 %
80 - 98%
Sensitivity Specificity
AABR
99.96 % 98.7 %
Alur Skrining Pendengaran Bayi
Di Indonesia tahun 2006
Audiologic assessment
ABR click + tone burst 500 Hz
dan atau ASSR
Tahap II :
Lulus : usia 1 bulan pem OAE ulangan + timpanometri + AABR.
Tidak lulus rujuk pem. audiologi lengkap:
ISKEMIA
KOKLEA
INFEKSI
VIRUS
FAKTOR
IMUN
FAKTOR
VASKULAR
Faktor predisposisi
- hilangnya pendengaran pada satu sisi telinga saat bangun tidur Sebagian besar kasus
bersifat unilateral, hanya 1-2% kasus bilateral. Kejadian hilangnya pendengaran dapat
bersifat tiba-tiba, berangsur-angsur hilang secara stabil atau terjadi secara cepat dan
progresif. Kehilangan pendengaran bisa bersifat fluktuatif, tetapi sebagian besar
bersifat stabil.
- Tuli mendadak ini sering disertai dengan keluhan sensasi penuh pada telinga dengan
atau tanpa tinitus; terkadang didahului oleh timbulnya tinitus.
- Selain itu, pada 28-57% pasien dapat ditemukan gangguan vestibular, seperti vertigo
atau disequilibrium.
- Pada pemeriksaan klinis tdk terdapat kelainan telinga
diagnosis
Ve r ti g o
Definisi
• Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau
berputar atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak
atau berputar yang biasanya disertai dengan mual dan
kehilangan keseimbangan.
• Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau sampai
beberapa jam bahkan hari.
• Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi
bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama
sekali.
Etiologi
• Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, saraf
yang menghubungkan telinga dengan otak atau di dalam otak.
• Juga bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau
perubahan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba.
• Penyebab umum vertigo :
• Keadaaan lingkungan --> mabuk darat, mabuk laut, dll.
• Obat-obatan (ex : gentamisin dan alkohol).
• Kelainan sirkulasi --> Transient ischemic attac pada arteri
vebral dan arteri basiler.
• Kelainan telinga
• Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam
-> benign paroxymal posisional vertigo
• infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
• Herpes zoster
• Labirintitis ->infeksi labirint dalam telinga
• Peradangan saraf vestibuler
• Penyakit meniere
• Kelainan Neurologis
• Sklerosis Multiple
• Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirint, persarafannya, atau
keduanya
• Tumor otak ataupun tumor yang menekan saraf vestibularis
Klasifikasi dan Manifestasi Klinis
• Vertigo Vestibular
• Perifer
• terjadi jika terdapat gangguan di saluran kanalis semisirkularis, di telinga bagian
tengah yang bertugas mengontrol keseimbangan.
• diikuti gejala-gejala seperti:
1. pandangan gelap
2. rasa lelah dan stamina menurun
3. jantung berdebar
4. hilang keseimbangan
5. tidak mampu berkonsentrasi
6. perasaan seperti mabuk
7. otot terasa sakit
8. mual dan muntah-muntah
9. memori dan daya pikir menurun
10. sensitif pada cahaya terang dan suara
11. berkeringat
• Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo periferal antara
lain :
• penyakit-penyakit seperti Benign Parozysmal Positional Vertigo atau BPPV(gangguan
keseimbangan karena ada perubahan posisi kepala),
• meniere’s disease (gangguan keseimbangan yang sering kali menyebabkan hilang
pendengaran),
• vestibular neuritis (peradangan pada sel-sel saraf keseimbangan),
• labyrinthitis (radang di bagian dalam pendengaran)
• Sentral
• terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak, khususnya di bagian saraf
keseimbangan, yaitu daerah percabangan otak dan serebelum (otak kecil).
• Gejala vertigo sentral biasanya terjadi secara bertahap, dimana penderita akan
merasakan :
1. penglihatan ganda
2. sukar menelan
3. kelumpuhan otot-otot wajah
4. sakit kepala yang parah
5. kesadaran terganggu
6. tidak mampu berkata-kata
7. hilangnya koordinasi
8. mual dan muntah-muntah
9. tubuh terasa lemah
• Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo sentral antara lain :
• stroke,
• multiple sclerosis (gangguan tulang belakang dan otak),
• tumor,
• trauma di bagian kepala,
• migren,
• infeksi,
• kondisi peradangan,
• neurodegenerative illnesses (penyakit akibat kemunduran fungsi saraf) yang
menimbulkan dampak pada otak kecil.
• Vertigo Non Vestibular
• Vertigo sistemik --> keluhan vertigo yang disebabkan oleh penyakit tertentu,
misalnya diabetes mellitus, hipertensi dan jantung.
• Vertigo neurologik --> gangguan vertigo yang disebabkan oleh gangguan
saraf.
• Vertigo ophtalmologis --> keluhan vertigo yang disebabkan oleh gangguan
mata atau berkurangnya daya penglihatan.
• Vertigo otolaringologis --> disebabkan oleh berkurangnya fungsi alat
pendengaran.
• Vertigo yang disebabkan oleh stres atau tekanan emosional disebut vertigo
psikogenik.
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Keseimbangan (romberg, stepping, dan post-pointing
test.
• Manuver Nylen Barang atau Manuver Hallpike.
• Test kalori.
• Elektronistagmografi.
• Posturografi
Penatalaksanaan