Anda di halaman 1dari 23

PENGGUNAAN SISTEM

MANAJEMEN BIAYA UNTUK


PENGAMBILAN
KEPUTUSAN STRATEJIK
Anggota Kelompok
Gina Mairina Halimah
1810313220053 1810313220012

Siti Raidatul Aufa Nor Madina


1810313220032 1810313220017
2
Product Profitability Analysis
Definisi, Manfaat dan Analisis ABC
Definisi Product Profitability Analysis
Profitabilitas produk merupakan laba atau profit yang
diperoleh dari hasil penjualan produk barang atau jasa kepada
konsumen yang dapat menghasilkan laba bagi perusahaan.
Dengan demikian, Product Profitabilty Analysis merupakan
sebuah analisis terhadap profitabilitas produk atau analisis
atas kemampuan produk dalam menghasilkan laba bagi
perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan mencari selisih
harga jual produk tersebut dengan biaya produksinya.

4
Manfaat Product Profitability Analysis
Setelah mendapatkan informasi mengenai profitabilitas atas
suatu produk yang dihasilkan oleh perusahaan, pihak
manajemen dapat menggunakan informasi tersebut untuk
mengambil keputusan strategis untuk dapat bersaing dengan
perusahaan lain yang sejenis. Misalnya, dengan cara
menurunkan harga jual untuk produk yang menghasilkan
keuntungan yang tinggi sehingga produk tersebut mempunyai
daya saing yang kuat di pasar atau menghentikan produk yang
ternyata menghasilkan kerugian bila terus menerus diproduksi
oleh perusahaan

5
Product Profitability
Analysis dengan Activity
Based Costing
Perbandingan metode perhitungan
dalam sebuah jurnal akuntansi dengan judul “Penerapan Activity Based Costing
(ABC) System dalam Perhitungan Profitabilitas Produk”. Pada penelitian tersebut,
melakukan analisis profitabilitas produk dengan melakukan perbandingan antara
penggunaan metode tradisional dengan metode Activity Based Costing (ABC)
terkait biaya produksinya.
Perhitungan Profitabilitas Produk dengan Menggunakan Metode Tradisional
No. Keterangan Sepatu Tipe A Sepatu Tipe B
1. Harga Jual Rp 75.000 Rp 45.000
2. Biaya Produksi Rp 62.496 Rp 38.136
3. Profit Rp 12.504 Rp 6.864
4. Presentase 16,627 % 15,25 %
Perhitungan Profitabilitas dengan Menggunakan Activity Based Costing ABC) System
No. Keterangan Sepatu Tipe A Sepatu Tipe B
1. Harga Jual Rp 75.000 Rp 45.000
2. Biaya Produksi Rp 55.003,84 Rp 27.356,93
3. Profit Rp 19.999,16 Rp 17.643,07
4. Presentase 26,67 % 39,2 %

7
Hasil Perbandingan
Berdasarkan data pada Tabel 1 dan 2, dapat ╸ Hal ini berbeda dengan ketika perusahaan
diketahui bahwa perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode Activity Based Costing
menggunakan Activity Based Costing (ABC) System (ABC). Pada saat perusahaan menggunakan Activity
memberikan gambaran yang berbeda mengenai Based Costing (ABC) System, produk dari
profitabilitas produk dibandingkan dengan perusahaan tersebut yang lebih memberikan
perhitungan biaya produksi dengan menggunakan kontribusi besar kepada perusahaan adalah sepatu
metode tradisional. Dari perhitungan pada tabel tipe B. Dari perhitungan pada tabel tersebut, ketika
tersebut, ketika menggunakan metode tradisional, menggunakanABC, sepatu tipe A justru memiliki
sepatu tipe A memiliki tingkat profitabilitas produk tingkat profitabilitas produk yang lebih rendah
yang lebih tinggi dibandingkan dengan sepatu tipe dibandingkan dengan sepatu tipe B, yaitu besar
B, yaitu besar profit yang dihasilkan oleh sepatu tipe profit yang dihasilkan oleh sepatu tipe A adalah
A adalah sebesar 16,627% sedangkan profit yang sebesar 26,67% sedangkan profit yang dihasilkan
dihasilkan oleh sepatu tipe B adalah sebesar 15,25%. oleh sepatu tipe B adalah sebesar 39,2%.

8
TARGET Definisi
COSTIN Kegunaan
Tujuan

Karakteristik
G Proses

9
Definisi Target Costing
Menurut Hansen dan Mowen (2000) target costing adalah suatu
metode penentuan biaya produk atau jasa berdasarkan harga
(harga target) dimana pelanggan bersedia membayarnya.
Menurut Ford (1923) dalam Blocher et al. terjemahan Tim
Penerjemah Penerbit Salemba (2008:617) menjelaskan bahwa
target costing adalah suatu metode dimana perusahaan
menentukan biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu barang
dan jasa yang didasarkan pada harga pasar kompetitif, dengan
demikian perusahaan dapat memperoleh laba yang diharapkan
dengan menghitung selisih antara harga kompetitif dengan laba
yang diharapkan.

10
Tujuan menggunakan Target Costing
Menurut Himawan dan Pendajaya (2005) yang
menyatakan bahwa metode target costing diterapkan
dengan tujuan mengoptimalkan perencanaan laba lewat
penentuan produk yang sesuai dengan kebutuhan
konsumen dan mengurangi biaya pada tahap perancangan.
Perusahaan menerapkan target costing dengan tujuan
sebagai alat strategi perusahaan selama tahap perencanaan
untuk meminimalkan biaya produksi untuk mencapai laba
yang diinginkan oleh perusahaan.

11
Alasan menggunakan Target Costing
Menurut Garrison, Noreen (2001), alasan menggunakan metode target
costing ini berkaitan dengan pengamatan dua karakteristik dari market
dan cost cost yang penting,yaitu:
╸ Banyak perusahaan yang tidak dapat mengendalikan harga
╸ Banyak perusahaan yang menentukan biaya dari suatu produk pada
tahap desain, sehingga sekali produk tersebut telah selesai di desain dan
masuk dalam proses produksi, tidak banyak yang dapat dilakukan untuk
mengurangi biaya secara signifikan.

12
Kegunaan Target Costing
╸ Menjamin bahwa produk disesuaikan dengan kebutuhan konsumen dengan lebih
baik
╸ Menyesuaikan harga dari keistimewaan produk dengan kesediaan konsumen untuk
membayarnya
╸ Mengurangi siklus pengembangan produk
╸ Mengurangi biaya produk secara signifikan
╸ Meningkatkan kerjasama antar departemen dalam perusahaan berkaitan dengan
penyusunan, pemasaran, perencanaan, pengembangan, pembuatan, penjualan,
pendistribusian, dan penempatan produk
╸ Menggunakan konsumen dan pemasok untuk merancang produk yang benar dan
untuk mengintegrasikan seluruh rantai persediaan dengan lebih efektif.
13
Karakteristik target costing
Target harga jual Target profit margin
ditentukan selama ditentukan selama
perencanaan produk, 1 3
perencanaan produk,
pada cara orientasi pasar berdasarkan perencanaan
profit yang strategis

Target cost ditentukan


sebelum NPD (new product Target cost dibagi
development) dimulai yang 2 4 menjadi target cost untuk
didasarkan pada komponen, fungsi, biaya
pengurangan atau item, desainer atau
penambahan metode pemasok.

14
Karakteristik target costing

 Target costing membutuhkan kerjasama lintas fungsional


 Informasi biaya yang detail tersedia untuk mendukung pengurangan biaya
 Tingkat biaya dari produk masa depan (drifing costing) dibandingkan dengan
target cost pada titik yang berbeda selama NPD
 Menetapkan atau membuat sebuah aturan umum bahwa “target cost tidak dapat
dilampaui”

15
Proses Target Costing

16
Tahap 1. Mengidentifikasi produk berkualitas tinggi
yang memenuhi permintaan konsumen
Pada tahap ini, manajemen akan mengidentifikasi produk-produk mana
yang memenuhi permintaan konsumen. Selain itu, terdapat beberapa hal
yang perlu dilakukan pada tahap ini, yaitu:
a. Menentukan harga jual produk yang akan diluncurkan ke pasar.
b. Menentukan berapa besar target profit yang diinginkan oleh
perusahaan.
c. Proses perhitungan target cost.
Target Cost = Selling Price–Target Profit
d. Menghitung drifting cost (biaya taksiran).

17
Tahap 2. Menetapkan target cost dengan menerapkan
value engineering (VE)
Value engineering adalah sebuah upaya sistematis dengan cara
mengevaluasi fungsi-fungsi dan proses dalam organisasi serta melakukan
perbaikan yang dibutuhkan agar dapat menurunkan biaya sekaligus
memuaskan kebutuhan konsumen.
Proses awal value engineering yaitu dengan mengevaluasi kegitan
perusahaan mulai dari merancang, mengembangkan, memproduksi,
memasarkan, dan melayani konsumen yang memakai produk tersebut.

18
Tahap 3. Mencapai target cost pada tahap produksi
berdasarkan perubahan praktek saat ini.
Setelah melakukan desain dan value enginering, maka
target cost diharapkan dapat tercapai dengan artian bahwa
drifting cost sama dengan atau kurang dari biaya yang
diijinkan atau allowable cost.

19
Studi kasus: Tantalus Company
Tantalus menerima pesanan untuk auto part complex, Produk A, dari Icarus
Corporation. Pesanan Pertama untuk 1.000 unit yang selanjutnya akan diikuti oleh
volume yang lebih tinggi dan ketika produksi massal produk itu dimulai. Menurut
proposal dari Icarus, permintaan awal dengan harga yang kompetitif adalah £ 50 per
unit. Tantalus itu menargetkan laba atas penjualan atau Return on Sales (ROS) adalah
20 persen.
Dengan demikian biaya yang diperbolehkan dihitung dengan perhitungan sebagai
berikut:
£ 50 - £ 10 = £ 40 per unit
Jadi, Jika jumlah pesanan adalah 1.000 unit, maka total biaya yang diperbolehkan untuk
memproduksi produk pesanan dari Icarus Corporation adalah £ 40.000.
20
Drifting Cost
Biaya per unit itu harus dipecah menjadi seperti berikut:
 Bahan baku langsung (direct material) £ 13.700
 Tenaga kerja langsung (direct labor 7.500
 Variable overhead terhadap Produk A 22.500
 Total drifting product cost £ 43.700

21
Target cost
Para mandor membuat setiap usaha untuk mengurangi total drifting
cost dari £ 43.700 ke biaya yang diijinkan sebesar £ 40.000. Dengan
demikian target pengurangan biaya yang dihitung dari selisih antara
keduanya, sebesar £ 3.700.
Pada tahap ini, Tantalus berfokus dalam dua hal, yaitu pengurangan
dari unit yang rusak atau cacat dan mendesain kembali proses perakitan
untuk mengurangi biaya tenaga kerja dan terkait variabel beban pabrik.
Dengan demikian, target cost Tantalus dapat tercapai.

22
Terima Kasih

23

Anda mungkin juga menyukai